Biarlah aku menjadi jahat dan egois untuk terakhir kalinya .
Suara yang biasanya lemah lembut, tatapan yang biasanya teduh kini sudah tiada lagi.
Raut wajah yang penuh kekecewaan serta suara yang lebih dominan ke mengintrupsi begitu kental keluar dari mulut ayu.
Wajahnya penuh kemarahan saat melihat kedua putranya telah menghancurkan segala kepercayaan yang telah ia berikan pada keduanya.
Enam kepala itu tengah duduk di salah satu ruangan yang lebih privasi dari sebelumnya, masih dengan cahaya yang remang namun masih bisa untuk mengenali setiap wajah orang yang ada di dalamnya.
Tentunya masih diliputi dengan pemikiran yang bergolak di benak mereka masing-masing.
Zayn dan Reynand masih duduk diam berdampingan berhadapan dengan Gita dan juga indah .
Sementara ayu dan Rizal masih berdiri tegang dengan amarah mereka masing-masing.
"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya ayu lebih dulu.
Namun Zayn dan reynand masih bungkam, bagaimanapun wanita di hadapannya ini adalah ibundanya dan kemarahannya kali ini benar-benar membuat nyali mereka ciut.
"Dan siapa mereka?" tanya ayu lagi.
"Bunda, Adek bisa jelasin," ucap reynand yang hendak menjelaskan.
Namun ayu mengangkat tangannya, menyuruh anak bungsunya untuk tetap diam.
Hingga reynand kembali mengatupkan bibirnya yang hendak berucap kata.
"Siapa kalian?" tanya ayu pada kedua wanita yang hadir di sana.
Indah menyeringai tipis sadar apa yang ia harapkan berjalan sesuai keinginannya.
"Nyonya, mungkin kita bisa berkenalan lebih dulu," ucap indah sembari mengulurkan tangannya.
Namun ayu tak menggubris apa yang di lakukan oleh indah tatapannya kian menajam saat ia serasa tak asing dengan wajah wanita yang ada di hadapannya ini.
"Kau siapa?" tanya ayu lagi.
"Kau lupa dengan ku?" indah balik bertanya dengan senyum di bibirnya.
Ayu mengeryitkan dahinya, dia masih mengingat-ingat siapa sosok wanita yang ada di hadapannya ini.
"Mas, kau ... ingat dengan ku?" tanya indah seraya menghampiri Rizal.
Ia membelai lembut wajah pria yang kini sudah menjadi mantan suaminya itu.
Rizal segera memalingkan wajahnya dan menepis kasar jemari indah yang masih mencoba merayap di pergelangan tangannya.
"Kau ... wanita itu kan?" ucap ayu dengan ekspresi wajahnya yang terlihat menegang.
Indah tertawa sumbang .
"Kau sudah ingat? hebat, ternyata ingatanmu masih sangat bagus." pujinya pada ayu.
"Well, karna kita sudah bertemu bagaimana kalau kita adakan reuni keluarga sebentar!" tawar indah menuangkan segelas anggur dan menyerahkannya pada Rizal.
"Untuk mu mas," ucapnya seraya mengangsurkan segelas anggur pada Rizal namun ulurannya tak kunjung jua di sambut baik oleh si penerima.
Indah tersenyum tipis dan menarik kembali uluran tangannya dan meletakkan anggur itu di atas meja.
"Kau masih tak berubah, masih dengan penampilan konyol mu itu," sindir indah pada ayu.
"Jaga ucapan mu, wanita ******!" ucap Zayn dengan lantang.
"Kau harusnya meminta maaf pada bunda ku, bukan malah mengatainya dengan mulut kotor mu itu!" sarkas Zayn yang kembali naik pitam.
"Kak!" bentak ayu lantang.
Ia tak suka mendengar kata-kata kasar yang barusaja di ucapkan oleh putra sulungnya itu.
Zayn mendengus kesal, emosinya sudah naik sampai ke ubun-ubun.
"Aku dari dulu memang selalu begini, berbeda dengan nasipmu yqng harus berakhir di tempat tragis dan menjijikkan seperti ini," cibir ayu tak kalah pedasnya.
Ia mendudukkan dirinya dan menatap lekat pada musuh bebuyutannya ini.
Kali ini ia tak lagi diam .
Jika indah berbicara pedas, maka lidahnya akan seribu kali lebih pedas dan berbisa dari lawan bicaranya.
"Cih, kau memang seorang wanita yang penuh tipu daya." sindir indah lagi.
"Hah, memang aku sangat penuh tipu daya sehingga bisa membuat mu di hempas dari keluarga mas Rizal.
Dan, bahkan kau tak mendapatkan sepeserpun harta untuk bekal kelanjutan hidup mu ya? ck ... ck ... ck, kasihan!" ucap ayu dengan mimik yang di buat seolah menyedihkan.
Suasana kian memanas sementara Zayn malah menyunggingkan senyum kepuasan di wajahnya.
Melihat Indah meremat kasar puntung rokok yang barusaja di matikannya
Membuat ia senang bukan main ketika mendapati wajah indah terlihat kesal ketika ia mendapatkan perlawanan dari sang ibundanya.
"Kurasa kau benar, kau memang ahlinya mengambil hati setiap orang, bahkan kulihat kau masih menjalin hubungan baik dengannya." Tunjuk indah pada Rizal yang masih terdiam.
"Yah, mau bagaimana lagi, orang baik selalu mendapat dukungan dari semua orang. Berbeda dengan manusia yang suka membuat kekacauan. Pastinya Tuhan akan membuat kacau pula seluruh hidupnya."
Sindir ayu tak kalah pedas.
"Cih, kau terlalu berbangga diri nyonya!" sahut Gita mulai angkat bicara.
Sejenak ayu terdiam, ia menela'ah siapa gerangan yang ikut masuk dalam perdebatannya kali ini.
"Kau siapa?" tanya ayu.
"Aku Gita, anak dari mami indah." jelasnya dengan nada datar.
"Kau punya wajah yang cantik, tapi sayang adab ber-bicaramu kurang sopan pada orang yang lebih tua, nak."
"Anda jangan terlalu berbangga diri seolah anda adalah seorang yang paling suci," ucap Gita seraya menyunggingkan senyum bibirnya.
"Maksutmu?" tanya ayu tak mengerti.
Gita beranjak dari duduknya, ia melenggang santai kemudian duduk di paha Reynand.
Sementara Ayu membulat kan matanya penuh keterkejutan.
"A-apa yang kau lakukan? menjauh dari anak ku!" titah ayu menarik paksa lengan Gita yang terbuka.
Gita mengaduh sakit dan berpura pura jatuh di dada bidang reynand.
"Aiya! bos ... ibumu kasar sekali," ucapnya dengan manja dan suara sedikit meninggi. Membuat semuanya mampu mendengar apa yang barusaja di ucapkannya.
Reynand menghempaskan tubuh Gita dengan kasar, ia mengibaskan tangannya mengusap bagian yang baru saja tersentuh oleh Gita.
"B-bos? apa maksud semua ini?" tanya ayu mulai di landa kecemasan dalam benaknya.
"Ya ampun! rupanya kau belum tau ya.
Boss reynand ini adalah pemilik dari tempat ini," jelas indah seraya menyeringai senang.
Seketika itu juga tubuh ayu serasa lemas, apa yang ia dengar membuat hatinya sebagai seorang ibu benar-benar hancur karena merasa gagal mendidik kedua putranya.
Zayn dan Reynand ikut panik ketika melihat keadaan bundanya yang terlihat syok mengetahui segala kebenarannya.
"Bun, bunda! kami bisa jelasin."
"Bunda tenang dulu, jangan percaya dengan ucapan perempuan ular itu," ucap Zayn membela diri.
Ayu memegangi dadanya yang kian terasa sesak.
Tangannya beretar dan berakhir dengan melayangkan dua pukulan keras di wajah kedua putranya.
"Apa benar yang di katakan oleh wanita itu?" tanya ayu dengan suara bergetar.
"Kau bisa bertanya pada semua orang yang hadir di sini, tanyakan siapa itu Bos Reynand,
Maka kau akan segera tau jawabannya." timpal indah semakin membuat ayu kian trenyuh.
Wajahnya semakin pias di iringi oleh bulir air mata yang membasahi wajahnya.
Ia meremat kasar jemarinya sendiri, melampiaskan segala sesaknya di bagian gamis yang ia kenakan.
"Apalagi yang belum bunda tau dari kalian?" tanya ayu pada keduanya.
Zayn memegangi jemari ayu, begitu erat ia menggenggam karna ia tau kali ini bundanya benar-benar hancur.
"Maaf kan kakak bund," mohon Zayn yang masih bersimpuh di bawah kaki sang ibunda.
Ayu masih diam, bibirnya seolah tak mampu lagi untuk berucap sepatah katapun untuk ke dua putranya yang begitu mengecewakan hatinya.
"Oh ya! aku minta maaf ya saudara ayu,
tapi sepertinya sebentar lagi kita akan menjadi besan." ucap indah begitu menohok .
"Apa maksud ucapan mu? siapa yang sudi ber-besanan dengan perempuan semacam dirimu?" ucap Rizal mulai geram.
"Haih, anakmu sudah merenggut kesucian putri ku . Jadi sudah seharusnya kan aku meminta pertanggung jawaban darinya?" tunjuk indah pada Zayn.
Ayu kian tertohok dan semakin gila hanya dengan mendengar kebenaran demi kebenaran yang baru saja terungkap perihal kelakuan putranya.
"Kak, apa benar yang dia bilang?" ucap ayu menahan Isaknya.
Zayn terdiam.
"Bukan Abang bund, tapi Adek!" sahut Reynand cepat.
Zayn mengalihkan pandangannya menatap pada sosok Reynand yang berani mengakui kesalahan yang tak ia perbuat. Pria itu sedikit menunduk menghindari tatapan tajam dari sang Abang.
"Biarlah aku yang menanggung beban ini bang," batin reynand dalam hati.
"Kurang ajar!" ucap ayu kembali melayangkan pukulan pada wajah reynand.
"Sudah, yu. Sudah, kita bicarakan masalah ini di rumah." titah Rizal membawa ayu keluar dari tempat itu. Isaknya masih terdengar nyaring sampai ia masuk ke dalam mobil
di ikuti oleh reynand dan juga Zayn yang bergegas pulang karna permintaan dari Rizal.
**Yey !! ayo ayo! komentnya mana?
jangan lupa kasih kritik dan saran ya. Komentar kalian sangat membantu untuk kelanjutan ceritanya. .
terimakasih ☺️☺️**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Rini
kapokkkkk hajar gita si zayn ,tahu salm tp tk tau itika
2021-06-19
1
lia aries
part ni tegang bgt..2 jempol deh utk penuli ny
2021-04-14
2
Erni Rospita
iya jangan slh kan gita, kalau salah terutama org tua nya cuma bikin enk nya aja tpi ngk mikir peasaan ank nya, byk kok germo yg syg ank nya, tpi beda sama org tua gita thu nya duit doan,,,,,,tpi perasaan tak punya sama sekli
2020-11-25
1