Arkana terkejut ketika melihat wanita yang baru beberapa menit lalu diciumnya itu duduk diantara keluarga Tio Admajaya. Terlebih pipi gadis itu dicium Luis saat hendak duduk di sampingnya. Satu hal bisa di simpulkan Arkana adalah gadis itu tak lain adalah Tatiana.
Tatapan Arkana yang begitu tajam memandang Tatiana tanpa berkedip, membuat Tiana salah tingkah, rona merah diwajahnya kini semakin membuat kulit wajah nya panas. Tatapan Arkana teralihkan ketika Rika, mentoel bahunya, agar menerima kotak cincin pertunangannya.
Arkana lalu mengambil kotak itu, membuka nya lalu memandang gadis disampingnya, dan kembali menatap ke arah Tatiana.
"Loh malah bengong lagi, ayo pasang cincinnya di jari Vina dong Ar" seru Rika yang aneh melihat tingkah laku anaknya.
Dengan ragu, Arkana mengambil cincin itu, diam sesaat lalu kembali melihat ke arah Tatiana. Entah apa yang merasuki hatinya, ada magnet yang terus menarik hatinya ke arah gadis itu. Tatapan gadis itu yang kini tampak sayu, seolah ingin mengatakan agar dia jangan memasang cincin itu pada jari Vina, tapi kenapa, Arkana pun ragu, mungkin itu hanya perasaan nya saja.
Dia mencintai Vina, mereka sudah 5 tahun bersama, dan pertunangan ini memang di sepakati mereka berdua, dan segera mungkin melangsungkan pernikahan
Arkana dengan mantap mengambil cincin itu, dengan sedikit gerakan ragu menarik lembut tangan Vina, dan lagi-lagi entah mengapa, hatinya seolah menginstruksikan agar dia menatap ke arah gadis itu lagi.
Mati gue, kenapa si Arkana bodoh itu ngeliatin gue mulu sih, mau masang cincin aja pake nengok ke gue dulu, seolah-olah mau minta izin ke gue, gue jadi berasa selingkuhannya😔😔
Tatiana tambah gelisah di tatap seperti itu oleh Arkana, secepat mungkin dia menyembunyikan wajahnya di balik punggung Luis, dia juga ga mau terlihat sedih melihat mereka tukar cincin.
Ada sedikit rasa kesal di hati Arkana, saat pandangannya pada Tatiana tertutup oleh tubuh Luis, lalu dia mendesah dan setelah mendapat cubitan di pinggang, dan pelototan ngeri dari mamanya.
Arkana akhirnya memasang cincin di jari manis Vina, dan kini dijari Arkana pun sudah melingkar cincin pertunangannya dengan Vina.
Selesai acara tukar cincin, semua para tamu melanjutkan dengan acara jamuan makan. Arkana masih terbengong duduk disamping Vina.
"Beb, kau kenapa sih? kok nengok? kau sakit?" Vina meletakkan punggung tangannya di kening Arkana yang masih tetap tak bergeming.
"Beb, kau kenapa, ga demam juga, kesambet ya kau?" Mamanya Vina datang menghampiri, meminta Vina untuk menyalami paman dan Tante nya yang baru datang dari Belanda.
"Yuk beb, kita salam keluarga aku dulu yuk" Vina sudah menarik tangan Arkana yang berjalan tanpa semangat.
Tante dan pamannya Vina bercerita panjang lebar, namun tak satu pun dapat di cerna oleh Arkana, pikiran dan perhatiannya terlalu tersita akan sosok wanita yang begitu cantik yang sedang di peluk mamanya.
Ingin sekali rasanya Arkana menghampiri mereka, namun tangan Vina yang masih bergelayut mesra di lengannya membuatnya tak berdaya.
Ekor mata Arkana melihat Tatiana yang ditarik Luis, berjalan mendekati dua orang pemuda yang sedang berdiri tak jauh di depan mereka, sambil memegang gelas wine nya. Luis memperkenalkan Tatiana pada kedua pria itu yang juga adalah teman Arkana.
Arkana memfokuskan tatapannya pada pria yang tersenyum sambil menarik punggung tangan Tatiana ke arah bibirnya. Arkana tidak bisa melihat reaksi Tatiana, karena posisi Tatiana membelakangi nya.
Terlihat Erwin begitu gembira, tertawa dan dapat dengan jelas terlihat di mencoba untuk menarik perhatian Tatiana. Dan anehnya, Arkana tidak suka.
Aku mungkin sudah gila, kenapa aku ga suka melihat Erwin yang berusaha mendekati Tatiana? Aku juga udah lama tak bertemu Tatiana, dan gadis itu sama sekali tidak ada hubungan denganku, kecuali abangnya Luis, tapi kenapa aku ga suka dia dekat dengan Erwin?
Arkana melihat Tatiana yang pamit, lalu berjalan ke arah toilet, tanpa sadar seolah mendengar bisikan di telinganya, yang menyuruh untuk menyusul gadis itu.
"Permisi, saya mau ke toilet dulu" seru Arkana melepaskan ikatan tangan Vina.
Arkana sudah siap menunggu di depan pintu toilet dan begitu Tatiana keluar dari pintu toilet, Arkana menarik tangannya, membawanya keluar dari pintu darurat di sebelah toilet, lalu menutup pintu itu, agar tak ada orang yang lewat atau melihat mereka di tangga itu.
Lama diam. Kedua nya saling menatap. Arkana menatap tajam wajah cantik Tatiana, mencoba memperhatikan dengan seksama bahwa gadis ini adalah Tatiana Admajaya, gadis kecil yang dulu di wajah nya penuh bintik merah, yang selalu mengikutinya kemana pun dia dan Luis pergi.
Kini Tatiana sudah berubah, bertumbuh jadi gadis cantik yang begitu elegan, dan.. sexy. Arkana menatap dari wajah Tatiana dan sekarang turun ke arah bibir sexy Tatiana yang masih bisa di rasakan nya kelembutannya saat mencium nya tadi.
"Tatiana.."
Kata pertama yang di ucapkan Arkana di depan Tatiana setelah lama tidak bertemu. Namanya yang terdengar merdu di sebut Arkana. Ntah dari mana ada keberanian yang mencuat dalam diri Tatiana, untuk mengangkat wajahnya membalas tatapan Arkana.
"Kamu Tatiana, gadis kecil-ku kini sudah berubah jadi gadis dewasa yang cantik" ujar Arkana tersenyum, memamerkan giginya yang putih dan rapi.
"Kak Ar, lama tidak jumpa dan selamat untuk pertunangannya" walau agak terbata, akhirnya Tatiana berhasil mengeluarkan suaranya. Jantung nya berdetak ga karuan. Rasanya dia mau pingsan, bisa sedekat ini dengan idolanya, kekasih impiannya sedari kecil.
"Tiana, soal yang tadi maaf kakak ga bermaksud untuk menci"
"Ga papa kak, bukan salah kakak, malah aku mau ngucapin trimakasih karena sudah nolongin aku tadi, jadi masalah itu lupain aja" potong Tatiana, dengan wajah yang langsung menunduk, agar rona merah di wajah nya akibat diingatkan dengan ciuman itu tidak di lihat oleh Arkana.
"Tatiana.." seru Arkana yang tak tahu apa yang harus di ucapkan, dia benar-benar kehilangan akal nya saat berhadapan dengan Tatiana. Gadis ini punya sesuatu yang bisa menghipnotis nya hingga lupa akan dunianya, yang ada hanya wajah gadis itu.
"Kak Ar, aku mau keluar, mama papa dan bang Luis pasti udah nyariin aku" ucap Tatiana agar Arkana menyingkir dari pintu, dan lagi Arkana seperti zombie yang hanya terprogram oleh wajah dan suara Tatiana.
Arkana menyingkir, dan Tatiana berlari dari situ dengan menekan debaran jantung hatinya yang begitu kencang, kakinya begitu lemas namun dia memaksa kan untuk berlari, dia ingin segera menjauh dari Arkana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Yenni Tantiana Ose Pehan
next thor
2021-04-21
0
Anan Kusnan
aq bingung Thor Mau nyebut siapa Namanya Kaddang Tania kadang Tiana sash biarlah seingetnya aq aja manggilnya😅
2021-03-01
4
Muhimmatul Jkookie Ash-Syakilla
visual thorr
2021-02-10
2