"Apaan sih senyum senyum sendiri," ucap Aqila dengan sinis.
"Udah selesai kan om?" tanya Aqila lagi.
"Sudah." jawab Edwin.
"Yah kita pulang yuk, Aqila gerah disini." ajak Aqila.
"Sayang nggak boleh gitu," bisik Ayah Hendra yang takut.
"Nggak papa yah," jawab Aqila dengan bisik-bisik.
"Kalo tidak ada keperluan lagi, kalian boleh keluar." ucap Edwin sekaligus mengusir dengan halus.
"Hahahha, om nggak perlu repot-repot untuk ngusir Aqila sama ayah, dengan senang hati Aqila sama ayah akan pergi dari sini sekarang," jawab Aqila.
"Aqila juga males lihat muka om, ayo ayah kita pergi dari sini," ajak Aqila.
"Tuan, saya pamit pergi dulu," ucap Ayah Hendra dengan sopan.
"Hem." jawab Edwin.
Aqila semakin geram dengan kelakuan Edwin kepada Ayah Hendra.
Aqila berjalan mendekati Edwin, tapi dicegah oleh Ayah hendra.
Kerana Ayah Hendra tau kalo Aqila pasti akan ngebantah Edwin.
"Kita pulang aja," ajak Ayah Hendra.
"Awas ya om." ucap Aqila mengancam Edwin.
Lalu Aqila dan Ayah Hendra keluar dari ruangan Edwin.
"Gadis bodoh." ucap Edwin dengan senyum sinis.
"Dia berani banget sama saya." tambahnya.
Edwin benar-benar tidak menyangka.
Bahwa gadis kecil berani membantah ucapannya.
Lalu melanjutkan pekerjaannya kembali.
Tok...Tok....
Bunyi ketukan pintu.
"Masuk." ucap Edwin masih tetap fokus dengan laptopnya.
Riko kemudian masuk keruangan Edwin.
"Sorry Win, gue ngganggu lo,"
"Gue cuma mau tanya, gimana urusan lo sama Hendra. Dan lo jadi nikah sama gadis ingusan itu," tanya Riko.
"Iya, Hendra tadi dan anaknya ke kantor gue." jawab Edwin.
"Anaknya setuju dan mau nikah sama gue." tambahnya.
"Serius?"
"Lo yakin mau nikah sama gadis ingusan seperti dia, dan lo mau kemanain Clariska?" tanya nya.
"Lo ikutin aja permainan gue," jawab Edwin dengan senyuman yang menakutkan.
"Huft, terserah lo aja." jawab Riko yang pusing.
"Gue mau balik ke ruangan gue," pamit Riko.
Edwin tidak menjawab.
Riko kemudian keluar dari ruangan Edwin.
Tring...
Suara handphone Edwin berbunyi.
"Clariska"
Riko kemudian mengangkat nya.
"Halo sayang, aku mau on the way ke kantor kamu," kata Clariska dari telfon.
"Ya," jawab Edwin.
"Nanti kita makan siang bareng, okey,"
"Ya,"
"Udah dulu sayang, bye..." Clariska menutup telponnya.
"Kenapa aku lama kelamaan jadi nggak nyaman sama Clariska," gumannya sendiri.
"Ah nggak penting, mending aku lanjut pekerjaanku lagi," tambahnya.
Edwin melanjutkan pekerjaanya.
10 menit...
Terdengar bunyi ketukan pintu ruangannya.
"Tok...Tok...."
"Sayang..." ucap Clariska lalu masuk kedalam.
Dia berjalan menghampiri Edwin dan langsung memeluknya dengan manja.
Clariska sudah biasa keluar masuk perusahan Edwin. Semua karyawan menghormati Clariska sebagai kekasih dari ceonya.
"Sayang aku kangen banget sama kamu," ucap Clariska dengan manja.
Edwin melepaskan pelukan Clariska.
"Kamu kenapa sih?" tanya Clariska yang bingung melihat sikap Edwin.
"Aku lagi sibuk." jawab Edwin.
"Hem, sayang aku baru pulang loh, masak kamu sibuk terus sih nggak ada waktu buat aku." ucap Clariska dengan manja.
"Hem," jawab Edwin.
"Kita makan siang yuk," ajak Clariska.
"Nggak boleh nolak," tambahnya.
Mau tidak mau Edwin harus menuruti permintaan Clariska.
"Iya," jawab Edwin.
Mereka berdua kemudian pergi keluar mencari restoran yang mahal.
Karena Clariska adalah model dan terbiasa dengan kemewahan.
.
.
Sampai direstoran yang mewah dan mahal, mereka berdua masuk kedalam.
Disambut dengan pegawai restoran itu dengan hormat.
Karena mereka tahu bahwa yang datang adalah tamu terhormat dikota itu.
Edwin dan Clariska duduk ditempat vvip.
Beberapa pelayan datang menghampirinya.
"Ini tuan menunya," ucap salah satu pelayan itu dengan hormat.
Clariska memilih beberapa menu makanan termahal direstoran itu.
"Saya pesan ini sama ini," ucap Clariska.
Pelayan itu langsung menyatatnya.
"Sayang kamu mau makan apa?" tanya Clariska kepada Edwin.
"Terserah kamu." jawab Edwin.
"Samain aja sama punya saya," ucapnya.
"Baik nyonya," jawab salah satu pelayan yang nyatat tadi.
Lalu mereka pergi untuk menyiapkan pesanan Clariska.
"Sayang kamu nggak kangen sama aku?" tanya Clariska dengan menggoda.
Edwin hanya menatap Clariska.
"Kenapa aku jadi nggak nyaman sama Clariska," ucapnya dari hati.
"Sayang, kok kamu bengong sih?" tanya Clariska membuyarkan lamunan Edwin.
"Iya, kamu tadi ngomong apa?" tanya Edwin.
"Hais, kamu mikirin apa sih?" tanya Clariska.
"Perusahaan." jawab Edwin membohongi Clariska.
"Oo, aku kira kamu mikir perempuan lain," ucapnya.
Edwin hanya diam.
Pelayan datang mebawa pesanan Clariska dan Edwin.
"Ini tuan, nyonya pesanannya," ucap pelayan itu sambil menghidangkan makanannya diatas meja.
"Selamat menikmati... saya permisi dulu tuan nyonya,"
"Hem." jawaban Edwin.
Pelayan itu cepat-cepat pergi dari meja Clariska dan Edwin. Karena mereka takut dengan Edwin yang kejam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
R_armylove ❤❤❤❤
mmpir lagi ka
2021-01-08
0
Ferly Ina
11 like untuk mu thor😊
2020-12-23
0
MyNameIs
lanjuut baca Thor, makin seru aja si Aqilla ini mah
2020-12-19
0