"Tiana sayang, mama udah bilang belum kalau besok malam kita diundang sama Tante Rika buat acara makan malam sama.." Mitha berhenti sejenak, ragu untuk mengatakannya pada Tiana yang pasti akan menghancurkan hati putrinya.
Tiana menyuapkan makanan satu sendok penuh kedalam mulutnya.
"Sama apa ma? ulang tahu tante Rika ya ma? Tiana juga udah kangen banget sama tante Rika, udah lama ga jumpa" seru Tatiana sambil mengunyah makanan di mulutnya.
Luis dan papanya saling bertatapan, lalu serentak memandang ke arah Mitha. Luis merasa heran, kenapa mamanya menggantung kalimatnya.
"Sama acara pertunangan Arkana lah" celetuk Luis tanpa ada beban, sambil bangkit dan mencondongkan tubuhnya kearah Tatiana, hendak mencomot perkedel di piring Tatiana yang ga habis di makan adiknya itu.
Tatiana yang pas sedang minum, sontak menyemburkan air dari mulut nya, tepat kena di wajah abangnya. Luis melap wajahnya dengan tisu yang ada di depannya.
"Sue deh ah, apaan sih lu dek"
"Sorry bang, gue ga sengaja" Tatiana lalu menutup kegugupannya, menarik nafas lalu mengalihkan pandangannya pada mamanya, tidak memperdulikan wajah kesal abangnya yang minta perhatian.
"Acara tunangan kak Arkana, ma? besok malam?" jelas Tatiana, yang masih tak percaya, yang berharap mamanya salah ngomong, bukan Arkana-nya tapi Arkana siapa Kek, yang penting bukan Arkana Mahendrata.
"Iya sayang, dan kita semua harus datang untuk menghormati keluarga mereka, yang selama ini juga udah kayak keluarga" tegas papanya.
Tatiana kini hanya diam, menunduk dan hanya mengaduk-aduk makanan di piringnya. Air matanya akan segera turun, dia berusaha menahannya, dengan mencoba memikirkan hal lain. Dia tak ingin Keluarga melihat dia menangis yang pasti nya akan menimbulkan banyak pertanyaan.
Besok kerja cuman setengah hari, habis itu apa gue ngajak Siska nonton kali ya, pasti seru
Sekuat tenaga Tatiana mengalihkan pikirannya dari pembahasan Acara pertunangan Arkana, seolah menyibukkan dirinya dengan pikiran yang akan di lakukan dengan Siska weekend ini.
Syukurnya, acara makan malam itu selesai, dan Bu Minah datang untuk membersihkan meja makan.
"Tiana bantu bi," Tiana beranjak, mengangkat piring kotor menuju wastafel di dapur, bersyukur dia punya alasan menghindari tatapan penuh tanya dari Luis.
"Udah non, sisa nya biar bibi aja" seru bi Minah tersenyum.
Tatiana hanya mengangguk, lalu beranjak menaiki tangga menuju kamarnya. Masuk ke kamar mandi, menghidupkan keran air agar aliran air yang begitu deras menenggelamkan suara tangisnya.
Sakit rasa hatinya, Tatiana yang berharap pertemuan mereka nanti akan membuat Arkana meliriknya dan berharap bisa menyukainya, namun kini harus pupus, pertemuan yang di bayang kan nya selama ini, bukan seperti ini. Tatiana memang tak mencari Arkana kerumahnya, dia berharap Arkana akan datang ke rumahnya untuk menemui Luis, dan ketika itu lah Arkana akan melihat dirinya yang kini sudah berubah menjadi gadis dewasa yang cantik, dan bisa jatuh cinta padanya.
Alih-alih tertarik, kini Arkana malah akan bertunangan dengan gadis lain. Pangeran nya sudah dimiliki gadis lain. Kekasih impian nya kini akan bersanding dengan wanita lain.
Tatiana menangis di bawah guyuran shower yang begitu deras. Berharap siraman air dingin ini akan membuatnya sadar, impian masa kecilnya, sudah harus di buangnya, di lupakan.
Puas menangis, Tatiana tertidur.
***
Tatiana bangun dengan tubuh lemas, kembali alam sadarnya mengingatkan akan pertunangan Arkana yang akan di selenggarakan malam ini, dan sialnya dia harus hadir, demi menghormati keluarga Arkana yang sudah mengundang keluarganya.
Hubungan kedua keluarga itu memang sangat dekat, mulai semenjak Luis dan Arkana satu kelas di SMP hingga lanjut di sekolah bahkan di kelas yang sama saat SMA.
Rika juga sangat menyukai dan menyayangi Tatiana yang sudah dianggapnya sebagai putrinya.
Tatiana menuruni tangga, menuju meja makan yang di sana sudah ada papa dan abangnya.
"Kamu masuk kerja hari Sabtu nak?" tanya Mitha yang melihat Tatiana sudah rapi.
"Iya ma, Sabtu masuk setengah hari, jam 12 juga udah pulang" Tatiana duduk dan mengambil satu helai roti dan meletakkannya di atas piringnya.
Walau tidak mood untuk sarapan, tapi Tatiana harus tetap ikut sarapan, agar tak satu pun personil Admajaya curiga dengan perubahan sikapnya.
"Pa, Tatiana boleh ga, ga usah ikut undangan Tante Rika?" Tatiana mencoba peruntungan nya, barangkali bisa mengelak menghadiri acara yang sudah pasti tak sanggup di lihatnya, karena akan mencabik-cabik perasaannya.
"Jangan gitu dong sayang, kita semua harus pergi" tegas Tio sambil menyeruput kopi nya.
"Tapi Tiana ga punya gaun pa" tiba-tiba saja ide itu muncul di pikirannya.
"Mama udah siapkan sayang, kemarin mama kan ke butik langganan kita" kali ini mamanya berhasil men-skak mat harapan Tatiana untuk tidak ikut ke pesta itu.
Di kantor, Tatiana hanya bengong, melamun memikirkan bagaimana pertemuan pertama dirinya dengan Arkana setelah sekian tahun tak bertemu. Terakhir kali mereka bertemu saat Tatiana berulir 8 tahun, saat itu Arkana yang sedang kuliah di luar negri, datang kerumahnya untuk bertemu Luis. Tatiana yang hanya mengintip, tak bertemu langsung dengan Arkana.
Dan saat Luis mencarinya ke kamarnya karena Arkana ingin bertemu dengannya, Tatiana malah sembunyi di lemari pakaian.
Siska yang bercerita dengan semangatnya tentang Troy yang berpenampilan sangat keren hari ini, merasa kesal karena sobatnya itu malah bengong tak menanggapi ceritanya.
"Lu dengar ga sih, dari tadi gue cuap-cuap? lu kesambet apa sih, dari tadi bengong kek orang ogeb?" Siska menyikut lengan Tatiana. Menyadarkannya dari lamunan panjangnya.
"Sorry sis, gue.." tiba-tiba Tatiana menangis. Tak dapat lagi membendung air matanya. Dengan perasaan hancur dia menceritakan semua nya pada Siska. Dia perlu teman bercerita, agar sesak di dadanya itu bisa berkurang.
Siska memeluk Tatiana, mengusap punggung sahabatnya itu. Tangis pilu Tatiana ikut membuatnya sedih. Siska mengurai pelukan mereka, melap air mata Tatiana dengan tisu yang ada di atas meja Tatiana.
"Udah dong cuy, lu jangan nangis lagi, ntar lu sakit lagi. Tenang aja, kalau dia jodoh lu, walau udah tunangan sekalipun, dia bakal jadi milik lu" ujar Siska menghibur sahabatnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Dianherlina Siswoyo
aku suka nih ka Thor dialog nya mudah saya fahami🤗
2022-11-20
0
Yenni Tantiana Ose Pehan
jodoh pasti bakal bersatu tiana
2021-04-21
0