Rey menerima suapan demi suapan yang Risa berikan kepadanya. Rey nampak tersenyum bahagia. Sedangkan Evan mulai kesal melihat tingkah mereka.
"Rey, kau sungguh merepotkan sekali," ucap Evan yang mulai risih dengan tingkah Rey yang seperti anak kecil yang seperti minta disuapi ibunya.
"Kak Risa aja yang nyuapin aku gak merasa aku merepotkannya, kenapa kok Kak Evan yang ribet," ucap Rey dengan nada kesal.
"Huhhh anak ini memang manja sekali, untung aku tidak punya adik seperti dia. Bisa-bisa tiap hari aku menyuapinya dan di buatnya puyeng deh dengan tingkah lakunya yang aneh. Iyuh amit-amit deh kalau punya adik seperti Rey." batin Risa.
Evan yang mendengar ucapan Rey pun menatap tajam Rey.
"Rey apakah kamu bersikap manja juga terhadap pacarmu? Sepertinya pacar kamu tidak akan betah dengan tingkah manjamu itu," ucap Evan dengan senyum menyingerai.
Rey pun tersedak mendengar pertanyaan Evan dan dengan sigap Risa mengambil air mineral gelasnya lalu memberikannya kepada Rey.
"Pelan-pelan Rey makannya dan nih minum dulu."
Lalu Rey menerima aqua gelas dan langsung meminumnya. Sebelum Rey menjawabnya Risa pun berbicara kepada Evan.
"Kamu seharusnya jangan tanya ke Rey tentang hal pribadi Evan. Biarlah Rey punya pacar atau tidak itu bukan urusanmu," ucapnya ketus sambil menatap Evan.
"Lah tadi bukannya Rey duluan yang bahas tentang pacar bukan? Mengira aku ini pacarmu? Dan saat ini aku hanya balik bertanya kepadanya. Apakah aku salah bicara Risa?" Tanya Evan.
"Iya tapi kan tadi Rey," ucap Risa terbata-bata.
Belum sempat melanjutkan ucapannya Rey memotong pembicaraannya dan menjawab pertanyaan Evan terhadapnya.
"Ehm..... Aku tidak punya pacar Kak. Kata Mamiku, aku tidak boleh punya pacar terlebih dahulu selama sekolah karena hanya akan menggangu prestasiku di sekolah," ucap Rey pelan sambil menerima suapan dari Risa.
Benar saja apa yang dikatakan Rey karena ia merupakan siswa yang selalu berprestasi di sekolahnya. Rey selalu mendapatkan rangking 3 besar di kelasnya. Evan tertawa terpingkal-pingkal saat mendengar Rey tidak punya pacar.
"Kenapa Kakak tertawa? Tidak adakah hal yang lucu bukan?" ucap Rey sedikit mengernyitkan dahi.
"Mana mungkin ada yang mau sama kamu kalau tingkah laku kamu aja manja seperti anak kecil," ucap Evan setelah menyudahi tawanya.
"Memang kenapa tidak mungkin? Apakah Kakak tidak bisa melihat kegantenganku ini? Semua cewek pasti akan suka kepadaku dengan wajah gantenganku ini." Dengan pedenya Rey memuji dirinya sendiri.
"Hahahaha..........." Evan pun mulai tertawa kembali.
"Apa? ganteng katamu?? Perlu kamu ingat ya seganteng-gantengnya kamu hanya ada wanita bodoh yang mau menerimamu menjadi pasangan, karena kamu hanya akan menyusahkannya saja. Dimana kamu itu egois dan nantinya kamu yang ingin dimengerti bukannya mengerti apa yang diinginkan seorang wanita!" ucap Evan dengan nada mengejeknya.
"Aku bukanlah orang yang seperti yang kau bicarakan, justru karena kegantenganku orang yang akan menjadi pasanganku kelak adalah orang yang sangat beruntung mendapatkan cintaku," ucap Rey dengan penuh keyakinan.
"Ciiihhhhh........." Evan tidak habis fikir dengan bocah ingusan yang sok kegantengan itu.
"Aku memang ganteng kok kak dari lahir dan itu adalah faktanya, benar gak Kak Risa kalau Rey memang ganteng bahkan sangat ganteng bukan?" tanya Rey sambil menatap Risa.
Risa yang mendengar pertanyaan dari Rey pun mau tidak mau dan dengan terpaksa harus menjawabnya.
"Iya kamu ganteng kok Rey," ucap Risa supaya tidak ada lagi perdebatan diantara mereka.
Dan benar saja akhirnya mereka menyudahi perdebatannya. Evan pun mendengus sebal dan kesal dengan apa yang Risa katakan karena secara tidak langsung Risa memuji kegantengan Rey dihadapannya dan juga dihadapan adik-adik kelasnya. Rey merasa bangga dengan apa yang Risa katakan sambil senyum-senyum sendiri. Rey menganggap apa yang dikatakan Risa adalah hal yang serius dengan memujinya di depan Ketua OSIS yang sombong itu dan teman-temannya.
Melihat Rey yang tersenyum Risa berfikir apakah aku salah tadi mengatakannya ganteng.
"Ugghhh Rey tambah PD aja nanti." gumamnya.
"Perhatian-perhatian, karena jam makan siang telah selesai maka kita akan segera menuju ke aula." Terdengar suara speaker dari arah tengah lapangan.
Semua anggota OSIS dan siswa siswi baru beranjak berdiri lalu berjalan menuju ke ruang aula.
...*****...
DI AULA
Setelah makan siang mereka melanjutkan kegiatan MOS dengan bernyanyi, games dan mendengarkan apa yang disampaikan para anggota OSIS lainnya di aula. Waktu menunjukkan pukul 15.00 wib. Para anggota OSIS pun akhirnya membubarkan kegiatan hari pertama MOS siswa siswi baru Alexandria International High School.
Rey keluar dari aula lalu menuju gerbang hari ini Rey dijemput oleh sopirnya.
...*****...
DI GERBANG SEKOLAH
Rey sudah berdiri di samping pintu gerbang sekolah menunggu sopir yang menjemputnya. Kemudian Risa yang akan keluar gerbang pun
melihat Rey di depan gerbang.
"Rey loh kok masih disini? Lagi nungguin siapa?" tanyanya penasaran.
Risa berpikir karena dimana sekolahnya yang hampir sepi karena siswa siswi baru sudah pulang dan tinggal anggota OSIS saja yang barusan bubar. Risa berfikir kalau Rey sedang menunggu jemputan Mami atau Papinya.
"Rey lagi nunggu dijemput Mang Ujang Kak Risa."
Mang Ujang adalah sopir yang bekerja di rumah Rey dari Rey masih TK, sopir yang ditugaskan mengantar jemput Rey kemanapun dia pergi.
"Owhhh, ya udah Kakak duluan ya Rey." Sambil menutup kaca helm dan melajukan motor gedenya keluar dari gerbang sekolah.
"Kak Risa ini cewe kok bawa motor gede kaya gitu sih, itu kan berat dan gak takut apa kalau nanti terjatuh." gumamnya.
Mang Ujang udah sampai di sekolah. Rey langsung masuk tanpa Mang Ujang buka kan pintu mobil karena Rey keburu kepanasan.
"Mang Ujang kok lama sekali, Rey kepanasan nih," ucap Rey sambil cemberut.
"Maaf den. Tadi bannya bocor jadi Mamang ke bengkel dulu," ucap Mang Ujang menjelaskan.
...*****...
DI RUMAH REY
Rey sudah pulang dari sekolahnya dan melangkahkan kakinya ke ruang tamu.
"Mamiiii..... Rey pulangg....." Teriaknya dari depan pintu langsung menuju sofa ruang tamu lalu duduk di samping maminya dan menyenderkan kepalanya ke paha maminya.
"Uluh-uluh anak mami udah pulang sayang. Gimana hari pertama MOS? Menyenangkan pastinya kan sayang?" ucap Mami Ana sambil mengelus rambut Rey pelan.
"Menyenangkan gimana sih Mi... Justru sebaliknya, menyebalkan," ucap Rey sambil cemberut.
"Menyebalkan gimana sih sayang? Cerita dong sama Mami." Mami Ana bingung karena anaknya tiba-tiba datang dengan muka yang cemberut.
Rey kalau cerita sama Mami Ana pasti kepalanya di letakkan di paha maminya dan Rey pun suka kalau kepalanya sambil dielus-elus. Entahlah kenapa dia suka begitu tapi katanya itulah yang membuatnya nyaman.
"Tadi Rey di sekolah terkena hukuman mami huuaaa............"
Rey tiba-tiba memeluk Maminya. Mami Anastasya bingung dengan ucapan Rey, dia tidak tahu apa yang terjadi dengan Rey di sekolahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 323 Episodes
Comments
AN
hadeh rey jan manja dong kan uda gede🤣😂
2021-06-10
0
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
astaga😂
2021-06-06
1
Herlan Sylvana
rey manja bener ih
2021-05-21
1