Tok...Tok....
Dinda mengetuk pintu rumah Aqila.
"Assalamualaikum Qila, ayah bunda..." Dinda mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam," jawab Bunda Maryam.
Lalu membuka pintu.
"Dinda," ucap Bunda Maryam.
Dinda mencium tangan Bunda Maryam.
"Aqila nya ada kan bun?" tanya Dinda.
"Ada sayang, lagi dikamar. Kamu masuk aja," jawab Bunda Maryam.
"Dinda kekamar Aqila dulu ya bun,"
"Iya sayang," jawab Bunda.
Dinda kemudian pergi ke kamar Aqila.
Krek
Dinda membuka pintu kamar Aqila.
Ia melihat Aqila sedang melamun, menatap langit-langit dengan pasrah.
"Gue kerjain ah," muncul ide Dinda.
Dinda berjalan pelan-pelan ke arah Aqila.
"Dor..."
"Aa..." Aqila kaget menjerit.
"Hahahah, makanya jangan ngelamun terus," goda Dinda.
"Kebiasaan banget sih lo jadi orang," ucap Aqila yang kesal.
"Hehehe, sorry,"
"Lo kenapa sih?" tanya Dinda yang kepo.
"Gue bener-bener pasrah banget." ucap Aqila dengan lesu.
"Ada masalah apa sih lo Qila..."
"Apa lo lagi berantem sama Rehan?"
"Atau lo dimarahin sama ayah," Dinda menebak.
Aqila menggeleng-geleng kepala.
"Terus kenapa?" tanya Dinda.
Aqila menarik nafas dan mengeluarkannya dengan kasar.
"Oke, gue cerita,"
"Jadi gini, lo tau orang yang kemarin malam hampir nabrak kita berdua?"
"Iya tau," jawab Dinda dengan cepat.
"Huft, ternyata adalah bosnya ayah."
"Iya terus,"
"Dia adalah bos yang kejam. Siapapun nggak ada yang berani sama om itu."
"Iya terus,"
"Dan ayah punya hutang, bunganya cukup besar. Ayah nggak punya uang buat lunasinya."
"Tadi siang, om itu datang kesini bawa beberapa preman. Dan lo tau,"
"Enggak," jawab Dinda dengan cepat.
"Gue serius Dinda..."
"Iya Qila, gue juga serius,"
"Oke, gue lanjut ceritanya. Om nggak punya hati itu mau nyita rumah ini,"
"Apa!" teriak Dinda yang kaget.
"Terus lo gimana?" tanya Dinda.
"Gue cegah lah..."
"Terus,"
"Tapi masih kekeh mau nyita rumah ini. Hanya ada satu syarat biar rumah ini disita dan hutang ayah lunas,"
"Apa?" tanya Dinda yang kepo.
"Gue harus nikah sama om itu," jawab Aqila dengan pasrah.
"What!"
"Lo nikah sama om jahat itu?" tanya Dinda memastikan.
"Iya,"
"Tapi gue nggak mau,"
"Ya iyalah. Gue juga nggak akan rela sahabat gue nikah sama orang seperti itu." Dinda yang tidak terima.
"Tapi takdir berkata lain Din," ucap Aqila.
"Maksud lo,"
"Gue nggak mau lihat ayah sama bunda disakiti sama orang nggak punya hati itu," jawab Aqila.
"Terus lo mau gimana?" tanya Dinda.
"Mungkin ini saatnya gue ngebalas jasa ayah sama bunda," jawab Aqila sambil memeluk boneka hello kitty kesayangannya.
"Berarti lo mau nikah sama om nggak punya hati itu?"
"Gue masih bingung Din, gue butuh saran lo," jawab Aqila yang menangis.
Dinda tidak tega melihat Aqila menangis.
Aqila terkenal cewek yang periang dan berani.
Dinda kemudian memeluk Aqila.
"Ini pilihan yang berat buat lo,"
"Lo harus kuat La, gue selalu ada sama lo." Dinda menyemangati Aqila.
"Gue nggak tau harus gimana Din..." ucap Qila menangis.
"Ikuti hati lo,"
"Gue bingung banget," ucap Aqila.
"Iya, gue tahu La, tapi mau gimana lagi," ucap Dinda dengan pasrah.
"Mungkin ini saat nya gue balas jasa ayah sama bunda Din,"
"Salah satunya dengan gue harus mau nikah sama om yang nggak punya hati." ucap Aqila yakin dengan pilihannya.
"Apa lo yakin?" tanya Dinda memastikan.
"Iya gue yakin." jawab Aqila dengan pasti.
"Gue selalu dukung lo," Dinda menyemangati Aqila.
"Makasih ya Din, lo emang sahabat gue yang ngertiin gue,"
Aqila pun memeluk Dinda.
Mereka berpelukan cukup lama.
"Lo nginep sini kan?" tanya Aqila.
"Enggak, gue mau pulang." jawab Dinda.
"Lo yakin mau pulang?" tanya Aqila sambil melirik jam dinding.
"Hehehe, iya juga sih."
"Emang lo berani?" tanya Aqila.
Dinda menggeleng-geleng kepalanya.
"Makanya, lo nginep sini aja. Key,"
"Iya iya, gue nginep sini. Tapi bentar, gue mau telfon mama dulu,"
Dinda kemudian menelfon mamanya.
5 menit...
Dinda selesai menelfon mamanya.
"Udah?" tanya Aqila.
"Udah." jawab Dinda.
"Tidur yuk."
"Hari ini benar-benar melelahkan," kata Aqila sambil menarik selimutnya.
"Selamat tidur Dinda,"
Dinda pun ikut merebahkan tubuhnya disamping Aqila.
"Selamat tidur juga Qila,"
Lalu mereka berdua tidur.
.
.
.
Berbeda dengan Edwin.
Ia masih sibuk dengan pekerjaannya.
Riko yang masih penasaran dengan apa yang tadi Edwin ucapkan, akhirnya bertanya
"Lo bener mau nikahin gadis ingusan itu?" tanya Riko.
Edwin mengangguk.
"Lo tau kan, dia masih kecil, gak punya sopan, seumuran sama adek lo juga." Riko mengingatkan.
"Gue akan ngebuat dia disini seperti dineraka." jawab Edwin dengan senyum yang menakutkan.
"Maksud lo?" tanya Riko yang masih tidak mengerti.
"Lo lihat aja nanti," jawab Edwin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Om Rudi
Om Rudi masih di sini
2021-01-06
0
R_armylove ❤❤❤❤
aku langsung mampir
2020-12-20
1
MyNameIs
next akak,, selalu like kalau mampir
2020-12-19
0