Jam menunjukkan pukul sembilan malam.
Aqila dari tadi sudah menguap.
"Sayang, kamu dari tadi menguap terus. Kamu sama Dinda tidur gih," perintah bunda Maryam.
"Hehehe, iya bun. Aqila sama Dinda ke kamar duluan ya..." pamit Aqila.
"Selamat malam ayah bunda," tambahnya.
"Malam juga sayang," jawab bunda.
Kemudian Aqila pergi ke kamar.
Begitupun dengan Bunda Maryam sama Ayah Hendra, setelah Aqila dan Dinda pergi ke kamar. Mereka pun juga ikut tidur.
Sampai dikamar, Aqila dan Dinda tidak langsung tidur.
Aqila mengambil handphonenya.
Begitupun juga dengan Dinda.
Lalu mereka berdua sibuk dengan handphone masing-masing.
Ting...
Notif handphone Aqila.
"Bukannya aku dari dulu udah ganteng," goda Rehan dari dm.
Aqila membacanya sambil ketawa sendiri.
"La, ko kenapa sih?" tanya Dinda yang heran melihat sahabatnya itu.
"Hehehe, kepo banget sih lo jadi anak," celetuk Aqila.
"Gue bukan kepo, tapi gue takut aja lihat lo senyum senyum sendiri nggak jelas."
"Din, kayak nya bener deh, gue jatuh cinta sama Rehan." ucap Aqila dengan jujur.
"Kalian berdua cocok," jawab Dinda yang mendukung.
"Iya dong," jawab Aqila dengan pdnya.
Lalu fokus dengan handphonenya lagi.
"Pd banget sih," jawab dm dari Aqila.
Mengetik
"Bercanda Aqila,"
"Hehehe, iya."
"Kamu lagi apa?" tanya Rehan dari dm.
"Tiduran di kamar sama Dinda, kamu sendiri lagi ngapain?"
"Oh, ada Dinda juga disana,"
"Iya, dia nginep disini,"
Mereka terus berlanjut dm an sampai jam sebelas malam.
"Kamu nggak tidur?" tanya Rehan dari dm.
"Iya nih, dari tadi udah nguap terus," jawab Aqila.
"Ya udah, kamu mending tidur. Lagian udah malem juga,"
"Selamat tidur Aqila." Rehan mengucapkan Aqila.
"Hah, gue diucapin sama Rehan. Ini gue nggak mimpi kan," Aqila heboh sendiri.
Sedangkan Dinda sudah tidur dari tadi.
"Mending gue bales aja,"
Lalu Aqila mengetik.
"Selamat tidur juga Rehan,"
Langsung dibaca oleh Rehan.
"Nih anak lagi gabut, apa nggak ada yang dm ya... cepet banget langsung dibales," guman Aqila sendiri.
"Ya udah, tidur gih," perintah Rehan.
"Iya, aku tidur sekarang." jawab Aqila dari dm.
Lalu Aqila mematikan data nya dan kemudian tidur.
.
.
.
Berbeda dengan Edwin Sanjaya.
Hari-harinya dipenuhi dengan dunia bisnis.
Sampai di kediaman Edwin Sanjaya yang megah dan mewah.
Sopir memakirkan mobil yang di naiki Edwin didepan garasi.
Lalu para bodyguard turun dan membuka pintu buat Edwin.
Edwin turun dari mobil dengan gayanya yang angkuh.
Para bodyguard nya berbaris sambil menundukkan kepalanya.
Edwin tidak menghiraukan, lalu masuk di rumahnya.
"Kakak..." gadis kecil seusia Aqila berlari memeluk Edwin.
Edwin pun membalas pelukan gadis itu.
Siapa lagi kalo bukan Alisya Sanjaya, adik dari Edwin Sanjaya.
Alisya sepantaran dengan Aqila.
Dia ikut mama dan papanya diluar negeri.
"Kakak, Alisya kangen banget sama kakak," ucap Alisya yang manja.
"Kamu ngapain kesini?" tanya Edwin dengan dingin.
"Emang Alisya nggak boleh main kesini?" jawab Alisya dengan cemberut.
"Boleh." jawab Edwin.
"Alisya kan udah lulus sekolah, Alisya mau disini aja sama kakak," jawab Alisya.
"Hem," hanya itu jawaban Edwin.
"Kamu tidur sekarang." perintah Edwin.
"Tapi Alisya masih kangen sama kakak," rengek Alisya.
"Kamu tidur sekarang." perintahnya lagi.
"Iya iya, Alisya tidur." Alisya menuruti perintah Edwin lalu mencium pipi Edwin sebelum pergi ke kamar.
Edwin hanya sedikit tersenyum.
"Kalian boleh pergi." perintah Edwin kepada para bodyguardnya.
"Baik tuan," ucap bodyguardnya sambil sedikit menunduk.
Edwin kemudian pergi ke kamarnya.
Sampai dikamar nya, Edwin merebahkan tubuhnya dikasur mewahnya.
Tring...Tring....
Bunyi handphone Edwin.
Edwin lalu mengambil handphonenya dan mengangkat telfon.
"Halo sayang," suara seorang cewek dari sebarang sana.
"Hem,"
"Kamu lagi apa? Sayang besok kamu jemput aku ya diairport," cerocos cewek itu dari telfon.
"Aku sibuk." jawab Edwin.
"Ya udah, kalo kamu nggak bisa. Aku bisa pulang sendiri." cewek itu langsung mematikan telfonnya.
Zofalinda Clariska cewek cantik yang berprofesi sebagai model sekaligus kekasih dari Edwin Sanjaya.
Mereka berpacaran hampir 4 tahun, tapi Edwin tidak berniat untuk menikahi Zofalinda.
"Cewek bawel." celetuk Edwin.
Lalu dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.
10 menit...
Edwin keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk putih dililitkan diperutnya yang sixpack.
Dia kemudian mengambil baju nya dilemari.
Lalu merebahkan tubuhnya lagi di kasur kesayangannya sampai tertidur.
Edwin tidak bisa tidur.
Dia selalu terbayang-bayang wajah gadis kecil yang mangatainya om-om.
Edwin tersenyum sambil berkata
"Om."
"Gadis aneh." tambahnya.
Dia tersadar dari fikirannya.
"Ngapain aku malah mikirin gadis nggak jelas itu. Bikin pusing." celetuknya.
"Lebih baik aku coba tidur lagi."
Lalu Edwin tertidur dengan pulas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
coco
like mendarat .
jangan lupa mampir
2021-03-03
0
Caramelatte
eyo kakak author! Ku balik nih!🤭 Semangat yaa upnya! 🤗
2021-01-11
0
Yeni Eka
Like lagi di sini
2021-01-08
0