Fitting Baju

Keesokan paginya...

Seperti biasanya Davina bersiap-siap menuju Kampus. Kali ini ia tidak terlambat karena ia tidak bangun kesiangan. Davina kini sedang sarapan bersama Papah, Mamah dan Diandra.

"Gimana kuliahnya Dav?" tanya Agung kepada putrinya.

"Biasa aja." balas Davina singkat.

"Kok cuek banget sama Papah? Maaf ya atas keputusan yang mendadak ini, itu semua kami lakukan untuk kebaikanmu Davina." ucap Papanya. Davina yang sedang meminum air segera menghabiskannya.

Davina hanya diam. Ia tidak tau harus berbuat apa lagi. Ia sebenarnya ingin menolak perjodohan yang dilakukan orangtuanya. Tetapi apa daya, nasi sudah menjadi bubur. Davina berusaha menerima semua itu.

"Udah nggak usah dibahas. Davina ikhlas kok Pah, Mah." ucap Davina memandang kedua orang tuanya.

"Terimakasih, Davina sudah mau menerima ini semua." ucapnya.

"Yaudah, Davina berangkat." ucapnya berpamitan.

"Kak sekalian anterin aku ya?" tanya Diandra dengan wajah yang memelas.

"Nggak." balas Davina.

"Mah." ucap Diandra memandang Mamahnya supaya memarahi Davina.

"Buruan!" Davina segera menuju mobil.

Hening! Davina memang tidak terlalu dekat dengan adiknya. Disebabkan karena ia lebih sering keluar rumah entah urusan tugas, ngemall, ataupun sekedar jalan-jalan bersama teman-temannya.

"Kak, gimana perasaannya kakak mau nikah sama Kak Harris?" tanya Diandra padanya, karena selama ini yang dilihat dari Davina ialah rasa tidak sukanya pada Harris.

"Kenapa tiba-tiba tanya gitu?" balas Davina menengok ke arah Adiknya.

"Yang Diandra liat sih, kakak nggak suka sama kak Harris. Benerkan?" ucap Diandra.

Davina diam. Ia tidak tau mau menjawab apa.

"Kenapa sih kak, padahal kak Harris orangnya cakep, alim, baik, ustadz lagi. Idaman banget pokoknya. Seandainya Diandra di masa depan bisa menikah sama orang seperti Kak Harris, pasti Diandra seneng dan bahagia banget." ucapnya sambil senyum-senyum.

"Udah? Bisa diem nggak!" balas Davina menahan emosi. Dia merasa tidak senang jika harus mendengar pujian-pujian tentang Harris.

Setelah sampai didepan gerbang, Diandra langsung turun tanpa sepatah kata pun. Ia takut kakaknya akan marah kepadanya.

Davina langsung melajukan mobilnya menuju kampus. Setelah sampai parkiran ia turun dan melihat Harris sedang duduk bersama perempuan dan teman lelakinya. Harris terlihat sangat akrab dengan perempuan tersebut.

Harris merasa ada yang sedang memperhatikannya, ia langsung mengarahkan pandangannya kearah orang tersebut dan degg...

Tatapan mereka saling bertemu, kemudian Davina langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain seolah-olah tidak terjadi apapun.

Davina berjalan menuju kelasnya. Di kelas masih sepi hanya dia dan beberapa teman lain. Faras dan Rani juga belum terlihat. Davina memutuskan mengerjakan tugas yang belum ia selesaikan. Ia mengeluarkan laptopnya dan mulai mengetikkan huruf demi huruf.

"Dav, serius amat si lo." ucap Rani mengampirinya.

"Bisa nggak sih datengnya pake aba-aba." balas Davina sambil melanjutkan pekerjaannya.

"Yeeee, lo kira gue tentara apa? Btw, tumben lo nggak telat." Davina melirik Rani kemudian ia mengalihkan ke arah lain.

"Perubahan. Ya semua orang harus berubah bukan? Termasuk kebiasaan telat gue." ucap Davina. Rani hanya tertawa.

"Lo kesambet apaan si Dav? Lo diancam lagi sama bokap nyokap lo?" Davina hanya menggelengkan kepala.

"Nggak." ucapnya singkat.

Setelah obrolan Davina dan Rani selesai, datanglah Faras dengan wajah cemberutnya. Tidak biasanya ia seperti itu.

"Eeeh, lo kenapa Ras? Tiba-tiba dateng kok cemberut gitu? Nggak dikasih uang jajan?" tanya Rani dengan nada bercandanya.

"Apaan sih lo Ran, gue nggak papa." jawabnya, lalu datanglah Dosen mereka.

Hari ini jadwal kuliah Davina tidaklah padat, hari seperti inilah yang disukai Davina dan sahabatnya. Ia dan sahabatnya memutuskan nongkrong di cafe dekat kampus.

Setelah pesanan minuman datang, mereka asik mengobrol.

"Ceritain kenapa tadi pagi lo cemberut dong." ucap Rani yang tidak sabar dengan ceritanya.

"Tau nggak sih, gue disuruh nikah sama nyokap." ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya. Rani yang mendengar penuturan tersebut lalu tertawa dengan keras, sehingga mereka jadi pusat perhatian disekitarnya.

"Diem lo!" balas Faras.

"Kok bisa?"

Ting..(*bunyi notifikasi hp milik Davina)

+62***********

"Hari ini kita disuruh fitting baju pernikahan di butik Umi, jadi sekarang saya akan menjemputmu dirumah."

#Harris.

"Dari mana dia dapet nomor gue, pasti Mamah." batin Davina.

Lalu ia berpamitan kepada kedua sahabatnya dengan alasan acara keluarga? Yang benar calon keluarga😆

Davina melajukan mobilnya menuju rumah.

Setelah sampai terlihat mobil milik Harris sudah terparkir di depan rumah. Ia langsung memasuki rumah.

"Dav, buruan siap-siap. Nak Harris sudah menunggu dari tadi." ucap Mamahnya yang berhadapan dengan Harris. Sepertinya mereka sedang membicarakan hal yang serius, tapi Davina? Masabodo.

Davina sudah bersiap-siap. Ia memilih menggunakan celana panjang berwarna hitam dipadukan dengan kemeja panjang bermotif bunga-bunga yang indah dengan rambut yang dibiarkan terurai. Begitulah penampilan Davina, ia lebih senang dengan kenyamanan dibanding goodlocking.

"Ayo." ajak Davina yang diangguki oleh Harris.

Sesampainya di butik milik Umi Khumaira, Davina sempat kagum. Ia tidak menyangka akan menikah dengan seorang putra desainer.

"Megah, mewah. Harusnya gue seneng dong dapet mertua yang kaya." batin Davina sambil tersenyum sinis.

Kedatangan Davina dan Harris sudah disambut oleh Umi Khumaira dan para karyawan disana.

"Assalamualaikum, Umi." ucap Harris dan Davina.

"Waalaikumsalam." jawabnya. Lalu Harris menyalami tangan Uminya sedangkan Davina sudah dalam pelukannya.

"Ya sudah langsung saja, mbak tolong bantu calon mantu saya memilih kebaya yang sudah saya siapkan." ucapnya kepada salah satu karyawannya.

"Mari." ucap salah satu karyawati menuntunnya menuju tempat kebaya yang sudah disiapkan.

"Eh, liat itu calon mantu Bu Khumaira, masa penampilannya gitu? Nggak sopan banget." ucap salah satu karyawati.

"Iya bener, mana pantes cewek kayak dia bersanding dengan putranya yang notabennya seorang ustadz." Balas karyawati lain yang memakai jilbab.

Davina yang sudah muak mendengar sindiran-sindiran tersebut lalu memilih kebayanya dengan asal. Pastinya akan pas dengan ukuran badan Davina. Karena sebelumnya Umi Khumaira sudah membuat beberapa kebaya dan sudah mengukurnya tinggal Davina yang memilih.

Setelah menentukan kebaya yang akan ia pakai, Davina diajak memilih cincin kawin.

"Mohon maaf Umi, bisa nggak kalo Umi sama Harris yang memilihkan cincinnya? Davina ngerasa nggak enak badan, sepertinya butuh istirahat." ucap Davina. Memang Davina terlihat sedikit agak pucat.

"Baikhlah Davina, nanti biar Umi sama Harris yang pilihkan. Harris cepat antarkan Davina pulang, biarkan ia istirahat." suruhnya kepada Harris yang diangguki olehnya.

Kemudian Harris mengantarkan Davina sampai kerumahnya.

Dukung novel ini dengan cara vote,like,komen,⭐5.

Terimakasih🙏

Terpopuler

Comments

Bunga Syakila

Bunga Syakila

visualnya aothor

2020-12-12

3

W⃠🦃𝖆𝖑𝖒𝖊𝖎𝖗𝖆 Rh's😎

W⃠🦃𝖆𝖑𝖒𝖊𝖎𝖗𝖆 Rh's😎

like.. like

2020-10-17

3

lihat semua
Episodes
1 Perjodohan
2 Setuju
3 Dia lagi!
4 Fitting Baju
5 Sakit
6 Sepupu Davina
7 Dia siapa?
8 Kesenangan Rani
9 Saingan Baru
10 Sah
11 Pindah ke Apartemen
12 Harris Bersama Wanita
13 Pelukan Harris
14 Mengobati
15 Tawaran
16 Pergi Ke Pengajian
17 Seperti Teguran
18 Berkunjung
19 Khawatir
20 Perempuan itu?
21 Masakan Davina
22 Pertemuan
23 Cemburu?
24 Berjalan berdampingan
25 Ketua Para Preman?
26 Makan Malam di Rumah Mertua
27 Kamar Harris
28 Kesialan Davina
29 Laki-laki Misterius
30 Pinggir Jalan
31 Rencana Kejahatan
32 Ulah Davina
33 Penjelasan
34 Laki-laki Beristri?
35 Musuh Jadi Saudara
36 Cerita Pagi Ini
37 Harus Pake Kode
38 Wanita Ular
39 Melukainya
40 Kecurigaan Farhan
41 POV DAVINA
42 Mantu Idaman
43 Bertemu Ricko
44 Davina diculik Ricko
45 Merindukannya
46 Petaka Tak Terduga
47 Wanita Licik
48 Ingat Pesan Abi
49 Bahagia itu Sederhana
50 Pulang dari Rumah Sakit
51 Apa Harris baik-baik saja?
52 Kehangatan
53 Ada apa dengan Bimo?
54 Harris dan Davina
55 Kecemburuan Davina pada Harris
56 Ancaman Shafira
57 Faras??
58 Keluarga Harris
59 Ustadz itu Suamimu, Davina
60 Harris Pakai Cincin?
61 Perasaan Bimo
62 Rekaman
63 Davina Kecelakaan?
64 Faras Menemui Papahnya
65 Davina Menunggu Harris
66 Ungkapan Cinta Davina
67 Masalah Telah Selesai
68 Fakta Baru
69 Harris Menunggu Davina
70 Apa yang akan terjadi?
71 Apa yang Davina lakukan?
72 Harris dan Davina Marahan?
73 Menyembunyikan kabar baik
74 Pengumuman
75 Merasa Sendiri
76 Tersadar
77 Akhirnya...
78 Hari H
79 Bertemu Kembali
80 Gosip
81 Pernyataan Mengejutkan
82 Di Taman
83 Poligami?
84 Kuliah lagi
85 Telepon
86 Rumah Mertua
87 Syukuran
88 Modus Ibu Hamil
89 Sebuah Nama
90 Lika-liku Kehidupan
91 Terasa sulit
92 Mencoba berdamai
93 Dia yang berubah
94 Meninggalkan, dia?
95 Penolakan
96 Pertemuan
97 Rumah Sakit
98 Keegoisan Agung
99 Rindu Pelukan
100 Kekecewaan Endru
101 Toko Baju
102 Ditinggal Harris
103 Telepon
104 Bimo Kecelakaan
105 Hari Terakhir
106 Retak
107 Perihal Fakta
108 Perihal Liontin
109 Trauma
110 Sudah Berakhir
111 Kilas Balik
112 Belum Move On
113 Pulang
114 Alasan
115 Belanja
116 Eps 115
117 Basecamp
118 Kembalinya Bella
119 Pesan Misterius
120 Siapa pelakunya?
121 Tentang Kakak-beradik
122 Motif Pelaku?
123 Terungkapnya Pelaku
124 Nomor Teror
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Perjodohan
2
Setuju
3
Dia lagi!
4
Fitting Baju
5
Sakit
6
Sepupu Davina
7
Dia siapa?
8
Kesenangan Rani
9
Saingan Baru
10
Sah
11
Pindah ke Apartemen
12
Harris Bersama Wanita
13
Pelukan Harris
14
Mengobati
15
Tawaran
16
Pergi Ke Pengajian
17
Seperti Teguran
18
Berkunjung
19
Khawatir
20
Perempuan itu?
21
Masakan Davina
22
Pertemuan
23
Cemburu?
24
Berjalan berdampingan
25
Ketua Para Preman?
26
Makan Malam di Rumah Mertua
27
Kamar Harris
28
Kesialan Davina
29
Laki-laki Misterius
30
Pinggir Jalan
31
Rencana Kejahatan
32
Ulah Davina
33
Penjelasan
34
Laki-laki Beristri?
35
Musuh Jadi Saudara
36
Cerita Pagi Ini
37
Harus Pake Kode
38
Wanita Ular
39
Melukainya
40
Kecurigaan Farhan
41
POV DAVINA
42
Mantu Idaman
43
Bertemu Ricko
44
Davina diculik Ricko
45
Merindukannya
46
Petaka Tak Terduga
47
Wanita Licik
48
Ingat Pesan Abi
49
Bahagia itu Sederhana
50
Pulang dari Rumah Sakit
51
Apa Harris baik-baik saja?
52
Kehangatan
53
Ada apa dengan Bimo?
54
Harris dan Davina
55
Kecemburuan Davina pada Harris
56
Ancaman Shafira
57
Faras??
58
Keluarga Harris
59
Ustadz itu Suamimu, Davina
60
Harris Pakai Cincin?
61
Perasaan Bimo
62
Rekaman
63
Davina Kecelakaan?
64
Faras Menemui Papahnya
65
Davina Menunggu Harris
66
Ungkapan Cinta Davina
67
Masalah Telah Selesai
68
Fakta Baru
69
Harris Menunggu Davina
70
Apa yang akan terjadi?
71
Apa yang Davina lakukan?
72
Harris dan Davina Marahan?
73
Menyembunyikan kabar baik
74
Pengumuman
75
Merasa Sendiri
76
Tersadar
77
Akhirnya...
78
Hari H
79
Bertemu Kembali
80
Gosip
81
Pernyataan Mengejutkan
82
Di Taman
83
Poligami?
84
Kuliah lagi
85
Telepon
86
Rumah Mertua
87
Syukuran
88
Modus Ibu Hamil
89
Sebuah Nama
90
Lika-liku Kehidupan
91
Terasa sulit
92
Mencoba berdamai
93
Dia yang berubah
94
Meninggalkan, dia?
95
Penolakan
96
Pertemuan
97
Rumah Sakit
98
Keegoisan Agung
99
Rindu Pelukan
100
Kekecewaan Endru
101
Toko Baju
102
Ditinggal Harris
103
Telepon
104
Bimo Kecelakaan
105
Hari Terakhir
106
Retak
107
Perihal Fakta
108
Perihal Liontin
109
Trauma
110
Sudah Berakhir
111
Kilas Balik
112
Belum Move On
113
Pulang
114
Alasan
115
Belanja
116
Eps 115
117
Basecamp
118
Kembalinya Bella
119
Pesan Misterius
120
Siapa pelakunya?
121
Tentang Kakak-beradik
122
Motif Pelaku?
123
Terungkapnya Pelaku
124
Nomor Teror

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!