Dengan seluruh angkasa raya memuji
Pahlawan negara
Nan gugur remaja di ribaan bendera
Bela nusa bangsa
Kau ku kenang wahai bunga putra bangsa
Harga jasa
Kau Cahya pelita..
...----------------...
"Arrghh, arrghh"
Ratna menjerit di susul dengan siswa yang berada di barisan depan kelas XI-G yang berbaris di belakang para siswa.
Bu Dea berlari memegangi siswa siswi lain. Keributan yang membuat lapangan menjadi rusuh dan tidak teratur. Jeritan tiada henti para siswa siswi yang kesurupan di tengah lapangan sekolah membuat para murid lain menjadi ketakutan.
Kejadian itu berlangsung selama lima belas menit. Para siswa yang tadinya kesurupan kini pingsan di bawa ke ruangan UKS. Bu Dea mengusap minyak kayu putih kepada siswa siswi yang pingsan. Sebagian siswa dan siswi meminta ijin untuk pulang sontak membuat sekolah pada pagi hari itu menjadi kacau. Karena para siswa dan siswi sudah berpulangan meminta ijin pulang maka guru piket terpaksa memberikan sinyal bel pulang.
Angin membawa kabut tebal bersama awan hitam menyelimuti suasana sekeliling gedung sekolah. Sesosok makhluk terbang menuju belakang kelas XI-H, seakan memberi kode kepada Bulan untuk mengikutinya. Bulan berjalan menuju makhluk tersebut dan langkah kakinya berhenti di bawah pohon beringin. Bulan berdiri tanpa tersadar sudah setengah jam dia memandangi tanpa henti.
"Bulan, bulan!" tepukan pelan mendarat di pundak Bulan menyadarkan lamunan panjang.
"Ikhsan? Sejak kapan ya kau datang?"
"Jangan suka melamun dan menyendiri disini, aku tidak suka."
"Ya, aku seperti terhipnotis! aneh sekali!"
"Tinggalkan lingkungan belakang kelas daerah sini, pergilah."
"Kau tidak ikut pulang?"
"Aku akan pulang setelah memastikan kau melangkah keluar dari gerbang sekolah."
Bulan meletakkan ransel di pundak dan berjalan keluar sekolah. Dia melupakan perasaan aneh melihat penampakan aneh atau pohon beringin, Bulan berjalan menuju halte bus untuk segera pulang melihat keadaan tantenya.
Tret, tret.
Getar ponsel Bulan terlihat nama pengirim Sasa. Dia duduk di halte bus dan membuka isi pesan tersebut.
📂Bulan, apakah kau masih berada di sekolah? Jika iya, tolong simpan buku diary milik Yolanda yang aku jemur di jendela dekat bangku. Kejadian tadi pagi membuatku ingin cepat pulang. Terimakasih ya.
Bulan berjalan meninggalkan halte kembali menuju sekolah.
Dasar! seharusnya buku itu aku yang pegang, kemarin seharusnya kami sudah membuka lembaran ketiga namun ada saja halangan yang datang, gumamnya.
Krreek
Bunyi gesekan pintu ruang kelas kosong yang menggema di sudut ruangan.
Sret sret
Suara kursi-kursi yang bergeser ke segala arah. Bulan melotot dan sekujur tubuhnya merasakan hawa yang sangat dingin.
"Astaga! makhluk apa itu?"
BRUGHH.
Bulan berjalan mundur dan ponselnya terjatuh. Kring..
Ponsel Bulan terjatuh di dekat makhluk yang mendekatinya.
Syat,syat,syat.
Makhluk itu melompat menarik rok sekolah Bulan.
"Arrghgh..."
Bulan berlari dan terus menjerit menuju ke lorong kelas lalu mendapati sesosok makhluk hitam yang bertubuh besar dan penuh dengan bulu yang lebat berdiri di ujung pintu keluar di gedung sekolah. Bulan berbalik arah menuju kelas mencari ponsel.
Sekarang makhluk yang lebih menyeramkan adalah makhluk yang di ujung pintu tadi, gumamnya.
Ponselnya berhasil di raih akan tetapi ransel Bulan di tarik oleh makhluk yang berada di dalam ruang kelas. Bulan melepaskan ranselnya dan berlari menuju lorong lainnya. Nafasnya terengah-engah.
"Hhsshh,hsss"
Dia berhenti di ruang seni budaya dan bersembunyi di bawah meja.
"Apa yang harus aku lakukan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 285 Episodes
Comments
V3
lagian ngapain sih pke balik lg ke sekolahan cm belain wat ngambil buku diary Yolan 🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️
dah tahu sama ikhsan di suruh pulang eee mlh balik lg ,, bikin gregetan jd nya sama Bulan deh ,, sok berani bgt jd anak 🤨😖
2022-08-13
1
Astuty Nuraeni
salah satu lagu nasional yang bikin merinding pas nyanyi
2022-06-16
0
Suryanti Yanti
ish kesal deh sama bulan bodoh bgt udah di suruh pergi juga sama sih ikhsan, malah balik lagi
2021-12-27
0