Ch.9 - Pesta

Setelah selesai menerbangkan lampion, kini warga Desa serta pengunjung yang hadir mulai melanjutkan Festival mereka dengan pesta yang begitu meriah. Meski malam sudah mulai larut namun suasana Desa masih tetap sangat ramai.

Tidak ada rasa kantuk sama sekali yang dirasakan warga Desa malam ini, mereka semua tertawa bahagia merayakan pengujung Festival itu. Semua orang merayakannya di lapangan terbuka, tidak ada dari mereka yang yang memisahkan diri atau sekedar di dalam rumah. Kebersamaan seperti itu sungguh sangat jarang didapatkan dan tidak dapat dilakukan setiap waktu.

"Hahaha… kuharap kau tidak salah membawa istri lagi seperti tahun lalu Tang Shu…" Ucap Sin Zhou tertawa lantang sambil menikmati arak di tangannya. Dirinya dan Tang Shu saat ini sedang berkumpul dengan warga Desa lainnya, sedangkan anak-anak sedikit menjauhkan diri mereka karena bau arak yang cukup menyengat.

"Kau benar saudara Zhou, dia hampir saja meninggalkan istri cantiknya demi seorang Bibi Fei…"

"Betapa malangnya Xue'er mempunyai suami yang bahkan hampir melupakannya…" Celetuk beberapa warga yang juga sedang berkumpul dengan mereka.

"Shu'er, jika kau ingin membawaku pulang kembali tahun ini juga tidak apa-apa. Asalkan kau dapat menafkahiku serta anakku itu sudah cukup…" Candaan yang di lontarkan Bibi Fei itu mengundang gelak tawa yang sangat riuh disekitarnya.

Usia Bibi Fei sebenarnya sudah tidak muda lagi, meski baru memiliki satu orang anak, namun usianya kini telah menginjak 50 tahun. Suaminya sendiri telah lama meninggal karena sebuah peristiwa perampokan, yang terjadi ketika suaminya hendak pergi berdagang di kota.

"Hahaha… itu tidak akan pernah terjadi lagi Bibi Fei, karena kali ini diriku juga sudah mengajak Chen'er…"

"Bukankah tahun lalu juga sama, Chen'er bahkan menertawaimu saat kau menggodaku Shu'er… Perempuan tua ini sungguh menantikan hal itu." Bibi Fei tersenyum jahil pada Tang Shu, dirinya sungguh senang melihat ayah Fu Chen yang nampak berbeda ketika telah mabuk.

"Itu tidak akan terjadi Bibi. Lihatlah, Xin Xue kali ini juga selalu berada disampingku agar tidak salah lagi…" Tang Shu merangkul pundak istrinya dan mecium keningnya. Meski berada pada satu meja yang sama, Xin Xue tidak ingin sama sekali meminum ataupun menyentuh arak disana. Bukan demi menjaga dirinya agar tidak mabuk, namun dirinya memang tidak menyukai minuman itu sejak awal.

"Oh… ayolah saudaraku, janganlah kau mengumbarkan kemesraan mu itu di depan umum seperti ini. Apa kau tidak menghargai mereka yang masih belum memiliki pasangan…?" Sin Zhou yang telah mabuk kembali bercanda.

Fu Chen sendiri saat ini sedang berkumpul dengan anak-anak desa yang seumuran dengannya untuk membahas pelatihan yang akan mereka lakukan. Fu Chen sebenarnya tidak ingin berkumpul dengan mereka, namun karena paksaan dari Sin Lou, ia akhirnya menyerah dan ikut bersama dengan Fu Mei.

Disana anak-anak juga membahas kualitas dantian yang mereka miliki. Dan beberapa kali, anak-anak itu juga meledek Fu Chen yang mereka anggap memiliki dantian cacat.

Karena merasa jenuh selalu menjadi bahan ejekan disana, Fu Chen memutuskan untuk memisahkan diri dan berjalan menuju aliran air yang terdapat banyak sampan dan lampion disekitarnya.

Di sampingnya juga selalu ada Fu Mei yang setia menemaninya. Sedangkan Sin Lou sendiri masih sibuk membanggakan dantian yang ia miliki dengan anak-anak disana. Meski Fu Chen dan Fu Mei terlihat seperti anak yang riang dan ramah, namun mereka hanya menunjukkannya pada orang-orang terdekat saja.

Saat telah sampai di pinggiran aliran itu, Fu Chen segera merebahkan tubuhnya pada rumput dibawahnya dan memandangi langit yang dipenuhi oleh bintang. Fu Mei juga ikut duduk disampingnya sambil memandangi lampion di tengah sampan.

"Kakak sebenarnya sedang memikirkan apa?" Meski dirinya kurang memahami apa yang anak-anak sebelumnya bahas, namun Fu Mei merasa tidak senang kakaknya di ejek oleh mereka.

"Bukan apa-apa Mei'er. Kakak hanya berpikir apakah kakak bisa menjadi pendekar hebat dan melindungi ayah dan ibu, termasuk juga dirimu…" Fu Chen memejamkan matanya menikmati kesunyian di sekitarnya, meski masih sedikit terdengar suara riuh warga Desa di kejauhan, namun itu bukan masalah baginya.

Fu Mei sedikit memiringkan kepalanya saat menatap kakaknya.

"Kenapa kakak berkata seperti itu? Bukankah kakak selama ini sudah berlatih dengan giat? Aku juga melihat kakak begitu bersemangat saat mengayunkan sebuah ranting pada pohon pisang saat itu." Fu Mei sedikit tertawa mengenang kakaknya yang begitu serius menghadapi sebatang pohon pisang yang diam di tempat.

"Kakak bahkan beberapa kali mengumpati pohon pisang yang tak bersalah itu."

"Sudahlah Mei'er jangan buat kakakmu ini terlihat seperti orang bodoh! aku bahkan tidak sadar melakukan hal itu" Fu Chen tersenyum sendiri mengingat kejadian yang membuat tangannya terasa kebas karena pohon pisang yang ia pukul menggunakan ranting ternyata cukup keras.

Mereka berdua masih menikmati waktu dengan mengobrol dan sesekali juga bercanda hingga pertengahan malam tiba.

"Kakak, aku ngantuk. Kita pulang ya," setelah menguap beberapa kali, Fu Mei berdiri dan menarik lengan kakaknya.

"Yah, kakak juga. Sebaiknya kita menghampiri ayah dan ibu, kurasa mereka masih ada disana." Fu Chen bangkit dengan sedikit kesusahan, tubuhnya sedikit sulit untuk digerakkan.

Beberapa warga Desa juga sudah mulai pulang ke rumah mereka masing-masing untuk beristirahat, karena memang waktu yang sudah sangat larut.

"Ibu… kita pulang ya, Meimei tidak tahan lagi… Hoamm…" Fu Mei menggosok pelan matanya untuk mengurangi rasa kantuk. Xin Xue kemudian mengusap pelan kepala Fu Mei.

"Tunggu sebentar ya… ibu harus membereskan ini sebelum pulang."

"Tidak perlu Xue'er, lebih baik kau segera pulang dengan anakmu. Biarkan kami saja yang membereskan ini semua," Ucap Bibi Fei pada Xin Xue, disana juga masih ada Sin Zhou dan beberapa orang lainnya.

"Baiklah kalau begitu, terimakasih atas bantuannya…" Kata Xin Xue sambil membunkukkan badan.

"Tidak perlu sungkan, bawa juga suamimu itu. Kurasa dia akan kembali membawa Bibi Fei kerumahnya kali ini jika bukan kau sendiri yang membawanya," ejek Sin Zhou melihat Tang Shu yang mabuk sudah cukup berat. Meski dirinya juga sudah mabuk, namun ia masih tetap bisa mempertahankan kesadarannya.

Xin Xue tersenyum lembut menjawabnya, ia kemudian menggendong Fu Mei dan mulai beranjak pergi. Di belakangnya juga ada Fu Chen yang menuntun ayahnya berjalan.

Malam itu mereka terlelap begitu saja dengan nyenyak. Senyuman juga terukir di setiap wajah warga Desa, seolah beban mereka sedikit terangkat hari itu.

***

"Selamat ulang tahun kakak…!"

"Woah… apakah ini semua untukku?!" Fu Chen sungguh tidak menduga, ketika ia baru saja bangun dari tidurnya akan disambut oleh banyak sekali hidangan di hadapannya.

Ya, ini adalah satu bulan setelah Festival yang Desa mereka selenggarakan. Selama satu bulan ini, hidup Fu Chen juga tidak lebih baik. Dirinya harus mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh ibunya setiap hari tanpa libur sekalipun.

Xin Xue sengaja melakukannya karena setelah satu bulan itu, anaknya akan lebih sibuk mengikuti pelatihan bersama Tang Shu. Yang di ajarkan oleh Xin Xue juga bukan hanya sekedar membaca serta menulis, namun dirinya juga mengajarkan cara melukis serta etika pada kedua anaknya.

Hal yang sangat mengejutkan justru berasal dari Fu Mei, anak permpuan Xin Xue itu memperlihatkan perkembangan yang sangat signifikan dalam hal membaca serta menulis. Meski masih sedikit terbata-bata, namun untuk anak seusianya hal itu cukup mengejutkan bagi mereka.

Fu Chen juga ikut lebih lancar dalam membaca, tulisannya juga menjadi lebih rapi dari sebelumnya. Sin Lou sendiri juga sudah memulai latihannya bersama Sin Zhou. Dirinya juga beberapa kali membujuk Fu Chen untuk segera berlatih agar ia memiliki alasan untuk pergi dari tempat ayahnya.

"Kak, cepatlah basuh mukamu. Aku sudah tidak sabar memakan ayam panggang ini!" Fu Chen tersenyum canggung mendengar adiknya yang justru lebih bersemangat memandangi ayam yang memang terlihat sangat lezat di meja makan.

"Iya tunggu sebentar… oiya, ayah diamana ibu? Kenapa ia tidak ada disini?"

"Ayahmu mengatakan bahwa ia masih ada beberapa hal yang harus di persiapkan. Kemungkinan dirinya tidak akan datang kali ini." Xin Xue tersenyum lembut setelah mengatakannya, ia juga sedikit khawatir Fu Chen akan merasa kecewa atas ketidak hadiran Tang Shu di ulang tahunnya yang kedelapan ini.

Namun dugaan Xin Xue melenceng jauh. Fu Chen justru merasa sangat bersemangat mendengar ayahnya mempersiapkan sesuatu. Ia beranggapan itu adalah hal untuk latihannya kelak.

Fu Chen kemudian bergegas ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.

Meski tidak di hadiri sang ayah serta orang terdekat lainnya, mereka bertiga tetap menikmati perayaan kecil-kecilan yang mereka buat sendiri itu dengan perasaan yang bahagia.

Terpopuler

Comments

Arwin Atune

Arwin Atune

membaca dan menulis

2024-08-17

0

Dzikir Ari

Dzikir Ari

siiiip

2023-07-08

0

Harman LokeST

Harman LokeST

sssssssssiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiippppppppppp

2022-06-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ch.1 - Hal Baru
3 Ch.2 - Pedang
4 Ch.3 - Dunia Persilatan
5 Ch.4 - Tingkat Kultivator
6 Ch.5 - Pembentukkan Dantian
7 Ch.6 - Pembentukkan Dantian II
8 Ch.7 - Lampion
9 Ch.8 - Sebuah Harapan
10 Ch.9 - Pesta
11 Ch.10 - Keberangkatan
12 Ch.11 - Kebenaran
13 Ch.12 - Latihan
14 Ch.13 - Tulang Permata Dewa
15 Ch.14 - Feng Youxin
16 Ch.15 - Masa Lalu Tang Shu
17 Ch.16 - Masa Lalu Tang Shu II
18 Ch.17 - Melawan Seekor Harimau
19 Ch.18 - Kabar Duka
20 Ch.19 - Ilmu Pedang Arus Jeram
21 Ch.20 - Aura Binatang Magis
22 Ch.21 - Perbatasan
23 Ch.22 - Pertarungan Ayah Dan Anak
24 Ch.23 - Merah Merona
25 Ch.24 - Batu Penguji
26 Ch.25 - Duel
27 Ch.26 - Perpisahan
28 Ch.27 - Permohonan
29 Ch.28 - Xiao Jung
30 Ch.29 - Pemandangan Buruk
31 Ch.30 - Tiba Di Kota
32 Ch.31 - Sekte Pedang Suci
33 Ch.32 - Pertandingan Murid Baru
34 Ch.33 - Pertandingan Murid Baru II
35 Ch.34 - Pertandingan Murid Baru III
36 Ch.35 - Pertunjukkan Yang Memuaskan
37 Ch. 36 - Lawan Yang Kuat
38 Ch.37 - Tubuh Yang Aneh
39 Ch.38 - Perpustakaan
40 Ch.39 - Li Han
41 Ch.40 - Li Han II
42 Ch.41 - Li Han III
43 Ch.42 - Pangeran Kekaisaran Meng
44 Ch.43 - Perebutan Tahta
45 Ch.44 - Satu Tahun
46 Ch.45 - Makanan Yang Menghampiri
47 Ch.46 - Tujuan Belum Tercapai
48 Ch.47 - Ujian Kenaikan Pangkat
49 Ch.48 - Boneka Kayu
50 Ch.49 - Ujian Ketiga
51 Ch.50 - 19 Menit Yang Melelahkan
52 Ch.51 - Tidak Ada Kabar
53 Ch.52 - Kabur Dari Tanggung Jawab
54 Ch.53 - Siasat Perampok
55 Ch.54 - Jebakan
56 Ch. 55 - Kelompok Beruang Hitam
57 Ch.56 - Salah Paham
58 Ch.57 - Memeriksa Markas
59 Ch.58 - Memeriksa Markas II
60 Ch.59 - Pembebasan
61 Ch.60 - Kota Tiemao
62 Ch.61 - Perbincangan Singkat
63 Ch.62 - Gadis Merepotkan
64 Ch.63 - Pertemuan Yang Menyenangkan
65 Ch.64 - Hukuman Sepadan
66 Ch.65 - Pusaka
67 Ch.66 - Tingkatan Pusaka
68 Ch.67 - Setara Harga Kerajaan
69 Ch.68 - Ibu Kota
70 Ch.69 - Kediaman Bangsawan Xiao
71 Ch.70 - Persiapan
72 Ch.71 - Persiapan II
73 Ch.72 - Hari Yang Di Tunggu
74 Ch.73 - Xuan Rong Di Temukan
75 Ch.74 - 3 Item Utama
76 Ch.75 - Persaingan Singkat
77 Ch. 76 - Siasat Xiao Jung
78 Ch.77 - Percobaan Pertama
79 Ch.78 - Fu Chen Beraksi
80 Ch.79 - Menemui Xuan Rong
81 Ch.80 - Isi Kitab Dewa Raga
82 Ch.81 - Kesembuhan Xiao Feng
83 Ch.82 - Rencana
84 Ch.83 - Gunung Fugui
85 Ch.84 - Gunung Fugui II
86 Ch.85 - Gunung Fugui III
87 Ch.86 - Keanehan
88 Ch.87 - Siluman Beruang Hitam
89 Ch.88 - Siluman Beruang Hitam II
90 Ch.89 - Kembali
91 Ch.90 - Pertemuan
92 Ch.91 - Qiao Wu
93 Ch.92 - Ujian Tak Tertulis
94 Ch.93 - Guru
95 Ch.94 - Li Chun dan Penjaga Sekte
96 Ch.95 - Ini Baru Di Mulai
97 Ch.95 - Latihan
98 Ch.96 - Latihan II
99 Ch.97 - Hutan Siluman Milik Li Han
100 Ch.98 - Buah Persik Dewi Langit
101 Ch.99 - Nasehat
102 Ch. 100 - Sebuah Keputusan
103 Ch.101 - Rapat Tetua
104 Ch.102 - Rapat Tetua II
105 Ch.103 - Pusaka yang Tersegel
106 pengumuman
107 Ch.104 - Pergi
108 Ch.105 - Kembali
109 Ch.106 - Desa Bintang Jatuh
110 Ch.107 - Amarah
111 Ch.108 - Musuh Lama
112 Ch.109 - Selamat Tinggal
113 Ch.110 - Penginapan
114 Ch.111 - Semua Telah Berlalu
115 Ch.112 - Fu Mei
116 Ch.113 - Fu Mei II
117 Ch.114 - Dua Sosok Misterius (Arc 1 END)
118 Pengumuman!
119 Nt Error
120 Ch.115 - Sekte Pedang Suci
121 Ch.116 - Sekte Pedang Suci II
122 Ch.117 - Feng Bian dan Dou Huang
123 Ch.118 - Terlalu Banyak Informasi
124 Ch.119 - Dunia Baru
125 Ch.120 - Semua Akan Berubah
126 Ch.121 - Jenderal Petarung
127 Ch.122 - Prajurit Batu
128 Ch.123 - Langkah Awal
129 Ch.124 - Wanita Bangsawan
130 Ch.125 - Su Anna
131 Ch.126 - Rencana
132 Ch.127 - Kekuatan Pendekar Raja
133 Ch.128 - Hutan
134 Ch.129 - Informasi
135 Ch.130 - Bukan Sekte Pedang Suci
136 Ch.131 - Merelakan
137 Ch.132 - Menuju Ibu Kota
138 Ch.133 - Ulang Tahun
139 Ch.134 - Keluarga Bangsawan dan Kesempatan
140 Ch.135 - Diskusi
141 Ch.136 - Persetujuan
142 Ch.137 - Identitas
143 Ch.138 - Berlangsungnya Negosiasi
144 Ch.139 -Ye Singsui
145 Ch.140 - Keuntungan
146 Ch.141 - Bagi Hasil
147 Ch.142 - Tujuan Selanjutnya
148 Ch. 143 - Perbatasan
149 Ch. 144 - Pertemuan Kembali Sang Dewi Bulan
150 Ch. 145 - Meninggalkan Kenangan
151 Ch.146 - Lanjutkan Perjalanan
152 Ch.147 - Perkenalan
153 Ch.148 - Diskusi
154 Ch.149 - Ingatan Dou Huang
155 Ch.150 - Penelusuran
156 Ch.151 - Dou Huang
157 Ch.152 - Matahari Menyambut
158 Ch.153 - Dan Suyu
159 Ch.154 - Di Sambut Hangat
160 pesan
161 Ch.155 - Ulang Tahun
162 Ch. 156 - Kota Lianing
163 Ch.157 - Turnamen
164 Ch.158 - Turnamen II
165 Ch. 159 - Berburu
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Prolog
2
Ch.1 - Hal Baru
3
Ch.2 - Pedang
4
Ch.3 - Dunia Persilatan
5
Ch.4 - Tingkat Kultivator
6
Ch.5 - Pembentukkan Dantian
7
Ch.6 - Pembentukkan Dantian II
8
Ch.7 - Lampion
9
Ch.8 - Sebuah Harapan
10
Ch.9 - Pesta
11
Ch.10 - Keberangkatan
12
Ch.11 - Kebenaran
13
Ch.12 - Latihan
14
Ch.13 - Tulang Permata Dewa
15
Ch.14 - Feng Youxin
16
Ch.15 - Masa Lalu Tang Shu
17
Ch.16 - Masa Lalu Tang Shu II
18
Ch.17 - Melawan Seekor Harimau
19
Ch.18 - Kabar Duka
20
Ch.19 - Ilmu Pedang Arus Jeram
21
Ch.20 - Aura Binatang Magis
22
Ch.21 - Perbatasan
23
Ch.22 - Pertarungan Ayah Dan Anak
24
Ch.23 - Merah Merona
25
Ch.24 - Batu Penguji
26
Ch.25 - Duel
27
Ch.26 - Perpisahan
28
Ch.27 - Permohonan
29
Ch.28 - Xiao Jung
30
Ch.29 - Pemandangan Buruk
31
Ch.30 - Tiba Di Kota
32
Ch.31 - Sekte Pedang Suci
33
Ch.32 - Pertandingan Murid Baru
34
Ch.33 - Pertandingan Murid Baru II
35
Ch.34 - Pertandingan Murid Baru III
36
Ch.35 - Pertunjukkan Yang Memuaskan
37
Ch. 36 - Lawan Yang Kuat
38
Ch.37 - Tubuh Yang Aneh
39
Ch.38 - Perpustakaan
40
Ch.39 - Li Han
41
Ch.40 - Li Han II
42
Ch.41 - Li Han III
43
Ch.42 - Pangeran Kekaisaran Meng
44
Ch.43 - Perebutan Tahta
45
Ch.44 - Satu Tahun
46
Ch.45 - Makanan Yang Menghampiri
47
Ch.46 - Tujuan Belum Tercapai
48
Ch.47 - Ujian Kenaikan Pangkat
49
Ch.48 - Boneka Kayu
50
Ch.49 - Ujian Ketiga
51
Ch.50 - 19 Menit Yang Melelahkan
52
Ch.51 - Tidak Ada Kabar
53
Ch.52 - Kabur Dari Tanggung Jawab
54
Ch.53 - Siasat Perampok
55
Ch.54 - Jebakan
56
Ch. 55 - Kelompok Beruang Hitam
57
Ch.56 - Salah Paham
58
Ch.57 - Memeriksa Markas
59
Ch.58 - Memeriksa Markas II
60
Ch.59 - Pembebasan
61
Ch.60 - Kota Tiemao
62
Ch.61 - Perbincangan Singkat
63
Ch.62 - Gadis Merepotkan
64
Ch.63 - Pertemuan Yang Menyenangkan
65
Ch.64 - Hukuman Sepadan
66
Ch.65 - Pusaka
67
Ch.66 - Tingkatan Pusaka
68
Ch.67 - Setara Harga Kerajaan
69
Ch.68 - Ibu Kota
70
Ch.69 - Kediaman Bangsawan Xiao
71
Ch.70 - Persiapan
72
Ch.71 - Persiapan II
73
Ch.72 - Hari Yang Di Tunggu
74
Ch.73 - Xuan Rong Di Temukan
75
Ch.74 - 3 Item Utama
76
Ch.75 - Persaingan Singkat
77
Ch. 76 - Siasat Xiao Jung
78
Ch.77 - Percobaan Pertama
79
Ch.78 - Fu Chen Beraksi
80
Ch.79 - Menemui Xuan Rong
81
Ch.80 - Isi Kitab Dewa Raga
82
Ch.81 - Kesembuhan Xiao Feng
83
Ch.82 - Rencana
84
Ch.83 - Gunung Fugui
85
Ch.84 - Gunung Fugui II
86
Ch.85 - Gunung Fugui III
87
Ch.86 - Keanehan
88
Ch.87 - Siluman Beruang Hitam
89
Ch.88 - Siluman Beruang Hitam II
90
Ch.89 - Kembali
91
Ch.90 - Pertemuan
92
Ch.91 - Qiao Wu
93
Ch.92 - Ujian Tak Tertulis
94
Ch.93 - Guru
95
Ch.94 - Li Chun dan Penjaga Sekte
96
Ch.95 - Ini Baru Di Mulai
97
Ch.95 - Latihan
98
Ch.96 - Latihan II
99
Ch.97 - Hutan Siluman Milik Li Han
100
Ch.98 - Buah Persik Dewi Langit
101
Ch.99 - Nasehat
102
Ch. 100 - Sebuah Keputusan
103
Ch.101 - Rapat Tetua
104
Ch.102 - Rapat Tetua II
105
Ch.103 - Pusaka yang Tersegel
106
pengumuman
107
Ch.104 - Pergi
108
Ch.105 - Kembali
109
Ch.106 - Desa Bintang Jatuh
110
Ch.107 - Amarah
111
Ch.108 - Musuh Lama
112
Ch.109 - Selamat Tinggal
113
Ch.110 - Penginapan
114
Ch.111 - Semua Telah Berlalu
115
Ch.112 - Fu Mei
116
Ch.113 - Fu Mei II
117
Ch.114 - Dua Sosok Misterius (Arc 1 END)
118
Pengumuman!
119
Nt Error
120
Ch.115 - Sekte Pedang Suci
121
Ch.116 - Sekte Pedang Suci II
122
Ch.117 - Feng Bian dan Dou Huang
123
Ch.118 - Terlalu Banyak Informasi
124
Ch.119 - Dunia Baru
125
Ch.120 - Semua Akan Berubah
126
Ch.121 - Jenderal Petarung
127
Ch.122 - Prajurit Batu
128
Ch.123 - Langkah Awal
129
Ch.124 - Wanita Bangsawan
130
Ch.125 - Su Anna
131
Ch.126 - Rencana
132
Ch.127 - Kekuatan Pendekar Raja
133
Ch.128 - Hutan
134
Ch.129 - Informasi
135
Ch.130 - Bukan Sekte Pedang Suci
136
Ch.131 - Merelakan
137
Ch.132 - Menuju Ibu Kota
138
Ch.133 - Ulang Tahun
139
Ch.134 - Keluarga Bangsawan dan Kesempatan
140
Ch.135 - Diskusi
141
Ch.136 - Persetujuan
142
Ch.137 - Identitas
143
Ch.138 - Berlangsungnya Negosiasi
144
Ch.139 -Ye Singsui
145
Ch.140 - Keuntungan
146
Ch.141 - Bagi Hasil
147
Ch.142 - Tujuan Selanjutnya
148
Ch. 143 - Perbatasan
149
Ch. 144 - Pertemuan Kembali Sang Dewi Bulan
150
Ch. 145 - Meninggalkan Kenangan
151
Ch.146 - Lanjutkan Perjalanan
152
Ch.147 - Perkenalan
153
Ch.148 - Diskusi
154
Ch.149 - Ingatan Dou Huang
155
Ch.150 - Penelusuran
156
Ch.151 - Dou Huang
157
Ch.152 - Matahari Menyambut
158
Ch.153 - Dan Suyu
159
Ch.154 - Di Sambut Hangat
160
pesan
161
Ch.155 - Ulang Tahun
162
Ch. 156 - Kota Lianing
163
Ch.157 - Turnamen
164
Ch.158 - Turnamen II
165
Ch. 159 - Berburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!