Hasrat Tuan Muda Kaya
Drap ... drap ... drap.
Langkah tegas seorang Bos muda yang terkenal akan tingkat kekejamannya dalam bidang bisnis mulai menggema di setiap penjuru lobby hotel.
Semua orang menunduk, menaruh hormat pada pria muda nan rupawan yang baru saja tiba hari ini setelah kepulangan nya dari L.A pagi tadi.
Kaki jenjangnya kian melangkah lebar memasuki lift khusus untuk para petinggi perusahaan.
Ting!
Denting lift berbunyi, angka yang tertera di sana perlahan mulai beranjak naik menuju lantai paling atas di gedung pencakar tempat ia berpijak kini.
Pintu lift terbuka dan di sambut oleh seorang gadis cupu berkacamata tebal yang sedang tersenyum ramah di hadapannya.
"Selamat siang tuan!" sapanya penuh kesopanan seraya sedikit menundukkan kepalanya.
Akan tetapi alih-alih mendapat sebuah senyuman ia malah mendapat tatapan tak suka dari bos barunya itu. Tatapan mata tajamnya seolah menusuk dan membuatnya menjadi sedikit tergugup.
Kaki kecilnya berjalan kian cepat, bahkan sesekali ia berlari kecil untuk mengimbangi langkah kaki dari bos barunya itu.
"Huh!" eluh gadis itu sembari menyeka bulir keringat yang mulai berjatuhan di pelipisnya.
Ia masih berdiri mematung di depan meja kerja bosnya. Ekor matanya perlahan mulai bergerak meneliti dengan hati-hati apa yang sedang di lakukan oleh bosnya saat ini.
"Zayn Malik Ahmad" ejanya lirih.
Gubrak!
Gebrakan sebuah meja membuatnya terjingkat kaget. "Siapa namamu?" tanya zayn dengan nada tegas.
"Sa-saya intan," jawab gadis itu tergugu.
"Panggil semua orang yang berkaitan dengan berkas sialan itu, kumpulkan di ruang meeting lima menit lagi." titah Zayn tegas tak terbantahkan.
Intan masih terdiam di tempat semula.
Menatap lembaran berkas yang saat ini tengah tercerai berai berhamburan di lantai kerja ruangan bos barunya.
Bos yang terbukti kejam di hari pertamanya masuk perusahaan.
"Apa kau tuli?" bentaknya dengan nada tinggi.
"Ma-af, maaf bos!" ucap intan sembari membungkuk-bungkuk kan tubuhnya, kemudian berlalu pergi secepat mungkin untuk memberitahu semua staff yang ada .
Tapi kaki kecilnya itu membuat semuanya berjalan lambat.
10 menit telah berlalu.
Membuat seorang Zayn Malik lelah untuk menunggu. Berkali-kali ia mengetuk kan jemarinya dan menghentak kan kakinya ke lantai, sekedar menghitung setiap detik yang terbuang untuk hal percuma.
Hingga suara pintu yang terbuka membuat matanya kian menajam. Melihat satu persatu bawahan nya yang mulai masuk ke dalam ruang meeting dengan berkas yang terselip di tangan mereka.
"Aigoo! Rupanya kalian sudah bosan untuk bekerja di tempat ini ya!" ucapnya dengan nada sarkatik, terkesan mencemooh.
"Maaf pak," jawab mereka bersamaan.
Zayn berdiri, membawa langkahnya mengitari semua karyawannya yang tengah duduk dengan kepala tertunduk ke bawah.
"Intan!" Panggilnya lagi dengan nada tinggi.
"Iya, bos!"
"Ambilkan semua berkas di ruangan ku," titahnya tegas.
Intan mengagguk dan secepatnya berlalu mengambil apa yang di titahkan Zayn kepadanya.
Lima menit kemudian, Intan kembali ke tempat semula.
Menyerahkan setumpuk berkas yang tadinya berserakan dimana-mana, kini telah tersusun rapi di tangannya dan sudah berpindah ke meja rapat tepat di hadapan bosnya.
"Siapa di antara kalian yang bisa menjelaskan kenapa ada tumpukan sampah seperti ini di meja kerja ku?" Zayn berucap penuh kekesalan.
"Maaf pak, itu semua adalah laporan yang berkaitan dengan perkembangan perusahaan kita pak," jawab salah satu diantara mereka dengan gamblang.
'Prok .. Prok.. Prok .'
"Rupanya ada yang berani bersuara sini.
Baiklah, sekarang jelaskan padaku apa maksud semua sampah-sampah ini?"
Tangannya menggenggam semua berkas yang telah tersusun rapi dan melemparkannya lagi ke udara.
Membuat semuanya kembali berhamburan dan berantakan.
Senyap. Tak ada yang bersuara saat mereka melihat bola mata Zayn kian menajam, seolah menyelidik satu persatu di antara semua staff yang hadir.
"Siapa yang mengurus bagian keuangan?"
"Saya pak," jawab seorang pria yang berusia kisaran kepala empat .
Ia sigap berdiri menyiapkan beberapa berkas yang sebelumnya sempat ia bawa.
"Kamu saya pecat!" Zayn berucap gamblang.
"Maksut bapak?"
"Kamu saya pecat! Apa telinga mu masih berfungsi dengan baik? Saya paling tidak suka jika harus mengulang dua kali setiap ucapan saya."
"Tapi pak," sanggah karyawan itu kembali tertahan.
"Silahkan keluar!" Titah Zayn lantang menunjuk ke arah pintu.
"Maaf pak. Anda tidak bisa sembarang memecat orang di sini pak.
Bapak kan masih bos baru di sini, mungkin anda melakukan kesalahan dalam pemeriksaan laporan yang ada pak.
Anda tidak bisa seenaknya memecat saya.
saya orang kepercayaan pak Rizal di sini."
"Aigoo. Pria tua yang tangguh." cemoohnya dengan senyum menyindir.
"Pak Rizal? apa kau tau siapa orang yang kau maksud? Apa kau tau aku siapa?" tanya Zayn dengan senyum congkaknya.
"Semua orang yang ada di sini.
Dengar baik-baik, tajamkan mata dan telinga kalian.
Saya Zayn Malik Ahmad, adalah pemilik resmi saham dari hotel ini. Tempat kalian berpijak dan mengais rejeki.
Sedangkan pak Rizal! orang yang kalian sebut tadi, dia hanya memiliki 10% saham dari perusahaan ini." Tegasnya seraya menunjuk-nunjuk ke arah semua kerawanannya.
"Ah, dan lagi. Perlu kalian tau.
Saya sudah menempuh pendidikan di jalur bisnis sejak usia saya 15 tahun.
Jadi, camkan di otak kalian semua bahwasanya yang di depan kalain saat ini bukan orang bodoh.
Jangan kalian pikir saya tidak tau siapa-siapa saja yang melakukan kecurangan di sini."
Semuanya diam, tidak ada di antara mereka yang berani untuk angkat bicara.
Terlebih lagi staff yang baru saja angkat suara dengan membanggakan dirinya sebagai orang kepercayaan dari ayahnya itu.
"Pak tua! Bersiaplah untuk segera masuk bui." Cibir Zayn dengan senyum kemenangan.
Bola mata pria itu seakan tertarik keluar setelah mendengar ucapan dari bocah ingusan yang kini menyandang gelar sebagai bos di perusahaan yang ia tempati.
Bulir keringat dingin terlihat mulai membasahi keningnya.
Bersamaan dengan itu, seorang yang sedari tadi di sebut-sebut mulai memasuki ruangan.
Tatapan matanya yang penuh wibawa, membuat semua yang ada di sana sedikit lega.
"Selamat pagi," sapanya ramah.
"Selamat pagi, pak Rizal," sambut semuanya dengan penuh hormat.
Suasana masih tegang dan pria tua yang baru saja menerima pemecatan itu masih berdiri di tempat semula.
Keadaan yabg berantakan membuat Rizal mengerti akan insiden yang baru saja terjadi. Ia melirik ke arah Zayn, yang saat ini tengah melipat tangan nya dengan santai di depan dada.
"Apa yang kau lakukan Zayn?" tanya Rizal memastikan.
"Ayolah ayah! Aku hanya memecat pria tua ini." jawab Zayn dengan senyum tenangnya.
"Ha? Ayah?"
"Jadi bos kita anaknya pak Rizal?"
" Wah, boss killer!"
" Yang ganteng."
Bisik-bisik lirih mulai riuh terdengar.
"Hmm, kerja bagus. Lakukan apa yang menurutmu benar. Ayah tau kau pria yang penuh perhitungan Zayn," tepuknya lembut pada pundak anak semata wayangnya.
"Semuanya. Perkenalkan .
Dia adalah putra ku, bos baru kalian.
Hari ini saya secara resmi melepaskan jabatan yang selama ini telah saya emban dengan baik, dan sekarang putra ku lah yang akan menggantikan saya untuk memimpin perusahaan ini kedepannya.
Saya harap kalian semua bisa bekerja lebih giat lagi kedepannya," tutur Rizal dengan penuh wibawa.
"Baik pak!" jawab mereka serentak.
"Semuanya bubar!" titah Zayn tegas.
Membuat mereka semua segera berdiri dan membungkuk hormat sebelum meninggalkan ruangan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
adelia faranisa
baru mampir kk
2022-09-21
0
Julia Lia
aku kayakx kurang sreg kalau visual orang Korea, yg lebih keren bule gitu, klau Korea boros lipstik 😜
2021-06-12
3
Husna Hamid
aku suka visual korea, tapi klw karakternya arogan,dan kejam.gk cocok visualnya korea jadi gk kliatan kejamnya,, jadi susah bayangin gmna sifat arogannya
2021-03-17
2