Risa yang mendengar Rey akan dihukum oleh Evan lalu angkat bicara.
"Evan, Rey tidak ikut upacara karena tadi mengobatiku di UKS, jadi Rey tidak pantas untuk dihukum," ucapnya.
"Tidak Risa peraturan tetaplah peraturan anak ini harus diberi hukuman kita tidak bisa pilih kasih. Nanti yang ada kelompok lain akan protes. Ya meskipun Rey tadi sudah menolongmu. Tapi apa pandangan teman-teman OSIS kita yang lainnya?" ucap Evan yang menjelaskan karena Risa tidak mau Rey yang akan ia beri hukuman.
"Oke kalau Rey tetap diberi hukuman, aku yang akan mengganti hukumannya," ucap Risa.
"Terserahlah yang penting Rey diberi hukuman. Kamu mau ganti hukuman apa kepadanya?" tanya Evan terheran.
"Push up sebanyak 10 kali. Itu hal yang akan meringankannya dari pada ia harus keliling lapangan 10 kali disaat sinar matahari sedang panas-panasnya," ucap Risa.
Rey membolakan matanya ujung-ujungnya ia tetap diberi hukuman juga. Padahal tadi Risa berjanji agar ia tidak kena hukuman. Rey tidak protes ataupun membantah karena yang ia lakukan hanya akan sia-sia saja tetap saja diberikan hukuman. Kalaupun Rey protes maka hanya akan menambah hukumannya. Rey tidak mau terkena hukuman tambahan. Jadi akhirnya Rey pun menyerah dan mau tidak mau ia harus push up. Setelah Rey melaksanakan hukumannya, tenggorokannya terasa haus.
"Kak, bolehkah aku minum. Aku sangat haus sekali," ucapnya memohon.
Evan yang mendengarnya langsung menjawab.
"Tidak boleh, soalnya ini belum waktunya jam makan siang. Semua peserta MOS tidak boleh makan dan minum sebelum jam makan siang. Evan yang melihat jam tangannya menunjukan baru menunjukkan pukul 10.36 WIB." dengan berbicara penuh dengan penekanan.
"Tidak apa-apa. Rey kamu boleh minum, ayo ambil botol minum kamu didalam tas," ucap Risa.
"Risa nanti kita disangka pilih kasih terhadapnya," ucap Evan dengan serius.
"Nanti biar aku yang menghadapinya kalau ada teman-teman OSIS yang menegur kita. Mereka pasti paham dan mengerti," ucap Risa sambil menatap Evan.
"Kenapa kamu jadi perhatian kepadanya?" Evan berbicara agak keras.
"Aku tidak perhatian kepadanya, aku hanya merasa berperikemanusiaan bahwa itu hal yang wajar karena jika kamu sudah ditolong seseorang bukannya kamu harus menolongnya juga? Karena sesama manusia harus saling tolong menolong bukan? Dari pada Rey pingsan karena kehausan, nanti malah merepotkan," ucap Risa yang menjelaskannya.
"Tapi Risa. Tentang peraturan tetap..." Evan yang belum melanjutkan bicaranya pun dipotong oleh Risa.
"Sudahlah Evan, jangan tambah memperpanjang masalah ini," ucapnya.
Rey yang mendengarkan ucapan Risa akhirnya tersenyum ada perasaan bahagia di dalam hatinya. Risa meihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 11.48 wib dan langsung bicara kepada Evan untuk pergi ke kantin.
"Evan, aku ke kantin dulu ya?" ucapnya.
"Oke, aku nitip jus mangga ya." Sambil menyodorkan uang 7 ribu.
Risa pun sudah kembali ke lapangan tepat jam 12.00 wib.
"Ini Evan jusnya." Sambil menyodorkan jus ke arah Evan. "
Terima kasih." Evan yang menerima jusnya.
Tibalah saatnya jam makan siang. Semua anggota OSIS mendapat jatah makan siang dengan nasi box yang didalamnya lengkap dengan lauk pauk dan dengan aqua gelas diatas nasi box. Berbeda dengan siswa siswi MOS mereka dianjurkan untuk membawa bekal makan dari rumah. Mereka mulai makan bersama-sama di bawah pohon yang rindang di tepi lapangan. Angin yang berhembus sepoi-sepoi menambah suasana menjadi hening. Mereka makan dengan suasana hening hanya ada bunyi dentingan sendok dan garpu dari kotak makan mereka masing-masing. Evan yang sudah makan lalu meminum jusnya hingga habis.
"Hmm segarnya," ucap Evan.
Risa yang tadi sudah makan sandwich hanya memakan biskuit dan meminum jus yang telah dibelinya tadi di kantin sebelum jam makan siang tiba.
"Kak Risa bolehkah aku meminta tolong kepada Kakak?" Rey pun memecah keheningan.
"Minta tolong apa Rey? Selagi Kakak bisa melakukanya akan Kakak lakukan," ucap Risa sambil menatap Rey.
Evan lalu memandang ke arah Rey dan Risa.
"Aku tidak biasa makan kalau tidak ada mejanya Kak," ucap Rey dengan muka melasnya.
Risa bingung dengan apa yang Rey katakan, apakah iya harus mencarikan meja untuk Rey untuk makan dan sepertinya itu hal yang aneh, dimana teman-teman yang lainnya saja makan tidak dengan meja karena mereka tahu sedang berada di lapangan yang terbuka.
"Kak Risa," ucap Rey pelan yang membuyarkan Risa dari lamunannya.
"Bisakah kamu melihat keadaan Rey kita sedang berada di lapangan terbuka dan tidak ada meja, kamu makan aja tidak usah banyak bertanya," ucap Risa menjelaskan.
"Kak Risa tadi bilang selagi Kakak bisa melakukanya akan Kakak lakukan." ketus Rey yang mulai memanyunkan bibirnya.
"Baiklah Kakak akan lakukan kamu maunya gimana?"
Risa mulai bingung dengan tingkah Rey yang mulai aneh menurutnya.
"Biasanya kalau tidak ada meja, Mami menyuapiku," ucap Rey.
Risa membulatkan matanya saat Rey bicara seperti itu, dengan tidak sengaja seperti menyuruhnya untuk menyuapinya.
"Apaaa?? Kamu ingin aku suapin?" ucapnya.
Rey yang masih memanyunkan bibirnya pun tidak menjawab dan hanya mengangguk pelan. Risa mendengus kesal saat Rey ingin di suapin.
"Kamu kok manja sekali sih Rey?" ucap Evan dengan menaikkan alisnya.
"Aku bukannya manja, namun sudah terbiasa begitu Kak Evan kalau tidak ada meja, Mamiku selalu menyuapiku," ucap Rey dengan wajah kesal karena teman-teman mereka hampir selesai makan siang hanya Rey saja yang belum makan sesuap nasi pun dan tadi malah diberi banyak pertanyaan dari kedua Kakak kelasnya itu.
Akhirnya Risa mulai memegang kotak makan yang ada ditangan Rey dan akan menyuapi Rey. Evan pun yang melihat Risa akan menyuapi Rey hanya berdehem.
"Ehm... Bisakah kamu memakan makananmu sendiri? Kak Risa bukanlah Mamimu, jadi kamu jangan bersikap manja kepadanya," ucap Evan sambil mau merebut kotak makan yang dibawa Risa.
"Dan kamu Risa Seharusnya kamu tidak usah menanggapinya apalagi menuruti kemauannya yang ingin sekali hanya kamu yang menyuapinya!" Bentak Evan saat ini ia mulai kesal karena Risa menuruti kemauan Rey untuk menyuapinya.
Rey menjawab "Karena Mami tidak ada disini dan perempuan pertama kali yang aku kenal di sekolah ini hanyalah Kak Risa. Apakah aku salah jika aku meminta tolong kepadanya?" dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Cukup Evan, kamu seharusnya tidak membentakku. Aku tahu apa yang harus aku lakukan dan tadi aku juga sudah berjanji kepadanya untuk menolong nya sebisa mungkin yang aku bisa lakukan dan akan aku lakukan. Karena tadi Rey juga sudah menolongku, jadi tidak ada salahnya aku menyuapinya," ucap Risa yang mulai kesal terhadap Evan karena ia tadi membentaknya.
"Risa... Maafin aku ya tadi aku tidak sengaja membentakmu," ucapnya Evan merasa ada penyesalan saat ia membentak Risa tadi.
"Sudahlah Evan lupakan saja!" sambil menyuapi Rey.
Rey akhirnya senang bisa disuapin gadis secantik Risa yang merupakan primadona di sekolahnya. Rey seperti merasakan Maminya yang sedang menyuapinya. Tapi ini yang menyuapinya adalah Risa jadi Rey merasa punya Kakak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 323 Episodes
Comments
🌻Ruby Kejora
2like
Q kan dukung trus ❣️❣️
2021-04-16
0
🎱ℳ𝒷𝒶𝓀 𝒩𝒶𝓎❀
manja nya minta di suapi pula
semangat Lin😊
2021-04-13
0
♡⃝ 𝕬𝖋🦄 Pecinta novel 💞
walah udah mulai modus tu si Rey 🤣 semangat kak lina lanjut ...
2021-04-05
1