...Assalaamu 'alaikum Kanca...
...Selamat Membaca ...
...Semoga suka...
...💙💙💙...
Suara histeris para kaum hawa menghiasi area lapangan basket, mereka memanggil-manggil nama Xakiel yang sedang asyik bermain basket bersama timnya. Xakiel tampak cuek seakan menganggap itu hanya sebuah hembusan angin yang berlalu, justru ia lebih memfokuskan diri dalam latihannya untuk mempersiapkan diri bersama timnya agar saat ada pertandingan nanti mereka dapat bermain dengan baik.
Berkali-kali Xakiel memasukkan bola ke dalam ring, dan berkali-kali juga para siswi yang sedang menontonnya bersorak memanggilnya. Xakiel bermain basket sangat keren, siapa saja yang melihat dirinya sedang bermain basket ditambah lagi tampil dengan pakaian kaos basketnya akan langsung jatuh hati padanya, seperti siswi-siswi yang sejak tadi tidak berpaling dari wajah Xakiel yang sudah banjir air keringat. Di mata mereka Xakiel adalah cowok yang sempurna, paket komplit, tampan, tinggi, keren dan bertubuh atletis. Semua menginginkannya untuk menjadi pacarnya, namun Xakiel adalah tipe yang pemilih dan tidak sembarang cewek bisa menjadi pacarnya, maka tidak heran lagi jika mantan-mantan pacarnya adalah deretan cewek-cewek cantik. Ia juga amat cuek dengan siswi-siswi di sekolahnya, seperti saat ini ia sedang mengabaikan para siswi yang sejak tadi tidak berhenti memanggil namanya.
''Latihan hari ini sudah cukup, kita lanjutkan besok lagi,'' ujar Xakiel kepada timnya.
Tanpa banyak bicara lagi para siswa yang menjadi anggota tim basket yang diketuai oleh Xakiel pun langsung bubar barisan, begitu juga dengan Xakiel yang ikut meninggalkan area lapangan, Wafi pun menyusulnya namun langkahnya terhenti ketika Xakiel menghentikan langkahnya lebih dulu.
''Xakiel kamu pasti capek ya, ini minum dulu,'' ucap salah satu siswi kepada Xakiel sembari menyodorkan sebotol air mineral.
''Xakiel ambil punyaku saja, ini,'' timpal salah satu siswi yang lainnya.
''Punyaku saja Xakiel,'' sahut yang lainnya tak mau kalah.
Dan akhirnya Xakiel tidak mengambil semua botol minuman itu, ia malah memilih pergi meninggalkan para siswi yang berebut memberikan perhatian kepadanya.
''Sini biar aku saja yang minum, aku haus,'' ujar Wafi kepada semua siswi yang tadi saling memperebutkan Xakiel.
Bukannya saling memberikan botol minumannya kepada Wafi, para siswi justru pergi begitu saja meninggalkan Wafi yang akhirnya mematung di tempat.
''Kacang-kacang,'' seru Wafi sembari geleng-geleng kepala melihat kepergian deretan para cewek yang naksirnya hanya sama Xakiel.
Wafi pun baru tersadar bahwa ia sudah kehilangan jejak langkah Xakiel, untung saja Xakiel melangkahkan kakinya tidak terlalu cepat sehingga masih bisa disusul olehnya. Dan mereka pun masuk ke dalam kantin untuk mengisi baterai tubuhnya yang mulai habis karena baru saja selesai bermain basket.
Sebelum menempati kursi yang sudah disediakan, Xakiel dan Wafi menuju tempat kasir terlebih dahulu untuk memesan sekaligus membayar pesanan mereka, begitulah sistem yang berlaku di kantin sekolah, tujuannya untuk mempermudah para siswa dan siswi apabila jam istirahat telah berakhir mereka lebih cepat sampai ke kelas masing-masing karena sudah membayarnya pesanannya diawal.
''Xakiel,'' panggil Zeya lirih dengan senyumannya yang mulai merekah.
Zeya memang sedang ada di kantin, lebih tepatnya ia sedang duduk di bangku kasir untuk membantu ibu kantin yang kerepotan melayani para siswa dan siswi yang hendak membeli makanan dan minuman di kantin.
''Ma-mau pesan apa?,'' tanya Zeya terbata-bata, debaran jantungnya juga sudah berdegup kencang.
''Lo mau pesan apa Kiel?,'' tanya Wafi kepada Xakiel.
Xakiel memasang wajah berpikir, hal ini membuat Zeya semakin tidak sanggup untuk menatapnya karena pesona Xakiel benar-benar terpampang nyata, padahal ia hanya menampilkan wajah dengan ekspresi berpikir, namun itu sudah cukup membuat Zeya meleleh.
''Gue pesan bakso sama es teh,'' jawab Xakiel sembari menatap ke arah Zeya.
Zeya langsung tertegun, ia terpanah akan tatapan Xakiel yang tertuju ke arahnya. Namun dengan cepat ia menarik dirinya kembali agar tetap fokus dan bersikap biasa saja meskipun sedang berhadapan dengan seseorang yang disukainya.
''Gue juga sama ya,'' ujar Wafi kepada Zeya.
Zeya pun mengangguk dan langsung mencatat pesanannya serta menghitung total pembayarannya.
''Semuanya jadi tiga puluh ribu,'' ucap Zeya memberitahu jumlah uang yang harus dibayar oleh Xakiel dan Wafi.
Setelah membayarnya Xakiel dan Wafi langsung menuju tempat duduk yang kosong dan menunggu pesanan datang. Sementara Zeya masih terus memperhatikan gerak-gerik Xakiel sampai ia tidak sadar ada yang sedang memanggilnya.
''Zeya''
''Zeya?!''
Akhirnya Zeya tersadar karena suara seseorang yang memanggilnya itu cukup keras. Zeya pun mengalihkan pandangannya ke arah seseorang itu.
''Zaina, iya kenapa Zai?''
Zaina langsung kebingungan melihat Zeya yang sedang salah tingkah, bahkan terlihat sedang tidak fokus.
''Ini pesanannya sudah siap, aku harus antarkan ke meja yang mana ya?'' tanya Zaina sembari memegang erat nampan yang berisi dua mangkok bakso dan dua gelas es teh.
''Oh itu yang di sana Zai.''
Zeya langsung menunjuk ke arah meja yang ditempati oleh Xakiel dan Wafi. Tanpa banyak bicara lagi, Zaina langsung melangkahkan kakinya menuju meja yang ditunjukkan oleh Zeya tadi.
''Permisi, ini pesanannya,'' ucap Zaina sembari menebarkan senyuman ramahnya.
Xakiel pun menoleh ke arah datangnya suara itu. Dan secara tidak sengaja kedua bola matanya langsung menangkap wajah gadis berhijab di hadapannya yang sedang menebarkan senyuman manis ke arahnya.
Deg
Jantung Xakiel langsung berdebar, hatinya ikut berdesir, terpanah akan senyuman manis yang ditampilkan oleh sosok gadis berhijab yang kini sedang berdiri di hadapannya.
''Gila, senyumannya manis banget,'' puji Xakiel dalam hati.
Bahkan disaat gadis itu mulai melangkah pergi, Xakiel masih terdiam di posisinya, kedua bola matanya masih terus memperhatikan sosok gadis berhijab yang sudah menjauh darinya.
Detik berikutnya Xakiel langsung menepuk-nepuk pundak Wafi, alhasil Wafi tersendak dan buru-buru meneguk es tehnya.
''Cewek manis itu namanya siapa?,'' tanya Xakiel ingin tahu.
''Hah, yang mana?,'' ujar Wafi yang langsung mengedarkan pandangannya, mencari sosok cewek yang dibilang manis oleh Xakiel.
''Yang barusan mengantarkan pesanan kita,'' sambung Xakiel memperjelas ucapannya.
''Oh yang itu,'' ujar Wafi kembali santai.
''Iya namanya siapa?'' tanya Xakiel semakin penasaran.
''Masa lo nggak tahu sama nama cewek tadi itu, dia kan sekelas sama kita,'' jawab Wafi sembari melahap bakso di depan matanya.
Xakiel menghela napas jengah, ''Iya gue tahu cewek manis itu sekelas sama kita, dia juga sekretaris kelas kita kan, tapi yang gue tanyakan itu namanya, nama dia siapa, lo tahu nggak?''
''Oh namanya,'' jawab Wafi seakan mengetahui nama cewek manis itu.
Xakiel mengangguk berkali-kali, ia bahkan sangat serius menunggu jawaban Wafi selanjutnya. Namun Wafi malah tampak santai dan terus mengunyah makanannya.
''Iya siapa namanya?'' tanya Xakiel lagi.
Perlahan Wafi menggelengkan kepalanya, ternyata ia juga tidak mengetahui nama cewek manis itu. Xakiel langsung menepuk keras pundak Wafi, melapiaskan kekesalannya.
''Lo mau ke mana Kiel?'' tanya Wafi ketika melihat Xakiel mulai beranjak dari tempat duduknya.
''Mau kejar cewek manis itu lah,'' jawab Xakiel ketus.
Saat Xakiel mulai melangkahkan kakinya, suara bel berbunyi, alhasil Xakiel mengurungkan niatnya, dan ia amat kesal karena tidak bisa mengejar cewek manis tadi.
''Kok sudah masuk sih, padahal gue mau nambah semangkok bakso lagi,'' gerutu Wafi ikut kesal.
''Sudah ayo ganti baju, kita harus cepat ke kelas, gua mau cari tahu nama cewek manis itu.''
Tanpa menunggu persetujuan dari Wafi, Xakiel langsung main tarik lengan Wafi untuk segera berganti baju dan masuk ke kelas. Wafi sampai tidak bisa bergerak sedikit pun, sahabatnya ini benar-benar bergerak cepat kalau masalah cewek.
Sesampainya di dalam kelas Xakiel langsung menghampiri tulisan struktur kelas yang terpajang di dinding, ia mengecek nama dari sekretaris kelas yaitu tercantum nama, Zaina Tanisha.
''Jadi cewek manis itu namanya Zaina,'' ucap Xakiel dalam hati dengan senyuman yang mulai menghiasi wajahnya.
Akhirnya Xakiel sudah mengetahui nama dari cewek manis yang telah memanah hatinya beberapa menit yang lalu.
Xakiel pun membalikkan badan untuk menuju tempat duduknya, namun tanpa sengaja tatapannya langsung tertuju ke arah seorang siswi berhijab yang baru saja masuk ke dalam kelas bersama temannya.
''Zaina,'' panggil Xakiel dalam hati.
Zaina baru saja masuk ke dalam kelas bersama Zeya, kemudian mereka duduk di tempat duduknya masing-masing.
Sementara Xakiel akhirnya ikut duduk di tempat duduknya namun pandangan matanya tidak lepas dari wajah manis Zaina. Xakiel masih terbayang-bayang akan manisnya senyuman Zaina yang tadi ditebarkan kepadanya. Baru kali ini Xakiel mabuk kepayang hanya karena sebuah senyuman manis, dan baru kali ini juga Xakiel terpikat kepada cewek yang tidak cantik tetapi manis.
💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙
...Assalaamu 'alaikum Kanca...
...Alhamdulillah Bagian kelima sudah launching...
...Jangan lupa like, komen dan vote ya...
...Ukhfira tunggu partisipasinya...
...Mator Sakalangkong...
...🤗🤗🤗...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
hana faqih
syuka. ..
2020-12-23
1