"Saya habis jatuh Pak." ucap Davina sambil menunjukkan lututnya yang sobek bercampur darah.
"Baiklah, silahkan duduk. Sebelumnya obati dulu lukamu." perintah Dosen tersebut yang diangguki oleh Davina.
Kemudian pembelajaran pun dimulai seperti biasa.
Setelah selesai dengan kuliahnya, Davina dan kedua sahabatnya memutuskan untuk menongkrong terlebih dahulu di kantin.
"Eh Dav, lutut lo beneran nggak papa?" tanya Faras kepadanya.
"Nggak papa kok. Cuma luka kecil gini, nanti juga sembuh sendiri." jawab Davina sambil mengipas-ngipas lututnya meredakan rasa nyeri. Sebenarnya Davina merasakan sakit pada lututnya yang tak biasa.
"Gimana ceritanya kok lo bisa jatuh." tanya Rani.
"Tadi pagi gue nabrak orang di parkiran. Pesen makan gih." ucap Davina.
"Tunggu bentar." ucap Faras memesan makanan.
Setelah pesanan datang, seperti biasanya mereka langsung melahapnya sampai habis tak tersisa.
"Btw kalian tau nggak, di fakultas sebelah ada mahasiswa yang ganteng banget." ucap Rani sambil membayangkan ketampanannya.
"Ehh, siapa?" tanya Faras yang penasaran.
"Itu loh. Yang biasanya barengan sama Shaf..Shafira. Iya Shafira mahasisiwi yang muslimah banget. Tau Shafira nggak?" tanya Rani kepada dua sahabatnya..
"Nggak." jawab Davina singkat.
"Gue baru tau kemaren, kalau mahasiswa sebelah yang gantengnya pake banget itu, ternyata seorang ustadz. Gila kan?"
"Gila apanya! Orangnya yang gila? Percuma dong." sahut Faras asal.
"Iihhh bukan gitu. Dia itu paket komplit tau. Udah ganteng, ustdaz lagi. Calon suami idaman gue banget." jelas Rani
Membicarakan tentang Ustadz, Davina jadi teringat calon suaminya.
"Iih nyebelin banget siih. Gara-gara dia lutut gue sakit." *b*atin Davina.
"Kalo menurut lo gimana Dav?" tanya Rani kepada Davina.
"Masabodo. Yuk cabut ke bioskop." ajak Davina beranjak menuju mobilnya.
"Ayo." ucap Faras.
Mereka memasuki mobil masing-masing. Supaya kalau pulang nanti Davina tidak harus mengantar Faras dan Rani karena arah rumah mereka yang berlawanan.
Setelah sampai di bioskop mereka memutuskan untuk menonton film komedi.
Mereka tak lupa memesan pop corn dan minumannya. Mereka tertawa-tawa melihat
adegan yang diperankan oleh para tokohnya. Tak terasa waktu sudah memasuki maghrib, mereka memutuskan untuk pulang.
"Ayo cabut." ucap Davina memasuki mobil dan melajukan mobilnya.
Dalam perjalanan menuju rumah tiba-tiba terdengar suara ledakan kecil dari samping mobilnya. Davina menghentikan laju mobilnya dan memeriksanya.
"Ckk, kenapa bisa kempes sihh." ucapnya sambil memendang ban dengan keras.
Terlihat ada seseorang yang sedang mengobrol didepan Masjid, lalu Davina segera menghampiri hendak meminta bantuannya.
"Permisi. Bisa mintaa to—" Davina menghentikan ucapannya saat orang tersebut berbalik badan.
"Elo lagi lo lagi! Dunia ini sempit banget siih. Kenapa lo muncul terus di depan gue." ucap Davina memaki orang tersebut yang tidak lain ialah Harris. Lalu ia kembali ke mobil.
Harris yang tiba-tiba bertemu dengan Davina awalnya pun kaget, sesegera mungkin ia menetralkan ekspresinya. Dan ia heran apa yang membuat Davina menghampirinya. Apakah ia sedang membutuhkan sesuatu? Harris hendak menghampiri balik tetapi ia urungkan.
"Ustadz, ayo yang lain sudah menunggu." ucap salah satu jemaah, ya Harris disuruh menjadi imam sholat berjamaah.
Setelah selesai melaksanakan sholat berjamaah Harris hendak pulang menaiki mobilnya. Tetapi ia melihat jika Davina masih berada di dalam mobil dengan menelungkupkan kepalanya di setir mobil.
Harris berinisiatif menghampirinya, takut terjadi apa-apa terhadap calon istrinya.
Harris mengetuk kaca mobil milik Davina, sang pemilik langsung membukanya.
"Kenapa belum pulang? Ini sudah malam, pasti orangtuamu mengkhawatirkan dirimu." ucap Harris.
"Gue juga mau pulang, tapi bannya kempes." balas Davina cuek.
"Bagaimana kalo saya antarkan, biar mobilnya nanti saya suruh teman buat memperbaikinya. Besok saya antarkan mobilnya." ucap Harris menawarkan.
"Ok." balas Davina setuju, daripada harus menunggu lebih lama lagi pikirnya.
Harris langsung menelpon temannya yang bekerja sebagai montir untuk memperbaiki mobil milik Davina.
"Tunggu sebentar." ucap Harris mengambil mobilnya.
"Masuklah." ucapnya, lalu Davina memasuki mobil Harris.
Selama dalam perjalanan mereka hanya saling diam. Davina hanya menatap keluar jendela sedangkan Harris fokus menyetir.
"Apa masih sakit lututnya?" tanya Harris tiba-tiba, ia masih fokus menyetir.
"Nggak." balas Davina singkat. Lalu mereka saling diam kembali.
Setelah sampai di depan rumah Davina langsung turun memasuki rumah, tetapi sebelumnya ia langsung berbalik menemui Harris.
"Terimakasih." ucap Davina cuek, yang dibalas senyuman oleh Harris.
Davina langsung memasuki Rumah menuju kamarnya. Ia bertemu dengan Mamahnya yang sedang membuat makan malam.
"Mukanya jangan cemberut dong Dav, habis diantar calon suami bukannya seneng ya?" ucap Mamahnya menggoda Davina.
"Apaan sih Mah. Nggak jelas." balas Davina.
"Mobilmu mana? Kok Nak Harris nggak disuruh masuk?" tanya Yuli mamahnya.
"Biarin." balas Davina lalu ia menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya.
***
•
•
•
Dukung novel ini dengan cara vote,like,komen,⭐5.
Terimakasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Afri Yosman Coyok
Judes² diawal... ntar bucin loe 😀😀
2021-11-11
1
✈전Arynn
lanjut kak semangat like
salam hangat dari cygnus dan sincerely ❤️
2020-10-14
3