Ch.13 - Tulang Permata Dewa

Malam harinya Tang Shu mulai mengolah salah satu dari tiga ginseng merah yang ia bawa. Sedangkan Fu Chen masih duduk bersemedi dibawah air terjun. Tujuan dari latihan Fu Chen dibawah air terjun adalah untuk menjaga ketenangannya dalam keadaan yang tertekan serta berisik. Fu Chen harus bisa menahan hawa dingin pada malam hari dan merasakan setiap aliran air yang mengenai tubuhnya.

Latihan ini memang cukup sulit, bahkan dalam satu minggu terakhir dirinya hanya bisa menahan sedikit hawa dingin dari air terjun itu.

Hal pertama yang Tang Shu lakukan untuk mengolah ginseng merah adalah menghaluskannya sebelum mulai direbus. Pendekar pada umumnya akan mengkonsumsi ginseng itu secara langsung karena khasiat dari ginseng merah akan menurun setelah direbus. Tapi itu perlu dilakukan untuk menyesuaikan pada tubuh Fu Chen yang bahkan belum pernah mengkonsumsi sumber daya.

Sembari menunggu air rebusan ginseng merah mendidih, Tang Shu memainkan seruling yang ia bawa sebelumnya. Selama kepergiannya meninggalkan Benua Tengah, bermain seruling adalah salah satu kebiasaanya saat beristirahat.

Ketika Tang Shu mulai meniupkan serulingnya, alunan nada yang di hasilkan dari permainannya sangat merdu dan menenangkan. Fu Chen membuka matanya sedikit terkejut saat mendengar sebuah nada yang tiba-tiba masuk ke telinganya.

Ketika ia menyadari suara itu berasal dari ayahnya, Fu Chen kembali memejamkan mata. Nada itu membantunya dalam mendapatkan ketenangan, sedikit rasa kekaguman terukir di hati Fu Chen mendengarnya.

Cukup lama nada itu bertahan sebelum akhirnya berhenti, Fu Chen juga ikut menghentikan semedinya sebelum mengeringkan diri.

Tang Shu sudah selesai merebus ginseng merah yang ia siapkan. Air rebusan ginseng itu terlihat sedikit keemasan dan kental, aroma khas herbal jahe menyengat hidung mereka berdua.

Fu Chen tidak mengerti apa yang membedakan jahe dan ginseng yang dikatakan ayahnya, bahkan dari aroma dan cara memasaknya saja sama.

Tak ingin berpikir lebih jauh, Fu Chen segera menghampiri ayahnya yang berada didekat perapian.

"Apakah ayah membuat wedang jahe ini untukku?" Fu Chen mengambil secangkir gelas berisi air rebusan ginseng merah. Dahinya sedikit mengkerut ketika melihat air yang dikiranya wedang jahe itu tidak seperti biasanya. "Ayah, kenapa warnanya seperti ini? Apa jahe tadi sudah busuk?" Fu Chen sempat mengira ginseng sebenarnya adalah jahe yang sudah sangat tua karena aroma yang dihasilkan lebih pekat dan sedikit kental.

"Sudahlah, tidak perlu banyak bertanya… segera minum dan duduklah didepan ayah, ayah akan membantu mu mencernanya," Kata Tang Shu merasa malas untuk berdebat dengan anaknya.

Fu Chen sedikit kebingungan namun ia tetap melakukan perintah ayahnya. Aroma dari ginseng itu terlalu menyengat sehingga Fu Chen harus menutup hidungnya sebelum mulai meminum rebusan ginseng tersebut.

"Minumlah dengan cepat agar tidak terasa pahit!" Tang Shu memperingatkan saat Fu Chen mulai meminum rebusan ginseng.

Fu Chen merasakan tubuhnya lebih segar dan bertenaga saat setelah meminumnya. Tang Shu kemudian mulai mengalirkan qi pada tubuh Fu Chen untuk menyalurkan khasiat ginseng merah menuju tulang dan sum-sum anaknya. Akan sangat disayangkan jika hanya digunakan untuk membersihkan darah.

Mata Tang Shu terbuka lebar menyadari kualitas tulang anaknya sangat tinggi diusiananya yang masih muda. Dirinya sudah menebak jika anaknya memiliki kualitas tulang yang bagus, setidaknya berada dalam satu tingakatan dengannya. Namun apa yang dilihatnya adalah sesuatu yang tidak terduga.

"Tulang Permata Dewa?" Batin Tang Shu seolah ingin menjerit keras. Apa yang ia lihat sungguh membuatnya terkejut, namun dirinya segera berusaha mengendalikan ekspresi agar tidak menimbulkan pertanyaan bagi Fu Chen.

Kualitas tulang anaknya hanya perlu satu tingkatan lagi menuju tulang Dewa. Tulang Dewa adalah puncak kualitas tertinggi dari tingkatan yang ada. Sepengetahuan Tang Shu, hanya ada segelintir orang saja pernah mencapai tingkatan itu dalam sejarah. Mereka semua adalah orang-orang hebat yang membawa takdir surga di tangannya.

Tang Shu tersenyum kecut menyadari ginseng merah tidak akan banyak membantu dalam meningkatkan kualitas tulang anaknya lagi. Namun setidaknya ginseng itu masih memiliki khasiat yang kuat untuk memperkuat sum-sum anaknya demi menyesuaikan kualitas tulangnya.

Disamping keterkejutan Tang Shu, Fu Chen teringat akan seruling yang dimainkan oleh ayahnya saat dia sedang berlatih. Ia merasa tertarik untuk mempelajarinya.

"Apakah seruling ayah ini juga pusaka?" Tanya Fu Chen saat memperhatikan seruling ditangannya. Menurutnya, apa yang dimiliki ayahnya pada masa dahulu adalah benda pusaka karena ayahnya berasal dari Klan yang kaya raya.

"Itu hanya seruling bambu biasa, ayah bisa membuatkan untukmu jika kau mau," jawab Tang Shu tersenyum lembut, ia berpikir bisa mewarisi bakatnya dalam bermain seruling disela-sela istirahat Fu Chen. Hal itu juga dapat melatih Fu Chen dalam mengatur pernapasan agar lebih stabil.

Mendengar jawaban dari Tang Shu membuat Fu Chen antusias, meski dirinya sadar waktu istirahatnya akan semakin berkurang demi belajar seruling. Namun itu bukan masalah selagi ia mendapatkan hasil memuaskan dari bermain seruling untuk melepas letih.

***

Ditempat lain saat ini Sin Lou sedang menempa sebuah lempengan besi dengan segenap tenaga yang ia miliki. Keringat mengucur deras dari punggung dan dahinya membuat pemuda itu terlihat basah kuyup.

Tidak jauh darinya juga sudah ada Sin Zhou dan melakukan hal yang sama. Palu yang digunakan Sin Lou dan ayahnya memiliki ukuran yang berbanding cukup jauh.

Sin Zhou sengaja memberikan palu yang cukup kecil terlebih dahulu kepada Sin Lou sebelum benar-benar bisa menggunakan palu ditangannya.

Sudah satu bulan Sin Lou selalu berlatih menempa bersama ayahnya. Disana dirinya juga harus melatih kesabaran karena setiap kali memasukan lempengan besi kedalam air, maka besi itu akan melengkung dan itu sungguh menjengkelkan baginya.

Selama satu bulan berlatih setidaknya Sin Lou telah berhasil membuat sebuah pisau kecil meski dengan bentuk yang melengkung di ujungnya. Otot-otot pemuda itu juga semakin membesar seiring waktu, dirinya bahkan terlihat berusia belasan tahun meski umurnya baru delapan tahun.

Saat sedang fokus menempa tiba-tiba ayahnya memperingati Sin Lou untuk menghentikan pukulannya pada lempengan besi didepannya.

"Jepit lempengan itu dan masukkan kedalam air secara perlahan…" Sin Zhou memperlihatkan caranya membentuk sebuah pisau dengan memasukkan lempengan besi yang telah ditempa kedalam air secara perlahan.

Sin Lou mengikuti arahan ayahnya, dia memasukkan lempengan besi itu kedalam air secara perlahan. Saat lempengan besi itu mulai masuk secara perlahan terdengar sesuatu layaknya air mendidih.

Crsss…!

"Ayah, lihatlah!" Sin Lou memperlihatkan pisau di penjepitnya dengan tersenyum lebar dan nafas tersenggal. Ini lebih baik dari pisau yang terakhir kali ia buat, meski pisau itu belum di pertajam dan sedikit kasar. Namun itu adalah pencapaian baru baginya.

Sin Zhou tersenyum tipis menanggapinya "Itu lumayan, tapi masih kurang. Berikan itu pada pekerja yang lain, dan buatlah yang baru."

Alasan mengapa Sin Zhou tidak mengizinkan Sin Lou ikut dengan Tang Shu karena dirinya telah melihat Sin Lou sudah mulai memahami sedikit trik dalam menempa minggu sebelumnya. Dia tentu tidak ingin kesempatan itu hilang karena Sin Lou pergi meninggalkan latihannya dan pergi bersama Tang Shu, perkiraanya itu terbukti saat ini.

Sin Lou tidak mengeluh sama sekali, dirinya melakukan segalanya dengan giat belakangan ini. Semua itu ia lakukan agar dapat berlatih bersama Fu Chen secepatnya.

Di kediaman Kepala Desa sendiri saat ini Kyoto sedang berlatih bersama dengan seorang pendekar tingkat dua tahap menengah. Sebenarnya untuk menyewa seorang pendekar tidaklah murah, apalagi seorang pendekar tingkat dua tahap menengah seperti itu.

Yoshi kishimoto harus mengeluarkan banyak uang demi melatih anaknya. Dirinya sempat bingung sebelumnya karena kebanyakan pendekar menolak tawaran yang ia ajukan. Bayaran yang di janjikan Yoshi Kishimoto sebenarnya sudah sangat besar bagi orang sepertinya, namun 10 keping emas tidak akan di pandang seorang pendekar untuk sebuah bayaran setiap bulan.

Untungnya ada seorang pendekar pengelana yang memang kekurangan uang serta tempat untuk dia tinggali, sehingga dirinya bersedia membantu Yoshi Kishimoto melatih anaknya.

Pendekar itu sadar Kyoto adalah anak dengan tenaga fisik yang lemah, sehingga dirinya hanya fokus meningkatkan kekuatan fisik anak tersebut selama satu bulan itu. Kyoto juga menyadari akan kekurangannya, sehingga dirinya tidak banyak mengeluh saat latihan.

Hal yang memotivasinya hanyalah mengalahkan anak si pandai besi di Desanya. Menurutnya Sin Lou adalah orang yang akan menjadi pesaing terberatnya nanti.

Pendekar yang bernama Ni Gang itu juga tidak banyak menuntut akan bayarannya. Selama dirinya diberikan tempat tinggal dan makanan maka itu sudah cukup baginya. Kegiatan Ni Gang selama menjadi seorang pendekar tanpa sekte juga kurang berarti.

Ni Gang hanya dapat mengambil misi yang diumumkan disetiap kota yang ia kunjungi. Tentunya tidak mudah baginya untuk mendapatkan misi itu karena banyak pendekar lain yang lebih hebat darinya juga akan ikut bersaing.

Disaat segala kekurangan yang ia alami, seorang Kepala Desa menyelamatkannya dengan menawari pekerjaan untuk melatih anak Kepala Desa itu. Dengan senang hati dirinya menerima tawaran Kepala Desa tersebut demi memenuhi kebutuhan hidupnya.

Meski hanya dibayar 10 keping emas setiap bulan, namun itu lebih baik baginya dari pada tidak sama sekali. satu keping emas umumnya setara dengan 100 keping perak dan satu keping emas juga setara dengan 1000 keping perunggu.

Sedangkan satu keping perak setara dengan 100 keping perunggu, perbandingan ini merupakan ketentuan yang sudah disahkan oleh setiap kekaisaran di setiap benua.

Terpopuler

Comments

Arwin Atune

Arwin Atune

perbandingan

2024-08-19

0

Dzikir Ari

Dzikir Ari

maaf jika bacanya loncat²

2023-07-08

0

M.Yunus

M.Yunus

wah baru jelas arah latihannya

2023-04-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ch.1 - Hal Baru
3 Ch.2 - Pedang
4 Ch.3 - Dunia Persilatan
5 Ch.4 - Tingkat Kultivator
6 Ch.5 - Pembentukkan Dantian
7 Ch.6 - Pembentukkan Dantian II
8 Ch.7 - Lampion
9 Ch.8 - Sebuah Harapan
10 Ch.9 - Pesta
11 Ch.10 - Keberangkatan
12 Ch.11 - Kebenaran
13 Ch.12 - Latihan
14 Ch.13 - Tulang Permata Dewa
15 Ch.14 - Feng Youxin
16 Ch.15 - Masa Lalu Tang Shu
17 Ch.16 - Masa Lalu Tang Shu II
18 Ch.17 - Melawan Seekor Harimau
19 Ch.18 - Kabar Duka
20 Ch.19 - Ilmu Pedang Arus Jeram
21 Ch.20 - Aura Binatang Magis
22 Ch.21 - Perbatasan
23 Ch.22 - Pertarungan Ayah Dan Anak
24 Ch.23 - Merah Merona
25 Ch.24 - Batu Penguji
26 Ch.25 - Duel
27 Ch.26 - Perpisahan
28 Ch.27 - Permohonan
29 Ch.28 - Xiao Jung
30 Ch.29 - Pemandangan Buruk
31 Ch.30 - Tiba Di Kota
32 Ch.31 - Sekte Pedang Suci
33 Ch.32 - Pertandingan Murid Baru
34 Ch.33 - Pertandingan Murid Baru II
35 Ch.34 - Pertandingan Murid Baru III
36 Ch.35 - Pertunjukkan Yang Memuaskan
37 Ch. 36 - Lawan Yang Kuat
38 Ch.37 - Tubuh Yang Aneh
39 Ch.38 - Perpustakaan
40 Ch.39 - Li Han
41 Ch.40 - Li Han II
42 Ch.41 - Li Han III
43 Ch.42 - Pangeran Kekaisaran Meng
44 Ch.43 - Perebutan Tahta
45 Ch.44 - Satu Tahun
46 Ch.45 - Makanan Yang Menghampiri
47 Ch.46 - Tujuan Belum Tercapai
48 Ch.47 - Ujian Kenaikan Pangkat
49 Ch.48 - Boneka Kayu
50 Ch.49 - Ujian Ketiga
51 Ch.50 - 19 Menit Yang Melelahkan
52 Ch.51 - Tidak Ada Kabar
53 Ch.52 - Kabur Dari Tanggung Jawab
54 Ch.53 - Siasat Perampok
55 Ch.54 - Jebakan
56 Ch. 55 - Kelompok Beruang Hitam
57 Ch.56 - Salah Paham
58 Ch.57 - Memeriksa Markas
59 Ch.58 - Memeriksa Markas II
60 Ch.59 - Pembebasan
61 Ch.60 - Kota Tiemao
62 Ch.61 - Perbincangan Singkat
63 Ch.62 - Gadis Merepotkan
64 Ch.63 - Pertemuan Yang Menyenangkan
65 Ch.64 - Hukuman Sepadan
66 Ch.65 - Pusaka
67 Ch.66 - Tingkatan Pusaka
68 Ch.67 - Setara Harga Kerajaan
69 Ch.68 - Ibu Kota
70 Ch.69 - Kediaman Bangsawan Xiao
71 Ch.70 - Persiapan
72 Ch.71 - Persiapan II
73 Ch.72 - Hari Yang Di Tunggu
74 Ch.73 - Xuan Rong Di Temukan
75 Ch.74 - 3 Item Utama
76 Ch.75 - Persaingan Singkat
77 Ch. 76 - Siasat Xiao Jung
78 Ch.77 - Percobaan Pertama
79 Ch.78 - Fu Chen Beraksi
80 Ch.79 - Menemui Xuan Rong
81 Ch.80 - Isi Kitab Dewa Raga
82 Ch.81 - Kesembuhan Xiao Feng
83 Ch.82 - Rencana
84 Ch.83 - Gunung Fugui
85 Ch.84 - Gunung Fugui II
86 Ch.85 - Gunung Fugui III
87 Ch.86 - Keanehan
88 Ch.87 - Siluman Beruang Hitam
89 Ch.88 - Siluman Beruang Hitam II
90 Ch.89 - Kembali
91 Ch.90 - Pertemuan
92 Ch.91 - Qiao Wu
93 Ch.92 - Ujian Tak Tertulis
94 Ch.93 - Guru
95 Ch.94 - Li Chun dan Penjaga Sekte
96 Ch.95 - Ini Baru Di Mulai
97 Ch.95 - Latihan
98 Ch.96 - Latihan II
99 Ch.97 - Hutan Siluman Milik Li Han
100 Ch.98 - Buah Persik Dewi Langit
101 Ch.99 - Nasehat
102 Ch. 100 - Sebuah Keputusan
103 Ch.101 - Rapat Tetua
104 Ch.102 - Rapat Tetua II
105 Ch.103 - Pusaka yang Tersegel
106 pengumuman
107 Ch.104 - Pergi
108 Ch.105 - Kembali
109 Ch.106 - Desa Bintang Jatuh
110 Ch.107 - Amarah
111 Ch.108 - Musuh Lama
112 Ch.109 - Selamat Tinggal
113 Ch.110 - Penginapan
114 Ch.111 - Semua Telah Berlalu
115 Ch.112 - Fu Mei
116 Ch.113 - Fu Mei II
117 Ch.114 - Dua Sosok Misterius (Arc 1 END)
118 Pengumuman!
119 Nt Error
120 Ch.115 - Sekte Pedang Suci
121 Ch.116 - Sekte Pedang Suci II
122 Ch.117 - Feng Bian dan Dou Huang
123 Ch.118 - Terlalu Banyak Informasi
124 Ch.119 - Dunia Baru
125 Ch.120 - Semua Akan Berubah
126 Ch.121 - Jenderal Petarung
127 Ch.122 - Prajurit Batu
128 Ch.123 - Langkah Awal
129 Ch.124 - Wanita Bangsawan
130 Ch.125 - Su Anna
131 Ch.126 - Rencana
132 Ch.127 - Kekuatan Pendekar Raja
133 Ch.128 - Hutan
134 Ch.129 - Informasi
135 Ch.130 - Bukan Sekte Pedang Suci
136 Ch.131 - Merelakan
137 Ch.132 - Menuju Ibu Kota
138 Ch.133 - Ulang Tahun
139 Ch.134 - Keluarga Bangsawan dan Kesempatan
140 Ch.135 - Diskusi
141 Ch.136 - Persetujuan
142 Ch.137 - Identitas
143 Ch.138 - Berlangsungnya Negosiasi
144 Ch.139 -Ye Singsui
145 Ch.140 - Keuntungan
146 Ch.141 - Bagi Hasil
147 Ch.142 - Tujuan Selanjutnya
148 Ch. 143 - Perbatasan
149 Ch. 144 - Pertemuan Kembali Sang Dewi Bulan
150 Ch. 145 - Meninggalkan Kenangan
151 Ch.146 - Lanjutkan Perjalanan
152 Ch.147 - Perkenalan
153 Ch.148 - Diskusi
154 Ch.149 - Ingatan Dou Huang
155 Ch.150 - Penelusuran
156 Ch.151 - Dou Huang
157 Ch.152 - Matahari Menyambut
158 Ch.153 - Dan Suyu
159 Ch.154 - Di Sambut Hangat
160 pesan
161 Ch.155 - Ulang Tahun
162 Ch. 156 - Kota Lianing
163 Ch.157 - Turnamen
164 Ch.158 - Turnamen II
165 Ch. 159 - Berburu
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Prolog
2
Ch.1 - Hal Baru
3
Ch.2 - Pedang
4
Ch.3 - Dunia Persilatan
5
Ch.4 - Tingkat Kultivator
6
Ch.5 - Pembentukkan Dantian
7
Ch.6 - Pembentukkan Dantian II
8
Ch.7 - Lampion
9
Ch.8 - Sebuah Harapan
10
Ch.9 - Pesta
11
Ch.10 - Keberangkatan
12
Ch.11 - Kebenaran
13
Ch.12 - Latihan
14
Ch.13 - Tulang Permata Dewa
15
Ch.14 - Feng Youxin
16
Ch.15 - Masa Lalu Tang Shu
17
Ch.16 - Masa Lalu Tang Shu II
18
Ch.17 - Melawan Seekor Harimau
19
Ch.18 - Kabar Duka
20
Ch.19 - Ilmu Pedang Arus Jeram
21
Ch.20 - Aura Binatang Magis
22
Ch.21 - Perbatasan
23
Ch.22 - Pertarungan Ayah Dan Anak
24
Ch.23 - Merah Merona
25
Ch.24 - Batu Penguji
26
Ch.25 - Duel
27
Ch.26 - Perpisahan
28
Ch.27 - Permohonan
29
Ch.28 - Xiao Jung
30
Ch.29 - Pemandangan Buruk
31
Ch.30 - Tiba Di Kota
32
Ch.31 - Sekte Pedang Suci
33
Ch.32 - Pertandingan Murid Baru
34
Ch.33 - Pertandingan Murid Baru II
35
Ch.34 - Pertandingan Murid Baru III
36
Ch.35 - Pertunjukkan Yang Memuaskan
37
Ch. 36 - Lawan Yang Kuat
38
Ch.37 - Tubuh Yang Aneh
39
Ch.38 - Perpustakaan
40
Ch.39 - Li Han
41
Ch.40 - Li Han II
42
Ch.41 - Li Han III
43
Ch.42 - Pangeran Kekaisaran Meng
44
Ch.43 - Perebutan Tahta
45
Ch.44 - Satu Tahun
46
Ch.45 - Makanan Yang Menghampiri
47
Ch.46 - Tujuan Belum Tercapai
48
Ch.47 - Ujian Kenaikan Pangkat
49
Ch.48 - Boneka Kayu
50
Ch.49 - Ujian Ketiga
51
Ch.50 - 19 Menit Yang Melelahkan
52
Ch.51 - Tidak Ada Kabar
53
Ch.52 - Kabur Dari Tanggung Jawab
54
Ch.53 - Siasat Perampok
55
Ch.54 - Jebakan
56
Ch. 55 - Kelompok Beruang Hitam
57
Ch.56 - Salah Paham
58
Ch.57 - Memeriksa Markas
59
Ch.58 - Memeriksa Markas II
60
Ch.59 - Pembebasan
61
Ch.60 - Kota Tiemao
62
Ch.61 - Perbincangan Singkat
63
Ch.62 - Gadis Merepotkan
64
Ch.63 - Pertemuan Yang Menyenangkan
65
Ch.64 - Hukuman Sepadan
66
Ch.65 - Pusaka
67
Ch.66 - Tingkatan Pusaka
68
Ch.67 - Setara Harga Kerajaan
69
Ch.68 - Ibu Kota
70
Ch.69 - Kediaman Bangsawan Xiao
71
Ch.70 - Persiapan
72
Ch.71 - Persiapan II
73
Ch.72 - Hari Yang Di Tunggu
74
Ch.73 - Xuan Rong Di Temukan
75
Ch.74 - 3 Item Utama
76
Ch.75 - Persaingan Singkat
77
Ch. 76 - Siasat Xiao Jung
78
Ch.77 - Percobaan Pertama
79
Ch.78 - Fu Chen Beraksi
80
Ch.79 - Menemui Xuan Rong
81
Ch.80 - Isi Kitab Dewa Raga
82
Ch.81 - Kesembuhan Xiao Feng
83
Ch.82 - Rencana
84
Ch.83 - Gunung Fugui
85
Ch.84 - Gunung Fugui II
86
Ch.85 - Gunung Fugui III
87
Ch.86 - Keanehan
88
Ch.87 - Siluman Beruang Hitam
89
Ch.88 - Siluman Beruang Hitam II
90
Ch.89 - Kembali
91
Ch.90 - Pertemuan
92
Ch.91 - Qiao Wu
93
Ch.92 - Ujian Tak Tertulis
94
Ch.93 - Guru
95
Ch.94 - Li Chun dan Penjaga Sekte
96
Ch.95 - Ini Baru Di Mulai
97
Ch.95 - Latihan
98
Ch.96 - Latihan II
99
Ch.97 - Hutan Siluman Milik Li Han
100
Ch.98 - Buah Persik Dewi Langit
101
Ch.99 - Nasehat
102
Ch. 100 - Sebuah Keputusan
103
Ch.101 - Rapat Tetua
104
Ch.102 - Rapat Tetua II
105
Ch.103 - Pusaka yang Tersegel
106
pengumuman
107
Ch.104 - Pergi
108
Ch.105 - Kembali
109
Ch.106 - Desa Bintang Jatuh
110
Ch.107 - Amarah
111
Ch.108 - Musuh Lama
112
Ch.109 - Selamat Tinggal
113
Ch.110 - Penginapan
114
Ch.111 - Semua Telah Berlalu
115
Ch.112 - Fu Mei
116
Ch.113 - Fu Mei II
117
Ch.114 - Dua Sosok Misterius (Arc 1 END)
118
Pengumuman!
119
Nt Error
120
Ch.115 - Sekte Pedang Suci
121
Ch.116 - Sekte Pedang Suci II
122
Ch.117 - Feng Bian dan Dou Huang
123
Ch.118 - Terlalu Banyak Informasi
124
Ch.119 - Dunia Baru
125
Ch.120 - Semua Akan Berubah
126
Ch.121 - Jenderal Petarung
127
Ch.122 - Prajurit Batu
128
Ch.123 - Langkah Awal
129
Ch.124 - Wanita Bangsawan
130
Ch.125 - Su Anna
131
Ch.126 - Rencana
132
Ch.127 - Kekuatan Pendekar Raja
133
Ch.128 - Hutan
134
Ch.129 - Informasi
135
Ch.130 - Bukan Sekte Pedang Suci
136
Ch.131 - Merelakan
137
Ch.132 - Menuju Ibu Kota
138
Ch.133 - Ulang Tahun
139
Ch.134 - Keluarga Bangsawan dan Kesempatan
140
Ch.135 - Diskusi
141
Ch.136 - Persetujuan
142
Ch.137 - Identitas
143
Ch.138 - Berlangsungnya Negosiasi
144
Ch.139 -Ye Singsui
145
Ch.140 - Keuntungan
146
Ch.141 - Bagi Hasil
147
Ch.142 - Tujuan Selanjutnya
148
Ch. 143 - Perbatasan
149
Ch. 144 - Pertemuan Kembali Sang Dewi Bulan
150
Ch. 145 - Meninggalkan Kenangan
151
Ch.146 - Lanjutkan Perjalanan
152
Ch.147 - Perkenalan
153
Ch.148 - Diskusi
154
Ch.149 - Ingatan Dou Huang
155
Ch.150 - Penelusuran
156
Ch.151 - Dou Huang
157
Ch.152 - Matahari Menyambut
158
Ch.153 - Dan Suyu
159
Ch.154 - Di Sambut Hangat
160
pesan
161
Ch.155 - Ulang Tahun
162
Ch. 156 - Kota Lianing
163
Ch.157 - Turnamen
164
Ch.158 - Turnamen II
165
Ch. 159 - Berburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!