"Davina, dengarkan dulu. Nak Harris anak yang baik dan juga sholeh. Mamah yakin dia akan menjadi imam yang baik buat kamu." ucap Yuli mengelus elus bahu Davina agar amarahnya mereda.
"Nggak bisa Mah, Pah!" ucap Davina yang mulai berkaca-kaca.
"Ikut Papah!" Agung menarik tangan Davina keruangan lain.
"Tolong maafkan kelakuan Davina ya Jeng, Pak Imron." ucap Yuli sambil menangkupkan kedua tangannya.
"Tidak apa-apa. Semua orang pasti memiliki masa lalu tersendiri. Mungkin dia hanya kaget saja. Pasti Davina akan mengerti."
"Nak Harris, tante mohon maafkan kelakuan Davina. Dia memang seperti itu. Wataknya keras, suka membantah. Tante berharap kamu bisa membimbing dia jadi lebih baik lagi." sambungnya.
"Insyaallah Tante. Harris akan berusaha semampu Harris." ucap Harris penuh keyakinan.
Setelah Agung berbicara empat mata dengan Davina, mereka kembali keruang tamu. Entah apa yang dibicarakan Agung kepada Davina.
"Gue mau bicara berdua sama dia!" ucap Davina menunjuk ke arah Harris. Yang ditunjuk langsung menatap Davina dan mereka terlibat saling tatap kemudian Harris langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Harris! Nama saya Harris." ucap Harris masih menunduk.
"Gue nggak peduli!" balas Davina lalu berjalan menuju teras rumah diikuti oleh Harris.
"Gue mau lo ngebatalin perjodohan ini! Gue nggak mau ya nikah sama lo!" ucap Davina tegas.
"Kenapa nggak kamu aja yang ngebatalin perjodohan ini!" Balas Harris sambil membelakangi Davina dan menatap kearah langit.
"Gue nggak bisa." ucap Davina.
"Kalo gitu, saya juga sama. Saya tidak bisa membantah perintah orangtua saya." ucapnya dengan tegas.
"Ck, gue tuh nggak cinta sama lo. Gimana mau nikah, kalo nggak ada rasa cinta. Kenal juga nggak!" ucap Davina lagi.
"Bukannya cinta hadir jika terbiasa?Begitupun saya akan mencintai kamu sebagai istri saya." ucap Harris sambil tersenyum kearah Davina.
"Ck, nggak ada gunanya ngomong sama lo." balas Davina berlalu memasuki rumah.
"Saya semakin yakin untuk membuat kamu mencintai saya." *b*atin Harris berlalu memasuki rumah.
"Bagaimana Davina? Apa kamu setuju?" tanya Khumaira.
"Ok, gue setuju." ucap Davina sambil menatap Harris dengan sinis.
"Alhamdulillah." ucap mereka bersama.
"Bagaimana jika pernikahannya akan diadakan minggu depan. Lebih cepat lebih baik bukan?" ucap Pak Imron yang diangguki oleh mereka.
"Apakah Davina setuju?" tanya Pak Imron memandang calon mantunya.
"Terserah Om, tapi ada syaratnya. Pernikahan ini harus diadakan secara tertutup." ucap Davina dengan penekanan.
"Baikhlah." ucap Harris.
"Manggilnya jangan Om Tante dong. Panggil Abi sama Umi." ucap Khumaira memeluk Davina.
"Baik Umi. Davina permisi!" Davina bergegas menuju kamarnya.
Sesampainya di kamar ia langsung membanting pintunya, tidak perduli jika Papah dan yang lain mendengarnya.
Lalu Davina menangis sejadi-jadinya tanpa bersuara. Sungguh menangis tanpa bersuara itu sakitnya ****luarbiasa****. Lelah terus menangis, perlahan-lahan Davina tertidur.
Setelah lama berbincang-bincang keluarga Harris berpamitan untuk segera pulang.
"Kami pamit pulang dulu ya Jeng, sudah malam. Banyak urusan yang harus diurus. Terimakasih banyak sudah mengundang kami makan malam. Dan semoga pernikahan Harris dan Davina dilancarkan. Owh, ya urusan baju biar besok Davina dan Harris datang langsung ke butik. Sampaikan pada calon mantuku ya. Assalamualaikum." ucap Khumaira sambil
cipika-cipiki.
"Waalaikumsalam." jawab Yuli dan Agung. Khumaira dan Imron berjalan keluar rumah.
"Om, tante. Harris pamit pulang dulu. Sampaikan salam untuk Davina." ucap Harris sambil menyalami calon mertuanya.
"Iya nanti tante sampaikan. Hati-hati di jalan Nak Harris." balas Yuli.
Setelah kepergian keluarga Harris, Mamahnya Davina bergegas menuju kamar Davina. Takutnya ia melakukan hal yang nekat walaupun ia sudah menyetujui pernikahannya dengan Harris.
Tok..tok...(tidak ada jawaban)
ceklek..
"Pantesan ngga ada jawaban. Ternyata tidur." ucap Mamahnya mengampiri ranjang.
Yuli merapihkan rambut yang menutupi wajah putrinya. Nampak wajah yang sendu dengan mata sembab, jelas ia habis menangis.
"Maafin Mamah sama Papah ya Dav, ini semua yang terbaik buat kamu." ucapnya meneteskan air mata dan mencium kening putrinya. Lalu ia meninggalkan kamar Davina.
***
Keesokan harinya...
Seperti biasanya Davina bangun kesiangan. Ia langsung bersiap-siap. Lalu ia turun menuju ruang makan, tentunya untuk sarapan. Ia pasrah jika nantinya ia akan terlambat, karena ia merasa sangat lapar.
Terlihat di sana tinggal Mamahnya dan Diandra.
"Pagi." sapa Davina.
"Pagi juga." balas Diandra.
"Pagi sayang. Owh ya, tadi malam calon mertuamu berpesan kalo mau pesen baju langsung ke butiknya Bu Khumaira." balas Yuli sambil mengoleskan selai pada roti.
"Nggak bisa Mah, jadwal hari ini penuh." ucap Davina masih dengan mulut yang penuh, lalu ia berpamitan.
***
Di Kampus
Setelah sampai Davina langsung memarkirkan mobilnya. Ia berlari dengan kencang menuju kelasnya tanpa memperdulikan sekitarnya, tiba-tiba...
brukkkk...
Davina menabrak seorang laki-laki yang membawa banyak buku.
"Awww..." rintih Davina sambil memegangi lututnya.
"Maaf.." ucap laki-laki tersebut sambil memunguti buku yang berjatuhan. Padahal yang salah ialah Davina.
"Kalo jalan tuh pake mata!" ucap Davina emosi. Lalu ia mendongakkan kepalanya.
"Elo! Ngapain lo disini!" sahut Davina beranjak berdiri.
"Saya Harris, dan saya kuliah disini." ucapnya lalu pergi meninggalkan Davina.
"Ck, mimpi apa gue bisa satu kampus sama dia!" ucap Davina berjalan menuju kelas dengan kaki yang sedikit pincang.
Sesampainya dikelas ia tidak langsung masuk, karena posisi pintu yang sudah tertutup. Ia tau dosennya sudah masuk.
Davina memberanikan diri mengetuk pintu.
"Masuk." ucap Pak Dosen.
"Maaf Pak saya telat." ucap Davina sambil menunduk.
"Kenapa kamu telat?" tanya Dosen mengintimidasi.
"Saya habis jatuh Pak." ucap Davina sambil menunjukkan lututnya yang sobek bercampur darah.
"Baiklah, silahkan duduk. Sebelumnya obati dulu lukamu." perintah Dosen tersebut yang diangguki oleh Davina.
Kemudian pembelajaranpun dimulai seperti biasa.
•
•
•
Dukung novel ini dengan cara vote,like,komen,⭐5.
Terimakasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
sari emilia
davina krg adab
2022-09-02
0
Pengghosting novel T_T
aduh davina masa manggil orang yang lebih tua gua elo sih gak sopan bnget kayak anak gak di ajarin tata kerama dan sopan santun😑😑😑
2021-04-28
2
Bunga Syakila
srpetti novelnya asyik nih
2020-12-12
4