Ch.6 - Pembentukkan Dantian II

Fu Chen merasakan sensasi hangat mulai mengalir dari punggungnya dan terus menjalar hingga ke seluruh tubuh. Setelah beberapa saat, energi itu seperti menarik energi lain untuk masuk ke dalam tubuhnya.

Tubuh Fu Chen sedikit berkeringat karena energi yang masuk dalam tubuhnya menjadi sedikit panas. Energi yang semakin panas itu kemudian bergerak ke arah perut Fu Chen.

Pandangan Fu Chen yang sebelumnya masih gelap kini mulai di terangi oleh satu titik cahaya berwarna emas. Fu Chen memfokuskan pikirannya pada titik emas tersebut, titik cahaya itu semakin terang dan mulai menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya.

Namun, semakin banyak titik cahaya emas itu menyerap energi warnanya pun ikut berubah, seolah energi yang ia serap adalah berwarna hitam akhirnya titik cahaya itu tertutupi oleh warna hitam pekat dan memancarkan sedikit cahaya keemasan.

Kristal yang tadi di pegang Fu Chen mulai menunjukkan sesuatu berbentuk bola dengan warna hitam dan sedikit memancarkan cahaya keemasan.

Fu Chen membuka matanya perlahan, matanya melebar tak percaya saat melihat tampilan dantiannya. Tidak hanya dirinya namun semua yang menyaksikan hal itu juga terkejut.

"Hei, bukankah dantian terendah berwarna putih? Lalu apa-apaan ini?"

"Dantiannya berwarna Hitam?"

"Apakah anak ini cacat?"

Fu Chen yang mendengar ucapan para penonton mengalihkan Pandangannya pada Tetua yang membantunya.

"Apakah aku gagal?" Fu Chen bertanya ragu.

Tetua yang di tanyai Fu Chen juga merasa bingung, ia sendiri baru melihat sebuah dantian berwarna hitam sepanjang karirnya di Dunia Persilatan.

"Kurasa tidak… seharusnya jika bola kristal yang kau sentuh telah menunjukkan bentuk Dantian mu, maka kau bida di katakan berhasil," jawab tetua itu ragu.

Fu Chen sudah pesimis dirinya memiliki dantian cacat, para penonton pun ikut saling berbisik membicarakan Fu Chen. Namun dari semua orang yang ada disana, hanya Tang Shu yang memperlihatkan senyuman lebar dan tangannya menggenggam kuat tangan istrinya.

Xin Xue yang menyadari hal itu hanya menduga suaminya sedang merasa senang karena Fu Chen tidak bisa menjadi seorang pendekar.

"Ambil ini nak, dan masukkan ke dalam kotak kayu yang disana. Aku tidak bisa memutuskan jika itu adalah Dantian cacat. Jadi ku harap kau bisa lolos dalam seleksi nanti, agar hal ini dapat di teliti lebih lanjut oleh Ketua Sekte." Tetua itu menyerahkan kertas yang telah di stampel pada Fu Chen.

Tetua yang tadi membantu Fu Chen merasa tidak memiliki hak untuk mengecap bahwa itu adalah dantian yang cacat. Serta dirinya juga merasa bahwa Fu Chen adalah pemuda yang berbakat, sebab tak banyak anak seusianya yang dapat melakukan pembentukkan dantian dalam sekali percobaan.

Fu Chen merasa dirinya masih memiliki kesempatan, ia menarik napas panjang sejenak dan memasukkan kertas itu kedalam kotak kayu yang ada di sudut arena.

Di lain sisi Sin Lou baru saja selesai membentuk dantian miliknya, ia bersorak gembira seraya mengangkat bola kristal itu tinggi-tinggi dan menunjukkan dantian berwarna ungu tua.

"Bukankah itu anak si Pandai Besi?"

"Tak kusangka dirinya memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi pendekar hebat."

"Hahaha… lihatlah, Desa kita telah melahirkan jenius bela diri!"

"Ya… itu benar!"

Sorak-sorai para penonton terdengar begitu ramai, dapat di pastikan impian Sin Lou akan terwujud untuk mendekati gadis-gadis di Desanya.

Sin Lou berdiri membusungkan dada sembari terpejam menikmati segala pujian atas dirinya.

"Cih, kau terlalu membanggakan dantian karatan milik mu itu bocah!"Ucap Kyoto ketus dengan nada yang tinggi.

Pandangan Fu Chen serta Sin Lou terarah pada Bola kristal yang masih di pegang oleh Kyoto. Dantiannya memang berwarna ungu, namun itu terlihat sedikit transparan.

"Hahaha… sepertinya Dewa benar-benar memberkati desa kita!"

"Desa kita telah melahirkan dua orang jenius bela diri!"

Suara penonton kembali riuh di sela-sela suasana tegang antara Sin Lou dan Kyoto yang menunjukkan tatapan persaingan. Fu Chen yang ada di samping Sin Lou kemudian berjalan layaknya orang tak berdosa di antara mereka berdua, pandangan keduanya pun mengikuti Fu Chen yang lama kelamaan menjauh dan naik ke bangku penonton.

Sin Lou baru tersadar Fu Chen telah meninggalkannya ketika pemuda itu berada di dekat keluarganya.

"Hei… berani sekali kau meninggalkan ku!"

Sin Lou kemudian membuat gestur menunjuk kedua bola matanya kemudian menunjuk ke arah Kyoto dengan tatapan tajam. "Urusan kita belum selesai!"

Dari 70 orang yang mendaftarkan diri, hanya 30 orang saja yang telah memenuhi persyaratan untuk berpartisipasi dalam seleksi tersebut.

Xiao Jung yang berada di atas podium kemudian menyebutkan nama-nama peserta yang akan berkompetisi satu tahun lagi. Di antara nama-nama yang di sebutkan itu, ternyata juga ada nama Fu Chen yang menandakan dirinya juga terpilih untuk berkompetisi.

"Kakak, kau lolos… Haha! Kakak ku akan menjadi seorang pendekar!" Fu Mei bersorak gembira sembari mengoyang- goyangkan tubuh Fu Chen.

Tang Shu serta Xin Xue tersenyum lembut melihat kedua anaknya yang begitu bahagia. Fu Chen bahkan hampir meneteskan air matanya jika tidak di ganggu oleh Sin Lou yang mengejeknya dengan berkata itu hanya sebuah keberuntungan.

"Baiklah, untuk nama-nama yang telah di sebutkan, kami harap kalian dapat berlatih dengan giat dalam kurun waktu yang masih cukup panjang ini…" ucap Xiao Jung untuk mengakhiri pidatonya.

Acara itu kemudian di akhiri dengan sebuah sajian makanan untuk para perwakilan Sekte Pedang Suci, warga yang menyaksikan juga telah membubarkan diri mereka masing-masing untuk melanjutkan pekerjaan mereka yang tertinggal.

"Tetua, apakah anda meloloskan anak yang memiliki dantian Hitam tadi?" Xiao Jung bertanya pada Tetua yang tadi membantu Fu Chen.

"Ya, aku melakukan hal itu agar dapat di teliti oleh tetua yang lain atau bahkan Ketua itu sendiri," Balas tetua itu singkat.

"Yah, ini memang sungguh jarang terjadi, aku harap ada catatan yang menjelaskan tentang hal ini. Agar kita tidak memilih murid yang cacat nantinya." Xiao Jung menghela nafas pelan sebelum kembali meminum teh yang telah di sediakan.

Di perjalanan pulang, Fu Mei terlihat begitu bahagia digendongan kakaknya, sedangkan Fu Chen hanya tersenyum canggung ketika adiknya beberapa kali menyebutkan dirinya akan menjadi pendekar hebat.

"Tidak usah murung begitu Chen'er, ayahmu akan mengajarmu sebisa mungkin agar kau tidak di pandang lemah ketika pertandingan nanti." Xin Xue mengelus kepala Fu Chen lalu menatap suaminya.

"Hahaha… tenang saja Chen'er, ayah akan mengajarimu menjadi pendekar yang hebat. Jika masalah membaca serta menulis kurasa kau sudah sedikit mengetahuinya bukan?" Tang Shu tertawa lepas menikmati hal yang hanya dirinya ketahui.

"Ya… hanya saja aku masih sedikit kesulitan untuk membaca tulisan yang cukup panjang, serta tulisan ku juga kurang memuaskan," jawab Fu Chen.

"Itu tudak masalah, ibumu akan membantumu membaca serta menulis." Tang Shu merangkul istrinya dengan mesra.

"Ibu, ibu… apakah aku juga boleh ikut belajar?" Fu Mei menggoyang-goyangkan pundak Fu Chen bertanya.

"Mei'er hati-hati, kau bisa terjatuh!" Fu Chen memperkuat pegangan kedua tangannya yang menahan Fu Mei.

"Tentu saja Mei'er, ibu juga akan mengajarkan kalian melukis," Kata Xin Xue tersenyum lembut.

"Benarkah-benarkah? Kak, kau juga mendengarnya kan? Aku akan menjadi lebih pintar dari kakak nantinya…" Fu Mei kembali bersorak gembira, ingin sekali rasanya Fu Chen menurunkan adiknya itu agar dapat diam.

Orang-Orang yang menyaksikan mereka juga sesekali berdecak kagum melihat keharmonisan keluarga tersebut.

"Sungguh keluarga dari surga"

"kapan aku bisa menikah dan memiliki istri secantik itu," Ujar salah satu bujangan yang masih melajang di usianya yang menginjak 27 tahun.

"Itu adalah karma karena dirimu selalu mempermainkan perasaan gadis-gadis saat usiamu masih muda dulu!" Sahut temannya yang ikut menyaksikan keluarga Fu Chen. Dalam hati ia juga berharap agar memiliki keluarga sperti itu.

Terpopuler

Comments

Roni Sakroni

Roni Sakroni

mantap dan lanjutkan

2025-01-12

0

Arwin Atune

Arwin Atune

keluarga bahagia

2024-08-16

0

Dzikir Ari

Dzikir Ari

Kedamaian keluarga bisa membuat bahagia

2023-07-08

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ch.1 - Hal Baru
3 Ch.2 - Pedang
4 Ch.3 - Dunia Persilatan
5 Ch.4 - Tingkat Kultivator
6 Ch.5 - Pembentukkan Dantian
7 Ch.6 - Pembentukkan Dantian II
8 Ch.7 - Lampion
9 Ch.8 - Sebuah Harapan
10 Ch.9 - Pesta
11 Ch.10 - Keberangkatan
12 Ch.11 - Kebenaran
13 Ch.12 - Latihan
14 Ch.13 - Tulang Permata Dewa
15 Ch.14 - Feng Youxin
16 Ch.15 - Masa Lalu Tang Shu
17 Ch.16 - Masa Lalu Tang Shu II
18 Ch.17 - Melawan Seekor Harimau
19 Ch.18 - Kabar Duka
20 Ch.19 - Ilmu Pedang Arus Jeram
21 Ch.20 - Aura Binatang Magis
22 Ch.21 - Perbatasan
23 Ch.22 - Pertarungan Ayah Dan Anak
24 Ch.23 - Merah Merona
25 Ch.24 - Batu Penguji
26 Ch.25 - Duel
27 Ch.26 - Perpisahan
28 Ch.27 - Permohonan
29 Ch.28 - Xiao Jung
30 Ch.29 - Pemandangan Buruk
31 Ch.30 - Tiba Di Kota
32 Ch.31 - Sekte Pedang Suci
33 Ch.32 - Pertandingan Murid Baru
34 Ch.33 - Pertandingan Murid Baru II
35 Ch.34 - Pertandingan Murid Baru III
36 Ch.35 - Pertunjukkan Yang Memuaskan
37 Ch. 36 - Lawan Yang Kuat
38 Ch.37 - Tubuh Yang Aneh
39 Ch.38 - Perpustakaan
40 Ch.39 - Li Han
41 Ch.40 - Li Han II
42 Ch.41 - Li Han III
43 Ch.42 - Pangeran Kekaisaran Meng
44 Ch.43 - Perebutan Tahta
45 Ch.44 - Satu Tahun
46 Ch.45 - Makanan Yang Menghampiri
47 Ch.46 - Tujuan Belum Tercapai
48 Ch.47 - Ujian Kenaikan Pangkat
49 Ch.48 - Boneka Kayu
50 Ch.49 - Ujian Ketiga
51 Ch.50 - 19 Menit Yang Melelahkan
52 Ch.51 - Tidak Ada Kabar
53 Ch.52 - Kabur Dari Tanggung Jawab
54 Ch.53 - Siasat Perampok
55 Ch.54 - Jebakan
56 Ch. 55 - Kelompok Beruang Hitam
57 Ch.56 - Salah Paham
58 Ch.57 - Memeriksa Markas
59 Ch.58 - Memeriksa Markas II
60 Ch.59 - Pembebasan
61 Ch.60 - Kota Tiemao
62 Ch.61 - Perbincangan Singkat
63 Ch.62 - Gadis Merepotkan
64 Ch.63 - Pertemuan Yang Menyenangkan
65 Ch.64 - Hukuman Sepadan
66 Ch.65 - Pusaka
67 Ch.66 - Tingkatan Pusaka
68 Ch.67 - Setara Harga Kerajaan
69 Ch.68 - Ibu Kota
70 Ch.69 - Kediaman Bangsawan Xiao
71 Ch.70 - Persiapan
72 Ch.71 - Persiapan II
73 Ch.72 - Hari Yang Di Tunggu
74 Ch.73 - Xuan Rong Di Temukan
75 Ch.74 - 3 Item Utama
76 Ch.75 - Persaingan Singkat
77 Ch. 76 - Siasat Xiao Jung
78 Ch.77 - Percobaan Pertama
79 Ch.78 - Fu Chen Beraksi
80 Ch.79 - Menemui Xuan Rong
81 Ch.80 - Isi Kitab Dewa Raga
82 Ch.81 - Kesembuhan Xiao Feng
83 Ch.82 - Rencana
84 Ch.83 - Gunung Fugui
85 Ch.84 - Gunung Fugui II
86 Ch.85 - Gunung Fugui III
87 Ch.86 - Keanehan
88 Ch.87 - Siluman Beruang Hitam
89 Ch.88 - Siluman Beruang Hitam II
90 Ch.89 - Kembali
91 Ch.90 - Pertemuan
92 Ch.91 - Qiao Wu
93 Ch.92 - Ujian Tak Tertulis
94 Ch.93 - Guru
95 Ch.94 - Li Chun dan Penjaga Sekte
96 Ch.95 - Ini Baru Di Mulai
97 Ch.95 - Latihan
98 Ch.96 - Latihan II
99 Ch.97 - Hutan Siluman Milik Li Han
100 Ch.98 - Buah Persik Dewi Langit
101 Ch.99 - Nasehat
102 Ch. 100 - Sebuah Keputusan
103 Ch.101 - Rapat Tetua
104 Ch.102 - Rapat Tetua II
105 Ch.103 - Pusaka yang Tersegel
106 pengumuman
107 Ch.104 - Pergi
108 Ch.105 - Kembali
109 Ch.106 - Desa Bintang Jatuh
110 Ch.107 - Amarah
111 Ch.108 - Musuh Lama
112 Ch.109 - Selamat Tinggal
113 Ch.110 - Penginapan
114 Ch.111 - Semua Telah Berlalu
115 Ch.112 - Fu Mei
116 Ch.113 - Fu Mei II
117 Ch.114 - Dua Sosok Misterius (Arc 1 END)
118 Pengumuman!
119 Nt Error
120 Ch.115 - Sekte Pedang Suci
121 Ch.116 - Sekte Pedang Suci II
122 Ch.117 - Feng Bian dan Dou Huang
123 Ch.118 - Terlalu Banyak Informasi
124 Ch.119 - Dunia Baru
125 Ch.120 - Semua Akan Berubah
126 Ch.121 - Jenderal Petarung
127 Ch.122 - Prajurit Batu
128 Ch.123 - Langkah Awal
129 Ch.124 - Wanita Bangsawan
130 Ch.125 - Su Anna
131 Ch.126 - Rencana
132 Ch.127 - Kekuatan Pendekar Raja
133 Ch.128 - Hutan
134 Ch.129 - Informasi
135 Ch.130 - Bukan Sekte Pedang Suci
136 Ch.131 - Merelakan
137 Ch.132 - Menuju Ibu Kota
138 Ch.133 - Ulang Tahun
139 Ch.134 - Keluarga Bangsawan dan Kesempatan
140 Ch.135 - Diskusi
141 Ch.136 - Persetujuan
142 Ch.137 - Identitas
143 Ch.138 - Berlangsungnya Negosiasi
144 Ch.139 -Ye Singsui
145 Ch.140 - Keuntungan
146 Ch.141 - Bagi Hasil
147 Ch.142 - Tujuan Selanjutnya
148 Ch. 143 - Perbatasan
149 Ch. 144 - Pertemuan Kembali Sang Dewi Bulan
150 Ch. 145 - Meninggalkan Kenangan
151 Ch.146 - Lanjutkan Perjalanan
152 Ch.147 - Perkenalan
153 Ch.148 - Diskusi
154 Ch.149 - Ingatan Dou Huang
155 Ch.150 - Penelusuran
156 Ch.151 - Dou Huang
157 Ch.152 - Matahari Menyambut
158 Ch.153 - Dan Suyu
159 Ch.154 - Di Sambut Hangat
160 pesan
161 Ch.155 - Ulang Tahun
162 Ch. 156 - Kota Lianing
163 Ch.157 - Turnamen
164 Ch.158 - Turnamen II
165 Ch. 159 - Berburu
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Prolog
2
Ch.1 - Hal Baru
3
Ch.2 - Pedang
4
Ch.3 - Dunia Persilatan
5
Ch.4 - Tingkat Kultivator
6
Ch.5 - Pembentukkan Dantian
7
Ch.6 - Pembentukkan Dantian II
8
Ch.7 - Lampion
9
Ch.8 - Sebuah Harapan
10
Ch.9 - Pesta
11
Ch.10 - Keberangkatan
12
Ch.11 - Kebenaran
13
Ch.12 - Latihan
14
Ch.13 - Tulang Permata Dewa
15
Ch.14 - Feng Youxin
16
Ch.15 - Masa Lalu Tang Shu
17
Ch.16 - Masa Lalu Tang Shu II
18
Ch.17 - Melawan Seekor Harimau
19
Ch.18 - Kabar Duka
20
Ch.19 - Ilmu Pedang Arus Jeram
21
Ch.20 - Aura Binatang Magis
22
Ch.21 - Perbatasan
23
Ch.22 - Pertarungan Ayah Dan Anak
24
Ch.23 - Merah Merona
25
Ch.24 - Batu Penguji
26
Ch.25 - Duel
27
Ch.26 - Perpisahan
28
Ch.27 - Permohonan
29
Ch.28 - Xiao Jung
30
Ch.29 - Pemandangan Buruk
31
Ch.30 - Tiba Di Kota
32
Ch.31 - Sekte Pedang Suci
33
Ch.32 - Pertandingan Murid Baru
34
Ch.33 - Pertandingan Murid Baru II
35
Ch.34 - Pertandingan Murid Baru III
36
Ch.35 - Pertunjukkan Yang Memuaskan
37
Ch. 36 - Lawan Yang Kuat
38
Ch.37 - Tubuh Yang Aneh
39
Ch.38 - Perpustakaan
40
Ch.39 - Li Han
41
Ch.40 - Li Han II
42
Ch.41 - Li Han III
43
Ch.42 - Pangeran Kekaisaran Meng
44
Ch.43 - Perebutan Tahta
45
Ch.44 - Satu Tahun
46
Ch.45 - Makanan Yang Menghampiri
47
Ch.46 - Tujuan Belum Tercapai
48
Ch.47 - Ujian Kenaikan Pangkat
49
Ch.48 - Boneka Kayu
50
Ch.49 - Ujian Ketiga
51
Ch.50 - 19 Menit Yang Melelahkan
52
Ch.51 - Tidak Ada Kabar
53
Ch.52 - Kabur Dari Tanggung Jawab
54
Ch.53 - Siasat Perampok
55
Ch.54 - Jebakan
56
Ch. 55 - Kelompok Beruang Hitam
57
Ch.56 - Salah Paham
58
Ch.57 - Memeriksa Markas
59
Ch.58 - Memeriksa Markas II
60
Ch.59 - Pembebasan
61
Ch.60 - Kota Tiemao
62
Ch.61 - Perbincangan Singkat
63
Ch.62 - Gadis Merepotkan
64
Ch.63 - Pertemuan Yang Menyenangkan
65
Ch.64 - Hukuman Sepadan
66
Ch.65 - Pusaka
67
Ch.66 - Tingkatan Pusaka
68
Ch.67 - Setara Harga Kerajaan
69
Ch.68 - Ibu Kota
70
Ch.69 - Kediaman Bangsawan Xiao
71
Ch.70 - Persiapan
72
Ch.71 - Persiapan II
73
Ch.72 - Hari Yang Di Tunggu
74
Ch.73 - Xuan Rong Di Temukan
75
Ch.74 - 3 Item Utama
76
Ch.75 - Persaingan Singkat
77
Ch. 76 - Siasat Xiao Jung
78
Ch.77 - Percobaan Pertama
79
Ch.78 - Fu Chen Beraksi
80
Ch.79 - Menemui Xuan Rong
81
Ch.80 - Isi Kitab Dewa Raga
82
Ch.81 - Kesembuhan Xiao Feng
83
Ch.82 - Rencana
84
Ch.83 - Gunung Fugui
85
Ch.84 - Gunung Fugui II
86
Ch.85 - Gunung Fugui III
87
Ch.86 - Keanehan
88
Ch.87 - Siluman Beruang Hitam
89
Ch.88 - Siluman Beruang Hitam II
90
Ch.89 - Kembali
91
Ch.90 - Pertemuan
92
Ch.91 - Qiao Wu
93
Ch.92 - Ujian Tak Tertulis
94
Ch.93 - Guru
95
Ch.94 - Li Chun dan Penjaga Sekte
96
Ch.95 - Ini Baru Di Mulai
97
Ch.95 - Latihan
98
Ch.96 - Latihan II
99
Ch.97 - Hutan Siluman Milik Li Han
100
Ch.98 - Buah Persik Dewi Langit
101
Ch.99 - Nasehat
102
Ch. 100 - Sebuah Keputusan
103
Ch.101 - Rapat Tetua
104
Ch.102 - Rapat Tetua II
105
Ch.103 - Pusaka yang Tersegel
106
pengumuman
107
Ch.104 - Pergi
108
Ch.105 - Kembali
109
Ch.106 - Desa Bintang Jatuh
110
Ch.107 - Amarah
111
Ch.108 - Musuh Lama
112
Ch.109 - Selamat Tinggal
113
Ch.110 - Penginapan
114
Ch.111 - Semua Telah Berlalu
115
Ch.112 - Fu Mei
116
Ch.113 - Fu Mei II
117
Ch.114 - Dua Sosok Misterius (Arc 1 END)
118
Pengumuman!
119
Nt Error
120
Ch.115 - Sekte Pedang Suci
121
Ch.116 - Sekte Pedang Suci II
122
Ch.117 - Feng Bian dan Dou Huang
123
Ch.118 - Terlalu Banyak Informasi
124
Ch.119 - Dunia Baru
125
Ch.120 - Semua Akan Berubah
126
Ch.121 - Jenderal Petarung
127
Ch.122 - Prajurit Batu
128
Ch.123 - Langkah Awal
129
Ch.124 - Wanita Bangsawan
130
Ch.125 - Su Anna
131
Ch.126 - Rencana
132
Ch.127 - Kekuatan Pendekar Raja
133
Ch.128 - Hutan
134
Ch.129 - Informasi
135
Ch.130 - Bukan Sekte Pedang Suci
136
Ch.131 - Merelakan
137
Ch.132 - Menuju Ibu Kota
138
Ch.133 - Ulang Tahun
139
Ch.134 - Keluarga Bangsawan dan Kesempatan
140
Ch.135 - Diskusi
141
Ch.136 - Persetujuan
142
Ch.137 - Identitas
143
Ch.138 - Berlangsungnya Negosiasi
144
Ch.139 -Ye Singsui
145
Ch.140 - Keuntungan
146
Ch.141 - Bagi Hasil
147
Ch.142 - Tujuan Selanjutnya
148
Ch. 143 - Perbatasan
149
Ch. 144 - Pertemuan Kembali Sang Dewi Bulan
150
Ch. 145 - Meninggalkan Kenangan
151
Ch.146 - Lanjutkan Perjalanan
152
Ch.147 - Perkenalan
153
Ch.148 - Diskusi
154
Ch.149 - Ingatan Dou Huang
155
Ch.150 - Penelusuran
156
Ch.151 - Dou Huang
157
Ch.152 - Matahari Menyambut
158
Ch.153 - Dan Suyu
159
Ch.154 - Di Sambut Hangat
160
pesan
161
Ch.155 - Ulang Tahun
162
Ch. 156 - Kota Lianing
163
Ch.157 - Turnamen
164
Ch.158 - Turnamen II
165
Ch. 159 - Berburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!