Setelah diantarkan oleh Harris, Davina langsung masuk ke dalam kamar untuk mengistirahatkan sejenak tubuhnya. Ia benar-benar merasa tak karuan.
Sedangkan Harris ia sedang mengobrol dengan Mamahnya Davina.
"Nak Harris di minum dulu tehnya." ucap Yuli sambil menyodorkan sacangkir teh.
"Iya tante, terimakasih. Maaf merepotkan." balas Harris lalu meminumnya.
"Kenapa cepat sekali pulangnya? Apa sudah selesai fitting bajunya? Apa Davina bikin ulah?" Yuli seperti sedang menginterogasi calon mantunya.
"Alhamdulillah, kalo fitting baju sudah selesai. Tapi, cincin kawinnya kami belum memilih." balasnya.
"Loh, kenapa nggak sekalian Nak Harris, supaya mempersingkat waktu." ucap Yuli.
"Davina menyuruh saya sama Umi yang memilih cincinnya, karena Davina merasa tidak enak badan. Jadi Harris antar pulang Tante." Harris menjelaskan sedetailnya.
"Hmm, tapi kamu tidak keberatan kan? Atau nanti Davina Mamah suruh memilih kalau sudah mendingan." ucap Yuli merasa tidak enak dengan Harris.
"Tidak perlu, Tan. Biar kami yang memilihnya. Biarkan Davina istirahat dulu sampai benar-benar sehat." balas Harris.
"Baikhlah, terimakasih Nak Harris. Kamu sudah mau menerima Davina. Mungkin ini hal yang akan sulit dilakukan untuk merubahnya. Kami saja yang orang tuanya sudah tidak sanggup lagi merubah sikapnya." Yuli menundukkan kepalanya merasa kecewa atas didikan yang diberikan kepada Davina tidak sesuai ekspektasinya.
"Mungkin Davina lah orang yang sudah ditakdirkan menjadi jodoh Harris, supaya Harris bisa membimbingnya kejalan yang benar. Dan semua orang mempunyai masalalu yang pahit, termasuk Harris Tan. Dulu Harris sama seperti Davina, mungkin alasan inilah yang membuat kami dipersatukan dengan perjodohan supaya kami bisa saling melengkapi." ucapnya dengan Yakin.
Mamahnya Davina sampai meneteskan air matanya karena merasa bangga dan beruntung jika anaknya lah yang akan berjodoh dengan Harris.
"Ya sudah Tan, Harris mau pamit pulang dulu. Masih ada urusan. Assalamualaikum." Harris menyalami tangan calon mertuanya.
"Waalaikumsalam, hati-hati Nak Harris." ucapnya yang diangguki oleh Harris.
Setelah Harris berpamitan pulang. Yuli segera menengok hendak mengecek keadaan putrinya.
Ceklek...
Ia langsung membuka pintu dan menghampiri Davina yang sedang tertidur di ranjangnya.
"Benar kata Nak Harris, Davina sakit. Demamnya lumayan tinggi." *g*umamnya sambil menempelkan telapak tangannya ke dahi milik Davina.
Ia langsung mengambil air kompresan dan menempelkannya ke dahi. Davina yang merasa ada sesuatu di dahinya langsung membuka matanya.
"Mamah, kenapa ada disini. Ini apa?" ucapnya sambil memegang kain kompresan.
"Kamu lagi demam. Biarkan Mamah mengompres supaya demamnya turun." yang diangguki Davina.
"Habis ini kamu makan, terus minum obat." ucapnya lalu meninggalkan kamar Davina.
"Davina makan dulu habis itu minum obatnya." ucap Mamahnya sambil menyodorkan nampan yang berisi segelas air, semangkuk bubur, dan obat penurun panas. Davina langsung memakan buburnya dan meminum obat tersebut.
"Makasih Mah." ucapnya dengan suara pelan.
"Sama-sama." balasnya sambil mengusap puncak kepala putrinya.
"Mamah tinggal ya, jangan lupa istirahat biar cepet sembuh. Gimana mau nikah kalo kamu sakit. Jangan bikin Nak Harris khawatir." sambungnya yang dibalas senyuman dan anggukan olehnya.
Mamahnya keluar meninggalkan Davina. Davina langsung memejamkan matanya, karena ia merasa pusing seperti bumi berputar.
***
Keesokan paginya..
Davina sudah merasa lebih baik dari kemarin, meski demamnya masih terasa.
Hari ini Davina tidak ada jam kuliah. Jadi dia bermalas-malasan di kamar dengan alasan masih sakit.
Terlihat mobil milik Harris memasuki gerbang rumah milik Davina.
Ting..tong (bunyi bel rumah).
Yuli menebak-nebak siapa yang bertamu sepagi ini. Ia berjalan menuju pintu untuk membukanya.
"Assalamualaikum, Tante." salam Harris sambil menyalaminya.
"Waalaikumussalam, Nak Harris. Ayo masuk." ucapnya mempersilahkan.
"Siapa Mah?" tanya Pak Agung dari arah meja makan.
"Nak Harris Pah," jawabnya. Lalu Agung menghampiri calon mantunya.
"Gimana kabarnya?" tanya Agung.
"Alhamdulillah baik Om." jawab Harris.
"Ini Om, Tante. Harris disuruh sama Umi untuk mengantarkan ini buat Davina." Harris menyodorkan kantong kresek dan beberapa paper bag yang berisi bubur ayam, buah-buahan dan beberapa gamis beserta kerudungnya.
"Ini untuk Davina? Kenapa repot-repot Nak Harris." ucap Mamah Yuli.
"Tidak merepotkan sama sekali kok Tan." balas Harris.
"Sebentar saya panggilkan Davina dulu." Yuli beranjak dari duduknya.
"Tidak usah, saya harus segera ke kampus." Harris ikut berdiri.
"Loh, biar barengan sama Davina aja."
"Hari ini sepertinya Davina tidak ada mata kuliah Tante. Harris pamit. Assalamualaikum." Harris menyalami tangannya.
"Waalaikumussalam." jawab Yuli.
***
•
•
•
Dukung novel ini dengan cara vote, like, komen,⭐5.
Terimakasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Neng Win
visualnya
2020-11-15
3
Wirdah K 🌹
6 like buat Author
2020-10-22
4
Naoki Miki
haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss bacaa jan lupa tinggalkan jejaakk🤗
tkn prfil q aja yaa😍
vielen danke😘
2020-10-18
2