...Assalaamu 'alaikum Kanca...
...Selamat Membaca ...
...Semoga suka...
...💙💙💙...
Kring...
Bel berbunyi, semua siswa dan siswi kelas XI B sudah duduk di tempatnya masing-masing, termasuk Zaina yang juga mulai mengeluarkan buku beserta alat tulisnya. sedangkan Xakiel memilih keluar dari kelas untuk menuju ruang guru, ia ingin mengecek gurunya masuk atau tidak, karena jika tidak pasti gurunya akan menitipkan tugas di ruang guru. Dan benar saja Xakiel kembali ke kelas dengan membawa buku paket pelajaran hari ini, ia pun menuju tempat duduk Zaina untuk memberikan buku itu pada Zaina.
''Zaina ini kita diberikan soal oleh Ibu Inara, tolong ditulis di papan ya,''
Zaina hanya meresponnya dengan satu kali anggukan, lalu ia beranjak menuju papan tulis, otomatis mengabaikan Xakiel yang masih berdiri di posisinya. Xakiel merasa aneh dengan sikap Zaina hari ini, tidak seperti biasanya.
''Zaina kenapa ya?, kok dia nggak seperti biasanya.'' Tanya Xakiel dalam hati.
Satu detik kemudian Xakiel mendapatkan ide, senyumannya mengembang, lalu ia berbalik badan, menghadap Zaina.
''Zaina.''
Dengan lemas Zaina menoleh ke belakang, sebenarnya ia tidak ingin menoleh ke belakang karena ia sudah tahu itu suara Xakiel yang sedang memanggilnya, namun ia ingin tetap bersikap baik meskipun hatinya dalam keadaan kurang baik.
Xakiel mengembangkan senyuman yang lebar, ''Semangat,'' ujarnya dengan mengangkat satu tangan yang mengepal, memberikan semangat kepada Zaina.
Zaina yang melihatnya pun tersenyum, namun hanya sekilas, kemudian ia kembali menghadap ke papan tulis. Xakiel yang melihatnya langsung kebingungan dan hanya bisa garuk-garuk kepala hingga akhirnya menuju ke tempat duduknya.
''Zaina kenapa ya?, kok dia nggak ramah seperti biasanya,'' tanya Xakiel dalam hati yang penuh tanya.
Sementara Zeya sangat senang melihat Zaina yang mulai cuek kepada Xakiel, ini yang diinginkannya. Semoga saja dengan sikap cuek Zaina, Xakiel menjadi tidak suka lagi kepada Zaina, itulah yang diinginkan juga olehnya.
Beberapa jam kemudian bel berbunyi pertanda pelajaran pertama telah selesai. Zaina bergegas menuju meja guru untuk mengambil buku-buku yang dikumpulkan oleh teman-temannya untuk ia bawa ke ruang guru. Sepertinya Zaina kesusahan untuk membawanya karena buku-bukunya cukup banyak.
Xakiel langsung bergegas untuk menghampirinya, ia berinisiatif untuk membantu Zaina, namun di luar dugaan, sikap Zaina malah membuat Xakiel terdiam tak berkutik.
''Zaina aku bantu ya.''
''Nggak usah, aku minta bantuan Zeya saja. Zeya, tolong bantu aku ya,'' ucap Zaina sembari memanggil Zeya dan meminta bantuannya.
Dengan senang hati Zeya langsung menghampiri Zaina serta membawakan buku-bukunya. Mereka berdua lalu pergi meninggalkan Xakiel yang hanya bisa menatap kepergian mereka, lebih tepatnya menatap kepergian Zaina yang baru saja menolak bantuannya.
''Kok Zaina menolak bantuan aku?, apa aku ada salah sama dia?,'' tanya Xakiel dalam hati yang lagi-lagi dibuat bertanya-tanya dengan sikap Zaina yang sengaja menghindar darinya.
...*****...
Usai sholat isya Zaina tidak lantas melepaskan mukenahnya, ia justru melangkah menuju jendela kamarnya dan menghirup udara malam yang menenangkan pikirannya. Namun tiba-tiba ia teringat akan kejadian tadi di sekolah, yaitu saat ia bersikap cuek dan dingin kepada Xakiel. Jujur saja Zaina merasa tidak enak hati akan sikapnya tadi, tetapi ia tidak punya pilihan lain, ia tidak ingin Xakiel semakin menyukainya, makanya ia harus mulai menjaga jarak darinya.
''Kok aku jadi nggak enak begini ya sama Xakiel karena tadi aku sudah cuek sama dia, bahkan aku menolak bantuan dia, padahal sepertinya dia ikhlas mau membantu aku,''
''Xakiel maafkan aku, aku nggak bermaksud seperti itu, tapi aku harus begitu, supaya kamu nggak suka lagi sama aku, aku nggak mau karena keramahan aku, kamu jadi suka sama aku,"
Zaina berharap keputusannya ini tepat, ia sebenarnya juga tidak bermaksud untuk memutuskan hubungan pertemanannya hanya saja ia ingin memberikan batasan agar tidak ada perasaan yang terbawa dalam hubungan pertemanan mereka, apalagi dalam hubungan pertemanan antara laki-laki dan perempuan.
Bukan hanya Zaina yang kepikiran dengan sikapnya sendiri tetapi Xakiel juga memikirkannya sampai sepanjang hari, ia bahkan sampai uring-uringan di kamar dan tak ingin keluar. Pikirannya dipenuhi oleh sikap Zaina yang mulai berubah, tidak manis lagi. Xakiel menatap atap langit kamarnya dengan perasaan yang kacau balau, tentunya karena Zaina yang bersikap cuek padanya. Hari ini adalah hasil sial untuknya.
''Zaina, kamu kenapa sih hari ini cuek banget sama aku, kenapa sikap kamu jadi berubah?, kenapa kamu nggak ramah lagi sama aku?, dan kenapa kamu nggak menyuguhkan senyuman manis kamu lagi ke aku?''
''Kenapa Zaina?''
''Kenapa?''
Xakiel terus bertanya-tanya, ia benar-benar tidak mengerti dengan sikap Zaina yang langsung berubah drastis, apa penyebabnya?, dan mengapa itu semua bisa terjadi?.
Seketika Xakiel terbangun dari tidurnya, ia mengangguk-anggukkan kepalanya dengan kedua mata yang terbinar-binar. Xakiel baru saja mendapatkan ide untuk menyelesaikan permasalahannya ini.
''Gue nggak boleh diam saja, meskipun sekarang Zaina cuek sama gue, gue harus tetap semangat untuk dekati dia, dan bukannya kalau dia cuek begini gue malah semakin tertantang untuk mendapatkannya.''
Xakiel terkekeh sendiri, perasaannya kepada Zaina semakin menggebu-gebu, rasanya ia ingin menyatakan perasaannya saat ini juga namun ia tidak boleh terburu-buru dan harus melakukan pendekatan terlebih dahulu, agar tembakannya tepat sasaran dan akhirnya Zaina jatuh ke pelukannya.
💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙
...Assalaamu 'alaikum Kanca...
...Alhamdulillah Bagian sepuluh sudah launching...
...Jangan lupa like, komen dan vote ya...
...Ukhfira tunggu partisipasinya...
...Mator Sakalangkong...
...🤗🤗🤗...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments