Seberkas cahaya mengusik tidur cantik Alita, rasanya dirinya sangat malas untuk membuka matanya itu namun dia baru mengingat bahwa hari ini adalah dimana ia akan ulangan matematika mata pelajaran favoritnya. Dengan terpaksa Alita membuka matanya dan hendak turun dari ranjang nya namun suatu benda berat menimpa perutnya membuat nyawanya yang masih belum terkumpul semua akhirnya menjadi satu.
"AAAAAAA..... OM IVAN MESUM" teriak Alita membuat Ivan yang sedang asyik tertidur langsung terbangun dan menatap horor dirinya. "Astaga Alita apa yang kamu lakukan?" Tanya Ivan dengan tatapan horor.
Alita yang mendengarnya menatap kesal pria yang sekarang ini menjadi suaminya itu.. jelas jelas pria ini menaiki tempat tidur malah pria ini yang bertanya padanya.
"Kenapa tanya Alita? Om kan bilang tidurnya disana, napa bisa samping Alita heh? Pakai peluk peluk segala lagi" ucap Alita dengan kesal yang dituduh macem macem.
Ivan menggaruk kepalanya sebentar, ia mengingat kembali kejadian tadi malam yang membuat dirinya menaiki ranjang.
#flashback on
Ivan membolak balikkan tubuhnya dengan tidak nyaman, ia benar benar merasa tidak menyukai sofa yang saat ini dirinya tiduri.
Dengan segera dirinya langsung bangkit dari sofa dan menidurkan tubuhnya ke atas ranjang yang sangat dirinya idam idamkan dari tadi.
"Akhirnya nyaman" gumamnya dengan senang sebelum menutup matanya kembali.
#flashback off#
Ivan tersenyum cengengesan, ia benar benar malu dengan apa yang dibuatnya saat ini. "Apa sudah ingat?" Tanya Alita yang dibalas anggukan Ivan.
"Maaf ta, badan saya sakit saat tidur di sofa jadi saya pindah ke kasur" ucap Ivan dengan suara menahan malu. Alita yang melihat suaminya itu hanya menghembuskan nafas lelahnya.
"It's okay om, lain kali jangan diulangin lagi ya" ucap Alita yang dibalas anggukan dan senyuman manis dari bibirnya.
"Mama tolong Lita ma... Suami Lita napa sexy gini" jeritku dalam hati.
"Hei, kamu gak sekolah ta?" Tanya Ivan yang menyadarkan Alita dari lamunan nya.
"Eh iya .. Alita mau siap siap ke sekolah dulu" ucap Alita yang langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandi.
*
Setelah beberapa menit dari kamar mandi dan bersiap siap, Alita mencium bau harum dari arah dapur yang membuat cacing cacing di perutnya meronta ronta untuk makan.
Alita berjalan ke arah meja makan dan menemukan dua piring nasi goreng lengkap dengan telur dan sosis yang sudah tertata rapi.
"Sarapan ta?" Ucap Ivan dengan celemek yang dipakainya dan senyum yang tercetak jelas di bibirnya.
"Astaga... Tampannya" gumam Alita.
"Ta... Hei..." Ucap Ivan yang menyadarkan Alita.
"Eh apa, iya om?" Tanya Alita dengan gugup.
"Ayo sarapan" ucap Ivan yang melepas celemeknya dan berjalan ke arah meja makan.
Alita langsung mendudukkan pantatnya ke atas kursi dan memandang nasi goreng buatan Ivan dengan mata berbinar.
"Makanlah" ucap Ivan yang langsung dengan sigap Alita memasukkan sesendok nasi goreng itu ke dalam mulutnya.
"Bagaimana? Apakah enak?" Tanya Ivan was was.
"Ini enak banget... Mau meninggal rasanya" ucap Alita dengan lebay membuat Ivan tertawa kecil. "Ada ada saja kamu ta.. mau meninggal pula ckckck.. ya sudah habisin" ucap Ivan yang dibalas anggukan Alita.
Di saat dirinya sedang menikmati makanan, Ivan menatap Alita sebentar. "Kamu berangkat sama saya saja ya Ta, biar saya yang antar kamu" ucap Ivan yang dibalas anggukan Alita karena mulutnya yang penuh dengan nasi goreng.
^
Jarak dari apartemen Ivan ke sekolah Alita memakan waktu 20 menit, dan saat ini mereka tengah berada di depan sekolah Alita.
"om alita berangkat dulu , assalamualaikum" pamit Alita yang langsung menyalami Ivan
"waalaikumsalam" ucap Ivan yang menunggu Alita memasuki sekolahnya kemudian meninggalkan sekolah Alita.
*
Alita berjalan dengan santai di koridor sekolah, sesekali ia bersenandung kecil. Tidak ada yang tau bahwa dirinya saat ini sudah menikah.
"Lita" teriak Iren yang merupakan sahabat Alita.
Alita membalikkan tubuhnya dan menatap sahabatnya itu dengan bahagia.
"Gimana? Sudah siap ujian?" Tanya Alita kepada sahabatnya itu.
Iren menatap datar Alita, sahabatnya ini benar benar sangat tidak sabar akan ujian matematika itu.. padahal dirinya saja ingin pura pura sakit agar tidak mengikuti ujian itu.
"Semangat banget sih ta" ucap Iren dengan kesal sedang kan Alita hanya tertawa kecil melihat sahabatnya itu yang sedang kesal.
Waktu berlalu begitu cepat, tidak terasa ujian matematika yang sudah ditunggu Alita dari tadi telah selesai dan pelajaran selanjutnya adalah pelajaran yang sangat membosankan bagi dirinya apalagi kalau bukan pelajaran sejarah.
"Ta" ucap Iren yang menyenggol tangan Alita.
"Apa Ren?" Ucap Alita dengan heran.
"Bolos kuy" ajak Iren
"Enggak ah, gak berani gue" tolak Alita dengan sopan.
"Yaelah Ta.. gitu aja elu kagak mau ckckck... Ayolah.. lagian sekali kali.. biar gue ajarin jurus bolos yang baik" bisik Iren dengam kedipan mata.
Alita menghela nafas, dirinya enggan ikut dengan sahabatnya ini namun dirinya juga malas ikut pelajaran sejarah yang sangat membosankan.
"Ayolah" ucap Iren. Alita menatap arlojinya sebentar dan menatap sahabatnya yang tengah menunggunya dengan berharap besar.
"Ya sudah ayo" ucap Alita yang hendak berdiri namun sangat disayangkan Ibu Sri sang guru killer yang mengajarkan mata pelajaran sejarah sudah memasuki ruang kelas membuat Alita dan Iren langsung menduduki bangku mereka masing masing.
"Nah kan.. gagal" decak Iren dengan kesal.
"Sudah tenang aja.. ayo" ucap Alita yang langsung menarik tangan Iren.
Alita berjalan bersama dengan Iren hingga mereka sampai tepat di depan ibu Sri.
"Ada apa kalian?" Tanya ibu Sri dengan wajah menyeramkan.
"Bu permisi, saya mau antar Iren ke Uks bu.. katanya perutnya sakit" ucap Alita sembari memberikan kode kedipan mata.
"Aduh.. iya bu... Boleh kan?" Ucap Iren dengan suara lemah.
"Ya sudah sana kalian pergi" ucap ibu Sri yang memperbolehkan Alita dan Iren langsung pergi ke luar kelas.
"Makasih ya bu" ucap Alita dan Iren bebarengan.
Iren menatap tidak percaya sahabatnya, biasanya dirinya yang sangat jago tentang alasan bolos membolos lah ini sahabatnya itu yang menarik tangannya duluan.
"Daebak... Gile bener... Kagak ngerti gue ini mah.. kalau orang pintar minta izin langsung dikasih yah ckxkx.. lah gue kagak Ta" ucap Iren yang masih tidak percaya dengan semuanya.
"Udah diam, ini mau kemana sekarang?" Tanya Alita dengan memutar bola matanya malas.
"Hehehe.. kantin kuy" ajak Iren namun dirinya langsung memberhentikan langkahnya saat tepat berada di depan lapangan basket.
"Wait ta.. wait" ucap Iren
"Allahuakbar .. apalagi markonah?" Ucap Alita dengan kesal.
"Lo lihat itu Ta.. tuh namanya Alex dia most wanted di sekolah kita saat ini dan dia pindahan dari luar negeri.. ganteng gak? Ganteng gak?" Tanya Iren yang tidak bisa melepaskan pandangannya. Alita mendecak kesal namun ia juga melihat seseorang yang ditunjuk sahabatnya itu.
"Gantengan lakik gue kali" gumam Alita dalam hati.
"Kagak biasa aja.. udah ah bosan gue.. mendingan kantin duluan .. byee" ucap Alita yang melambaikan tangannya.
"Dasar jantan.. jelas jelas tampan gitu dibilang biasa aja.. memang itu anak ada ada aja"
^
Di kantin
Alita menatap bosan kantin, ia sudah makan berkali kali dan ia masih juga bosan dengan yang dilakukannya saat ini. Ia memutuskan mengambil ponselnya dan membuka aplikasi game mobile legend nya untuk mengurangi rasa bosennya, sedangkan Iren? Gadis itu sedang asik menatap jauh pria yang bernama Alex itu.
"Bucin amat mbak" ceplos Alita yang tidak melepaskan pandangannya dari ponselnya.
"Iss... Ini anak kagak tau apa kalau- eh? Sejak kapan lo pakek cincin ha?" Tanya Iren yang mengambil jari manis Alita dengan heran. Alita yang hendak marah karena ulah sahabatnya itu memutuskan untuk meredam emosinya.
"Jawab woi ta.. sejak kapan? Jelas jelas elu kek tampang tomboy tiba tiba pakek cincin segala" ucap Iren yang masih menatap heran jari Alita.
"Ah itu.. anu-"
"Gue boleh duduk disini gak?" Ucap seseorang membuat Iren menoleh ke arah sumber suara. Tiba tiba matanya membulat penuh, dan masih tidak percaya seseorang yang di depannya ini.
"Eh boleh boleh.. duduk aja Lex" ucap Iren yang menyengir bagaikan kuda membuat Alita menatap bosan sahabat nya.
"Oh iya kenalin gue Iren dan ini Sahabat gue Alita" ucap Iren sambil memperkenalkan dirinya dan Alita. Alita masih enggan menatap pria di depannya ini. Rasanya ia ingin balik saja ke kelas meskipun ia harus mendengarkan pelajaran yang membosankan itu ketimbang dirinya harus bertemu dengan pria yang sama sekali tidak tertarik baginya.
"Dengar dengar lo pernah ikut lomba basket yah?" Tanya Iren
"Iya gitulah.. lagian basket cuman hobi selingan gue aja" ucap Alex yang masih menatap Alita dengan dalam.
"Wah pas banget.. Alita juga hobinya sama kek elo... Dia mah jago banget main basket bahkan pernah jadi ketua tim basket yakan ta" senggol Iren.
Alita rasanya ingin menyumpal mulut sahabatnya itu.. ia hanya ingin memainkan gamenya dengan aman sentosa tetapi kenapa dirinya diganggu terus sama sahabat nya ini.
"Wah... Bisa dong kita main basket bareng" ucap Alex dengan senyum di bibirnya.
"Ogah gue mah main sama jamet kek elu" gumam Alita yang masih di dengar Iren membuat Iren mendelik tajam sahabatnya.
"Gue mau ke kelas" ucap Alita yang langsung meninggal Iren dan Alex membuat Iren mendecak kesal akan sifat sahabat nya itu.
"Eh ... Duluan ya Lex" ucap Iren yang langsung mengejar Alita.
"Menarik" gumam Alex dengan senyum manis di yang tercetak jelas di bibir nya.
*
*
*
tolong kepada kalian semua jangan lupa like, vote dan komen yah sayang🙂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Iren suka Alex,Tapi Alex suka Alita,percaya deh..
2023-04-21
0
Lili Yoon
saingan om Ivan Uda muncul
2021-08-20
1
Ica Snow Kim
ALITA CUEK SEKITARNYA 😅😅😅👍👍👍
2021-04-01
0