Ch.17 - Melawan Seekor Harimau

Tang Shu segera terbangun dari tidurnya saat ingatan lama itu muncul dalam mimpinya. Ingatan yang sudah lama ia lupakan kini muncul kembali, membuat perasaannya tidak nyaman. Jantungnya berdetak cepat mengingat sosok kakek yang sangat ia rindukan.

Tang Shu keluar dari kamarnya berusaha untuk menenangkan diri. Ia begitu heran kenapa ingatan itu muncul secara tiba-tiba, seakan suatu hal akan terjadi. Tang Shu memandang langit malam dari jendela rumahnya. Berbagai macam pikiran muncul di otaknya, namun tidak ada yang dapat menjelaskan situasi ini sama sekali.

"Apa yang sebenarnya terjadi…?" Tang Shu bergumam pelan.

Mata Tang Shu menelisik ke setiap atap rumah warga, cahaya remang-remang dari rembulan tidak menjadi penghalang bagi pengelihatannya. Namun, setelah cukup lama ia memperhatikan Desa, tidak ada hal yang mencurigakan baginya.

"Kurasa ini hanya perasaan ku saja…" Tang Shu menghela nafas sejenak sebelum pergi ke dapur, berniat membuat teh untuk menemani malamnya. Ia tidak bisa melanjutkan tidur atau sekedar melepaskan pengawasan Desa dari matanya.

***

"Perkembanganmu memang selalu di luar dugaan ayah Chen'er…" Tang Shu berjalan mendekati Fu Chen, ia begitu kagum dengan bakat anaknya. Dengan tulang Permata Dewa miliknya membuat pelatihan yang di berikan Tang Shu dapat Fu Chen lalui tanpa hambatan berarti.

Telah enam bulan Tang Shu berada di dalam hutan untuk melatih Fu Chen. Tang Shu sempat merasa jika pelatihan selama dua minggu sekali tidak efektif untuk Fu Chen, sehingga ia memberanikan diri untuk meninggalkan istrinya dalam waktu yang lama.

Pada minggu pertama, Sin Lou segera mendesak Tang Shu untuk mengantarnya pulang. Dirinya sudah tidak sanggup lagi mengikuti perogram latihan Tang Shu, saat ia menyadari latihan itu bagaikan neraka yang menyiksa tubuhnya.

Bagaimana tidak, setiap hari mereka harus berpanas-panasan di bawah terik matahari, tidak jarang mereka di kejar babi hutan atau binatang lainnya saat menaiki bukit dengan beban batu di punggung mereka. Malam Harinya, tubuh Sin Lou dan Fu Chen harus merasakan dinginnya air terjun selama berjam-jam.

Menurut Sin Lou, di tempat ayahnya dia masih bisa sedikit bersantai dan menikmati hidangan lezat lainnya. Tang Shu menuruti keinginan Sin Lou, karena Sin Zhou pernah berpesan sebelumnya untuk menyiksa anaknya agar anak itu jera dan kembali ke rumah.

Tang Shu juga kerap meninggalkan Fu Chen seorang diri saat dirinya mengambil persediaan makanan di Desa. Meski di dalam hutan memiliki banyak hewan yang dapat di buru namun tetap saja, tubuh Fu Chen memerlukan asupan nutrisi yang seimbang demi kesehatannya.

"Apakah ayah akan pulang hari ini?" Fu Chen bertanya pada ayahnya. Tang Shu biasanya pulang pada minggu ketiga di setiap bulan.

"Iya, ayah akan pulang. Apa kau ingin pulang juga?" Tanya Tang Shu sambil melirik anaknya.

"Ah, tidak… aku hanya ingin ayah membawakan beberapa pakaian untukku, yang kubawa dulu sudah robek dan berlubang." Fu Chen tersenyum lembut, ia masih ingin menikmati harinya di alam bebas. Terutama saat Tang Shu pulang, dirinya bisa lebih leluasa melakukan apapun yang ia inginkan.

"Katakan juga salamku pada Ibu dan Meimei…" sambungnya dengan senyuman yang sama.

"Kau tenang saja, ayah akan menyampaikan semuanya." Tang Shu tertawa kecil mendengarnya. Ia kerap kali membawakan surat dari Fu Mei untuk Fu Chen. Disana Fu Mei selalu memamerkan tulisannya yang semakin rapi, setiap surat itu di terima Fu Chen.

"Baiklah… sampai jumpa." Fu Chen menepuk paha kuda yang di tunggangi Tang Shu, menyuruhnya untuk segera berangkat.

Selama Di dalam hutan, sikap Fu Chen menjadi lebih tenang dan tidak gegabah di setiap keputusan yang ia ambil. Ketenangan itu di dapatkannya saat bermain seruling dan jauh dari kehidupan di luar sana.

Melalui melodi seruling yang ia bawakan, membuat Fu Chen secara perlahan menyadari untuk menikmati hidup ini dengan kesederhanaan dan kedamaian.

Fu Chen kemudian segera memikirkan apa yang harus ia lakukan selama kepergian Tang Shu. Ia sempat berpikir untuk berkeliling ke bagian hutan yang belum pernah ia datangi, mungkin disana akan ada hal menarik yang ia temukan menurut Fu Chen.

"Baiklah… sudah aku putuskan, aku akan menjelajahi hutan ini selama beberapa hari!" merasa sudah menemukan tujuan yang tepat, Fu Chen lekas mengemas barang-barang yang menurutnya berguna untuk berlindung.

Keesokan harinya, Fu Chen menyiapkan beberapa persediaan air minum untuk dia bawa, serta barang yang sebelumnya sudah ia siapkan. Tidak banyak yang ia bawa, hanya sebuah belati beserta tali yang menurutnya akan sangat berguna.

"Ku harap ayah akan sedikit lebih lama di Desa." Fu Chen tersenyum kecut membayangkan ayahnya mungkin akan panik mencari dirinya nanti. Ia kemudian mulai memasuki hutan yang lebat itu dengan perasan gugup.

***

"Sial! Sial! Sial!"

Fu Chen berlari sekuat tenaga melewati pepohonan di hadapannya. Di belakangnya seekor harimau dengan sedikit luka goresan di kakinya sedang mengejarnya penuh nafsu. Tidak Fu Chen duga, jika di hari kedua dirinya menjelajah hutan akan menemukan seekor harimau betina lapar seperti ini.

"Sial! Sampai kapan harimau ini akan mengejarku?!"

Fu Chen mengumpat keras, sudah hampir setengah jam dirinya berlari menghindari sang harimau. Namun seolah dapat mencium mangsa lezat di hadapannya, harimau itu tidak membiarkan Fu Chen lolos begitu saja.

Sebelumnya Fu Chen telah berhasil melukai harimau itu dengan belati yang ia lemparkan. Hanya saja, luka yang di hasilkan hanya berupa goresan, dan hal itu membuat harimau yang ia temui mengamuk dan mengejarnya.

Fu Chen berlari ke sembarang arah untuk menghalau pergerakan harimau yang mengejarnya. Hingga pada akhirnya dirinya menemui jalan buntu karena di hadang tebing besar yang cukup terjal. Di bawah tebing itu ada sebuah goa yang sangat besar.

Fu Chen berhenti berlari saat berada di depan mulut goa, dirinya sedikit ragu untuk masuk karena bisa saja mengundang binatang lain yang mungkin ada di dalamnya.

Saat Fu Chen Berhenti, harimau yang tadi mengejarnya juga memalankan langkahnya. Tatapannya tertuju pada Fu Chen yang juga mengamati dirinya.

Fu Chen mengamati keadaan sekitarnya, berharap ada sesuatu yang dapat ia gunakan sebagai senjata. Ia kemudian menemukan sebuah dahan kayu patah seukuran kepalan tangannya, tepat di tengah-tengah antara dirinya dan sang harimau.

Fu Chen memperhatikan harimau di hadapannya sejenak, mengira-ngira apakah harimau itu dapat menjangkaunya sebelum ia mengambil dahan kayu yang letaknya di antara mereka berdua.

Dengan berharap sebuah keberuntungan, Fu Chen berlari secepat yang ia bisa ke arah dahan kayu di hadapannya. Harimau yang mengamatinya juga cepat dalam menanggapi pergerakan Fu Chen.

Harimau itu meraung keras ketika melompat berniat untuk menerkam Fu Chen. Namun Fu Chen yang lebih dulu menggapai dahan kayu itu langsung memukul keras kepala sang harimau, yang mengakibatkan harimau itu terhuyung. Tidak ingin membuang kesempatan, Fu Chen menendang harimau itu kembali dengan kaki kanannya.

"Groaarrr!!"

Haimau itu kembali melompat, karena jarak mereka yang dekat membuat harimau itu lebih mudah menjangkau Fu Chen. Fu Chen berniat menahan serangan harimau itu dengan dahan kayunya, tapi karena terlalu lemah, dahan kayu itu akhirnya patah dan membuat tangan Fu Chen terkena cakaran harimau itu.

"Arrghh!" Fu Chen mengerang kesakitan, dirinya melompat mundur untuk melihat kindisi tangannya.

"Sial! kau akan membayarnya untuk hal ini!"

Fu Chen kembali melesat ke arah harimau, kali gerakannya lebih lincah dari sebelumnya. Ia tidak menghiraukan luka pada tangannya.

Karena posisi Fu Chen yang terlalu dekat membuat sang harimau kesulitan untuk mengayunkan cakarnya pada Fu Chen. Beberapa kali ia juga berniat menerkam Fu Chen dengan mulutnya, namun selalu gagal karena Fu Chen sudah lebih dulu berpindah tempat.

Gerakan Fu Chen yang menghajarnya dari segala sisi membuat harimau itu seolah sedang di kepung oleh banyak orang. Mata dan insting harimau itu juga tidak dapat mengimbangi kecepatan Fu Chen.

Merasa di atas angin, Fu Chen terus menyerang harimau itu hingga tidak menyadari sebuah serangan balasan menghantam lengannya dan mebuatnya terpental. Tiga garis luka goresan bersarang di lengan kirinya, luka dari cakaran harimau itu cukup dalam untuknya.

Fu Chen hampir terjatuh, untung dia masih memegang dahan kayu sebelumnya sebagai topangan. Kondisi harimau di hadapannya juga tidak lebih baik, meski memiliki fisik yang kuat, tetapi setelah menerima belasan serangan dari Fu Chen membuat tubuh harimau itu babak belur.

Fu Chen yang melihat harimau itu masih belum berniat melepaskannya hanya bisa mengumpat dalam hati. Fu Chen segera memasang sikap siaga saat harimau itu mulai mendekat.

Harimau itu melompat ke arahnya, Fu Chen segera menunduk dan menusukkan dahan kayu di tangannya tepat di leher harimau itu.

Ternyata harimau itu masih bisa melakukan sedikit perlawanan, padahal lehernya sudah tertusuk dahan kayu yang cukup besar. Beberapa saat kemudian barulah nyawanya meregang karena darahnya terus mengalir.

Fu Chen menarik napas panjang sebelum dirinya terjatuh. Napasnya terputus-putus, tenaganya telah terkuras habis untuk melawan seekor harimau saja.

Fu Chen meringis kesakitan menyadari lukanya masih mengeluarkan darah, ia berjalan tertatih-tatih ke arah goa untuk beristirahat dan mengehentikan pendarahannya.

Fu Chen segera merobek pakaiannya dan mengikatkan pada luka yang ia dapatkan. Pandangannya sedikit buram sebelum akhirnya jatuh pingsan. Tanpa di sadari oleh Fu Chen, goa itu terdapat banyak kristal yang memancarkan cahaya ungu serta asap tipus yang membuat luka pada tubuhnya menutup secara perlahan.

Terpopuler

Comments

Arwin Atune

Arwin Atune

melawan seekor harimau

2024-08-19

0

Dzikir Ari

Dzikir Ari

Mantaaaaap

2023-07-08

0

Harman LokeST

Harman LokeST

berhasil mengalahkan harimau 🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐅🐯🐯🐯🐯🐯🐯🐯🐯🐯🐯🐯🐯🐯🐯🐯🐯🐯🐯🐯🐅

2022-06-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ch.1 - Hal Baru
3 Ch.2 - Pedang
4 Ch.3 - Dunia Persilatan
5 Ch.4 - Tingkat Kultivator
6 Ch.5 - Pembentukkan Dantian
7 Ch.6 - Pembentukkan Dantian II
8 Ch.7 - Lampion
9 Ch.8 - Sebuah Harapan
10 Ch.9 - Pesta
11 Ch.10 - Keberangkatan
12 Ch.11 - Kebenaran
13 Ch.12 - Latihan
14 Ch.13 - Tulang Permata Dewa
15 Ch.14 - Feng Youxin
16 Ch.15 - Masa Lalu Tang Shu
17 Ch.16 - Masa Lalu Tang Shu II
18 Ch.17 - Melawan Seekor Harimau
19 Ch.18 - Kabar Duka
20 Ch.19 - Ilmu Pedang Arus Jeram
21 Ch.20 - Aura Binatang Magis
22 Ch.21 - Perbatasan
23 Ch.22 - Pertarungan Ayah Dan Anak
24 Ch.23 - Merah Merona
25 Ch.24 - Batu Penguji
26 Ch.25 - Duel
27 Ch.26 - Perpisahan
28 Ch.27 - Permohonan
29 Ch.28 - Xiao Jung
30 Ch.29 - Pemandangan Buruk
31 Ch.30 - Tiba Di Kota
32 Ch.31 - Sekte Pedang Suci
33 Ch.32 - Pertandingan Murid Baru
34 Ch.33 - Pertandingan Murid Baru II
35 Ch.34 - Pertandingan Murid Baru III
36 Ch.35 - Pertunjukkan Yang Memuaskan
37 Ch. 36 - Lawan Yang Kuat
38 Ch.37 - Tubuh Yang Aneh
39 Ch.38 - Perpustakaan
40 Ch.39 - Li Han
41 Ch.40 - Li Han II
42 Ch.41 - Li Han III
43 Ch.42 - Pangeran Kekaisaran Meng
44 Ch.43 - Perebutan Tahta
45 Ch.44 - Satu Tahun
46 Ch.45 - Makanan Yang Menghampiri
47 Ch.46 - Tujuan Belum Tercapai
48 Ch.47 - Ujian Kenaikan Pangkat
49 Ch.48 - Boneka Kayu
50 Ch.49 - Ujian Ketiga
51 Ch.50 - 19 Menit Yang Melelahkan
52 Ch.51 - Tidak Ada Kabar
53 Ch.52 - Kabur Dari Tanggung Jawab
54 Ch.53 - Siasat Perampok
55 Ch.54 - Jebakan
56 Ch. 55 - Kelompok Beruang Hitam
57 Ch.56 - Salah Paham
58 Ch.57 - Memeriksa Markas
59 Ch.58 - Memeriksa Markas II
60 Ch.59 - Pembebasan
61 Ch.60 - Kota Tiemao
62 Ch.61 - Perbincangan Singkat
63 Ch.62 - Gadis Merepotkan
64 Ch.63 - Pertemuan Yang Menyenangkan
65 Ch.64 - Hukuman Sepadan
66 Ch.65 - Pusaka
67 Ch.66 - Tingkatan Pusaka
68 Ch.67 - Setara Harga Kerajaan
69 Ch.68 - Ibu Kota
70 Ch.69 - Kediaman Bangsawan Xiao
71 Ch.70 - Persiapan
72 Ch.71 - Persiapan II
73 Ch.72 - Hari Yang Di Tunggu
74 Ch.73 - Xuan Rong Di Temukan
75 Ch.74 - 3 Item Utama
76 Ch.75 - Persaingan Singkat
77 Ch. 76 - Siasat Xiao Jung
78 Ch.77 - Percobaan Pertama
79 Ch.78 - Fu Chen Beraksi
80 Ch.79 - Menemui Xuan Rong
81 Ch.80 - Isi Kitab Dewa Raga
82 Ch.81 - Kesembuhan Xiao Feng
83 Ch.82 - Rencana
84 Ch.83 - Gunung Fugui
85 Ch.84 - Gunung Fugui II
86 Ch.85 - Gunung Fugui III
87 Ch.86 - Keanehan
88 Ch.87 - Siluman Beruang Hitam
89 Ch.88 - Siluman Beruang Hitam II
90 Ch.89 - Kembali
91 Ch.90 - Pertemuan
92 Ch.91 - Qiao Wu
93 Ch.92 - Ujian Tak Tertulis
94 Ch.93 - Guru
95 Ch.94 - Li Chun dan Penjaga Sekte
96 Ch.95 - Ini Baru Di Mulai
97 Ch.95 - Latihan
98 Ch.96 - Latihan II
99 Ch.97 - Hutan Siluman Milik Li Han
100 Ch.98 - Buah Persik Dewi Langit
101 Ch.99 - Nasehat
102 Ch. 100 - Sebuah Keputusan
103 Ch.101 - Rapat Tetua
104 Ch.102 - Rapat Tetua II
105 Ch.103 - Pusaka yang Tersegel
106 pengumuman
107 Ch.104 - Pergi
108 Ch.105 - Kembali
109 Ch.106 - Desa Bintang Jatuh
110 Ch.107 - Amarah
111 Ch.108 - Musuh Lama
112 Ch.109 - Selamat Tinggal
113 Ch.110 - Penginapan
114 Ch.111 - Semua Telah Berlalu
115 Ch.112 - Fu Mei
116 Ch.113 - Fu Mei II
117 Ch.114 - Dua Sosok Misterius (Arc 1 END)
118 Pengumuman!
119 Nt Error
120 Ch.115 - Sekte Pedang Suci
121 Ch.116 - Sekte Pedang Suci II
122 Ch.117 - Feng Bian dan Dou Huang
123 Ch.118 - Terlalu Banyak Informasi
124 Ch.119 - Dunia Baru
125 Ch.120 - Semua Akan Berubah
126 Ch.121 - Jenderal Petarung
127 Ch.122 - Prajurit Batu
128 Ch.123 - Langkah Awal
129 Ch.124 - Wanita Bangsawan
130 Ch.125 - Su Anna
131 Ch.126 - Rencana
132 Ch.127 - Kekuatan Pendekar Raja
133 Ch.128 - Hutan
134 Ch.129 - Informasi
135 Ch.130 - Bukan Sekte Pedang Suci
136 Ch.131 - Merelakan
137 Ch.132 - Menuju Ibu Kota
138 Ch.133 - Ulang Tahun
139 Ch.134 - Keluarga Bangsawan dan Kesempatan
140 Ch.135 - Diskusi
141 Ch.136 - Persetujuan
142 Ch.137 - Identitas
143 Ch.138 - Berlangsungnya Negosiasi
144 Ch.139 -Ye Singsui
145 Ch.140 - Keuntungan
146 Ch.141 - Bagi Hasil
147 Ch.142 - Tujuan Selanjutnya
148 Ch. 143 - Perbatasan
149 Ch. 144 - Pertemuan Kembali Sang Dewi Bulan
150 Ch. 145 - Meninggalkan Kenangan
151 Ch.146 - Lanjutkan Perjalanan
152 Ch.147 - Perkenalan
153 Ch.148 - Diskusi
154 Ch.149 - Ingatan Dou Huang
155 Ch.150 - Penelusuran
156 Ch.151 - Dou Huang
157 Ch.152 - Matahari Menyambut
158 Ch.153 - Dan Suyu
159 Ch.154 - Di Sambut Hangat
160 pesan
161 Ch.155 - Ulang Tahun
162 Ch. 156 - Kota Lianing
163 Ch.157 - Turnamen
164 Ch.158 - Turnamen II
165 Ch. 159 - Berburu
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Prolog
2
Ch.1 - Hal Baru
3
Ch.2 - Pedang
4
Ch.3 - Dunia Persilatan
5
Ch.4 - Tingkat Kultivator
6
Ch.5 - Pembentukkan Dantian
7
Ch.6 - Pembentukkan Dantian II
8
Ch.7 - Lampion
9
Ch.8 - Sebuah Harapan
10
Ch.9 - Pesta
11
Ch.10 - Keberangkatan
12
Ch.11 - Kebenaran
13
Ch.12 - Latihan
14
Ch.13 - Tulang Permata Dewa
15
Ch.14 - Feng Youxin
16
Ch.15 - Masa Lalu Tang Shu
17
Ch.16 - Masa Lalu Tang Shu II
18
Ch.17 - Melawan Seekor Harimau
19
Ch.18 - Kabar Duka
20
Ch.19 - Ilmu Pedang Arus Jeram
21
Ch.20 - Aura Binatang Magis
22
Ch.21 - Perbatasan
23
Ch.22 - Pertarungan Ayah Dan Anak
24
Ch.23 - Merah Merona
25
Ch.24 - Batu Penguji
26
Ch.25 - Duel
27
Ch.26 - Perpisahan
28
Ch.27 - Permohonan
29
Ch.28 - Xiao Jung
30
Ch.29 - Pemandangan Buruk
31
Ch.30 - Tiba Di Kota
32
Ch.31 - Sekte Pedang Suci
33
Ch.32 - Pertandingan Murid Baru
34
Ch.33 - Pertandingan Murid Baru II
35
Ch.34 - Pertandingan Murid Baru III
36
Ch.35 - Pertunjukkan Yang Memuaskan
37
Ch. 36 - Lawan Yang Kuat
38
Ch.37 - Tubuh Yang Aneh
39
Ch.38 - Perpustakaan
40
Ch.39 - Li Han
41
Ch.40 - Li Han II
42
Ch.41 - Li Han III
43
Ch.42 - Pangeran Kekaisaran Meng
44
Ch.43 - Perebutan Tahta
45
Ch.44 - Satu Tahun
46
Ch.45 - Makanan Yang Menghampiri
47
Ch.46 - Tujuan Belum Tercapai
48
Ch.47 - Ujian Kenaikan Pangkat
49
Ch.48 - Boneka Kayu
50
Ch.49 - Ujian Ketiga
51
Ch.50 - 19 Menit Yang Melelahkan
52
Ch.51 - Tidak Ada Kabar
53
Ch.52 - Kabur Dari Tanggung Jawab
54
Ch.53 - Siasat Perampok
55
Ch.54 - Jebakan
56
Ch. 55 - Kelompok Beruang Hitam
57
Ch.56 - Salah Paham
58
Ch.57 - Memeriksa Markas
59
Ch.58 - Memeriksa Markas II
60
Ch.59 - Pembebasan
61
Ch.60 - Kota Tiemao
62
Ch.61 - Perbincangan Singkat
63
Ch.62 - Gadis Merepotkan
64
Ch.63 - Pertemuan Yang Menyenangkan
65
Ch.64 - Hukuman Sepadan
66
Ch.65 - Pusaka
67
Ch.66 - Tingkatan Pusaka
68
Ch.67 - Setara Harga Kerajaan
69
Ch.68 - Ibu Kota
70
Ch.69 - Kediaman Bangsawan Xiao
71
Ch.70 - Persiapan
72
Ch.71 - Persiapan II
73
Ch.72 - Hari Yang Di Tunggu
74
Ch.73 - Xuan Rong Di Temukan
75
Ch.74 - 3 Item Utama
76
Ch.75 - Persaingan Singkat
77
Ch. 76 - Siasat Xiao Jung
78
Ch.77 - Percobaan Pertama
79
Ch.78 - Fu Chen Beraksi
80
Ch.79 - Menemui Xuan Rong
81
Ch.80 - Isi Kitab Dewa Raga
82
Ch.81 - Kesembuhan Xiao Feng
83
Ch.82 - Rencana
84
Ch.83 - Gunung Fugui
85
Ch.84 - Gunung Fugui II
86
Ch.85 - Gunung Fugui III
87
Ch.86 - Keanehan
88
Ch.87 - Siluman Beruang Hitam
89
Ch.88 - Siluman Beruang Hitam II
90
Ch.89 - Kembali
91
Ch.90 - Pertemuan
92
Ch.91 - Qiao Wu
93
Ch.92 - Ujian Tak Tertulis
94
Ch.93 - Guru
95
Ch.94 - Li Chun dan Penjaga Sekte
96
Ch.95 - Ini Baru Di Mulai
97
Ch.95 - Latihan
98
Ch.96 - Latihan II
99
Ch.97 - Hutan Siluman Milik Li Han
100
Ch.98 - Buah Persik Dewi Langit
101
Ch.99 - Nasehat
102
Ch. 100 - Sebuah Keputusan
103
Ch.101 - Rapat Tetua
104
Ch.102 - Rapat Tetua II
105
Ch.103 - Pusaka yang Tersegel
106
pengumuman
107
Ch.104 - Pergi
108
Ch.105 - Kembali
109
Ch.106 - Desa Bintang Jatuh
110
Ch.107 - Amarah
111
Ch.108 - Musuh Lama
112
Ch.109 - Selamat Tinggal
113
Ch.110 - Penginapan
114
Ch.111 - Semua Telah Berlalu
115
Ch.112 - Fu Mei
116
Ch.113 - Fu Mei II
117
Ch.114 - Dua Sosok Misterius (Arc 1 END)
118
Pengumuman!
119
Nt Error
120
Ch.115 - Sekte Pedang Suci
121
Ch.116 - Sekte Pedang Suci II
122
Ch.117 - Feng Bian dan Dou Huang
123
Ch.118 - Terlalu Banyak Informasi
124
Ch.119 - Dunia Baru
125
Ch.120 - Semua Akan Berubah
126
Ch.121 - Jenderal Petarung
127
Ch.122 - Prajurit Batu
128
Ch.123 - Langkah Awal
129
Ch.124 - Wanita Bangsawan
130
Ch.125 - Su Anna
131
Ch.126 - Rencana
132
Ch.127 - Kekuatan Pendekar Raja
133
Ch.128 - Hutan
134
Ch.129 - Informasi
135
Ch.130 - Bukan Sekte Pedang Suci
136
Ch.131 - Merelakan
137
Ch.132 - Menuju Ibu Kota
138
Ch.133 - Ulang Tahun
139
Ch.134 - Keluarga Bangsawan dan Kesempatan
140
Ch.135 - Diskusi
141
Ch.136 - Persetujuan
142
Ch.137 - Identitas
143
Ch.138 - Berlangsungnya Negosiasi
144
Ch.139 -Ye Singsui
145
Ch.140 - Keuntungan
146
Ch.141 - Bagi Hasil
147
Ch.142 - Tujuan Selanjutnya
148
Ch. 143 - Perbatasan
149
Ch. 144 - Pertemuan Kembali Sang Dewi Bulan
150
Ch. 145 - Meninggalkan Kenangan
151
Ch.146 - Lanjutkan Perjalanan
152
Ch.147 - Perkenalan
153
Ch.148 - Diskusi
154
Ch.149 - Ingatan Dou Huang
155
Ch.150 - Penelusuran
156
Ch.151 - Dou Huang
157
Ch.152 - Matahari Menyambut
158
Ch.153 - Dan Suyu
159
Ch.154 - Di Sambut Hangat
160
pesan
161
Ch.155 - Ulang Tahun
162
Ch. 156 - Kota Lianing
163
Ch.157 - Turnamen
164
Ch.158 - Turnamen II
165
Ch. 159 - Berburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!