Ch.19 - Ilmu Pedang Arus Jeram

Keesokan harinya, Tang Shu baru tersadar ternyata Fu Chen telah memiliki energi qi di dalam tubuhnya. Ia di buat lebih terkejut lagi saat mengetahui peraktik Fu Chen berada pada pendekar tingkat tiga tahap awal.

Tang Shu mempertanyakan dari mana Fu Chen mendapatkan ilmu untuk mempelajari cara menyerap qi. Seingatnya, dia tidak pernah mengajarkan apapun mengenai energi qi maupun cara menyerapnya.

"Chen'er, dari mana kau belajar menyerap energi alam dan mengelolanya menjadi energi qi?" Tang Shu memeriksa tubuh Fu Chen, ia khawatir qi itu di paksakan masuk oleh orang lain.

Menyerap energi qi pada dasarnya memerlukan bimbingan dan ilmu. Jika ada kesalahan dalam prosesnya, maka akan mempengaruhi perkembangan pendekar tersebut dan bisa saja menyebabkan kelumpuhan.

"Energi alam? Qi?" Fu Chen bertanya dengan polosnya.

"Apa? Kau bahkan tidak mengetahui apa yang kau serap?" Tang Shu hampir menjitak kepala Fu Chen karena sembarangan menyerap sesuatu yang tidak di ketahui olehnya sendiri.

"Ah … aku ingat, saat itu aku tidak sengaja merasakan sesuatu yang mengalir masuk ke dalam tubuhku, perasaan itu sama ketika aku membentuk dantian dulu. Jadi aku mencoba mengarahkan itu pada dantian kux kemudian dantian itu menyerap dengan sendirinya energi itu…" Fu Chen menjelaskan dengan santai.

Tang Shu tidak percaya dengan pendengarannya, jika anaknya memang melakukan penyerapan tanpa bimbingan apapun, bukankah itu sangat mengerikan?

Jika memang qi itu masuk dalam tubuhnya, seharusnya ada sumber daya yang sangat tinggi membantunya untuk menembus pendekar tingkat tiga tahap awal.

"Apa yang kau lakukan sebelum hal itu terjadi?" sungguh sulit bagi Tang Shu untuk mempercayai anaknya mampu menyerap qi begitu saja.

Fu Chen menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat melihat Tang Shu menatapnya dengan curiga. "Itu … saat ayah pulang aku memutuskan untuk masuk ke dalam hutan dan menelusurinya…" Fu Chen menceritakan seluruh kejadian yang ia alami, mulai dari bertemu dengan harimau sampai ia didalam goa.

"Kristal ungu? Jika benar itu adalah kristal ungu, maka ini akan sangat bagus untuk Fu Chen." Batin Tang Shu tersenyum lebar. "Apa kau masih mengingat jalan menuju tempat itu?" Tang Shu menepuk pelan pundak anaknya.

"Sebelum aku kembali, aku sempat membuat petunjuk menuju kesana. Seharusnya itu masih ada sampai sekarang." Fu Chen menatap ayahnya keheranan, dia juga berniat kembali kesana dalam waktu dekat untuk mengambil kristal dan memberikan pada ayahnya.

Tapi sepertinya itu tidak perlu lagi, karena Tang Shu sendiri yang minta di antar menuju goa.

"Baiklah kalau begitu, sekarang yang harus kau lakukan adalah menstabilkan qi dalam tubuhmu. Menyerap qi tidak bisa sembarangan, ayah akan memberikan kitab yang diberikan kepala klan pada ayah untuk kau gunakan nanti."

Tang Shu kemudian mengarahkan Fu Chen bagiamana cara menstabilkan qi dalam tubuhnya. Tang Shu tidak khawatir dengan pondasi yang dimiliki Fu Chen, dengan tulang Permata Dewa dan fisiknya yang telah terlatih, tubuh Fu Chen memang sudah bisa menahan beban energi qi.

"Qi di dalam tubuhmu masih terlalu kotor dan fungsi ilmu kitab adalah memurnikannya. Ingat apa yang ayah katakan ini, jangan mencoba untuk menyerap qi kembali sebelum ayah memberikan ilmu kitab." Ucap Tang Shu dengan serius.

"Baik ayah …." Jawab Fu Chen.

"Apa sekarang tubuhmu terasa lebih baik?" Tanya Tang Shu setelah membantu Fu Chen menstabilkan qi di dalam tubuhnya.

"Mn…" Fu Chen mengangguk menjawabnya, "Tubuhku terasa lebih segar sekarang." Fu Chen memperhatikan tanganya, merasa kekuatannya bertambah lagi.

Tang Shu menghela nafas pelan sebelum berdiri. "Sebenarnya ayah tidak ingin mengajarkanmu berpedang sekarang, tapi melihat kau yang sudah memiliki qi, kurasa tidak ada salahnya memberikan beberapa jurus untuk kau latih."

Tang Shu berjalan mengambil sebilah pedang kayu di belakang gubuk. Fu Chen yang melihat ayahnya yang nampak kecewa, sedikit merasa bersalah. Ia ingin membuat ayahnya bangga dengan pencapaian yang ia miliki. Namun, sepertinya semua tidak sesuai dengan yang ia harapkan.

"Klan Tang terkenal dengan permainan pedang dan qi yang mereka miliki. Karena itu, ayah tidak bisa mengajarkanmu ilmu bela diri tangan kosong. Kau bisa mempelajari itu di dalam sekte nantinya." Tang Shu melemparkan pedang kayu di tangannya pada Fu Chen.

Fu Chen memperhatikan pedang kayu itu sesaat, sebelum kembali mengamati Tang Shu. "Perhatikan setiap gerakan yang ayah tunjukkan! Ayah akan melakukannya secara perlahan agar kau bisa mengingatnya."

Tang Shu menggunakan tangan kirinya untuk meletakkan pedang kayu pada pinggangnya, tangan kanannya memegang gagang pedang seolah bersiap melepaskannya dari sarung.

Gerakan Tang Shu yang pelan terlihat begitu lembut di mata Fu Chen, setiap gerakannya menyatu satu sama lain bagaikan arus sungai yang terus mengalir. Fu Chen terpesona melihatnya, hingga ia lupa untuk mengingat setiap gerakan yang di tunjukkan Tang Shu.

Tang Shu beberapa kali mengulang gerakan dari awal agar Fu Chen dapat mengingatnya. "Apa kau berhasil mengingatnya?" Suara Tang Shu menyadarkan Fu Chen dari lamunannya. Imajinasinya terbang bebas membayangkan ia memainkan ilmu pedang yang sama dengan yang Tang Shu mainkan.

Fu Chen menggaruk pipinya sambil tersenyum kecut, "Eheh … bisakah ayah mengulanginya…?"

Tang Shu menggelengkan kepala pelan mengetahui isi pikiran Fu Chen. "Perhatikan dengan benar kali ini…"

Tang Shu mengulangi gerakannya sekali lagi, ia tahu Fu Chen pasti mampu jika hanya untuk mengingatnya. Fu Chen mengamati dengan serius kali ini, matanya tidak melewatkan satu gerakan sekalipun.

"Apa kau sudah mengingatnya kali ini?" tanya Tang Shu setelah mengulangi gerakannya.

"Mn, kurasa begitu." Fu Chen menganggukkan kepalanya.

"Ilmu pedang yang ayah perlihatkan disebut ilmu pedang Arus Jeram, ilmu ini hanya di ajarkan pada keturunan keluarga utama klan."

"Di dalamnya ada tiga jurus, jika kau berhasil memahami jurus pertama, maka kau dapat dengan mudah mempelajari kedua jurus lainnya. Sekarang, ulangi gerakan yang tadi kau lihat." Tang Shu menjelaskannya sambil melakukan beberapa gerakan sederhana.

Fu Chen menganggukkan kepalanya, kemudian memasang kuda-kuda yang sama dengan ayahnya. Fu Chen memperagakan setiap gerakan yang di tangkap oleh kepalanya. Meski masih berantakan, tapi setidaknya sudah memiliki pola yang benar.

"Caramu memegang pedang itu salah, tanganmu tidak akan kuat menahan benturan dengan senjata lain jika seperti itu…"

"Gerakkan tanganmu lurus kedepan saat kau menarik senjatamu dari sarungnya…"

"Tanganmu terhubung dengan otakmu, jadi jangan ragu setiap kau mengayunkan pedang." Tang Shu memberikan arahan pada setiap gerakan yang Fu Chen tunjukkan.

Fu Chen juga merasakan perubahan setelah ia mengikuti arahan Tang Shu. Lama kelamaan gerakan Fu Chen semakin cepat dan tegas, tidak ada lagi keraguan setiap langkah yang ia ambil.

Senyuman lebar terukir di wajah Fu Chen, merasakan sensasi bermain pedang yang sudah lama ia nantikan. Suara desisan angin yang terbelah membuat Fu Chen semakin bersemangat dan meningkatkan kecepatannya.

Tang Shu tertegun melihat putranya menari dengan pedang kayu di tangannya. Tang Shu masih dapat melihat celah dari permainan Fu Chen, namun celah itu semakin mengecil seiring Fu Chen mengulangi gerakannya.

Tang Shu tidak menyadari, jika Fu Chen beberapa kali mencoba mengubah pola gerakan kaki karena tidak nyaman baginya.

Tang Shu kemudian segera menghentikan Fu Chen saat melihat senyuman di wajah anaknya semakin lebar. Ia khawatir anaknya akan menjadi penggila pedang dan melakukan pembantaian nantinya.

Kasus seperti ini kerap kali terjadi di benua tengah, ketika seorang pendekar haus dengan ilmu pedang dan membantai suatu tempat untuk mengundang pendekar hebat menjadi lawannya.

Fu Chen menghentikan gerakannya dan berlari kecil ke arah Tang Shu dengan girang. "Ayah, apa kau melihatnya…? Tidak kusangaka jika bermain pedang akan sangat menyenangkan." Fu Chen mengayunkan pedang kayunya pelan dengan senyuman lebar.

"Chen'er…" Panggil Tang Shu.

Fu Chen menoleh ke arah ayahnya, senyumannya memudar setelah melihat ayahnya yang tidak terlihat senang sama sekali.

"Apa kau masih mengingat ucapan ayah? Jangan biarkan nafsu menguasai dirimu. Pedang harus selaras dengan hatimu… Pedang baru akan terasa manfaatnya jika di gunakan untuk melindungi orang lain." Tang Shu mengelus kepala Fu Chen, ia hanya tidak ingin anaknya salah memilih jalan kedepannya.

Fu Chen diam mendengarkan nasihat ayahnya. Ia ingat semua yang ayahnya katakan, namun ia berpikir apa salahnya menikmati sesuatu yang dia sukai.

"Ayah tidak membatasimu untuk bermain pedang, namun ingatlah apa yang ayah katakan." Tang Shu tersenyum lembut.

Ia sebenarnya sangat kagum dengan pemahaman Fu Chen yang sangat cepat dalam ilmu pedang, tapi ia ingin menyadarkan Fu Chen untuk tidak cepat puas dengan pencapaiannya.

"Seseorang pernah mengatakan, jika mempelajari ilmu pedang bukanlah menuju puncak tertinggi. Melainkan menyelam ke lautan tak berdasar…" Tang Shu selalu mengingat kalimat yang selalu di ajarkan pada setiap generasi di klannya.

"Apa maksudnya, ayah?" Fu Chen tidak bisa memikirkan apapun tentang hubungan mendaki dan menyelam dengan ilmu pedang.

"Kau harus mencari jawabannya sendiri demi perkembanganmu," Jawab Tang Shu tertawa kecil.

Fu Chen mendengus kesal, tapi ia tidak mempermasalahkan lebih lanjut. Ia sudah bertekad untuk melampaui ayahnya, maka ia harus mendapatkan jawaban dengan caranya sendiri.

"Lalu bagimana dengan gerakan jurus kedua, ayah?" Fu Chen merasa tidak mungkin jika ketiga jurus ilmu pedang Arus Jeram begitu mudah di pelajari.

Urat dahi Tang Shu sedikit berkedut, ia merasa anaknya ini terlalu meremehkan ilmu pedang yang ia ajarkan. "Pelajari dulu gerakan jurus pertama itu dengan benar, ayah masih dapat melihat banyak celah yang kau tunjukkan. Lanjutkan latihanmu seperti biasa setelah hari beranjak petang."

"Ah, ayah lupa. Jurus pertama itu bernama Erosi, jurus kedua di sebut Pasang Surut dan yang ketiga di sebut Rawa kematian…"

"Huh? bagaimana bisa jurusnya bernama seperti itu?" Fu Chen memiringkan kepalanya mendengar nama aneh dari jurus yang ia pelajari.

"Jangan tanyakan pada ayah, tanyakan saja pada leluhurmu di atas sana." Tang Shu menjawab kesal, ia juga mempertanyakan nama jurus itu kenapa demikian.

"Aku merasa malu untuk mengatakannya saat menggunakan jurus yang hebat ini." Fu Chen tersenyum kecut membayangkan ia harus meneriaki nama jurus aneh itu saat akan di gunakan.

"Kau tidak perlu mengatakannya, hanya ilmu tingkat tinggi yang perlu di ucapkan saat ingin menggunakannya."

"Tapi tetap saja, nama itu sangat aneh…. Hm, bagaimana jika ku ubah menjadi… Hiroshi pertama, Hiroshi Hujan Petir dan Hiroshi Ketenangan…" Fu Chen mengelus dagunya memikirkan nama yang tepat. "Kurasa itu cukup bagus, maknanya juga sama dengan sebelumnya." Fu Chen tersenyum lebar memikirkan nama jurus yang baru saja ia ubah.

Tang Shu hanya bisa tersenyum kecut melihat anaknya yang mengubah nama jurus leluhurnya begitu saja.

"Berhentilah memikirkan nama aneh itu dan segeralah berlatih. Apa kau akan memikirkannya seharian, hah?" Tang Shu menjitak kening Fu Chen setelah mengetahui tujuan anaknya.

"Aw… iya baiklah," Fu Chen tersenyum kecut mengetahui dirinya tidak berhasil mengelabui Tang Shu.

Terpopuler

Comments

Arwin Atune

Arwin Atune

mengubah jurus

2024-08-19

0

Dzikir Ari

Dzikir Ari

Seenaknya saja mengubah nama jurus

2023-07-08

0

Harman LokeST

Harman LokeST

semangat terus dalam latihanmu

2022-06-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ch.1 - Hal Baru
3 Ch.2 - Pedang
4 Ch.3 - Dunia Persilatan
5 Ch.4 - Tingkat Kultivator
6 Ch.5 - Pembentukkan Dantian
7 Ch.6 - Pembentukkan Dantian II
8 Ch.7 - Lampion
9 Ch.8 - Sebuah Harapan
10 Ch.9 - Pesta
11 Ch.10 - Keberangkatan
12 Ch.11 - Kebenaran
13 Ch.12 - Latihan
14 Ch.13 - Tulang Permata Dewa
15 Ch.14 - Feng Youxin
16 Ch.15 - Masa Lalu Tang Shu
17 Ch.16 - Masa Lalu Tang Shu II
18 Ch.17 - Melawan Seekor Harimau
19 Ch.18 - Kabar Duka
20 Ch.19 - Ilmu Pedang Arus Jeram
21 Ch.20 - Aura Binatang Magis
22 Ch.21 - Perbatasan
23 Ch.22 - Pertarungan Ayah Dan Anak
24 Ch.23 - Merah Merona
25 Ch.24 - Batu Penguji
26 Ch.25 - Duel
27 Ch.26 - Perpisahan
28 Ch.27 - Permohonan
29 Ch.28 - Xiao Jung
30 Ch.29 - Pemandangan Buruk
31 Ch.30 - Tiba Di Kota
32 Ch.31 - Sekte Pedang Suci
33 Ch.32 - Pertandingan Murid Baru
34 Ch.33 - Pertandingan Murid Baru II
35 Ch.34 - Pertandingan Murid Baru III
36 Ch.35 - Pertunjukkan Yang Memuaskan
37 Ch. 36 - Lawan Yang Kuat
38 Ch.37 - Tubuh Yang Aneh
39 Ch.38 - Perpustakaan
40 Ch.39 - Li Han
41 Ch.40 - Li Han II
42 Ch.41 - Li Han III
43 Ch.42 - Pangeran Kekaisaran Meng
44 Ch.43 - Perebutan Tahta
45 Ch.44 - Satu Tahun
46 Ch.45 - Makanan Yang Menghampiri
47 Ch.46 - Tujuan Belum Tercapai
48 Ch.47 - Ujian Kenaikan Pangkat
49 Ch.48 - Boneka Kayu
50 Ch.49 - Ujian Ketiga
51 Ch.50 - 19 Menit Yang Melelahkan
52 Ch.51 - Tidak Ada Kabar
53 Ch.52 - Kabur Dari Tanggung Jawab
54 Ch.53 - Siasat Perampok
55 Ch.54 - Jebakan
56 Ch. 55 - Kelompok Beruang Hitam
57 Ch.56 - Salah Paham
58 Ch.57 - Memeriksa Markas
59 Ch.58 - Memeriksa Markas II
60 Ch.59 - Pembebasan
61 Ch.60 - Kota Tiemao
62 Ch.61 - Perbincangan Singkat
63 Ch.62 - Gadis Merepotkan
64 Ch.63 - Pertemuan Yang Menyenangkan
65 Ch.64 - Hukuman Sepadan
66 Ch.65 - Pusaka
67 Ch.66 - Tingkatan Pusaka
68 Ch.67 - Setara Harga Kerajaan
69 Ch.68 - Ibu Kota
70 Ch.69 - Kediaman Bangsawan Xiao
71 Ch.70 - Persiapan
72 Ch.71 - Persiapan II
73 Ch.72 - Hari Yang Di Tunggu
74 Ch.73 - Xuan Rong Di Temukan
75 Ch.74 - 3 Item Utama
76 Ch.75 - Persaingan Singkat
77 Ch. 76 - Siasat Xiao Jung
78 Ch.77 - Percobaan Pertama
79 Ch.78 - Fu Chen Beraksi
80 Ch.79 - Menemui Xuan Rong
81 Ch.80 - Isi Kitab Dewa Raga
82 Ch.81 - Kesembuhan Xiao Feng
83 Ch.82 - Rencana
84 Ch.83 - Gunung Fugui
85 Ch.84 - Gunung Fugui II
86 Ch.85 - Gunung Fugui III
87 Ch.86 - Keanehan
88 Ch.87 - Siluman Beruang Hitam
89 Ch.88 - Siluman Beruang Hitam II
90 Ch.89 - Kembali
91 Ch.90 - Pertemuan
92 Ch.91 - Qiao Wu
93 Ch.92 - Ujian Tak Tertulis
94 Ch.93 - Guru
95 Ch.94 - Li Chun dan Penjaga Sekte
96 Ch.95 - Ini Baru Di Mulai
97 Ch.95 - Latihan
98 Ch.96 - Latihan II
99 Ch.97 - Hutan Siluman Milik Li Han
100 Ch.98 - Buah Persik Dewi Langit
101 Ch.99 - Nasehat
102 Ch. 100 - Sebuah Keputusan
103 Ch.101 - Rapat Tetua
104 Ch.102 - Rapat Tetua II
105 Ch.103 - Pusaka yang Tersegel
106 pengumuman
107 Ch.104 - Pergi
108 Ch.105 - Kembali
109 Ch.106 - Desa Bintang Jatuh
110 Ch.107 - Amarah
111 Ch.108 - Musuh Lama
112 Ch.109 - Selamat Tinggal
113 Ch.110 - Penginapan
114 Ch.111 - Semua Telah Berlalu
115 Ch.112 - Fu Mei
116 Ch.113 - Fu Mei II
117 Ch.114 - Dua Sosok Misterius (Arc 1 END)
118 Pengumuman!
119 Nt Error
120 Ch.115 - Sekte Pedang Suci
121 Ch.116 - Sekte Pedang Suci II
122 Ch.117 - Feng Bian dan Dou Huang
123 Ch.118 - Terlalu Banyak Informasi
124 Ch.119 - Dunia Baru
125 Ch.120 - Semua Akan Berubah
126 Ch.121 - Jenderal Petarung
127 Ch.122 - Prajurit Batu
128 Ch.123 - Langkah Awal
129 Ch.124 - Wanita Bangsawan
130 Ch.125 - Su Anna
131 Ch.126 - Rencana
132 Ch.127 - Kekuatan Pendekar Raja
133 Ch.128 - Hutan
134 Ch.129 - Informasi
135 Ch.130 - Bukan Sekte Pedang Suci
136 Ch.131 - Merelakan
137 Ch.132 - Menuju Ibu Kota
138 Ch.133 - Ulang Tahun
139 Ch.134 - Keluarga Bangsawan dan Kesempatan
140 Ch.135 - Diskusi
141 Ch.136 - Persetujuan
142 Ch.137 - Identitas
143 Ch.138 - Berlangsungnya Negosiasi
144 Ch.139 -Ye Singsui
145 Ch.140 - Keuntungan
146 Ch.141 - Bagi Hasil
147 Ch.142 - Tujuan Selanjutnya
148 Ch. 143 - Perbatasan
149 Ch. 144 - Pertemuan Kembali Sang Dewi Bulan
150 Ch. 145 - Meninggalkan Kenangan
151 Ch.146 - Lanjutkan Perjalanan
152 Ch.147 - Perkenalan
153 Ch.148 - Diskusi
154 Ch.149 - Ingatan Dou Huang
155 Ch.150 - Penelusuran
156 Ch.151 - Dou Huang
157 Ch.152 - Matahari Menyambut
158 Ch.153 - Dan Suyu
159 Ch.154 - Di Sambut Hangat
160 pesan
161 Ch.155 - Ulang Tahun
162 Ch. 156 - Kota Lianing
163 Ch.157 - Turnamen
164 Ch.158 - Turnamen II
165 Ch. 159 - Berburu
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Prolog
2
Ch.1 - Hal Baru
3
Ch.2 - Pedang
4
Ch.3 - Dunia Persilatan
5
Ch.4 - Tingkat Kultivator
6
Ch.5 - Pembentukkan Dantian
7
Ch.6 - Pembentukkan Dantian II
8
Ch.7 - Lampion
9
Ch.8 - Sebuah Harapan
10
Ch.9 - Pesta
11
Ch.10 - Keberangkatan
12
Ch.11 - Kebenaran
13
Ch.12 - Latihan
14
Ch.13 - Tulang Permata Dewa
15
Ch.14 - Feng Youxin
16
Ch.15 - Masa Lalu Tang Shu
17
Ch.16 - Masa Lalu Tang Shu II
18
Ch.17 - Melawan Seekor Harimau
19
Ch.18 - Kabar Duka
20
Ch.19 - Ilmu Pedang Arus Jeram
21
Ch.20 - Aura Binatang Magis
22
Ch.21 - Perbatasan
23
Ch.22 - Pertarungan Ayah Dan Anak
24
Ch.23 - Merah Merona
25
Ch.24 - Batu Penguji
26
Ch.25 - Duel
27
Ch.26 - Perpisahan
28
Ch.27 - Permohonan
29
Ch.28 - Xiao Jung
30
Ch.29 - Pemandangan Buruk
31
Ch.30 - Tiba Di Kota
32
Ch.31 - Sekte Pedang Suci
33
Ch.32 - Pertandingan Murid Baru
34
Ch.33 - Pertandingan Murid Baru II
35
Ch.34 - Pertandingan Murid Baru III
36
Ch.35 - Pertunjukkan Yang Memuaskan
37
Ch. 36 - Lawan Yang Kuat
38
Ch.37 - Tubuh Yang Aneh
39
Ch.38 - Perpustakaan
40
Ch.39 - Li Han
41
Ch.40 - Li Han II
42
Ch.41 - Li Han III
43
Ch.42 - Pangeran Kekaisaran Meng
44
Ch.43 - Perebutan Tahta
45
Ch.44 - Satu Tahun
46
Ch.45 - Makanan Yang Menghampiri
47
Ch.46 - Tujuan Belum Tercapai
48
Ch.47 - Ujian Kenaikan Pangkat
49
Ch.48 - Boneka Kayu
50
Ch.49 - Ujian Ketiga
51
Ch.50 - 19 Menit Yang Melelahkan
52
Ch.51 - Tidak Ada Kabar
53
Ch.52 - Kabur Dari Tanggung Jawab
54
Ch.53 - Siasat Perampok
55
Ch.54 - Jebakan
56
Ch. 55 - Kelompok Beruang Hitam
57
Ch.56 - Salah Paham
58
Ch.57 - Memeriksa Markas
59
Ch.58 - Memeriksa Markas II
60
Ch.59 - Pembebasan
61
Ch.60 - Kota Tiemao
62
Ch.61 - Perbincangan Singkat
63
Ch.62 - Gadis Merepotkan
64
Ch.63 - Pertemuan Yang Menyenangkan
65
Ch.64 - Hukuman Sepadan
66
Ch.65 - Pusaka
67
Ch.66 - Tingkatan Pusaka
68
Ch.67 - Setara Harga Kerajaan
69
Ch.68 - Ibu Kota
70
Ch.69 - Kediaman Bangsawan Xiao
71
Ch.70 - Persiapan
72
Ch.71 - Persiapan II
73
Ch.72 - Hari Yang Di Tunggu
74
Ch.73 - Xuan Rong Di Temukan
75
Ch.74 - 3 Item Utama
76
Ch.75 - Persaingan Singkat
77
Ch. 76 - Siasat Xiao Jung
78
Ch.77 - Percobaan Pertama
79
Ch.78 - Fu Chen Beraksi
80
Ch.79 - Menemui Xuan Rong
81
Ch.80 - Isi Kitab Dewa Raga
82
Ch.81 - Kesembuhan Xiao Feng
83
Ch.82 - Rencana
84
Ch.83 - Gunung Fugui
85
Ch.84 - Gunung Fugui II
86
Ch.85 - Gunung Fugui III
87
Ch.86 - Keanehan
88
Ch.87 - Siluman Beruang Hitam
89
Ch.88 - Siluman Beruang Hitam II
90
Ch.89 - Kembali
91
Ch.90 - Pertemuan
92
Ch.91 - Qiao Wu
93
Ch.92 - Ujian Tak Tertulis
94
Ch.93 - Guru
95
Ch.94 - Li Chun dan Penjaga Sekte
96
Ch.95 - Ini Baru Di Mulai
97
Ch.95 - Latihan
98
Ch.96 - Latihan II
99
Ch.97 - Hutan Siluman Milik Li Han
100
Ch.98 - Buah Persik Dewi Langit
101
Ch.99 - Nasehat
102
Ch. 100 - Sebuah Keputusan
103
Ch.101 - Rapat Tetua
104
Ch.102 - Rapat Tetua II
105
Ch.103 - Pusaka yang Tersegel
106
pengumuman
107
Ch.104 - Pergi
108
Ch.105 - Kembali
109
Ch.106 - Desa Bintang Jatuh
110
Ch.107 - Amarah
111
Ch.108 - Musuh Lama
112
Ch.109 - Selamat Tinggal
113
Ch.110 - Penginapan
114
Ch.111 - Semua Telah Berlalu
115
Ch.112 - Fu Mei
116
Ch.113 - Fu Mei II
117
Ch.114 - Dua Sosok Misterius (Arc 1 END)
118
Pengumuman!
119
Nt Error
120
Ch.115 - Sekte Pedang Suci
121
Ch.116 - Sekte Pedang Suci II
122
Ch.117 - Feng Bian dan Dou Huang
123
Ch.118 - Terlalu Banyak Informasi
124
Ch.119 - Dunia Baru
125
Ch.120 - Semua Akan Berubah
126
Ch.121 - Jenderal Petarung
127
Ch.122 - Prajurit Batu
128
Ch.123 - Langkah Awal
129
Ch.124 - Wanita Bangsawan
130
Ch.125 - Su Anna
131
Ch.126 - Rencana
132
Ch.127 - Kekuatan Pendekar Raja
133
Ch.128 - Hutan
134
Ch.129 - Informasi
135
Ch.130 - Bukan Sekte Pedang Suci
136
Ch.131 - Merelakan
137
Ch.132 - Menuju Ibu Kota
138
Ch.133 - Ulang Tahun
139
Ch.134 - Keluarga Bangsawan dan Kesempatan
140
Ch.135 - Diskusi
141
Ch.136 - Persetujuan
142
Ch.137 - Identitas
143
Ch.138 - Berlangsungnya Negosiasi
144
Ch.139 -Ye Singsui
145
Ch.140 - Keuntungan
146
Ch.141 - Bagi Hasil
147
Ch.142 - Tujuan Selanjutnya
148
Ch. 143 - Perbatasan
149
Ch. 144 - Pertemuan Kembali Sang Dewi Bulan
150
Ch. 145 - Meninggalkan Kenangan
151
Ch.146 - Lanjutkan Perjalanan
152
Ch.147 - Perkenalan
153
Ch.148 - Diskusi
154
Ch.149 - Ingatan Dou Huang
155
Ch.150 - Penelusuran
156
Ch.151 - Dou Huang
157
Ch.152 - Matahari Menyambut
158
Ch.153 - Dan Suyu
159
Ch.154 - Di Sambut Hangat
160
pesan
161
Ch.155 - Ulang Tahun
162
Ch. 156 - Kota Lianing
163
Ch.157 - Turnamen
164
Ch.158 - Turnamen II
165
Ch. 159 - Berburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!