Hari semakin malam...
Edwin dan Aqila masih diperjalanan.
Hampir dua jam akses jalanan ditutup karena pohon yang tumbang.
"Sudah bisa tuan," ucap sopir.
"Ya, jalan kerumah Hendra sekarang." perintah Edwin.
"Baik tuan," jawab supirnya.
Pak supir kemudian menjalankan mobilnya menuju rumah Ayah Hendra.
Sedangkan Aqila masih terlelap.
.
.
20 menit...
Sampai dirumah Ayah Hendra.
Ayah Hendra dan Bunda Maryam yang tau kalo mobil tuan Edwin sedang didepan rumahnya langsung keluar rumah.
Karena Ayah Hendra dan Bunda Maryam cemas menunggu Aqila yang belom pulang juga. Meskipun mereka tahu kalo Aqila sedang besama Edwin.
Pak supir turun dan membukakan pintu buat Edwin.
Edwin bingung, ia tidak tega membangunkan Aqila yang sedang tidur dengan pulas.
Akhirnya, Edwin menggendong Aqila dan membawanya masuk kerumah.
Ayah Hendra dan Bunda Maryam yang melihat Aqila digendong Edwin sangat cemas. Ia berpikiran macem-macem.
"Mana kamarnya?" tanya Edwin sambil menggendong Aqila.
"Mari saya antar tuan," jawab Ayah Hendra menunjukkan tempat Aqila.
Sampai dikamar, Edwin merebahkan Aqila dikasurnya dengan hati-hati. Karena takut Aqila terbangun.
Edwin melihat sekeliling kamar Aqila yang berwarna pink dan banyak boneka hello kitty.
Aqila tertidur sambil memegang boneka yang diberikan Rehan.
Edwin yang mengerti bahwa boneka itu dari Rehan, mencoba mengambilnya dari tangan Aqila.
"Kamu milik saya gadis bodoh." gumannya.
Lalu keluar dan membawa boneka hello kittinya.
"Tuan, terimakasih banyak sudah mengantar Aqila sampai dirumah. Bahkan menggendongnya. Sekali lagi saya berterima kasih tuan," Ayah Hendra berterimakasih.
"Ya, saya pergi dulu," Edwin pamit.
"Baik tuan." ucap Ayah hendra dan Bunda Maryam.
Mereka mengantar Edwin ke depan.
Pak supir segera membukakan pintu mobil buat Edwin.
Kemudian pak supir mengemudikan mobilnya.
.
Dimobil, Edwin terus memandangi boneka hello kitty milik Aqila.
"Kamu nanti buang boneka ini." perintah Edwin.
Sambil memberikan boneka hello kitty kepada supirnya.
Pak supir mengambil nya.
"Baik tuan," jawabnya.
Tiba-tiba suara handphone Edwin berbunyi.
Tring...
"Halo sayang," ucap Mama Merliana dari seberang sana.
"Iya," jawab Edwin.
"Kamu dimana? Mama sama papa sudah sampai rumah, kok kamu belom pulang," tanyanya.
"Sebentar lagi Edwin sampai."
"Iya udah, mama cuma mastiin kamu nggak kenapa-kenapa. Hati-hati sayang, love you," ucap Mama Merliana.
"Iya." jawab Edwin.
Mama Merliana mematikan telfonnya.
Edwin masih terus memikirkan Aqila.
"Siapa laki-laki yang bersamanya tadi? Apa dia kekasihnya? Atau temannya?" tanya nya sendiri dalam hati.
"Saya kenapa? Kenapa saya jadi nggak suka melihat gadis bodoh itu jalan sama laki-laki lain?" tanya nya sendiri.
"Boneka hello kitty, dia kelihatannya sangat suka dengan boneka itu. Dan warna kamarnya pun berwarna pink." ucapnya sambil tersenyum.
Pak supir yang tidak sengaja melihat kaca ke arah Edwin, dan melihat Edwin tersenyum jadi ikut senang.
"Baru kali ini saya melihat tuan Edwin tersenyum. Apa semua gara-gara gadis itu?" batin pak supir.
.
.
Hari semakin malam...
Dan Edwin baru sampai dikediamannya.
Edwin turun dan masuk kedalam rumah dan disambut oleh Mama Merliana, Papa Sanjaya dan Alisya.
"Sayang, jam segini kok baru pulang sih," ucap Mama Merliana.
"Kamu dari mana aja Edwin?" tanya Papa Sanjaya.
"Ada urusan." jawab Edwin sambil duduk disofa yang mewah.
"Kakak setiap hari ninggalin Alisya sendirian ma pa," Alisya mengadu.
"Edwin, kamu nggak kasian sama adek kamu? Dia butuh sosok kakak cewek," ucap Mama Merliana.
Edwin tetap diam.
"Kamu kapan menikahi Clariska? Kalian sudah lama berpacaran, papa malu sama keluarganya Alisya yang mengira kamu tidak serius." ucap Papa Sanjaya.
"Saya masih sibuk dengan bisnis." jawab Edwin. Dan pergi ke kamarnya.
"Edwin, mama belom selesai ngomong!" teriak Mama Merliana.
Edwin tidak menghiraukannya dan tetap berjalan ke atas.
"Kak Edwin bandel banget sih ma," celetuk Alisya.
"Sayang, nggak boleh gitu. Ini udah malem, kamu tidur ya..."
"Iya ma," Alisya menurut.
Mama Merliana mencium kening Alisya begitupun juga Papa Sanjaya.
"Good night papa mama," ucap Alisya berlalu pergi ke kamarnya.
Setelah Alisya pergi tidur, Mama Merliana dan Papa Sanjaya juga ikutan tidur.
Karena hari sudah benar-benar malam.
Suasana dirumah Edwin sepi.
Karena penghuninya sudah tidur.
Tetapi tidak dengan Edwin.
Edwin masih tidak bisa tidur. Entah memikirkan bisnisnya atau Aqila.
Dia mengambil handphonenya yang ada dimeja samping tidurnya.
Ternyata banyak notif dari Clariska.
"Sayang kamu kenapa sih akhir-akhir ini nggak peduli sama aku?"
"Apa kamu ada wanita lain selain aku?"
"Apa kamu bosan sama aku?" isi chat dari Clariska.
Edwin membacanya.
Ia sendiri sebenarnya juga bingung dengan sikapnya sendiri.
Disatu sisi Edwin menyayangi Clariska, tapi disatu sisi Edwin juga selalu kepikiran Aqila.
"Kenapa dengan saya?" tanyanya sendiri.
"Apa saya menyukai gadis bodoh itu?"
"Enggak. Saya sudah punya Clariska. Dan tujuan saya menikahinya karena Hendra tidak bisa membayar hutangnya." ucapnya.
"Lebih baik saya coba telfon Clariska,"
Edwin kemudian menelfon Clariska.
Tut...
"Halo," suara Clariska dari seberang sana.
"Kamu belom tidur?" tanya Edwin.
"Belom,"
"Saya minta maaf kalo sikap saya akhir-akhir ini berubah sama kamu. Saya tidak mempunyai wanita lain selain kamu." Edwin menjelaskan.
"Apa kamu yakin?" tanya Clariska yang tidak percaya.
"Ya." jawab Edwin.
"Terus, siapa gadis bodoh yang kamu maksud itu?" tanyanya.
Edwin terdiam. Dia bingung harus menjawab apa.
"Kenapa kamu diam? Siapa gadis bodoh yang kamu maksud itu?"
"Aku selalu setia sama kamu Edwin, aku selalu sabar nunggu kamu nikahi aku. Bahkan papa selalu mendesak aku untuk menikah sama laki-laki lain, tapi aku menolaknya. Karena aku nggak mau nikah selain sama kamu. Terus, ini balesan kamu sama aku? Ini!" maki Clariska.
"Cepat katakan siapa gadis bodoh yang kamu maksud itu. Cepat!
"Clariska, kamu salah paham. Besok kamu datang ke kantor, saya akan jelaskan semuanya."
"Oke," jawab Clariska.
"Sekarang kamu tidur, ini sudah malam." perintah Edwin.
"Iya," jawab Clariska cuek, karena dia masih marah sama Edwin.
Clariska menutup telfonnya.
Edwin meletakan handphonenya dimeja samping tempat tidurnya.
Lalu dia merebahkan tubuhnya dan tertidur.
Visual Edwin Sanjaya
Visual Clariska
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
📚 Inem tak di anggap (HIATUS)
Semangat terus kak Auriel 😀
2021-02-02
0
MyNameIs
Edwin nya PLIN plan,,🤭🤭
2020-12-26
0
Ftl03
LITTLE RAINBOW mampir kakkk.. semangat terus up.a
2020-12-20
0