Ch.8 - Sebuah Harapan

"Ayah tidak bisakah kau mengijinkanku keluar saat ini? Berada di tempat ini seharian penuh sungguh membuatku ingin mati." Sin Lou tak henti-hentinya membujuk ayahnya agar mengizinkannya pergi dari tempat itu.

"Tidak." Sin Xhou menjawab singkat.

"Tapi bukankah sudah banyak yang membantu ayah di tempat ini? Lagipula ini sudah hampir…"

"Tidak!" potong Sin Zhou kembali.

"Ugh… Menyebalkan!" Sin Lou mendengus kesal sambil mendang ke sembarang arah.

***

Di rumah Fu Chen, saat ini dia sedang membantu ibunya membuat beberapa lampion untuk diri mereka sendiri. Sebagian akan mereka gantung di langit-langit teras rumah mereka dan sebagian lainnya akan mereka terbangkan bersama dengan warga desa lainnya.

Disana juga ada Fu Mei yang selalu setia di samping ibunya meski tidak membantu banyak, namun dirinya tetap bersikukuh untuk mencoba.

Di sela-sela kesibukan itu, Fu Chen kembali menanyakan tentang latihannya. "Apakah ibu juga baru akan melatihku saat aku berumur delapan tahun?"

"Apakah ayahmu mengatakan demikian…?" Balas Xin Xue tenang, tangannya masih saja sibuk untuk membuat lampion.

"Iya, ibu benar… Jangan bilang jika ibu juga akan mengikuti ayah?" Fu Chen menjawab lemas.

"Hehe… kau tenang saja, hal itu tidak akan terjadi. Ibu akan mengajarimu membaca serta menulis setelah Festival di Desa kita ini selesai dan setelahnya ibu tidak akan ikut campur lagi…" Xin Xue tersenyum lembut pada anaknya.

"Ibu juga akan mengajariku kan…?" Fu Mei memasang wajah memelasnya pada mereka berdua. Xin Xue dan Fu Chen yang melihatnya langsung luluh begitu saja.

Fu Chen merasa wajah adiknya itu sangat menggemaskan dan ingin sekali dia mecubit kedua pipi sang adik yang dirasanya sangat besar.

Fu Mei yang melihat kakaknya sedang memperhatikan dirinya lekas menjulurkan lidahnya dengan wajah mengejek. "Mblee…"

Fu Chen justru semakin gemas dengan adiknya dan akhirnya dia mulai berdiri dan berjalan mendekati Fu Mei dengan senyuman jahat. Fu Mei yang sadar kakaknya akan mengerjainya lagi segera berlindung di balik Xin Xue.

"Ibu… lihatlah, kakak-" Fu Mei yang bersembunyi di balik Xin Xue begitu terkejut ternyata Fu Chen sudah berada di dekatnya.

"Mau kemana kamu ha…?" Fu Chen mulai meremas-remas jarinya memulai pemanasan.

"Tidaaaak…!" Fu Mei berteriak kencang saat tangan kakaknya mulai mecubit kedua pipinya.

"Ulululu… masih berani mengejek kakakmu ini hm…?" Fu Chen mencubit gemas pipi adiknya, sesekali dirinya juga menggelitiki sang adik.

"Ibu… kak… maafkan aku, Meimei janji tidak akan mengulanginya lagi…!" Fu Mei berhenti meronta, buliran air mata sedikit keluar dari ujung matanya karena terlalu banyak tertawa. Menurutnya, gelitikan sang kakak adalah siksaan terberat yang pernah ia rasakan.

"Sudahlah Chen'er, bukankah adikmu sudah meminta maaf…" Kata Xin Xue yang juga ikut terhibur melihat tingkah keduanya.

"Ibu juga melihatnya bukan? Pipi besarnya itu sungguh sangat menggemaskan." Fu Chen melirik ke arah adiknya dengan seringai jahat. Fu Mei yang menyadari raut wajah kakaknya lengsung berlari menuju kamar dan segera mengunci pintu.

Fu Chen sudah terlanjur mengejar Fu Mei, dia akhirnya terbentur pintu dan terjatuh dengan benjolan di kepalanya. Xin Xue hanya bisa menghela nafas melihat tingkah anaknya, pada akhirnya dirinya tetap mengerjakan lampion itu sendiri.

***

Keesokan malam harinya suasana Desa Sungguh berbeda dari biasanya. Lampion-lampion terpasang rapi di setiap rumah warga dengan ornamen-ornamen yang berwarna merah keemasan.

Jalanan bahkan terasa sangat padat oleh pengunjung. Di sebuah aliran air cukup besar, yang letaknya tak jauh dari seberang jalan juga telah ada sampan-sampan kecil yang berisi beberapa lampion yang menyala, membuat suasana begitu sesusai untuk seseorang yang ingin mencari pasangannya.

Bahkan cekungan besar simbol dari Desa yang biasanya selalu sepi kini telah di hiasi obor sepanjang tembok yang membentang disana. Langit malam yang di isi oleh bintang-bingang serta bulan yang bersinar terang seolah ikut menikmati Festival itu.

Rombongan keluarga Fu Chen dan warga lainnya kini sedang menuju lokasi cekungan yang tepat berada di ujung Desa. Jalanan begitu terang serta tidak ada kebisingan yang terdengar sama sekali yang menyertai langkah mereka ke ujung Desa dan di tuntun oleh obor yang terpasang rapi di sepanjang jalan.

Lampion di pegang erat bagi setiap orang yang menuju ke sana. Rombongan yang di pimpin oleh Kepala Desa itu khusyuk memikirkan hal yang akan mereka ucapkan untuk menyertai lampion yang akan mereka terbangkan.

Saat telah tiba tepat di hadapan pintu gerbang cekungan itu, barisan yang sebelumnya memanjang itu kini mulai melebar dan memendek. Menyisakan Kepala Desa yang berdiri seorang diri tepat di barisan paling depan. Obor juga sudah di tancapkan dengan mantap di setiap barisan warga Desa.

Tidak ada panggung, tidak ada podium, maupun tempat lainnya yang lebih tinggi. Semuanya sama rata ketika menghadap sang Dewa yang mereka percayai selama ini.

Kepala Desa melangkah maju mendekati obor di depannya, hingga wajahnya terlihat cukup jelas karena pancaran cahaya dari obor itu. Nama Kepala Desa itu adalah Yoshi Kishimoto, dirinya mulai menangkupkan kedua tangan tepat di depan dada dan mulai menundukkan kepala.

Seluruh warga Desa juga ikut melakukannya meski tanpa ada arahan yang di berikan Kepala Desa, sedangkan pengunjung dari luar Desa serta pedagang yang juga ikut hadir juga mulai menundukkan kepala mereka meski tak tau apa yang harus mereka lakukan setelahnya.

Seluruh warga Desa disana berdoa dalam hati mereka agar di berikan kelancaran dalam Festival malam ini.

Setelah kurang lebih tiga menit, akhirnya mereka mengangkatkan kepalanya. Ada rasa kelegaan tersendiri yang warga Desa rasakan Setelahnya.

Kepala Desa yang tadi menghadap obor di depannya mulai berbalik dan kini ia menghadap pada seluruh warga yang hadir sebelum memulai acara Festival yang sudah di nantikan.

"Selamat malam semuanya…!" Hening tak ada jawaban. Yoshi Kishimoto mulai mengumpulkan mentalnya sejenak.

"Malam ini adalah hari peringatan bagi kita semua untuk mengingat leluhur serta bangkitnya Desa ini dari sebuah ketiadaan…" warga Desa yang hadir kembali menundukkan kepala mereka dengan tangan yang saling berpegangan satu sama lain.

"Malam ini adalah malam bagi sang Dewa untuk melihat Desa yang telah ia berkati. Malam ini adalah malam bagi kita semua untuk lebih dekat dengan sang Dewa yang agung. Kita semua adalah sama di hadapannya, hanya ketulusan hati yang akan di pandang oleh sang Dewa…!" Yoshi Kishimoto berbicara cukup lantang agar dapat di dengar oleh warga yang di ujung barisan.

"Berkati Desa ini agar namamu tersebar luas di daratan ini, kami akan selalu mengenang dirimu sepanjang generasi yang kami lahirkan… dengan Lampion yang tampil bersahaja… dengan cahyanya yang secukupnya… menebar aura magis romantis bagi siapapun yang melihatnya… bersiap menyambut malam…" Yoshi Kishimoto menarik nafas sejenak.

"Di antara kegembiraan

Di antara rasa haru

Di antara rasa saling memiliki

Di antara rasa kekeluargaan

Ada banyak kegagalan, serta harapan

Di balik setumpuk beban di pundak

Ada contoh keteladanan yang di perlukan.

Dengan Lampion-lampion yang di terbangkan dengan sebait tulus untuk sebuah kedamaian…" Yoshi Kishimoto menyeka sedikit air mata yang keluar dari matanya.

"Dengan Lampion ini, diriku mewakili seluruh warga yang berharap akan kesejahteraan. Dengan lampion ini, diriku mewakili negeri ini yang mengharapkan kemakmuran… Dewa, sertailah langkah kami dengan berkat mu…" Yoshi Kishimoto mulai menyalakan lampionnya yang di ikuti seluruh warga.

"Izinkanlah lampion ini sebagai jembatan penghubung atas harapan kami…" Setelah Yoshi Kishimoto menyudahi kalimatnya, ia langsung melepaskan lampion itu agar dapat terbang tinggi, kemudian di ikuti oleh seluruh warga yang hadir.

Tak berselang lama setelahnya, dua orang paruh baya yang mengangkat sebuah peti kayu berjalan menghampiri Yoshi Kishimoto.

"Wahai Dewa, jagalah harta benda dari warga Desa yang kami titipkan ini di tempatmu dan kutuklah bagi siapapun yang berani mencurinya dari pengawasanmu…"

Yoshi Kishimoto beserta seluruh kepala keluarga disana mulai memasuki gerbang dan berjalan menuju gedung yang tidak jauh dari tembok yang memisahkan Desa dengan gedung itu.

Meski terlihat cukup menyeramkan, namun kenyataannya kondisi di dalam sana cukup bersih dan terawat.

***

Di sebuah tempat jauh dari Desa Bintang Jatuh, seorang pria paruh baya yang terlihat berusia 60 tahun sedang duduk di sebuah batu di atas bukit. Dirinya memendangi langit yang bertebaran banyak sekali lampion.

Meski usianya sudah cukup tua, namun matanya masih sangat tajam memandang ribuan lampion sampai ujung batas pengelihatannya.

"Ini Sudah kelima kalinya aku melihat itu, namun diriku masih tidak bisa menemukan dari mana datangnya lampion-lampion itu berasal." pria paruh baya itu menghela nafasnya kasar sebelum kembali menegak sekendi arak di tangannya.

Terpopuler

Comments

Arwin Atune

Arwin Atune

lampion

2024-08-17

0

Dzikir Ari

Dzikir Ari

Smoga tidak terputus ditengah jalan Tor kayak novel lainya

2023-07-08

0

Harman LokeST

Harman LokeST

next author

2022-06-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ch.1 - Hal Baru
3 Ch.2 - Pedang
4 Ch.3 - Dunia Persilatan
5 Ch.4 - Tingkat Kultivator
6 Ch.5 - Pembentukkan Dantian
7 Ch.6 - Pembentukkan Dantian II
8 Ch.7 - Lampion
9 Ch.8 - Sebuah Harapan
10 Ch.9 - Pesta
11 Ch.10 - Keberangkatan
12 Ch.11 - Kebenaran
13 Ch.12 - Latihan
14 Ch.13 - Tulang Permata Dewa
15 Ch.14 - Feng Youxin
16 Ch.15 - Masa Lalu Tang Shu
17 Ch.16 - Masa Lalu Tang Shu II
18 Ch.17 - Melawan Seekor Harimau
19 Ch.18 - Kabar Duka
20 Ch.19 - Ilmu Pedang Arus Jeram
21 Ch.20 - Aura Binatang Magis
22 Ch.21 - Perbatasan
23 Ch.22 - Pertarungan Ayah Dan Anak
24 Ch.23 - Merah Merona
25 Ch.24 - Batu Penguji
26 Ch.25 - Duel
27 Ch.26 - Perpisahan
28 Ch.27 - Permohonan
29 Ch.28 - Xiao Jung
30 Ch.29 - Pemandangan Buruk
31 Ch.30 - Tiba Di Kota
32 Ch.31 - Sekte Pedang Suci
33 Ch.32 - Pertandingan Murid Baru
34 Ch.33 - Pertandingan Murid Baru II
35 Ch.34 - Pertandingan Murid Baru III
36 Ch.35 - Pertunjukkan Yang Memuaskan
37 Ch. 36 - Lawan Yang Kuat
38 Ch.37 - Tubuh Yang Aneh
39 Ch.38 - Perpustakaan
40 Ch.39 - Li Han
41 Ch.40 - Li Han II
42 Ch.41 - Li Han III
43 Ch.42 - Pangeran Kekaisaran Meng
44 Ch.43 - Perebutan Tahta
45 Ch.44 - Satu Tahun
46 Ch.45 - Makanan Yang Menghampiri
47 Ch.46 - Tujuan Belum Tercapai
48 Ch.47 - Ujian Kenaikan Pangkat
49 Ch.48 - Boneka Kayu
50 Ch.49 - Ujian Ketiga
51 Ch.50 - 19 Menit Yang Melelahkan
52 Ch.51 - Tidak Ada Kabar
53 Ch.52 - Kabur Dari Tanggung Jawab
54 Ch.53 - Siasat Perampok
55 Ch.54 - Jebakan
56 Ch. 55 - Kelompok Beruang Hitam
57 Ch.56 - Salah Paham
58 Ch.57 - Memeriksa Markas
59 Ch.58 - Memeriksa Markas II
60 Ch.59 - Pembebasan
61 Ch.60 - Kota Tiemao
62 Ch.61 - Perbincangan Singkat
63 Ch.62 - Gadis Merepotkan
64 Ch.63 - Pertemuan Yang Menyenangkan
65 Ch.64 - Hukuman Sepadan
66 Ch.65 - Pusaka
67 Ch.66 - Tingkatan Pusaka
68 Ch.67 - Setara Harga Kerajaan
69 Ch.68 - Ibu Kota
70 Ch.69 - Kediaman Bangsawan Xiao
71 Ch.70 - Persiapan
72 Ch.71 - Persiapan II
73 Ch.72 - Hari Yang Di Tunggu
74 Ch.73 - Xuan Rong Di Temukan
75 Ch.74 - 3 Item Utama
76 Ch.75 - Persaingan Singkat
77 Ch. 76 - Siasat Xiao Jung
78 Ch.77 - Percobaan Pertama
79 Ch.78 - Fu Chen Beraksi
80 Ch.79 - Menemui Xuan Rong
81 Ch.80 - Isi Kitab Dewa Raga
82 Ch.81 - Kesembuhan Xiao Feng
83 Ch.82 - Rencana
84 Ch.83 - Gunung Fugui
85 Ch.84 - Gunung Fugui II
86 Ch.85 - Gunung Fugui III
87 Ch.86 - Keanehan
88 Ch.87 - Siluman Beruang Hitam
89 Ch.88 - Siluman Beruang Hitam II
90 Ch.89 - Kembali
91 Ch.90 - Pertemuan
92 Ch.91 - Qiao Wu
93 Ch.92 - Ujian Tak Tertulis
94 Ch.93 - Guru
95 Ch.94 - Li Chun dan Penjaga Sekte
96 Ch.95 - Ini Baru Di Mulai
97 Ch.95 - Latihan
98 Ch.96 - Latihan II
99 Ch.97 - Hutan Siluman Milik Li Han
100 Ch.98 - Buah Persik Dewi Langit
101 Ch.99 - Nasehat
102 Ch. 100 - Sebuah Keputusan
103 Ch.101 - Rapat Tetua
104 Ch.102 - Rapat Tetua II
105 Ch.103 - Pusaka yang Tersegel
106 pengumuman
107 Ch.104 - Pergi
108 Ch.105 - Kembali
109 Ch.106 - Desa Bintang Jatuh
110 Ch.107 - Amarah
111 Ch.108 - Musuh Lama
112 Ch.109 - Selamat Tinggal
113 Ch.110 - Penginapan
114 Ch.111 - Semua Telah Berlalu
115 Ch.112 - Fu Mei
116 Ch.113 - Fu Mei II
117 Ch.114 - Dua Sosok Misterius (Arc 1 END)
118 Pengumuman!
119 Nt Error
120 Ch.115 - Sekte Pedang Suci
121 Ch.116 - Sekte Pedang Suci II
122 Ch.117 - Feng Bian dan Dou Huang
123 Ch.118 - Terlalu Banyak Informasi
124 Ch.119 - Dunia Baru
125 Ch.120 - Semua Akan Berubah
126 Ch.121 - Jenderal Petarung
127 Ch.122 - Prajurit Batu
128 Ch.123 - Langkah Awal
129 Ch.124 - Wanita Bangsawan
130 Ch.125 - Su Anna
131 Ch.126 - Rencana
132 Ch.127 - Kekuatan Pendekar Raja
133 Ch.128 - Hutan
134 Ch.129 - Informasi
135 Ch.130 - Bukan Sekte Pedang Suci
136 Ch.131 - Merelakan
137 Ch.132 - Menuju Ibu Kota
138 Ch.133 - Ulang Tahun
139 Ch.134 - Keluarga Bangsawan dan Kesempatan
140 Ch.135 - Diskusi
141 Ch.136 - Persetujuan
142 Ch.137 - Identitas
143 Ch.138 - Berlangsungnya Negosiasi
144 Ch.139 -Ye Singsui
145 Ch.140 - Keuntungan
146 Ch.141 - Bagi Hasil
147 Ch.142 - Tujuan Selanjutnya
148 Ch. 143 - Perbatasan
149 Ch. 144 - Pertemuan Kembali Sang Dewi Bulan
150 Ch. 145 - Meninggalkan Kenangan
151 Ch.146 - Lanjutkan Perjalanan
152 Ch.147 - Perkenalan
153 Ch.148 - Diskusi
154 Ch.149 - Ingatan Dou Huang
155 Ch.150 - Penelusuran
156 Ch.151 - Dou Huang
157 Ch.152 - Matahari Menyambut
158 Ch.153 - Dan Suyu
159 Ch.154 - Di Sambut Hangat
160 pesan
161 Ch.155 - Ulang Tahun
162 Ch. 156 - Kota Lianing
163 Ch.157 - Turnamen
164 Ch.158 - Turnamen II
165 Ch. 159 - Berburu
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Prolog
2
Ch.1 - Hal Baru
3
Ch.2 - Pedang
4
Ch.3 - Dunia Persilatan
5
Ch.4 - Tingkat Kultivator
6
Ch.5 - Pembentukkan Dantian
7
Ch.6 - Pembentukkan Dantian II
8
Ch.7 - Lampion
9
Ch.8 - Sebuah Harapan
10
Ch.9 - Pesta
11
Ch.10 - Keberangkatan
12
Ch.11 - Kebenaran
13
Ch.12 - Latihan
14
Ch.13 - Tulang Permata Dewa
15
Ch.14 - Feng Youxin
16
Ch.15 - Masa Lalu Tang Shu
17
Ch.16 - Masa Lalu Tang Shu II
18
Ch.17 - Melawan Seekor Harimau
19
Ch.18 - Kabar Duka
20
Ch.19 - Ilmu Pedang Arus Jeram
21
Ch.20 - Aura Binatang Magis
22
Ch.21 - Perbatasan
23
Ch.22 - Pertarungan Ayah Dan Anak
24
Ch.23 - Merah Merona
25
Ch.24 - Batu Penguji
26
Ch.25 - Duel
27
Ch.26 - Perpisahan
28
Ch.27 - Permohonan
29
Ch.28 - Xiao Jung
30
Ch.29 - Pemandangan Buruk
31
Ch.30 - Tiba Di Kota
32
Ch.31 - Sekte Pedang Suci
33
Ch.32 - Pertandingan Murid Baru
34
Ch.33 - Pertandingan Murid Baru II
35
Ch.34 - Pertandingan Murid Baru III
36
Ch.35 - Pertunjukkan Yang Memuaskan
37
Ch. 36 - Lawan Yang Kuat
38
Ch.37 - Tubuh Yang Aneh
39
Ch.38 - Perpustakaan
40
Ch.39 - Li Han
41
Ch.40 - Li Han II
42
Ch.41 - Li Han III
43
Ch.42 - Pangeran Kekaisaran Meng
44
Ch.43 - Perebutan Tahta
45
Ch.44 - Satu Tahun
46
Ch.45 - Makanan Yang Menghampiri
47
Ch.46 - Tujuan Belum Tercapai
48
Ch.47 - Ujian Kenaikan Pangkat
49
Ch.48 - Boneka Kayu
50
Ch.49 - Ujian Ketiga
51
Ch.50 - 19 Menit Yang Melelahkan
52
Ch.51 - Tidak Ada Kabar
53
Ch.52 - Kabur Dari Tanggung Jawab
54
Ch.53 - Siasat Perampok
55
Ch.54 - Jebakan
56
Ch. 55 - Kelompok Beruang Hitam
57
Ch.56 - Salah Paham
58
Ch.57 - Memeriksa Markas
59
Ch.58 - Memeriksa Markas II
60
Ch.59 - Pembebasan
61
Ch.60 - Kota Tiemao
62
Ch.61 - Perbincangan Singkat
63
Ch.62 - Gadis Merepotkan
64
Ch.63 - Pertemuan Yang Menyenangkan
65
Ch.64 - Hukuman Sepadan
66
Ch.65 - Pusaka
67
Ch.66 - Tingkatan Pusaka
68
Ch.67 - Setara Harga Kerajaan
69
Ch.68 - Ibu Kota
70
Ch.69 - Kediaman Bangsawan Xiao
71
Ch.70 - Persiapan
72
Ch.71 - Persiapan II
73
Ch.72 - Hari Yang Di Tunggu
74
Ch.73 - Xuan Rong Di Temukan
75
Ch.74 - 3 Item Utama
76
Ch.75 - Persaingan Singkat
77
Ch. 76 - Siasat Xiao Jung
78
Ch.77 - Percobaan Pertama
79
Ch.78 - Fu Chen Beraksi
80
Ch.79 - Menemui Xuan Rong
81
Ch.80 - Isi Kitab Dewa Raga
82
Ch.81 - Kesembuhan Xiao Feng
83
Ch.82 - Rencana
84
Ch.83 - Gunung Fugui
85
Ch.84 - Gunung Fugui II
86
Ch.85 - Gunung Fugui III
87
Ch.86 - Keanehan
88
Ch.87 - Siluman Beruang Hitam
89
Ch.88 - Siluman Beruang Hitam II
90
Ch.89 - Kembali
91
Ch.90 - Pertemuan
92
Ch.91 - Qiao Wu
93
Ch.92 - Ujian Tak Tertulis
94
Ch.93 - Guru
95
Ch.94 - Li Chun dan Penjaga Sekte
96
Ch.95 - Ini Baru Di Mulai
97
Ch.95 - Latihan
98
Ch.96 - Latihan II
99
Ch.97 - Hutan Siluman Milik Li Han
100
Ch.98 - Buah Persik Dewi Langit
101
Ch.99 - Nasehat
102
Ch. 100 - Sebuah Keputusan
103
Ch.101 - Rapat Tetua
104
Ch.102 - Rapat Tetua II
105
Ch.103 - Pusaka yang Tersegel
106
pengumuman
107
Ch.104 - Pergi
108
Ch.105 - Kembali
109
Ch.106 - Desa Bintang Jatuh
110
Ch.107 - Amarah
111
Ch.108 - Musuh Lama
112
Ch.109 - Selamat Tinggal
113
Ch.110 - Penginapan
114
Ch.111 - Semua Telah Berlalu
115
Ch.112 - Fu Mei
116
Ch.113 - Fu Mei II
117
Ch.114 - Dua Sosok Misterius (Arc 1 END)
118
Pengumuman!
119
Nt Error
120
Ch.115 - Sekte Pedang Suci
121
Ch.116 - Sekte Pedang Suci II
122
Ch.117 - Feng Bian dan Dou Huang
123
Ch.118 - Terlalu Banyak Informasi
124
Ch.119 - Dunia Baru
125
Ch.120 - Semua Akan Berubah
126
Ch.121 - Jenderal Petarung
127
Ch.122 - Prajurit Batu
128
Ch.123 - Langkah Awal
129
Ch.124 - Wanita Bangsawan
130
Ch.125 - Su Anna
131
Ch.126 - Rencana
132
Ch.127 - Kekuatan Pendekar Raja
133
Ch.128 - Hutan
134
Ch.129 - Informasi
135
Ch.130 - Bukan Sekte Pedang Suci
136
Ch.131 - Merelakan
137
Ch.132 - Menuju Ibu Kota
138
Ch.133 - Ulang Tahun
139
Ch.134 - Keluarga Bangsawan dan Kesempatan
140
Ch.135 - Diskusi
141
Ch.136 - Persetujuan
142
Ch.137 - Identitas
143
Ch.138 - Berlangsungnya Negosiasi
144
Ch.139 -Ye Singsui
145
Ch.140 - Keuntungan
146
Ch.141 - Bagi Hasil
147
Ch.142 - Tujuan Selanjutnya
148
Ch. 143 - Perbatasan
149
Ch. 144 - Pertemuan Kembali Sang Dewi Bulan
150
Ch. 145 - Meninggalkan Kenangan
151
Ch.146 - Lanjutkan Perjalanan
152
Ch.147 - Perkenalan
153
Ch.148 - Diskusi
154
Ch.149 - Ingatan Dou Huang
155
Ch.150 - Penelusuran
156
Ch.151 - Dou Huang
157
Ch.152 - Matahari Menyambut
158
Ch.153 - Dan Suyu
159
Ch.154 - Di Sambut Hangat
160
pesan
161
Ch.155 - Ulang Tahun
162
Ch. 156 - Kota Lianing
163
Ch.157 - Turnamen
164
Ch.158 - Turnamen II
165
Ch. 159 - Berburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!