"Mama Tiana Pulang, I'm home mom" teriak Tiana menuju dapur, tapi mama nya ga ada.
Mama kemana sih?
Tiana udah turun ke lantai satu, berjalan ke arah taman, tempat mama nya sering berkencan dengan semua tanamannya. Namun di pintu samping yang mengarah ke taman, Tiana berpapasan dengan bi Minah.
"Non Tiana udah pulang? Nyonya tadi pergi butik langganan, Nyonya bilang akan pulang sore" terang bi Minah
"Oh, iya deh bi, Tiana ke kamar dulu ya, mau mandi" seru nya dengan senyum manis nya.
Tiana melempar satu bath bombs ukuran sedang dengan pilihan aroma bunga mawar. Tiana berendam selama 15 menit, dalam bathtub, lalu membasuh tubuh mulus nya dengan air bersih.
Setelah menggunakan hotpants dan kaos pas badan, dia merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya. Telungkup dengan kedua tangan menyelinap dibawah bantal, posisi tidur yang dia sukai. Tangan nya menyentuh benda yang ada di bawah bantal, ditarik nya lalu Tiana mengembuskan nafas berat.
Tiana mengamati benda tersebut, potret dirinya sewaktu kecil dengan pria yang bertubuh jangkung yang telah mencuri hatinya hingga saat ini.
Pria yang ingin sekali dilupakan nya, namun saat mencoba hanya meninggalkan luka dan kesedihan yang menyesakkan.
Kembali air matanya mengalir di pipi, entah sampai kapan dia harus menahan rindu, ingin rasanya dia mencari keberadaan Arkana tapi dia takut kecewa, Tatiana yakin, Arkana sudah memiliki wanita yang dicintainya. Lelah menangis, Tatiana tertidur, dengan memeluk photo masa kecilnya di dada.
Mitha Admajaya, ibundanya Tatiana sampai di rumah sudah pukul 08.15 bersama suaminya. Awalnya ingin pulang sore seperti yang disampaikan pada bi Minah, tapi berhubung Tio, suaminya menelpon untuk menjemput, akhirnya setelah dari butik, mereka jalan belanja keperluan dapur dan menyempatkan makan malam berdua dulu.
Mitha yang di bantu bi Minah meletakkan barang belanjaannya di atas meja makan di dapur.
"Bi, Tiana udah makan malam?" tanya Mitha sambil mengeluarkan telur dari plastik belanjaannya dan memasukkannya ke dalam kulkas.
"Non Tiana pulang jam lima sore tadi Bu, naik ke kamar, sampai sekarang belum ada turun lagi Bu" terang bi Minah
"Ya udah, saya pergi liat dulu ke kamarnya, bibi tolong bantu rapikan belanjaan ya" seru Mitha berlalu dari dapur.
Mitha membuka pintu kamar putrinya dengan pelan, tepat dugaannya, Tiana sedang tidur dengan pulas nya.
Didekatinya, penasaran dengan selembar photo yang sudah sedikit usang yang ada di bawah telapak tangan Tiana, tepat di dekap di atas dadanya.
Perlahan ditariknya photo itu, Mitha melihat photo itu, lalu melihat kearah wajah putrinya. Masih terlihat jelas bekas air mata yang mengering di pipinya.
Mitha juga pernah muda, dan dia juga sangat paham akan putrinya. Mitha ingat insiden di rumah sakit, sewaktu Tatiana sakit, dia hanya mau bicara ketika Arkana sudah datang menjenguknya, namun setelah Arkana memberitahukan rencana keberangkatannya ke Inggris, Tiana mulai nangis meraung-raung.
Tapi saat itu usia Tatiana masih sekitar 7 tahun, mana mungkin anak sekecil itu sudah bisa menyimpan rasa suka pada lawan jenis? dan hingga saat ini?
Mitha perlahan mengembalikan photo itu ke posisi semula tetap dengan perlahan, dia tak ingin Tiana tahu kalau Mitha memergokinya tidur sambil memeluk photo masa kecilnya dengan Arkana.
"Mama yakin, suatu hari, jika kau sudah siap, akan tiba waktunya, kau akan cerita sama mama, sayang" ujar Mitha pelan seolah berkata ke dirinya, lalu beranjak pergi dari kamar putrinya.
Meninggalkan banyak pertanyaan dalam benaknya. Mitha kini yakin putrinya sudah jatuh cinta dengan Arkana, bahkan saat dia masih bocah dan perasaan itu bertahan hingga kini.
Bagaimana bisa dia akan memberitahukan pada putrinya, bahwa Sabtu besok, Keluarga besar Mahendrata, mengudang mereka ke acara pertunangan anak semata wayang mereka, yang tak lain adalah Arkana Mahendradatta.
Tiana pasti sangat sedih mengetahui kabar ini, tapi untuk tidak mengajaknya juga tidak mungkin, takut dianggap tidak sopan karena Rika, mama nya Arkana sendiri yang langsung mengundang Tatiana.
Mitha menarik nafas nya berat, merasa sangat bingung sekaligus sedih, tanpa di sadari nya dia sudah duduk di dekat suaminya dengan wajah bengong dan tatapan kosong. Tio hanya melirik sekilas dan kembali menatap layar ponselnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Yenni Tantiana Ose Pehan
tatiana kecewa lgi
2021-04-21
1
Henny Dyah Pertiwi
ya sedih dong tiana thor
2021-03-21
0
ʏᴏͯɴͥɴͣaͦ🍿👑🎧⁹²⁵BT
sedih😩😩
2021-02-08
0