Di kantor
Ivan menatap Hans yang merupakan sahabat nya itu dengan datar, ia sudah memiliki banyak pekerjaan dan sang biang kerok datang ke kantornya.
"Halo pengantin baru... Eh buju buset tuh muka napa dah kusut amat kek baju kusut yang kagak di setrika sampai berhari hari" ucap Hans dengan tawa nya yang menggelegar. Ivan hanya menatap datar sahabatnya, dirinya enggan untuk menjawab pertanyaan sahabatnya itu.
"Iya deh iya deh... Tau kok tau gue.. elo marah karena gue gak datang kan? Kan elo tau sendiri perusahaan gue di paris lagi bermasalah" ucap Hans dengan nada sedih.
"Diamlah" ucap Ivan yang masih menatap laptopnya.
"Nah ini, untung gue udah ngundang satu orang jadi kagak kesepian gue" ucap Hans dengan bangga yang membuat Ivan menatap terkejut sahabatnya.
"Siapa yang lo undang?" Tanya Ivan dengan heran
Ckelk (suara pintu)
Pintu ruang kerja Ivan terbuka menampilkan sosok pria yang sangat Ivan takuti, dan saat ini tenggorokan nya saja bahkan sangat susah untuk menelan ludahnya sendiri
"Akhirnya datang juga lo Yan... Ayo mari mari kita duduk bersama" ajak Hans yang merangkul pundah Ryan membuat Ivan menunduk takut. Ryan mengikuti ajakan Hans meski matanya masih menatap tajam Ivan.
"Yan gue kepo nih, kemarin lo lihat gak istri Ivan? Gue bicara sikit aja udah disuruh diam gimana mau nanyak.. coba lo jelaskan gimana istrinya itu.. cantik gak?" Tanya Hans dengan kekepoannya yang angkut.
Ryan tersenyum sinis, namun matanya masih memandang tajam Ivan. "Sangat cantik" ucap Ryan yang menekan kata cantik.
"Wow.. seriously? Astaga... Seandainya gue jumpa sama istri Ivan pasti gue bisa kenalan sama tuh istrinya" ucap Hans dengan nada sedih.
"Lo kenal kok sama istrinya, bukan begitu Van?" Tanya Ryan. Ivan hanya mengangguk takut membuat Hans menatap sahabatnya itu dengan kesal.
"Ada apa sih dibawah? Ada uang jatuh? Apa gimana?" Tanya Hans yang juga menatap lantai.
"Si Kampret, awas aja lo Hans" gumam Ivan dalam hati.
"Btw siapa nama istri lo Van? Mana tau gue kenal seperti yang dibilang Ryan" tanya Hans dengan kepo namun Ivan hanya menunduk takut tanpa menatap ke arah mata Ryan.
Tok..
Tok..
Tok..
"Masuk" ucap Ivan
Seorang O.B memasuki ruangan kerja Ivan dan meletakkan 3 cangkir kopi yang memang sudah di pesan oleh Hans kepada sekertaris sahabatnya itu sebelum dirinya memasuki ruangan sahabat nya ini.
"Silahkan diminum tuan" ucap O.B itu sebelum pergi meninggalkan ruangan bosnya.
"Yah terimakasih" ucap Hans sembari mengambil kopi tersebut dan menyeruput nya dengan pelan.
"Anak gue itu istrinya Ivan" ucap Ryan dengan geram.
Byurr.....
Uhuk...uhuk...uhukk...
"Lo bercanda kan Yan?" Tanya Hans yang langsung meletakkan kopinya ke atas meja dan menatap kedua sahabatnya itu dengan heran.
"Gue gak bercanda.. lo bisa tanya sendiri sama itu orang" ucap Ryan dengan enggan menunjuk Ivan.
"Iya.. gue nikah sama anaknya Ryan" ucap Ivan dengan sekali tarikan nafas.
"Hah? Kok bisa? Sekarang cepat jelaskan semuanya Van" ucap Hans yang tidak habis pikir dengan yang dirinya dengar.
Ivan menghela nafasnya, ia memulai menceritakan semua kejadian nya itu yang bagaikan seperti cerita novel novel, Hans yang mendengar cerita Ivan menatap takjub sahabat nya.. rasanya dirinya benar benar tidak percaya akan semua ini.
"gila bro, wah yan ternyata lo sama ivan sekarang jadi mertua dan menantu" ucap hans dengan tatapan menggoda namun Ryan hanya menatap tajam Ivan membuat Ivan menunduk takut.
"Jadi lo Van, manggil Ryan apa? Papa mertua? Ayah mertua? Daddy mertua?" Tanya Hans yang tertawa kecil
"enak aja, gue gak mau dia manggil gue dengan sebutan itu dan gue sebenarnya belom setuju dia nikahin anak gue" tolak Ryan dengan kesal.
"Ini nih... Yan yan... gue tau kok lo sebenarnya berat melepaskan alita. tapi gue lihat ivan bersungguh sungguh dengan anak lo" ucap hans dengan nada yang begitu serius.. kalau sudah seperti ini Hans akan mengeluarkan jurus nasehat nya yang paling ampuh... Meskipun dirinya gesrek melebihi teman temannya tetapi dirinya ketika serius menjadi berguna untuk nusa dan bangsa.
"tapi-"
"lo tau jodoh,maut,rezeki itu sudah ada yang mengatur. jadi lo harus ikhlaskan yan. gue lihat ivan gk terlalu tua amat kok"
Ryan menghela nafasnya dengan kasar, yang dikatakan Hans memanglah benar tetapi ia benar benar belum bisa mengikhlaskan putrinya itu yang menikah dengan sahabatnya ini.
"Ayolah..." Bujuk Hans.
"Heum... Tapi lo harus ingat Van jika suatu saat Alita menangis gara gara lo.. gue bakalan bunuh dan ngejar lo sampai kemanapun" ucap Ryan dengan tajam.
"Makasih Yan.. gue janji bakalan jagain Alita dan tidak akan buat dia nangis" ucap Ivam dengan sungguh sungguh.
"Nah ginikan enak dilihat, mantu dan mertua baikan" goda Hans
"Hans.. lo mau digantung?" Tanya Ryan dengan kesal.
"Eh.. kagak...kagak..." Ucap Hans cengengesan.
Ivan mulai merasakan perasaan yang begitu bebas, dirinya benar benar merasa bersyukur akan ucapan sahabat gesreknya itu yang membuat hubungannya dengan Ryan menjadi baik.
"Lapar.. traktir gue dong Yan" ceplos Hans.
"Enak aja.. noh minta sama Ivan" tunjuk Ryan. Ivan menatap terkejut Ryan namun ia hanya menghela nafasnya.
"ya udah ayo makan" ajak Ivan
"yeay... makan.. gretong" teriak Hans.
*
*
*
kuy... like, komen dan Vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Jangan takabur van,kedepan nya gal afa siapa yg tau,Kalo mantan loe balik lg ngerayu loe gimana…
2023-04-21
0
Qaisaa Nazarudin
Wah cari mati loe Hans🤣🤣🤣🤣
2023-04-21
0
Lea
Nich org kty org pengusaha kaya nah knp sukanya pada minta traktir ,
2023-01-31
0