Davina sedang berada di kampus bersama Rani dan juga Faras. Mereka sedang menunggu kedatangan dosennya. Karena dosennya yang tak kunjung datang, akhirnya mereka mengobrol saja untuk menghilangkan kejenuhan.
"Btw, kalian tau nggak, chat gue ke sepupu Davina direspon." ucap Rani terlihat senang.
"Sepupu Davina?" tanya Faras yang lupa siapa namanya.
"Bang Bimo maksud lo?" kata Davina yang di angguki oleh Rani.
"Ya iyalah. Emang Davina punya sepupu lagi selain dia?" ucap Rani.
"Emang kamu bilang apa?" tanya Faras penasaran.
"Gue cuma kirim pesan, assalamualaikum doang." ucapnya, Davina dan Faras malah tertawa.
"Hahaha, namanya juga salam pasti dijawab lah." balas Davina sedangkan Rani mengerucutkan bibirnya.
"Iya bener kata Davina." sahut Faras masih tertawa.
"Pertemukan aku sama Bimo bisa nggak Dav?" tanya Rani.
"Gak bisa!" balas Davina.
Mendengar jawaban Davina, Rani jadi merasa lesu.
Obrolan mereka terhenti kala dosen
datang dan mereka fokus dengan belajar.
***
Saat Davina hendak ke toilet, ia berpapasan dengan Shafira. Davina melirik sekilas kearahnya.
"Davina?"
Davina berhenti, saat ada yang memanggilnya. Lalu menghadap kearah Shafira.
"Apa?" ucap Davina sinis.
Shafira tersenyum melihat Davina menaikkan alisnya.
"Kamu mau nggak ikut foto buat papan iklan kampus ini, bareng sama aku dan Harris." ucap Shafira.
Davina nampak berfikir, ck gue di sandingin sama dia dan Harris. Apa yang akan dipikirkan anak-anak tentang gue, ngerusak image gue aja, pikirnya.
"Gue gak mau," tolak Davina.
Shafira nampak kecewa atas penolakan Davina. Lalu ia membalas dengan senyum manisnya.
"Ya sudah tidak apa," ucap Shafira.
"Lo sengaja kan ngajak gue, biar gue dihina sama temen-temen yang lain. Karena lo udah berhasil ngalahin gue di kampus ini." ucap Davina.
"Maksud kamu apa Davina? aku tidak mengerti." ucap Shafira.
"Udah deh nggak usah sok polos, selamat yah kamu sukses ngalahin gue di kampus." ucap Davina sinis.
"Astaghfirullah, aku nggak ada niatan ngalahin kamu. Aku juga nggak peduli dengan popularitas itu." ucap Shafira sambil meraih pergelangan tangan Davina.
"Munafik," ucap Davina menghempaskan tangan Shafira.
Shafira tiba-tiba tersungkur kelantai. Padahal Davina hanya menghempaskan tangannya pelan.
"Apa yang kamu lakukan Davina?" tanya Harris tiba-tiba menghampiri.
"Kamu tidak apa-apakan Shafira?" tanyanya.
"Aku nggak papa kok Harris." balas Shafira.
Sedangkan Davina hanya diam. Ia tak merasa bersalah karena menurutnya hempasan tangannya tidak terlalu keras. Shafira saja yang lebay.
"Bantu dia berdiri Davina," perintah Harris. Tidak mungkin jika Harris yang menolongnya karena Shafira bukanlah mahramnya terkecuali Davina yang membantu.
Davina melirik sekilas kearah Shafira, dasar munafik, licik. Masa gitu aja jatuh.
"Gue nggak mau,"
"Bantu dia atau..." Harris menggantungkan ucapannya lalu melirik Shafira sekilas.
Davina sudah tau apa yang akan Harris ucapkan bahwa Davina adalah istrinya dan hal itu sangat ia takutkan jika sampai terbongkar.
"Tidak usah Harris, aku bisa bangun sendiri." ucapnya berusaha bangkit.
Davina berdecak kesal, lalu ia membantunya bangun.
"Sini gue bantu," ucap Davina meraih tangan Shafira.
Harris yang melihat Vina teman Shafira lalu memanggilnya supaya membantu Shafira.
"Iya ada apa Harris," tanyanya.
"Tolong bantu dia tadi terjatuh," ucap Harris.
Vina memapah Shafira menuju kelasnya. Segitu berartinya Shafira bagi Harris. Pantas saja ia bersikap seperti itu kepadanya, pasti karena ia menyukainya. Tapi, siapa wanita yang berpelukan dengan Harris tempo hari?
"Ikut aku," ucap Harris lalu menarik tangan Davina.
Davina ingin menolak tapi ia takut dengan sorot mata yang menunjukan kemarahan Harris. Davina pasrah mengikuti kemana Harris membawanya.
***
Harris membawa Davina menuju suatu ruangan, yang ia yakini bahwa ini semacam base came miliknya.
Harris mengunci pintunya lalu melepaskan cekalan nya pada lengan Davina. Davina merasa was-was, bisa saja Harris akan melakukan hal yang tak diinginkan kepadanya.
"Kamu apakan Shafira?" tanyanya. Davina nampak kesal ketika Harris menyebutkan nama itu .
"Aku nggak melakukan apapun, aku cuma menepis tangannya yang memegangi ku." ungkap Davina dengan jujur.
"Sama saja," balas Harris.
"Kamu berniat mencelakainya." sambungnya.
Davina merasa tak terima jika dituduh oleh Harris.
"Kenapa kamu belain dia? Apa karena kamu suka sama dia iya?" tanya Davina.
"Aku tidak membela siapapun di sini, aku hanya mencari kebenaran di sini." ucapnya, Davina hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
"Kamu yakin kalo yang kamu bela itu benar? Kamu tidak tau kronologi lengkapnya, kamu datang saat dia sudah terjatuh." ucap Davina. Harris nampak mencerna ucapan Davina. Ia membenarkan perkataan nya.
"Kalo kamu mencintainya kenapa malah menikahi ku? kenapa bukan dia? Hah," ucap Davina sinis.
Davina akan meraih kenop pintu hendak membukanya, namun dengan sigap Harris menarik tangannya sehingga Davina berbalik menubruk Harris dan mereka nampak berpelukan.
Davina akan marah kepada Harris namun ia melihat sorot matanya yang memperlihatkan kemarahannya. Nyali Davina menciut. Lalu Harris mendekatkan wajahnya kearah Davina.
Cup
Harris mencium Davina yang merupakan ciuman pertamanya.
"Kali ini aku percaya kepadamu, tapi jangan tanyakan mengapa aku menikahi mu,"
Davina mendorong dada Harris, menjauhkan dirinya.
"Dasar mesum, aku nggak bisa bayangin kalo orang-orang tau ustadz sepertimu mesum banget." icap Davina.
Harris tersenyum mendengar ucapan Davina.
"Jangan lupakan kalo ustadz ini suamimu. Lagian apa salahnya mesum pada istri sendiri." balas Harris menyeringai.
Harris kembali mendekat kearah Davina,
"Mau apa kamu Harris," omel Davina.
"Jangan macam-macam kamu," sambungnya.
Harris kembali mengunci posisi Davina dan mengarahkan pandangannya sambil membuka kunci dan meraih kenop pintu.
ceklek
Davina terperanjat mendengar bunyi tersebut.
"Katanya mau keluar, apa berharap aku cium lagi yah," ucap Harris. Davina sangat kesal dibuatnya.
"Minggir!" ucap Davina bergegas pergi dari ruangan tersebut karena ia merasa malu sekarang.
***
Dukung terus novel ini dengan cara: vote yang banyak ,like, komen, ⭐5.
Yang mau ngasih tip boleh banget.
Terimakasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
sari emilia
yg munafik danira...yg lebay danira....yg baik n sholeha safira
2022-09-02
0
Dinda Kirana agustina
cie pa ustadz maen cium aja
2021-05-27
2
Umi Yan
Semangat kak..., ditunggu lagi up terbarunya😊
Salam manis dari "Cinta Sang Desainer" terimakasih🙏
2020-10-26
4