"Oh, jadi ini orang tua kamu," ucap Clariska.
Clariska datang kerumah Aqila bersama empat preman.
Dia mendapat info dari orang suruhannya tentang Aqila.
"Maaf, mbak ini siapa ya?" tanya Bunda Maryam.
"Anda tidak perlu mengerti siapa saya, yang jelas, saya datang disini menawarkan anda kerja sama dengan saya," jawab Clariska.
"Kerja sama apa?" tanya Ayah Hendra.
"Saya akan melunasi hutang-hutang anda dengan tuan Edwin, tapi dengan satu syarat."
"Syarat apa tante yang sok kenal?" tanya Aqila.
"Batalkan pernikahan kamu dengan tuan Edwin." jawab Clariska.
"Hahaha, emang tante pikir Aqila mau nikah sama om yang nggak punya hati itu?" ucap Aqila.
"Kamu berani sekali anak kecil, memanggil Edwin dengan sebutan om nggak punya hati."
"Kamu belom tahu siapa dia?"
"Maaf kan anak saya nona," sahut Ayah Hendra.
"Ayah nggak perlu minta maaf sama tante yang sok kenal ini, jelas-jelas apa yang dibilang Aqila benar," jawab Aqila yang tidak terima jika ayahnya harus meminta maaf dengan orang seperti Clariska.
"Oo, Aqila tahu kok siapa om nggak punya hati itu," jawab Aqila.
"Dan Aqila peringatkan sama tante, jangan pernah tante kesini lagi."
"Aqila minta, tante pergi dari sini."
"Oh, jadi kamu menolak ajakan saya gadis bodoh," ucap Clariska.
"Iya tante yang sok kenal," jawab Aqila.
"Lakukan tugas kalian." perintah Aqila kepada empat preman suruhannya.
Empat preman itu masuk ke rumah Aqila dan mengobrak-abrik isi rumahnya.
Bunda Maryam dan Ayah Hendra terus memohon-mohon agar preman itu berhenti mengobrak-abrik rumahnya.
Tapi semua itu nihil.
Preman itu masih tetap melakukannya.
Dengan muka marah, Aqila mencegah preman itu.
"Stop!" teriak Aqila.
"Aku bisa ngelaporin kalian ke kantor polisi."
ancam Aqila dengan menunjuk preman-preman itu.
"Laporin aja gadis bodoh," Clariska tidak takut.
"Apa mau tante?" tanya Aqila dengan emosi.
"Apa kamu tuli! Saya minta batalkan pernikahan kamu dengan Edwin!" bentak Clariska.
"Tante yang terhormat, tante siapa berani ngelarang Aqila?"
"Tante gak usah ikut campur sama urusan keluarga ku. Dan aku minta, tante pergi dari sini sekarang juga! Bawa orang-orang ini juga!" bentak Aqila.
.
.
.
Dirumah Edwin, Edwin sangat gelisah.
Entah kenapa hatinya tidak tenang dan selalu kepikiran Aqila.
"Kenapa hati saya tidak tenang, dan selalu memikirkan gadis bodoh itu?"
"Apa saya kesana saja?" tanya nya sendiri.
"Iya, lebih baik saya kesana saja. Sekalian saya mau bilang kalo mama ingin bertemu dengan nya,"
Edwin pun bersiap-siap untuk pergi ke rumah Aqila.
"Sayang kamu mau kemana?" tanya Mama Merliana yang lagi menyiapkan makan malam membantu bibi dan para pelayan.
"Saya ada urusan ma," jawab Edwin.
Dia kemudian pergi.
Di perjalanan, dia menambah kecepatan mobil nya dua kali lipat dari biasanya.
Karena dia sangat khawatir dengan Aqila.
Dan ternyata benar.
Aqila lagi ada masalah.
"Itu bukannya mobil Clariska? Ah, mungkin cuma perasaan saya, lebih baik saya ngecek kedalam." gumannya.
Edwin pun langsung masuk kedalam.
Dia melihat Clariska yang hampir mau menampar Aqila.
Tapi dicegah dengan Edwin.
Tangan Clariska dipegang Edwin.
Mereka yang ada disana pun kaget melihat kedatangan Edwin.
"Jangan pernah kamu berbuat kasar dengan dia." ucap Edwin.
"Lepas." Clariska meronta-ronta karena tangannya dicengkram oleh Edwin.
Edwin pun melepaskannya.
"Aku nggak terima kamu mutusin aku gara-gara gadis ini!" bentak Clariska.
"Ini nggak ada hubungannya dengan dia." jawab Edwin.
"Hahaha, kamu lupa? Kamu nggak mau nikahi aku cuma gara-gara mau nikah sama dia!"
"Oh, jadi tante yang sok kenal ini pacarnya om, pantes sifat nya sama," sahut Aqila.
"Sama gimana maksud kamu?" tanya Edwin.
"Sama-sama nggak punya hati. Dan suka seenaknya sama orang bawah. Emang om dan tante pikir uang bisa membeli segalanya? Hahaha om sama tante salah, uang bukan segalanya, tapi kasih sayang yang tulus, itu segalanya." jawab Aqila.
"Jangan sok muna kamu gadis bodoh, kamu mau menikah dengan Edwin karena kamu sebagai jaminan melunasi hutang ayah kamu." ucap Clariska.
Plak
Aqila menampar Clariska.
Mereka semua sangat terkejut.
Gadis 18 tahun berani menampar seorang Clariska yang seorang model cantik dan terkenal.
"Tante jaga ucapan tante!" bentak Aqila.
"Berani sekali kamu menampar saya!"
"Apa ini didikan orang tua kamu!?"
"Oh jelas tidak tante, ayah sama bunda nggak pernah ngajarin Aqila untuk berbuat jahat. Dan selalu menyuruh Aqila untuk menghormati orang yang lebih tua. Tapi kalo orangnya sepeti tante, Aqila nggak bisa." jawab Aqila.
Edwin tersenyum melihat keberanian Aqila.
"Dan sekarang Aqila minta, om sama tante pergi dari sini sekarang!" Aqila mengusir Edwin dan Clariska.
Tetapi Edwin menolaknya.
"Saya masih ada keperluan sama kamu." ucap Edwin.
"Keperluan apa lagi om? Om belum puas nindas ayah Qila?"
"Ini bukan soal itu, tapi ini tentang pernikahan kita." jawab Edwin.
Clariska yang mendengarnya semakin emosi.
"Berani-beraninya Edwin ngomong soal pernikahannya didepan aku," gumannya dalam hati.
"Ngomong aja sekarang om,"
"Apa tidak bisa ngobrol berdua?" tanya Edwin.
"Lebih baik kamu ngobrol berdua sama tuan Edwin nak," bisik Ayah Hendra.
"Tapi ayah,"
"Udah, soal nyonya Clariska biar ayah aja,"
"Oke, kita ngobrol berdua di depan om,"
Edwin dan Aqila pergi ke depan.
"Om mau ngomong apa?" tanya Aqila.
"Mama saya besok ingin bertemu dengan kamu. Apa kamu mau?" tanya Edwin.
"Ngapain mau ketemu Qila?" tanya Aqila yang bingung.
"Apa salah, mama saya ingin betemu dengan calon menantunya?"
Aqila diam.
Lagi-lagi Edwin menyentil kening Aqila.
"Ih, om kebiasaan banget sih," ucap Aqila cemberut.
"Iya, Aqila mau," jawab Aqila.
"Gadis pintar." ucap Edwin dengan tersenyum.
Clariska yang menguping pembicaraan Edwin dan Aqila sangat marah.
"Kenapa kamu saat bersama aku nggak pernah senyum semanis itu Win?"
"Kenapa saat kamu bersama gadis bodoh dan baru beberapa hari kamu kenal, kamu bisa tersenyum seperti itu Win?" tanya nya dalam hati.
Clariska mengajak para premannya untuk pergi dari rumah Aqila. Karena dia tidak kuat melihat Edwin dan Aqila berduaan.
"Kita pulang." perintah Clariska.
"Baik nyonya." jawab preman itu.
Mereka akhirnya pergi dari rumah Aqila.
Ayah Hendra dan Bunda Maryam sangat lega.
Aqila pun masuk kedalam menemui ayah dan bundanya.
"Ayah sama bunda nggak diapa-apain kan sama tante itu?" tanya Aqila sangat khawatir.
"Enggak kok syaang," jawab Bunda Maryam.
"Maafin perbuatan Clariska. Saya atas nama dia minta maaf." ucap Edwin.
Baru kali ini seorang Edwin Sanjaya meminta maaf dengan orang lain.
Karena di dalam hidupnya, dia tidak pernah salah.
"Makanya om, kalo punya pacar itu diajarin sopan dong," celetuk Aqila.
Edwin menyentil kening Aqila.
"Gadis bodoh," ucapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
R_armylove ❤❤❤❤
mampir lagi ka
2021-06-03
0
IG : Chocollacious
10 like kak
2020-12-31
0
MyNameIs
yang bodoh tu kamu,,🤭🤭
2020-12-26
0