Keadaan tante Fera masih tergeletak lemah. Bu Dea memeluk dan mengusap air mata. Seharusnya dia tidak menunjukkan air mata itu, karena akan semakin melemahkan Tante Fera. Bulan meninggalkan dua sahabat itu menuju ruang tamu. Dari balik kaca jendela yang terbentang dia melihat sesosok pak Yunan yang sedang mencangkul di samping rumah. Dia keluar menemui pak Yunan dan memperhatikan kegiatan apa yang sedang di lakukan di rumah Tante tanpa permisi.
"Selamat siang pak, lagi menanam bunga pak?"
Sapa Bulan ramah melihat pak Yunan. Ekspresi pak Yunan yang datar tanpa menghiraukan kehadiran Bulan. Dia terus saja mencangkul lubang yang dalam. Sampai disini Bulan masih belum menaruh rasa curiga karena pak Yunan adalah petugas kebersihan di sekolah.
"Pak, apakah bapak tidak mendengar aku?"
"Apa kau tidak pernah bisa diam?" jawab pak Yunan. Dia pergi meninggalkan Bulan dan menuju jalan.
"Tunggu pak, maaf ya pak apakah kau sudah minta ijin dengan Tante?"
"Maaf apa? kau sudah merusak rencana ku!"
Bulan memandang jauh di dalam mata pak Yunan. Dia memejamkan mata, melihat keanehan pada diri pak Yunan. Langkah mundur Bulan berlari meninggalkannya dan menutup pintu rumah. Bu Dea keluar dari kamar Tante Fera, hanya Bu Dea yang mengetahui bahwa Tante Fera seperti Bulan yang bisa melihat makhluk lain.
"Apa yang sudah terjadi?"
Bu Dea mendekati Bulan. Dia sangat khawatir, hanya Bu Dea yang mengerti keadaan mereka.
"Tante overdosis obat tidur Bu akan tetapi tadi Bulan melihat pak Yunan di halaman?"
"Huffhh wanita yang malang! Ibu turut sedih melihat Bu Fera dan Bulan sekarang ibu pamit pulang ya, kalau pak Yunan kemungkinan dia sedang mampir membersihkan halaman."
"Ya Bu hati-hati di jalan."
...----------------...
Tidak terasa sudah dua Minggu Tante Fera tidak mengajar. Biasanya tante yang menjemput pulang. Sekarang Bulan harus lebih mandiri. Hari ini dia melupakan pematik pemberian Ikhsan. Pada jam pelajaran ke empat para siswa dan siswi sedang berada di ruang laboratorium menyelesaikan tugas karya ilmiah.
PRANG.
Suara gelas kimia pecah mengagetkan seisi ruangan. Untunglah itu bukan berisi cairan atau larutan yang berbahaya. Para makhluk halus lah yang melakukannya. Mereka memukul tangan Feni agar menjatuhkan barang tersebut.
"Cepat bersihkan atau pak jenggot akan menghabisi mu dan untuk kalian semua jangan ada yang membuka mulut atas kejadian ini! kalian Taukan bagaimana amarah pak kumis!", bentak Roni tajam.
Ani membantu Feni merapikan serpihan kaca. Bulan melihat makhluk yang mendekati Feni di dekat sudut ruangan. Dia adalah makhluk yang tadi usil terhadap Feni. Makhluk itu memandang Bulan yang mengetahui bahwa ada manusia yang bisa melihatnya. Makhluk itu menghilang dengan isi mata yang kosong. Detak jantung Bulan berdetak kencang membuang wajah dari makhluk yang mengerikan menatapnya.
Sepertinya tadi salah satu makhluk penghuni gedung sekolah, akan tetapi kenapa wanita itu tidak mempunyai bola mata? batin Bulan.
Dugaan Bulan tidak meleset, saat para siswa selesai praktikum makhluk itu masih saja membuntuti Feni.
"Feni tunggu."
Bulan berjalan di samping kanan Feni, dia memperhatikan makhluk yang mengikuti mereka.
"Feni, kau tau siapa yang sedang berjalan di samping kiri mu?"
"Siapa? tidak ada siapa-siapa."
Feni melirik sekitar ruangan lalu menghentikan langkah kakinya.
"Baiklah, sebaiknya kau harus berhati-hati karena makhluk tadi yang menjatuhkan dan menampik larutan dari tanganmu."
"Bulan stop, gue emang dari tadi udah merinding!"
Fera memegang tengkuknya, makhluk itu menatap Fera dan Bulan.
"Pergi jangan ganggu kami!" bisik Bulan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 285 Episodes
Comments
V3
yaa Allah itu sereeem bgt sih 🙈🙈
kasihan Tante Fera dh 2 Minggu msh terkapar aja.
2022-08-13
0
Astuty Nuraeni
sampai lempar Hp akunya, kaget😱😱
2022-06-15
0
Idha Mo
aduhhh....gambarx Thor...untung bacax siang 😁
2022-05-22
0