Ch.15 - Masa Lalu Tang Shu

Sebuah kota besar dengan bangunan khas benua Tengah menjulang tinggi di setiap sudut kota. Kota itu bernama Gaozu, merupakan tempat bagi kediaman klan salah satu terbesar di Benua tengah. Klan Tang telah berhasil membangun sebuah Kota mereka sendiri pada masa jayanya.

Tembok menjulang tinggi seolah sebagai perbatasan Kota itu dengan dunia luar. Klan Tang dengan anggotanya yang telah mencapai angka ratusan ribu jiwa, berhasil mengukir namanya untuk sejajar dengan sebuah kerajaan.

Dengan segunung kekayaannya tentu akan membuat siapapun meneteskan air liur membayangkan tumpukan emas yang didapatkan klan itu.

Di balik kekuasaan yang besar akan ada kekuatan yang menopang klan itu agar tetap berdiri. Banyak sekumpulan pendekar dimasa lalu yang mecoba mengacaukan Klan itu, namun semua berakhir sekejap mata.

Setelah mengetahui ternyata Klan itu menyimpan ratusan tetua yang setara Pendekar Suci serta ribuan Pendekar Raja dan Jendral Petarung. Banyak Klan lain yang segan untuk berurusan dengan mereka. Rumor yang beredar juga mengatakan Klan itu memiliki seorang Patriark yang telah menembus batas Pendekar Suci.

Dengan semua aset yang mereka miliki membuat klan lain merasa tersingkirkan dan diam-diam mulai membuat kelompok baru untuk menggulingkan kejayaan klan Tang. Namun beberapa klan masih dapat berpikir jernih dengan membangun relasi agar klan mereka ikut berkembang.

Dari beberapa klan yang mengajukan kerja sama bisnis hanya satu klan yang berhasil menarik perhatian klan Tang. Mereka adalah klan Ye, klan yang bergerak dalam bidang Alkemis serta bisnis sumber daya.

Dengan bantuan yang diberikan klan Tang, akhirnya klan Ye dapat melebarkan bisnis mereka sampai Benua Utara dan masih terus berlanjut hingga mereka menjadi salah satu klan yang disegani di benua Tengah.

Namun semua kejayaan itu tidak dapat bertahan lama ketika Patriark klan Tang mendengar Putranya terbunuh saat pertemuan dengan petinggi klan Ye. Amarah membanjiri Patriark klan yang bernama Tang Hao saat itu.

Dengan tegas dirinya memutuskan segala kerja sama dengan klan Ye karena beranggapan klan itu telah berkhianat dengannya. Dirinya memberikan titah akan membalaskan dendam ini pada klan Ye jika mereka tidak memiliki bukti untuk membela diri.

Klan Ye tidak bisa berbuat banyak selain mengumpati Tetua yang mengkhianati mereka. Tetua itu ternyata telah bekerja sama dengan kelompok klan dan pendekar yang ingin menggulingkan klan Tang.

Tidak tanggung-tanggung, mereka mengirimkan setidaknya lima orang Pendekar Suci tahap awal untuk dapat membunuh putra Tang Hao.

Penantian selama puluhan tahun serta perencanaan yang sangat matang akhirnya membuahkan hasil. Kelompok itu berhasil mengadu domba klan yang sangat berpengaruh di benua Tengah saat itu.

Mereka tidak memikirkan dampak dari kekacauan yang mereka buat, yang terpenting bagi mereka hanyalah memusnahkan klan Tang dan merebut kembali posisi mereka di benua Tengah.

Latar yang membelakangi terbentuknya kelompok itu bukan hanya sekedar kebencian dan rasa iri dalam diri mereka. Namun karena adanya sebuah informasi rahasia yang diketahui sesepuh-sesepuh dunia persilatan benua Tengah yang seharusnya tidak lagi muncul.

Dengan kekuatan yang dapat meratakan sebuah kerajaan dalam sekejap, kelompok itu membantai seluruh anggota klan Tang tanpa menyisakan satupun, meski seorang bocah sekalipun. Api berkobar disetiap bangunan kota yang megah itu, jeritan serta tangisan seolah mengiringi pertarungan selama hampir dua minggu tersebut.

Namun dugaan kelompok itu masih sedikit meleset, klan Tang nyatanya mampu mengimbangi kekuatan mereka dan mampu memberikan perlawanan balik. Akan tetapi, takdir seolah berpihak pada kelompok pendekar itu.

Di penghujung pertarungan, seorang pendekar sepuh dengan membawa sebuah tongkat dan guci arak ditangannya memberikan angin segar kepada kelompok pendekar yang menyerang klan Tang. Pendekar sepuh itu juga membawa beberapa Pendekar Suci tahap akhir bersamanya.

"Inikah klan yang kau banggakan itu Tang Hao?" Pendekar sepuh itu tertawa keras melihat klan yang dikatakan terkuat itu saat ini sudah porak poranda.

"Cih…!" Tang Hao meludahkan darah yang ada di mulutnya setelah terkena serangan tapak dari pendekar sepuh itu.

"Bajingan kau Yuan Meng! Inikah balasan dari seorang teman yang telah menolongmu dulu?" Tang Hao ikut melayang diudara, disekitarnya masih banyak pendekar yang sedang bertarung.

"Hahaha! Teman?! Jika kau memang menganggapku seorang teman, lantas kenapa kau menolak perjodohan anak ku Xing Fu dengan putrimu Tang Wei?" Kata pendekar sepuh itu seraya tertawa lebar, namun di balik tawanya mengandung sebuah kemarahan yang tidak bisa di ungkapkan.

Kehidupan Yuan Meng awalnya memang biasa saja karena dirinya merupakan seorang pendekar pengelana. Pertemuannya dengan Tang Hao juga hanya sekedar kebetulan saat ia sedang bertarung melawan beberapa pendekar yang mengacau di Kota.

Pada saat itu usia mereka baru menginjak 30 tahun. Tang Hao dan Yuan Meng bekerja sama untuk mengambil alih Kota Awan Salju yang telah dikuasai pendekar aliran Hitam di kala itu.

Berawal dari sebuah kerja sama hingga membuat hubungan keduanya terus berlanjut menjadi sebuah rekan dan sahabat. Pada suatu kejadian yang hampir membuat Yuan Meng kehilangan nyawanya, Tang Hao datang menolongnya dengan membawa pasukan khusus yang dimiliki klan Tang.

Yuan Meng sangat terkejut menyadari temannya ternyata berasal dari sebuah klan ternama di benua Tengah. Setelah kejadian itu hubungan mereka semakin renggang karena Yuan Meng memilih pergi dan menjauhi Tang Hao.

Hingga akhirnya Tang Hao menjadi seorang Patriark klan dan Yuan Meng tidak pernah lagi muncul dihadapannya. Tang Hao sempat mencari keberadaan temannya itu, namun karena kesibukannya sebagai Patriark klan membuatnya tidak memiliki banyak waktu.

Puluhan tahun kemudian berlalu, sampai suatu ketika Yuan Meng kembali bersama putranya untuk mengajukan perjodohan. Yuan Meng mendapatkan informasi bahwa Tang Hao meiliki seorang putri dan dirinya berniat menjodohkan anaknya untuk memperbaiki hubungan yang telah renggang di masa lalu.

Namun tawaran Yuan Meng di tolak begitu saja oleh Tang Hao. Meski Tang Hao telah menjelaskan bahwa Tang Wei sudah di jodohkan oleh Putra Kaisar Yin, Yuan Meng merasakan patah hati dari hal ini.

Yuan Meng bisa menebak apa tujuan perjodohan dengan dengan seorang Putra Mahkota itu. Terlebih lagi Tang Hao seolah tidak mengharapkan kedatangannya kembali saat itu.

"Yuan Meng! Kau sendiri mengetahui anakku sudah di jodohkan oleh Pangeran Mahkota. Kau seharusnya tau akibat dari pembatalan perjodohan dengan seorang Kaisar di masa depan!" seru Tang Hao dengan perasaan geram karena temannya ini masih mengungkit kejadian yang sudah sangat lama itu.

Tidak bisa dipungkiri jika sebuah klan membatalkan perjodohan dari keluarga Kekaisaran, maka kondisi terburuk dari klan itu akan bangkrut dan musnah secara perlahan.

"Aku tidak peduli akan hal itu!" Yuan Meng berkata sinis. Sorot matanya tidak lagi menunjukkan kepedulian terhadap teman lamanya. "Serahkan pusaka klanmu, maka aku akan pergi dengan damai dari sini!"

Tang Hao tertawa keras mendengar permintaan Yuan Meng, "Ternyata kau sama saja dengan orang-orang serakah di benua ini."

"Siapapun akan tergoda mendengar sebuah pusaka yang dapat membuat penggunanya menuju puncak kekuatan." Yuan Meng tersenyum lebar, meski kekuatannya berada di tingkatan Pendekar Suci tahap puncak. Namun dengan bantuan pusaka serta sumber daya yang ia rampas dari klan Tang, bukan menutup kemungkinan ia dapat menembus batas pendekar Suci.

"Kau pikir dengan kekuatanmu itu bisa mengalahkanku?!" Tang Hao terbang dengan cepat ke arah Yuan Meng, pedangnya siap digunakan kapapun. Kecepatan Tang Hao bahkan sulit diikuti oleh mata Yuan Meng.

Meski kekuatan Tang Hao saat ini telah mencapai pendekar Nirwana tahap awal, namun pertarungannya dengan puluhan pendekar suci tahap akhir beberapa hari terkahir membuat tubuhnya dalam kondisi yang tidak maksimal.

Yuan Meng terdorong mundur cukup jauh ketika menahan tebasan pedang milik Tang Hao dengan tongkatnya. "Hahaha… kekuatanmu memang sangat menakjubkan! Tapi lawanmu bukan hanya aku!"

Saat Yuan Meng mengangkat tangannya, sepuluh pendekar yang setidaknya setingkat pendekar Suci segera menghampirinya.

Tang Hao tersenyum sinis melihatnya. "Jadi benar, kau sudah merencanakan ini jauh-jauh hari." Tang Hao memandang setiap pendekar Suci dihadapannya sebelum menarik napas panjang dan menutup matanya.

"Jangan salahkan aku saudara Hao, jika kau bersedia memberikan pusaka itu padaku maka kau masih bisa selamat dengan beberapa keturunanmu." Yuan Meng masih ingin bernegosiasi dengan Tang Hao, dia tidak yakin dapat mengalahkan teman lamanya itu meski di bantu oleh sepuluh pendekar Suci sekalipun.

Tang Hao tersenyum tipis dengan mata yang masih tertutup. "Tidak ada yang perlu kau bicarakan lagi Yuan Meng! Akan ku akhiri ini dengan cepat!"

Terlihat sedikit kilatan cahaya kuning dari matanya ketika Tang Hao membuka mata, ia lekas memasang kuda-kuda. Dari mulutnya keluar sedikit asap dan darah secara bersamaan.

"Kau akan segera menjemput ajalmu!" Teriak Yuan Meng kemudian terbang secepat kilat ke arah Tang Hao bersama sepuluh pendekar lainnya.

Kilatan cahaya dari benturan Pedang Tang Hao dan lawannya membuat ledakan energi yang sangat besar. Bahkan para pendekar dibawahnya harus menjauh agar tidak terkena serangan nyasar dan gelombang energi yang dihasilkan.

Meski menghadapi sebelas orang sekaligus nyatanya tidak membuat Tang Hao terdesak. Gerakannya yang cepat membuat sebelas orang yang menyerangnya sedikit kewalahan, beberapa dari mereka bahkan telah mendapat luka goresan yang cukup dalam.

Setelah beberapa menit serta ratusan jurus yang dikeluarkan Yuan Meng dan pendekar lainnya, Tang Hao masih bisa mengimbangi kekuatan mereka. Kekuatan seseorang yang telah menembus batas pendekar Suci sangat mengerikan bagi kesebelas pendekar itu.

Yuan Meng berdecak kesal karena tongkatnya belum mampu menyentuh tubuh Tang Hao sama sekali. Begitu juga dengan kesepuluh pendekar lainnya, mereka benar-benar tidak menyangka jika Tang Hao masih dapat unggul setelah bertarung dengan puluhan pendekar Suci, selama beberapa hari sebelumnya.

Tang Hao sendiri tidak lebih baik, dirinya terpaksa menggunakan jurus terlarang dari klannya untuk mempertahankan kekuatannya saat ini. Secara perlahan organ dalam tubuh Tang Hao akan hancur karena tidak kuat lagi menahan beban energi yang ia serap.

Tang Shu yang sedang bertarung dengan beberapa pendekar tingkat Jendral Petarung sesekali melirik ke atas untuk memperhatikan pertarungan kakeknya. Kekhawatiran jelas terukir diwajahnya melihat Tang Hao menggunakan jurus Energi Dewa.

Dengan kekuatannya yang sudah mencapai pendekar Raja, sebenarnya bukan hal sulit untuk mengalahkan kedua Jendral Petarung yang dia lawan. Namun karena perhatiannya terpecah membuat dirinya sedikit terpojok.

Terpopuler

Comments

Arwin Atune

Arwin Atune

penghianatan

2024-08-19

0

Dzikir Ari

Dzikir Ari

kereeeeen

2023-07-08

0

Harman LokeST

Harman LokeST

laaaaaaaaaaaaaajjjjjjjjuuuuuuuuuuuutttttt

2022-06-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ch.1 - Hal Baru
3 Ch.2 - Pedang
4 Ch.3 - Dunia Persilatan
5 Ch.4 - Tingkat Kultivator
6 Ch.5 - Pembentukkan Dantian
7 Ch.6 - Pembentukkan Dantian II
8 Ch.7 - Lampion
9 Ch.8 - Sebuah Harapan
10 Ch.9 - Pesta
11 Ch.10 - Keberangkatan
12 Ch.11 - Kebenaran
13 Ch.12 - Latihan
14 Ch.13 - Tulang Permata Dewa
15 Ch.14 - Feng Youxin
16 Ch.15 - Masa Lalu Tang Shu
17 Ch.16 - Masa Lalu Tang Shu II
18 Ch.17 - Melawan Seekor Harimau
19 Ch.18 - Kabar Duka
20 Ch.19 - Ilmu Pedang Arus Jeram
21 Ch.20 - Aura Binatang Magis
22 Ch.21 - Perbatasan
23 Ch.22 - Pertarungan Ayah Dan Anak
24 Ch.23 - Merah Merona
25 Ch.24 - Batu Penguji
26 Ch.25 - Duel
27 Ch.26 - Perpisahan
28 Ch.27 - Permohonan
29 Ch.28 - Xiao Jung
30 Ch.29 - Pemandangan Buruk
31 Ch.30 - Tiba Di Kota
32 Ch.31 - Sekte Pedang Suci
33 Ch.32 - Pertandingan Murid Baru
34 Ch.33 - Pertandingan Murid Baru II
35 Ch.34 - Pertandingan Murid Baru III
36 Ch.35 - Pertunjukkan Yang Memuaskan
37 Ch. 36 - Lawan Yang Kuat
38 Ch.37 - Tubuh Yang Aneh
39 Ch.38 - Perpustakaan
40 Ch.39 - Li Han
41 Ch.40 - Li Han II
42 Ch.41 - Li Han III
43 Ch.42 - Pangeran Kekaisaran Meng
44 Ch.43 - Perebutan Tahta
45 Ch.44 - Satu Tahun
46 Ch.45 - Makanan Yang Menghampiri
47 Ch.46 - Tujuan Belum Tercapai
48 Ch.47 - Ujian Kenaikan Pangkat
49 Ch.48 - Boneka Kayu
50 Ch.49 - Ujian Ketiga
51 Ch.50 - 19 Menit Yang Melelahkan
52 Ch.51 - Tidak Ada Kabar
53 Ch.52 - Kabur Dari Tanggung Jawab
54 Ch.53 - Siasat Perampok
55 Ch.54 - Jebakan
56 Ch. 55 - Kelompok Beruang Hitam
57 Ch.56 - Salah Paham
58 Ch.57 - Memeriksa Markas
59 Ch.58 - Memeriksa Markas II
60 Ch.59 - Pembebasan
61 Ch.60 - Kota Tiemao
62 Ch.61 - Perbincangan Singkat
63 Ch.62 - Gadis Merepotkan
64 Ch.63 - Pertemuan Yang Menyenangkan
65 Ch.64 - Hukuman Sepadan
66 Ch.65 - Pusaka
67 Ch.66 - Tingkatan Pusaka
68 Ch.67 - Setara Harga Kerajaan
69 Ch.68 - Ibu Kota
70 Ch.69 - Kediaman Bangsawan Xiao
71 Ch.70 - Persiapan
72 Ch.71 - Persiapan II
73 Ch.72 - Hari Yang Di Tunggu
74 Ch.73 - Xuan Rong Di Temukan
75 Ch.74 - 3 Item Utama
76 Ch.75 - Persaingan Singkat
77 Ch. 76 - Siasat Xiao Jung
78 Ch.77 - Percobaan Pertama
79 Ch.78 - Fu Chen Beraksi
80 Ch.79 - Menemui Xuan Rong
81 Ch.80 - Isi Kitab Dewa Raga
82 Ch.81 - Kesembuhan Xiao Feng
83 Ch.82 - Rencana
84 Ch.83 - Gunung Fugui
85 Ch.84 - Gunung Fugui II
86 Ch.85 - Gunung Fugui III
87 Ch.86 - Keanehan
88 Ch.87 - Siluman Beruang Hitam
89 Ch.88 - Siluman Beruang Hitam II
90 Ch.89 - Kembali
91 Ch.90 - Pertemuan
92 Ch.91 - Qiao Wu
93 Ch.92 - Ujian Tak Tertulis
94 Ch.93 - Guru
95 Ch.94 - Li Chun dan Penjaga Sekte
96 Ch.95 - Ini Baru Di Mulai
97 Ch.95 - Latihan
98 Ch.96 - Latihan II
99 Ch.97 - Hutan Siluman Milik Li Han
100 Ch.98 - Buah Persik Dewi Langit
101 Ch.99 - Nasehat
102 Ch. 100 - Sebuah Keputusan
103 Ch.101 - Rapat Tetua
104 Ch.102 - Rapat Tetua II
105 Ch.103 - Pusaka yang Tersegel
106 pengumuman
107 Ch.104 - Pergi
108 Ch.105 - Kembali
109 Ch.106 - Desa Bintang Jatuh
110 Ch.107 - Amarah
111 Ch.108 - Musuh Lama
112 Ch.109 - Selamat Tinggal
113 Ch.110 - Penginapan
114 Ch.111 - Semua Telah Berlalu
115 Ch.112 - Fu Mei
116 Ch.113 - Fu Mei II
117 Ch.114 - Dua Sosok Misterius (Arc 1 END)
118 Pengumuman!
119 Nt Error
120 Ch.115 - Sekte Pedang Suci
121 Ch.116 - Sekte Pedang Suci II
122 Ch.117 - Feng Bian dan Dou Huang
123 Ch.118 - Terlalu Banyak Informasi
124 Ch.119 - Dunia Baru
125 Ch.120 - Semua Akan Berubah
126 Ch.121 - Jenderal Petarung
127 Ch.122 - Prajurit Batu
128 Ch.123 - Langkah Awal
129 Ch.124 - Wanita Bangsawan
130 Ch.125 - Su Anna
131 Ch.126 - Rencana
132 Ch.127 - Kekuatan Pendekar Raja
133 Ch.128 - Hutan
134 Ch.129 - Informasi
135 Ch.130 - Bukan Sekte Pedang Suci
136 Ch.131 - Merelakan
137 Ch.132 - Menuju Ibu Kota
138 Ch.133 - Ulang Tahun
139 Ch.134 - Keluarga Bangsawan dan Kesempatan
140 Ch.135 - Diskusi
141 Ch.136 - Persetujuan
142 Ch.137 - Identitas
143 Ch.138 - Berlangsungnya Negosiasi
144 Ch.139 -Ye Singsui
145 Ch.140 - Keuntungan
146 Ch.141 - Bagi Hasil
147 Ch.142 - Tujuan Selanjutnya
148 Ch. 143 - Perbatasan
149 Ch. 144 - Pertemuan Kembali Sang Dewi Bulan
150 Ch. 145 - Meninggalkan Kenangan
151 Ch.146 - Lanjutkan Perjalanan
152 Ch.147 - Perkenalan
153 Ch.148 - Diskusi
154 Ch.149 - Ingatan Dou Huang
155 Ch.150 - Penelusuran
156 Ch.151 - Dou Huang
157 Ch.152 - Matahari Menyambut
158 Ch.153 - Dan Suyu
159 Ch.154 - Di Sambut Hangat
160 pesan
161 Ch.155 - Ulang Tahun
162 Ch. 156 - Kota Lianing
163 Ch.157 - Turnamen
164 Ch.158 - Turnamen II
165 Ch. 159 - Berburu
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Prolog
2
Ch.1 - Hal Baru
3
Ch.2 - Pedang
4
Ch.3 - Dunia Persilatan
5
Ch.4 - Tingkat Kultivator
6
Ch.5 - Pembentukkan Dantian
7
Ch.6 - Pembentukkan Dantian II
8
Ch.7 - Lampion
9
Ch.8 - Sebuah Harapan
10
Ch.9 - Pesta
11
Ch.10 - Keberangkatan
12
Ch.11 - Kebenaran
13
Ch.12 - Latihan
14
Ch.13 - Tulang Permata Dewa
15
Ch.14 - Feng Youxin
16
Ch.15 - Masa Lalu Tang Shu
17
Ch.16 - Masa Lalu Tang Shu II
18
Ch.17 - Melawan Seekor Harimau
19
Ch.18 - Kabar Duka
20
Ch.19 - Ilmu Pedang Arus Jeram
21
Ch.20 - Aura Binatang Magis
22
Ch.21 - Perbatasan
23
Ch.22 - Pertarungan Ayah Dan Anak
24
Ch.23 - Merah Merona
25
Ch.24 - Batu Penguji
26
Ch.25 - Duel
27
Ch.26 - Perpisahan
28
Ch.27 - Permohonan
29
Ch.28 - Xiao Jung
30
Ch.29 - Pemandangan Buruk
31
Ch.30 - Tiba Di Kota
32
Ch.31 - Sekte Pedang Suci
33
Ch.32 - Pertandingan Murid Baru
34
Ch.33 - Pertandingan Murid Baru II
35
Ch.34 - Pertandingan Murid Baru III
36
Ch.35 - Pertunjukkan Yang Memuaskan
37
Ch. 36 - Lawan Yang Kuat
38
Ch.37 - Tubuh Yang Aneh
39
Ch.38 - Perpustakaan
40
Ch.39 - Li Han
41
Ch.40 - Li Han II
42
Ch.41 - Li Han III
43
Ch.42 - Pangeran Kekaisaran Meng
44
Ch.43 - Perebutan Tahta
45
Ch.44 - Satu Tahun
46
Ch.45 - Makanan Yang Menghampiri
47
Ch.46 - Tujuan Belum Tercapai
48
Ch.47 - Ujian Kenaikan Pangkat
49
Ch.48 - Boneka Kayu
50
Ch.49 - Ujian Ketiga
51
Ch.50 - 19 Menit Yang Melelahkan
52
Ch.51 - Tidak Ada Kabar
53
Ch.52 - Kabur Dari Tanggung Jawab
54
Ch.53 - Siasat Perampok
55
Ch.54 - Jebakan
56
Ch. 55 - Kelompok Beruang Hitam
57
Ch.56 - Salah Paham
58
Ch.57 - Memeriksa Markas
59
Ch.58 - Memeriksa Markas II
60
Ch.59 - Pembebasan
61
Ch.60 - Kota Tiemao
62
Ch.61 - Perbincangan Singkat
63
Ch.62 - Gadis Merepotkan
64
Ch.63 - Pertemuan Yang Menyenangkan
65
Ch.64 - Hukuman Sepadan
66
Ch.65 - Pusaka
67
Ch.66 - Tingkatan Pusaka
68
Ch.67 - Setara Harga Kerajaan
69
Ch.68 - Ibu Kota
70
Ch.69 - Kediaman Bangsawan Xiao
71
Ch.70 - Persiapan
72
Ch.71 - Persiapan II
73
Ch.72 - Hari Yang Di Tunggu
74
Ch.73 - Xuan Rong Di Temukan
75
Ch.74 - 3 Item Utama
76
Ch.75 - Persaingan Singkat
77
Ch. 76 - Siasat Xiao Jung
78
Ch.77 - Percobaan Pertama
79
Ch.78 - Fu Chen Beraksi
80
Ch.79 - Menemui Xuan Rong
81
Ch.80 - Isi Kitab Dewa Raga
82
Ch.81 - Kesembuhan Xiao Feng
83
Ch.82 - Rencana
84
Ch.83 - Gunung Fugui
85
Ch.84 - Gunung Fugui II
86
Ch.85 - Gunung Fugui III
87
Ch.86 - Keanehan
88
Ch.87 - Siluman Beruang Hitam
89
Ch.88 - Siluman Beruang Hitam II
90
Ch.89 - Kembali
91
Ch.90 - Pertemuan
92
Ch.91 - Qiao Wu
93
Ch.92 - Ujian Tak Tertulis
94
Ch.93 - Guru
95
Ch.94 - Li Chun dan Penjaga Sekte
96
Ch.95 - Ini Baru Di Mulai
97
Ch.95 - Latihan
98
Ch.96 - Latihan II
99
Ch.97 - Hutan Siluman Milik Li Han
100
Ch.98 - Buah Persik Dewi Langit
101
Ch.99 - Nasehat
102
Ch. 100 - Sebuah Keputusan
103
Ch.101 - Rapat Tetua
104
Ch.102 - Rapat Tetua II
105
Ch.103 - Pusaka yang Tersegel
106
pengumuman
107
Ch.104 - Pergi
108
Ch.105 - Kembali
109
Ch.106 - Desa Bintang Jatuh
110
Ch.107 - Amarah
111
Ch.108 - Musuh Lama
112
Ch.109 - Selamat Tinggal
113
Ch.110 - Penginapan
114
Ch.111 - Semua Telah Berlalu
115
Ch.112 - Fu Mei
116
Ch.113 - Fu Mei II
117
Ch.114 - Dua Sosok Misterius (Arc 1 END)
118
Pengumuman!
119
Nt Error
120
Ch.115 - Sekte Pedang Suci
121
Ch.116 - Sekte Pedang Suci II
122
Ch.117 - Feng Bian dan Dou Huang
123
Ch.118 - Terlalu Banyak Informasi
124
Ch.119 - Dunia Baru
125
Ch.120 - Semua Akan Berubah
126
Ch.121 - Jenderal Petarung
127
Ch.122 - Prajurit Batu
128
Ch.123 - Langkah Awal
129
Ch.124 - Wanita Bangsawan
130
Ch.125 - Su Anna
131
Ch.126 - Rencana
132
Ch.127 - Kekuatan Pendekar Raja
133
Ch.128 - Hutan
134
Ch.129 - Informasi
135
Ch.130 - Bukan Sekte Pedang Suci
136
Ch.131 - Merelakan
137
Ch.132 - Menuju Ibu Kota
138
Ch.133 - Ulang Tahun
139
Ch.134 - Keluarga Bangsawan dan Kesempatan
140
Ch.135 - Diskusi
141
Ch.136 - Persetujuan
142
Ch.137 - Identitas
143
Ch.138 - Berlangsungnya Negosiasi
144
Ch.139 -Ye Singsui
145
Ch.140 - Keuntungan
146
Ch.141 - Bagi Hasil
147
Ch.142 - Tujuan Selanjutnya
148
Ch. 143 - Perbatasan
149
Ch. 144 - Pertemuan Kembali Sang Dewi Bulan
150
Ch. 145 - Meninggalkan Kenangan
151
Ch.146 - Lanjutkan Perjalanan
152
Ch.147 - Perkenalan
153
Ch.148 - Diskusi
154
Ch.149 - Ingatan Dou Huang
155
Ch.150 - Penelusuran
156
Ch.151 - Dou Huang
157
Ch.152 - Matahari Menyambut
158
Ch.153 - Dan Suyu
159
Ch.154 - Di Sambut Hangat
160
pesan
161
Ch.155 - Ulang Tahun
162
Ch. 156 - Kota Lianing
163
Ch.157 - Turnamen
164
Ch.158 - Turnamen II
165
Ch. 159 - Berburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!