Hari berganti hari...
Sudah satu minggu berlalu.
Ini adalah batas waktu terakhir yang dikasih Edwin kepad Ayah Hendra untuk melunasi hutangnya.
Ayah Hendra tidak memberi tahu Bunda Maryam dan Aqila tentang hutangnya ini
"Bunda, ayah berangkat dulu ya," pamit ayah.
"Iya yah, hati-hati dijalan. Jangan telat makan," Bunda Maryam selalu meningkatkan Ayah Hendra.
"Siap bun, ayah berangkat ya..."
"Assalamualaikum," ayah mengucapkan salam.
Ayah Hendra kemudian berangkat ke kantor.
Dalam perjalanan menuju kantor, Ayah Hendra tidak fokus mengendarai sepeda motornya.
Ia terus memikirkan tentang hutangnya yang sudah jatuh tempo.
"Gimana saya ngomong nya sama tuan Edwin?" tanya nya sendiri.
Ayah Hendra terus memikirkan itu.
10 menit...
Sampai di tempat ia bekerja.
Ayah Hendra memakirkan motornya dan masuk ke kantor.
Para karyawan sebagaian ada yang sudah datang. Ayah Hendra termasuk karyawan yang rajin.
Ayah Hendra kemudian masuk keruangannya. Lalu menghidupkan komputernya.
"Duh, gimana kalo bos Edwin nagih hutangnya,"
"Saya harus apa nanti," ucap Ayah Hendra.
Ia tidak fokus bekerja.
Jam menunjukkan pukul delapan pagi.
Karyawan sudah datang semua dan mulai berkerja.
Dan benar, apa yang ditakutkan Ayah Hendra menjadi realita.
Edwin masuk ke dalam bersama Riko.
Para karyawan berdiri dan memberi tanda hormat. Begitupun dengan Ayah Hendra.
Edwin dan Riko masuk ke ruangannya.
Edwin lalu menghubungi Lila sekretarisnya.
"Suruh Hendra ke ruangan saya sekarang." Perintah Edwin.
"Baik tuan," jawab Lila.
menjalankan tugasnya.
Dia kemudian berjalan ke ruangan Ayah Hendra.
"Pak Hendra, anda sekarang disuruh menemui tuan Edwin," ucap Lila.
"Baik mbak Lila," jawab Ayah Hendra.
"Saya permisi dulu pak," pamit Lila.
Lalu meninggalkan Ayah Hendra.
"Saya harus ngomong apa sama tuan Edwin," tanya nya sendiri.
"Saya pasti bisa! Demi Aqila." memberi semangat untuk dirinya sendiri.
Lalu Ayah Hendra berjalan ke ruangan Edwin.
Sampai didepan ruangan Edwin, Ayah Hendra berhenti didepan pintu.
Ia menarik nafas lalu mengeluarkan nya sampai tiga kali.
Lalu membuka pintu nya.
Krek
"Maaf tuan, ada apa anda memanggil saya?" tanya Ayah Hendra yang pura-pura tidak tahu.
"Kamu jangan pura-pura tidak tahu Hendra." jawab Edwin dengan dingin tapi menakutkan.
Ayah Hendra gemetar dan menunduk.
Ia sangat takut.
Edwin mendekati Ayah Hendra.
"Ini adalah batas terakhir anda melunasi hutang ke saya." ucap Edwin.
"Apa kamu ingat Hendra?"
"I...iya tuan, saya ingat," jawab Ayah Hendra terbata-bata.
"Sekarang lunasi hutang kamu."
"Ma...maaf tuan, saya belum ada uang nya," jawab Ayah Hendra.
"Hendra, kamu tidak lupa siapa saya kan?"
"Saya bisa saja membunuh kamu sekarang. Atau bahkan keluarga kamu." ucap Edwin dengan dingin.
"Saya mohon tuan, jangan sakiti saya dan keluarga saya..." Ayah Hendra berlutut dikakinya Edwin.
"Kamu sudah berani main-main dengan saya Hendra!" Bentak Edwin.
"Saya minta maaf tuan, tolong jangan sakiti saya dan keluarga saya..."
"Riko, kamu sita rumahnya Hendra sekarang." perintah Edwin.
"Oke win," jawab Riko dan langsung melaksanakan tugasnya.
.
.
.
Riko menelfon orang-orang kepercayaan nya untuk membantunya.
Mereka datang kerumah Aqila.
Riko membawa lima preman untuk mengusir Aqila dan Bunda Maryam dari rumah.
Mereka menggedor-gedor rumah Aqila.
Aqila dan Bunda Maryam yang sedang menonton tv kaget.
"Bun, siapa sih kok nggak ada sopan santunya banget," tanya Aqila.
"Bunda juga nggak tau sayang," jawab Bunda Maryam yang takut.
"Keluar kalian!" bentak salah satu preman.
"Hih, siapa sih bikin gemes aja nih orang," kata Aqila yang geram.
"Bunda disini aja ya, biar Aqila yang buka pintu nya," ucap Aqila.
"Enggak sayang, kita berdua buka pintunya," jawab Bunda Maryam.
"Ya udah, ayok bun," ajak Aqila.
Mereka berdua membuka pintu.
Bunda Maryam dan Aqila kaget sekaligus takut.
"Kalian cepat kosongkan rumah ini sekarang juga!" bentak Riko.
Aqila tidak terima.
"Kamu siapa berani ngusir saya sama bunda dari rumah!" tanya Aqila dengan nada tinggi.
"Jangan banyak tanya! Cepat kalian berdua kosongkan rumah ini!" bentak salah satu preman.
"Om om nggak jelas, kalian gila apa gimana hah. Ini rumah aku, terus ngapain kalian usir aku dari rumah aku sendiri!" bentak Aqila.
Hampir salah satu preman menonjok Aqila.
"Om berani nya sama cewek hahaha," Aqila meledek bukan takut.
Sedangkan Bunda Maryam hanya menangis.
"Sekali lagi saya tekankan kepada kalian berdua, cepat kosongkan rumah ini sekarang juga!" bentak Riko.
Aqila mendekat ke arah Riko.
"Om, ini rumah aku. Dan om orang asing yang tiba-tiba datang terus nyuruh aku sama bunda pergi dari rumah aku sendiri. Om sehat?" ucap Aqila dengan emosi.
Kebetulan Aqila lagi dapet. Jadi emosinya bertambah dua kali lipat emosinya.
"Hey anak kecil yang cantik, ayah kamu mempunyai hutang yang cukup besar sama atasannya. Dan dia tidak bisa melunasi hutangnya, rumah ini menjadi jaminannya." jelas Riko.
"Apa!" Aqila yang kaget.
"Bunda, apa bener yang dikatain om itu?" tanya Aqila yang memastikan.
"Iya sayang, ayah mempunyai hutang kepada atasannya." jawab Bunda Maryam ditengah tangisnya.
"Kenapa ayah dan bunda nggak ngomong sama Qila..."
"Ayah sama bunda nggak mau kamu sampai tau sayang," jawab bunda dengan menangis.
"Ayah hutang buat apa bun?" tanya Aqila.
"Buat membayar pengobatan almrh nenek kamu sayang," jawab bunda.
Aqila menarik nafas dan mengeluarkannya dengan kasar.
"Om, aku pengen ketemu sama atasannya om sekarang." pinta Aqila dengan berani.
"Hahaha, anak kecil berani-beraninya," Riko ngeledek Aqila.
"Om saya serius!" bentak Aqila.
"Oke, kalo itu mau kamu. Saya akan suruh atasan saya kesini." Riko menyanggupi permintaan Aqila.
Riko kemudian menelfon Edwin.
Tring...
Bunyi handphone Edwin.
Ayah Hendra masih diruangan Edwin.
"Ada apa."
"Anak nya Hendra mau ketemu sama lo sekarang." jawab Riko.
"Berani sekali dia menyuruh saya."
"Dia masih kecil, seumuran dengan adik lo," jawab Riko.
"Bocah ingusan sudah berani menyuruh saya,"
"Saya akan kesana sekarang. Kamu sharelock ke saya." lalu menutup telfon Riko.
"Anda sekarang ikut saya." tegas Edwin kepada Ayah Hendra.
"Baik tuan," Ayah Hendra hanya menurut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
yutantia 10
semangat
2021-01-04
0
R_armylove ❤❤❤❤
like lagi
2020-12-14
0
Eva Santi Lubis
Seruuu
2020-12-12
0