Matahari masih samar, seolah malu untuk memancarkan sinar terangnya di pagi buta itu.
Hanya semburat warna kemerahan yang membentang menghiasi warna langit.
Namun dering ponsel yang entah sudah berapa kali berbunyi itu membuat Zayn dengan terpaksa harus membuka kelopak matanya yang masih terasa berat.
"Hmm!" jawabnya malas menempelkan benda pipih itu di telinganya.
"Ehhm! Assalamualaikum kakak," sahut seseorang di seberang saluran telepon itu.
Zayn seketika mengerjapkan matanya berulang kali, dan melihat jelas siapa yang sedang berbicara dengan nya. Tertulis jelas ada nama BUNDA di layar terang itu.
"Oh! ****!" umpatnya lirih.
"Waalaikumsalam bunda." Jawabnya dengan suara yang di buat semanis mungkin.
"Belum bangun?"
"Ehm, udah kok bund, udah.
Ini kakak baru aja mandi." Bohongnya dengan lancar.
"Nanti mampir ke rumah ya kak. Bunda udah masak, assalamualaikum." Putusnya lebih cepat.
"Iya! Waalaikumsalam." Seraya mengakhiri panggilan tersebut.
Inilah Zayn Permana Rahady, atau sering di panggil dengan sebutan Zayn Malik Ahmad.
Jika di Amerika, di jam seperti ini ia masih terlelap dalam buaian mimpi. Atau bahkan ia baru saja pulang dari kegiatan malamnya yang melelahkan. Seperti pergi ke kasino atau sekedar menghamburkan ratusan dolar atau ribuan dollar semalam hanya untuk bersenang-senang di sebuah club bersama mainan mainan cantiknya yang rela menyembah di bawah kakinya demi mendapatkan segelintir harta yang ia punya.
Apalagi, jika itu merupakan barang yang fresh dan murni yang belum tersentuh oleh tangan lelaki hidung belang. Zayn tak akan tawar-menawar soal harga.
Berapapun akan ia berikan, karna uang bukan hal yang sulit baginya. Bakatnya di dunia perjudian kasino menjadikan pundi-pundi uang miliknya membludak di beberapa daftar nama bank.
Berbeda cerita jika ia sudah kembali menginjak tanah kelahirannya.
Akan ada satpam eksklusif yang selalu membangunkan nya tepat di jam yang sama.
Tepat pukul 04.30. pagi. Tak lebih dan tak kurang semenit pun.
Siapa lagi jika bukan ibundanya tercinta.
Wanita yang telah melahirkan nya dan mendidiknya hingga menjadi seperti sekarang.
Dengan langkah lunglai setengah malas, Zayn berjalan gontai menuntun langkahnya menuju kamar mandi guna menyegarkan dirinya sebelum ia kembali ke kediaman orang tuanya.
Tepat pukul 05.00 pagi.
Deru mesin mobil Ferrari yang baru saja sampai kini sudah terparkir rapi di kediaman papa dan bunda nya.
Di rumah lama mereka tepatnya.
Tempat yang sama yang saat ini masih di tinggali oleh keyra , dan juga adik nya reynand.
Suara ketukan pintu serta alunan salam dari bibir zayn membuat ayu yang memang sudah menunggu kedatangan putranya sejak semalam itu segera membukakan pintu rumahnya.
"Waalaikumsalam," jawab ayu yang masih mengenakan apron di tubuhnya.
Mata teduhnya meneliti penampilan putra sulungnya ini mulai dari atas hingga ke bawah.
Banyak yg berubah memang ,
Zayn putra kecilnya yang lucu dan polos ini sudah menjelma menjadi seorang pria dewasa berpenampilan maskulin di usianya yang sudah menginjak 25 th.
Berbekal penampilan nya yang modis, hal itu selalu membuat Zayn terlihat muda di setiap waktu.
"Pagi banget kak? mau olahraga?" tanya ayu sembari menggandeng tangan Zayn untuk masuk ke dalam.
"Iya bund. Bunda masak apa?"
"Semua kesukaan kakak, udah bunda siapin di meja. Nanti kita sarapan bareng ya!" ucapnya penuh kelembutan.
"Hmm. Iya bund. Reynand mana bund?"
"Masih tidur, dia emang susah kalau di suruh bangun pagi kak. Kamu bangunin gih!" Titah sang ibunda yang segera mengantarnya ke kamar reynand. Kemudian setelah itu ia berlalu pergi.
"Woy! Bangun lu. Dasar pemalas!" ucap Zayn seraya mengguncang tubuh reynand yang masih terbungkus selimut tebal.
"Paan sih bang! Berisik lu ah."
"Temenin gue joging. Gue pengen olahraga."
Namun bukannya bangun reynand malah semakin keras mendengkur. Terlelap jauh dalam mimpi-mimpinya.
"Sialan ni bocah. Gue siram lu ya dek kalo nggak bangun," Ancamnya tak main-main membuat reynand dengan segera bangun dari tempat tidurnya.
"****! Brengsek lu bang, ganggu gue aja." Sarkasnya kesal.
Langkahnya kakinya perlahan menapaki lantai yang terasa dingin di kamar mandinya.
Bibirnya tak henti-hentinya mengumpati kehadiran sang Abang yang saat ini sedang tertawa ria melihat raut kesal di wajahnya.
"Woy! Buruan dek! Lo ngorok ya?" Rong-rong Zayn yang lelah menunggu reynand di depan pintu kamar mandi.
"Berisik lu bang." Jawabnya sengit dari dalam kamar mandi.
Tak lama berselang reynand pun akhirnya muncul dengan wajah yang lebih segar dan fashion olahraga yang membalut tubuhnya.
"Buruan! ada yang mau gue bahas ni," ucap Zayn mendahului langkah reynand.
Ke duanya segera turun dan berlarian kecil menyusuri jalanan di sekitar komplek perumahan.
"Bang!" Panggil Rey dari belakang.
"Hmm!"
"Bagi gue duit , buat kembangin club."
"Berapa?"
"200," jawabnya enteng.
"Gampang! Asal permintaan gue yang semalem bisa lo turutin."
"Michiko?"
Zayn mengagguk kilas. Langkahnya terhenti di sebuah bangku taman, ia beristirahat sejenak di sana untuk menghapus peluh yang mulai membasahi seluruh tubuhnya.
"Ngapain sih bang? Gue bisa kali cariin yang laen! Kenapa harus Gita sih?" Racau reynand seraya duduk di samping sang Abang.
"Dengerin nih dek ya!
Lo minta apa-apa sama gue, apa gue pernah nanya itu buat apa. Apa gue pernah protes ama Lo? Berapapun lo minta gue kasih, mau Lo buat maen, buat seneng-seneng. Abang nggak pernah peduli dek.
Terus kenapa sekarang giliran gue yang butuh bantuan lo, lo jadi cerewet sih?"
"Ya, nggak gitu bang!"
"Lo mau duit nggak?" tanyanya yang seketika membuat reynand bungkam akan segala sanggahannya.
"Ya mau! Gue butuh bang .
Kalo pun gue minta ke papa, mana mungkin di kasih."
"Makanya. Itu urusan elu, gimana caranya.
Soal duit, ntar lo ambil duitnya di apartemen Abang. Sekarang kita pulang."
Reynand menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal. Kemudian kakinya kembali berlari menyusul sang abang yang sudah jauh lebih dulu kembali ke kediamannya.
•••••••
house club'.
Zayn tengah duduk santai di ruangan VIP. Di temani oleh beberapa wanita yang tengah bersandar mesra di lengannya dalam ruang yang di desain dengan cahaya remang itu.
Begitupun dengan reynand yang juga sedang memangku isabell di paha kirinya.
Tangannya masih terus bergerak ke sana kemari, mencari sesuatu yang nyaman untuk ia sentuh.
Satu jam telah berlalu. Bertepatan dengan Michiko yang sudah selesai dengan urusan ranjangnya dengan salah satu klien langganan nya.
"Isabella sayang! Panggil mami Michiko ke mari." Titah reynand lembut pada gadisnya.
Isabella mulai beranjak ke luar dari ruang VIP. Liuk tubuhnya terlihat kian menggoda tatkala ia berjalan, dan hal itu membuat reynand memainkan lidahnya.
"Mami Michi, bisa ikut dengan ku sebentar?
Bos Rey sedang menunggu mu di ruang VIP." Ajaknya pada seorang wanita yang tengah sibuk di cumbu oleh kliennya yang baru saja check in.
"Siapa?"
"Klien penting. Taipan muda mamih," jawab Isabella seraya mengerlingkan sebelah matanya.
Sontak Michiko bergerak cepat, ia segera melepaskan diri dari tangan seorang yang tengah menjamahnya.
"Sorry say, lain kali mami temenin ya. Muach!" Sebuah kecupan mesra Michiko hadiahkan di bibir pria yang tengah menatapnya penuh kecewa, karna gagal mendapatkan pelepasannya malam ini.
Ia menjauh pergi mengikuti isabella yang lebih dulu masuk ke ruang VIP tempat reynand dan Zayn yang sudah menunggu kedatangan mereka.
Senyum sumringah mengembang di wajah reynad saat Isabella dan Michiko sudah ada di ruangan tersebut.
Sementara Zayn, ia seolah acuh akan kehadiran Michiko di sana.
Bibirnya sedang sibuk mencecap rasa bibir wanita-wanita yang ada di sampingnya.
Tapi, ekor matanya yang tajam meneliti setiap inci dari seorang Michiko .
Sekilas, ingatan nya berlabuh pada lembaran-lembaran kecil serpihan masa lalunya yqng kelam akibat perisahan ke dua orang tuanya.
Netranya kian menggelap saat ia ingat akan seorang wanita licik yqng bernama indah .
Pertemuan yqng tak sengaja di waktu ia masih kecil masih terekam jelas dalam ingatan nya, dan semakin jelas dengan kehadiran wanita yang bernama Michiko saat ini.
Reynand mengerahkan segala upaya yang ia miliki untuk membuat Michiko luluh dan menyetujui permintaan yang akan ia ajukan nanti. Bukan main-main, setelah uang 200 juta yang ia dapatkan siang tadi dan akan bertambah lagi dengan berpindahnya kepemilikan mobil Ferrari merah milik sang Abang itu ke tangannya. Membuatnya nya mau tak mau mengerahkan segala upaya dan daya pikatnya yang tinggi untuk mendapatkan penawaran yang menggiurkan dari sang Abang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Fitria Ningsih
ceritanya gagal mendidik anak nich ayu+raka,klo mnceritakan orang lain q bacanya suka kali y yg beginian tp dr awal cerita ortunya baik2 jg ahlaknya baik eeett dachhh turunannya jd melencong gitu,ini yg dibilang jngan nilai buku dr covernya😂😂😂....tenang readerrrsss marik kita ambil hikmah dr cerita ini,ini akibat pergaulan bebas ati2 ya jaga anak2 kita kuatin pendidikan moral+budi pekerti jg ahlak,semangat thooor mari belajar bersama2 dr novel ini emak....emak👍
2021-03-14
1
Asty Chayyankk Gilankk
bukan ayu sm raka muslim yg taat ya thor..
kok ank2 begitu...
mainan y club' MLM
2020-11-01
3
Kalee Chan
kog ceritaa anak2 nya kayak gax ada akhlak yaa..
tapi tambah seruuu
2020-10-26
1