"Mamih Michi," bisiknya halus di telinga wanita yang pantas ia sebut sebagai ibu baginya.
Michiko mengalungkan tangannya manja di leher reynand.
"Apa bos?" jawabnya manja.
"Dengar, ada klien yang menginginkan anak gadis mu," ucap reynand mulai serius.
Michiko seketika melepaskan rengkuhan tangannya dari leher reynand. Beringsut dari pangkuan reynand dan memilih untuk duduk sendiri di sofa yang terpisah.
"Bos! Lu tau lah, Gita nggak bisa kerja beginian." Elaknya halus sembari meneguk bir yang tersedia di atas meja.
"Denger Michi.
Anak mu bakal di bayar mahal sama dia,"
tunjuk Rey pada Zayn yang saat ini sudah selesai dengan permainannya.
Ia melipat tangan nya di dada dan menatap lekat pada sosok Michiko yang ada di hadapannya.
"Aduh bos," elak Michiko sembari memijit pelan pelipisnya yang mulai terasa berdenyut.
"Sebutin harganya!" ucap Zayn dingin
"Oh! Seorang pria kaya rupanya.
Kenapa bos tertarik sama anak saya, hm?" tanyanya penuh selidik pada zayn.
"Saya tidak suka berbelit- belit dan saya bukan orang yang suka untuk menunggu.
Sebutin harganya, terima duit, beres." Jelas Zayn cepat.
"Bos kasih berapa buat beli si Gita?" Michiko mulai kalap memikirkan sebuah nominal.
"Tulis sendiri." Zayn melemparkan selembar cek pada Michiko.
Michiko membulatkan matanya saat selembar kertas itu berada dalam tangannya, sedang otak nya bingung untuk mengisi berapa banyak nominal yang akan ia tulis di sana.
"Bawa Gita kemari," titah reynand pada beberapa bodyguard yang berjaga disana.
Michiko mulai menggerakkan jemarinya mengisi nominal angka di atas cek tersebut.
Cukup banyak angka yang ia tulis di sana sampai seseorang yang akan ia lepaskan kepemilikan nya sudah ada di ruangan yang sama dengan nya.
Michiko mengangsurkan cek itu pada reynand, matanya berkedip manja saat reynand memuntahkan minuman yang ada dalam mulutnya hanya karna melihat nominal yang tertulis di lembar cek itu.
"Gila lu mih? Nggak kemahalan nih harga anak lu?" Protes reynand pada Michiko yang malah tersenyum remeh mendengar celotehan nya.
"Anak gue masih bersih bos. Harga segitu murah lah!" seringai nya berbangga diri.
Sementara Gita, gadis itu kian risau tatkala namanya mulai dibawa-bawa dalam perkara ini.
"Gimana nih bang?" Tanya reynand menyerahkan cek tersebut pada Zayn.
Bibirnya perlahan terangkat saat ia melihat nominal angka yang bertahtakan 9 nol di belakang angka 1 dan kata deal pun keluar dari mulutnya dengan begitu entengnya.
Reynand seketika membatu.
Melihat Abangnya menghamburkan uangnya hanya untuk seorang gadis murni.
"Bang!" ucap reynand yang hendak protes.
Namun seketika bibirnya kelu saat kunci bergambar kuda itu mendarat di tangannya.
"Bawa Gita ke room!" titah reynand penuh semangat.
Membuat Gita seketika lemas mendengar apa yang baru saja di ucapkan oleh bosnya itu.
Sementara matanya mendapati sosok sang mami, yang tengah tersenyum bahagia mengipaskan lembar cek yang baru saja ia dapatkan dari hasil menjualannya pada pria asing yang tak lain adalah bosnya sendiri.
Senyumnya melebar kemudian sejenak membelai wajah anaknya.
"Maafin mami sayang," ucapnya lirih sebelum Gita di bawa paksa oleh dua orang bodyguard itu pergi.
Sementara itu, Zayn masih mengawasi gerak gerik Michiko.
"Indah!" serunya lantang.
Membuat sosok Michiko terpaku untuk sesat, kemudian senyum palsunya kembali bertengger di wajahnya secara apik.
"Ingat sesuatu?" Zayn kembali berucap.
"Ah, maaf saya kurang paham dengan maksut bos. Mungkin anda salah orang." Elak Michiko sembari meneguk segelas bir dengan cepat.
Reynand memilih untuk segera menyingkir dari sana saat melihat sorot mata yang asing di netra sang Abang. Gelagat amarah Zayn terlihat sangat jelas ketika mata tajam itu tak kunjung berpaling ketika menatap Michiko sejak tadi.
"Aigoo, bos!
Gue pergi dulu. Selamat bersenang-senang dengan mainan baru ya." Pamit reynand melambai pada Zayn yang tengah serius menatap Michiko.
"Mungkin benar, aku salah orang.
Terimakasih telah menyerahkan Gita padaku.
Mulai hari ini dia resmi menjadi milikku."
Michiko terdiam, lidahnya kelu untuk mengucapkan kata batal.
Ia tau ini bukan awal yang bagus saat seseorang mengenali identitas lamanya.
"Si- siapa kau?" tanya Michiko gugup saat Zayn sudah memunggunginya hendak keluar dari tempat itu.
"Suatu saat kau akan segera tau.
Siapa aku!" Seringai tipis terurai di wajah Zayn saat kakinya benar-benar keluar dari tempat itu.
Membuat Michiko bergidik ngeri saat hal buruk yang membayangi kehidupan putrinya sudah ada di depan matanya sendiri.
Di room VVIP lantai paling atas.
Seorang gadis tengah meronta-ronta berusaha membebaskan diri dari jerat tali yang mengurung gerak tubuhnya.
Bibirnya terus berteriak histeris meskipun ia jelas tau tidak akan ada seorang pun yang akan mendengar suaranya di sepanjang lorong gelap di depan ruangan itu.
Teriakkan nya semakin lantang saat mendengar langkah seseorang yang masuk dan mendominasi setiap suara di setiap isi ruangan tersebut.
Derap langkah kakinya kian menggema dan semakin dekat menghampiri seorang gadis yang bernama Gita ini.
Wajah gadis itu kian memucat saat pria yang semalam sempat menyentuhnya kini berdiri dengan angkuhnya di samping tubuhnya yang tengah terikat.
"A- aku mohon. Tolong lepaskan aku bos.
Tolong ... " Rintih Gita pelan.
Sementara Zayn ia malah tersenyum congkak atas keberhasilannya mendapatkan barang yang ia inginkan.
Tubuhnya semakin merangsek pada sosok gadis bertubuh mungil yang tengah menahan rasa takutnya.
Tubuhnya sedikit condong ke bawah semakin dekat pada wanita yang baru saja ia beli ini.
Tangannya merogoh sesuatu yang tersimpan di sakunya, mengambil sebuah benda yang tak lain adalah sebuah kacamata .
Tangan nya bergerak pelan meletakkan kacamata itu di antara ke dua mata Gita.
"Jadi? Aku harus memanggilmu intan atau Gita?" Zayn menyunggingkan senyumnya yang merekah saat tebakannya benar benar terbukti.
Bahwa gadis yang bekerja di perusahaan nya dan gadis yang menemaninya semalam adalah orang yg sama, yang hanya berbeda di penampilan.
Jika di kantor ia menjadi gadis cupu, dan jika di bar dia menjelma menjadi gadis dewasa yang nakal.
Memang suatu anugerah yang tak terhingga mendapatkan mata yang jeli dan juga pendengaran yang tajam.
Ia bisa langsung paham akan situasi jika melihat lawan bicaranya mendadak berubah ekspresi wajah atau pun suara.
"Ma -maaf bos. Aku - aku ... "
"Sssshhhtt!" Zayn menempatkan telunjuknya tepat di bibir Gita. Membungkam setiap kata yang akan keluar dari mulut mangsanya ini.
"Diam! Aku tidak suka pada mainan yang banyak bicara."
Zayn mulai melepaskan jas yang membalut tubuhnya. Suhu ruang mendadak menjadi panas seiring geloranya yang kian menggebu untuk pemuasan nafsu birahi.
Tangannya yang penuh otot bergerak lincah mengendurkan dasi dan membuka satu persatu kancing kemejanya. Melucuti bagian atasnya dan memamerkan bentukan otot-otot perut yang menggoda.
Gita memejamkan matanya lekat, menghindari pemandangan tubuh atletis yang ada di hadapannya.
Wajahnya berpaling saat Zayn kembali mencondongkan tubuhnya untuk menangkup wajah Gita yang mulai bersemu merah.
" Apa kau tau? Aku sudah membayar mahal untuk membeli tubuh mu.
Tapi ada satu hal disini yang harus kau ketahui.
Aku paling tidak suka menghamburkan uang ku hanya untuk mencicipi barang bekas!"
Ucapnya tegas memaksa wajah Gita untuk mendongak dan menatap netranya yg kian menggelap.
Gita bergidik ngeri, ia merintih sakit saat cengkraman tangan Zayn semakin menguat di wajahnya.
"Sakit!" pekiknya lirih.
Membuat Zayn seketika melepaskan cengkraman tangannya dari wajah Gita.
"Well! Mari kita lihat apa kau masih murni seperti kata mami Michi mu itu, atau kau sudah ... "
Gita menggeleng kuat, membuat Zayn berhenti untuk berucap kata.
Lagi senyumnya kian merekah saat ada rasa takut yang tersirat nyata di balik manik hitam itu.
"Ku mohon, jangan!" Tangisnya lirih.
Membuat Zayn kian menggebu untuk segera mengetahui rasa dari gadis itu.
Tangan nya bergerak liar mencari-cari sesuatu yang tersembunyi rapi di balik drees merah yang sedikit tersibak dan menampakkan bagian paha putih yang indah.
Tangannya meraba-raba, memaksa masuk pada bagian yang sangat terjaga oleh sang pemilik.
Terbukti jelas, saat Gita melengking kan tubuhnya ke atas ketika jemari Zayn memaksa merangsek kedalam sana dengan dalih memeriksa.
"Wow, good girl ! Pujinya seraya mengusap lembut wajah Gita.
"Aku mohon, lepaskan aku.
Aku janji bakal balikin uang mu bos. Aku janji." Mohonnya dengan tak berdaya.
"ck .. ck ..ck .."
Dengan apa kau akan mengembalikan seluruh uang ku baby?"
"Aku akan bayar. Aku bisa bekerja tanpa gaji padamu," jawabnya sungguh-sungguh.
" 1 miliar!" Zayn berucap penuh kesombongan. "Butuh berapa ratus tahun jika kau bekerja di perusahaan ku?"
Gita membulat kan matanya penuh keterkejutan. Ia syok ketika mengetahui harga tubuhnya yang untuk melayani nafsu bos bejatnya ini.
"Kenapa? Kenapa kau melakukan ini? Ha?" tanya gita didera keingin tahuan.
"Yo, yo! Ada alasan tersendiri baby.
Dan kau akan tau setelah aku mendapatkan mu malam ini."
"Cuih! Kau manusia kejam, psikopat, iblis!" Maki Gita sarkatik.
"Kejam! seperti ini kah?" Seringainya mengerikan.
Dengan paksa Zayn merobek-robek drees yang Gita kenakan. Ia memperlihatkan apa arti kejam yang sesungguhnya kepada gadis bermulut pedas itu.
Gita berteriak histeris saat semua yang ia kenakan sudah sepenuhnya hilang dari tubuhnya.
"Stop! Hentikan!" Teriaknya kian parau seraya menggelengkan kepalanya.
Menolak segala bentuk perlakuan kasar yang Zayn lakukan padanya.
"Akan ku tunjukkan apa itu kejam baby."
Zayn melepas sisa pakaian yang masih membungkus bagian bawah tubuhnya, hasratnya kian bergelora ingin mengecap setiap inci tubuh suci milik Gita.
Malam itu Gita benar-benar tersiksa akan perlakuan kasar dan kejam dari seorang Zayn. Pria yang ia cap dengan kata kejam sejak pertama kali mereka bertemu.
Air matanya bercucuran saat Zayn benar benar selesai merenggut paksa mahkota miliknya.
Habis sudah! Tiada guna berteriak, dan tiada guna untuk meronta.
Karna nyatanya ia telah gagal mempertahankan kesuciannya. Membuatnya mengerang frustasi akan keadaan nya yang menyedihkan.
"Brengsek! Laki-laki brengsek kamu Zayn!"
Maki Gita di sela isak tangisnya.
Sementara ikatan yang menjerat tubuhnya telah sepenuhnya lepas di tengah permainan panas mereka tadi.
"Hahahaha!" Zayn tertawa sumbang mendengar makian pedas yang Keluar dari mulut Gita.
" Don't cry baby .Kau juga menikmatinya bukan?" Ejeknya senang.
Gita memalingkan wajahnya kasar, ia meringkuk dalam selimut yang masih membalut tubuhnya.
"Kau wanita milik ku!
Jangan pernah berpikir untuk lari, atau kemungkinan yang paling buruk akan terjadi pada mami sialan mu itu." Ancamnya begitu nyata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Yani Cuhayanih
Kenapa dosa michiko harus ditanggung oleh anak nya kasihan nasib Gita...
2023-01-14
0
Violet
itu ibu y ko gitu bgt, dah dia y rusak eeh mlh bikin rusak anak y jg
2021-08-06
1
Julia Lia
yaelah zaen pertama kasar, galak gak punya ahklak, ewh ujung ujungnya bucin juga nanti, kutunggu bucinmu
2021-06-12
1