Eps 16

Selamat membaca 😍

Seusai bertemu dengan Danang dari kamar tamu, Karin segera menuju ke kamarnya dalam rangka membersihkan diri. Rasa gerah menyelimuti ruang geraknya setelah beberapa jam ia berada di pusat perbelanjaan, bergelut dengan sayu-sayuran dan seafood segar. Kini saatnya ia memanjakan diri di dalam bathub kesayangannya. Setelah setengah jam berkutat dengan ritual mandinya, gads itu siap mematutkan diri di depan cermin. Kesederhanaan terpancar nyata di wajah ovalnya yang cantik.

"Cantik!" lagi-lagi kata pamungkas itu keluar begitu saja dari bibir ranumnya.

Setelah merasa puas, gadis itu berlari kecil menuruni anak tangga setelah sebelumnya ia memastikan sendiri kalau Danang sudah keluar dari kamar tamu. Tidak lupa kebiasaan berdendang ria dengan suara paling merdu dan enak dipendengaran.

Sebelum menuju ke dapur, gads itu melangkah riang memastikan suara-suara ramai yang datang dari ruang keluarga, "Siapa gerangan, begitu banyak orang?" gumamnya penasaran.

"Wah! Hany sudah datang rupanya," gumamnya riang. Namun langkahnya mendadak dihentikan lantaran ada seseorang yang begitu cuek dan dingin ikut dalam perkumpulan bersama opa Jery dan juga Oma Hasnah yang sudah ikut bergabung. Tidak ketinggalan Danang juga berada di sana. Orang tersebut tidak lain adalah Diego, sahabat kecilnya.

"London membuat si kharismatik itu berubah menjadi kulkas," gumamnya nyinyir.

"Karin, sini!" seru Opa Jery dari kejauhan.

Tanpa membantah, Karin berjalan mendekati mereka sementara Hany sudah siap dengan aksi konyolnya menyerbu sang sahabat dengan pelukan erat tidak ketinggalan ritual cipika-cipiki nya.

"Kau membuatku rindu berat!" desis Hany mengusap punggung Karin.

"Sama, aku juga rindu berat. Tapi kau sudah curang padaku." bisik Karin pelan ke telinga Hany.

"Soal apa?" Hany memicingkan mata.

"Tuh! si dingin, kenapa tidak cerita padaku kalau dia sudah pulang?" cecar Karin kesal.

Hany tertawa renyah namun Karin sontak membekap mulutnya, "Bukan di sini ceritanya, tapi di dapur." cetusnya gemas. Sementara Hany hanya menggeleng-geleng pasrah mengikuti pergerakan Karin dengan senyum penuh arti masih mengembang di bibirnya.

"Opa, kita pamit ke belakang dulu." ucap Karin santun, namun Opa Jery keasyikan berbicara seru dengan Diego hingga ia tidak merespon ucapan sang cucu.

"Baik, silakan cu." timpal Danang dengan suara mengerang menyerupai suara opa Jery, membuat Karin mencebik kesal, "Yee..., emang lu opa gue apa?" Sementara Danang hanya terkikik geli.

"Maafkan aku, sayang." ucap Hany dengan tatapan memelas, "Buka. maksud menyembunyikan, hanya saja aku benar-benar sibuk mengurus kelengkapan nikahku itu. Makanya aku sampai lupa untuk mengabarimu."

"Lagipula aku pikir kau sudah bertemu langsung dengannya, jadi biarlah dia sendiri yang menjelaskan kepulangannya padamu, bukan?" tambah Hany tanpa dosa.

Karin melengos, "Boro-boro menjelaskan, saling sapa saja nggak pernah." batinnya kacau, "Baiklah, aku juga belum sempat ngobrol santai dengannya karena kemarin aku sibuk dengan laporan dua minggu ku itu, calon papa dari anakmu itu yang membuatku harus kejar waktu." jelas Karin tertawa renyah.

"Emm, maafkan dia, maklum lagi terkena sindrom pra nikah, hehe." balas Hany guyon, "Bibi, biar aku yang lanjut." ucapnya tersenyum, tangannya sibuk menyambut mixer dari tangan ART dan menggantikan posisinya mengaduk adonan telur putih, air lemon, dan gula pasir hingga kaku. Sang ART cepat berlalu setelah mengangguk setuju.

"Tidak masalah, sudah seharusnya orang baik seperti pak Fahri mendapatkan kebahagiaannya." timpal Karin ikut senang.

"Terima kasih, sayang." balas Hany.

"Aku akan menyiapkan menu hidangan yang lainnya," ucap Karin bersemangat, sementara Hany yang fokus pada adonan mixer hingga dua puluh menit kemudian, adonan chiffon cake telahpun siap dimasukkan ke oven.

"Lagi masak apa nih? Serius amat?" gema suara maskulin yang baru muncu membuat jantung Karin mendadak spot, "Huh! Kenapa dia kemari?" batinnya gemas.

"Apa saja, asalkan kau bahagia." balas Hany cengar-cengir.

"Wah! Menu seafood yang menarik, seperti tuannya. Pasti enak." seru Diego sembari mendekati Karin yang tengah asyik mengaduk menu lobster di atas perapian.

"Hmm, kurasa ini biasa saja, kawan. Pasti lebih enak menu luar negeri, bukan?" balas Karin di sela gelak tawanya membuat Diego ikut tertawa, "Masakan lokal lebih enak," jelasnya yakin, "Apalagi yang masak itu gadis cantik yang satu ini," bisiknya gombal seketika membuat Karin ikut meremang.

"Adik sayang, kau mengganggu pekerjaan kami saja." cecar Hany yang merasa tidak enak hati dengan para ART yang saling menatap saat Diego menggoda Karin.

"Ah, kakak, kau macam baru melihat aku dan Karin saling menggoda saja." protes Diego tak mau kalah.

"Bukan saatnya, lihatlah para ART itu, mereka risih dengan sikapmu," celetuk Hany pelan di telinga sang adik, "Apalagi pemuda yang berdiri di balik mini bar sana."

"Memangnya dia siapa?" sewot Diego tidak terima manakala ia berbalik dan mendapati Danang tengah memperhatikan dirinya dan Karin dengan saksama.

"Ya, mungkin saja, teman spesial, atau mungkin pacar?" balas Hany kesal.

"No, no, no! Karin itu milikku. Just for me." tegasnya masih bernada pelan.

"Ingat, ini rumah orang, dek! Jangan berulah." pinta sang kakak memelas.

"Hmm, baiklah." ujarnya pasrah.

"Bro! Kemarilah, kuyakin kopi ini cocok untuk kita." seru Danang dari kejauhan.

"Boleh juga, tuh!" sambut Diego hangat.

Baru beberapa jam yang lalu mereka saling bertukar informasi, sudah tampak kedekatan di antara kedua pemuda tampan tersebut. Hal ini tidak luput dari pantauan Karin yang sejak tadi sibuk memasak. Bahkan hingga acara makan bersama berjalan pun, Diego dan Danang sama-sama kompak menikmati makanan dan mereka ternyata memiliki selera yang sama, yakni memuji setiap masakan yang mereka cicipi.

"Kalau cewe cantik yang masak, enak ya bro!" pancing Danang.

"Pastinya, aku suka ini. Kau pasti sering menambah porsi makanmu, bukan?" timpal Diego rusuh.

"Ya pastinya begitu. Kan ditemani juga tuh! Jadi seru." tambahnya kacau. Keduanya tampak serius memuji Karin, dan itu membuat Hany merasa perlu untuk tertawa lebar. Merasa kedua saingan ini benar sportif, dan tidak saling menjatuhkan.

"Kau lihat, Rin. Mereka berdua sangat kompak dan cocok menjadi sahabat." desis Hany tergelak ria. Karin ikut tertawa setelah mengamati beberapa saat.

Bahkan hingga akhir acara pertemuan hari inipun semuanya berjalan dengan baik.

"Terima kasih untuk hari ini." ucap Karin tersenyum kepada Hany. Kebiasaannya berterima kasih setelah pertemuan mereka sudah menjadi hal biasa bagi Hany.

"Sama-sama, Rin. Apa yang tidak untukmu." balas Hany puas. Tangannya sibuk meraih chiffon cake yang ternyata rapi di piring hidangan. Ditemani secangkir teh hangat, kedua sahabat itu duduk berselonjor di taman belakang rumah sembari menikmati udara sore ditemani dua anak manusia yang asyik bercengkrama ria bersama ikan-ikan gurami di kolam sana. Danang dan Diego tengah asyik memberi makan ikan peliharaan tukang kebun milik opa Jery. Dua pemuda tampan itu tampak kompak saling tukar pengalaman, berbagi kemampuan dan juga sharing hobi sembari bercanda ria.

Bukankah sebuah pemandangan yang cukup menyejukkan mata? Baru kali ini Karin merasa senyum tulus itu kembali kepadanya, meski masih dalam taraf setengah hati. Karena pada dasarnya Diego hanya ramah padanya di saat ini, sedangkan selanjutnya pemud itu kembali cuek dan dingin.

"Kapan semuanya kembali seperti dulu?" batinnya galau.

••••

Bersambung...

Terpopuler

Comments

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

jejak hadir

2021-03-19

1

zien

zien

aku hadir disini dan memberimu like 👍

mampir juga di novelku JODOHKU YANG LUAR BIASA 😊😘

mari kita saling mendukung karya kita 👍😘❤️

2021-03-04

1

BELVA

BELVA

melengkapi kembali jempol ku

2021-02-28

1

lihat semua
Episodes
1 Zaman BOCAH yang Lucu dan Menggemaskan
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Eps 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Eps 18
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28
29 Eps 29
30 Eps 30
31 Eps 31
32 Rindu Keluarga dan Sahabat
33 Awal Yang Bagus
34 Berjalan Semestinya
35 Ruang Utama
36 Kebenaran
37 Kesempatan Kedua
38 Kebaikan
39 Kembali Pulang
40 Menjadi Bagian Keluarga Tulus
41 Keramahan
42 Strategi
43 Keluarga Peduli
44 Rahasia Masa Lalu
45 Masa Lalu (Bertemu Sahabat)
46 Nazar Terlaksana
47 Melangkah Canggung
48 Kebahagiaan
49 Rasa yang Berbeda
50 Selamat Datang
51 Salah Paham
52 Puteri Carnelian Sanjaya
53 Bersahabat
54 Pertemuan
55 Mencari Solusi
56 Terjawab
57 Momen Penting
58 Hari H
59 Special Performance
60 Peka
61 Puding Enak
62 Kalah?
63 Pelindung yang Tegas
64 Kabar Duka dari Seberang
65 Sosok Tangguh
66 Selamat Jalan Oma
67 Suasana Baru
68 Kekhawatiran Terkuak
69 Faktor Bawaan
70 Terpana
71 Aku Ingin Semuanya
72 Jangan Gegabah
73 Selidik
74 Rencana di Luar Rencana
75 Tempat Asing
76 Tim Gerakan Satu Malam
77 Detik Penantian
78 Welcome Sang Penakluk
79 Adieka William Jesper
80 Cinta dan Pengorbanan
81 PENGUMUMAN
82 Pengumuman visual
83 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Zaman BOCAH yang Lucu dan Menggemaskan
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Eps 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Eps 18
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28
29
Eps 29
30
Eps 30
31
Eps 31
32
Rindu Keluarga dan Sahabat
33
Awal Yang Bagus
34
Berjalan Semestinya
35
Ruang Utama
36
Kebenaran
37
Kesempatan Kedua
38
Kebaikan
39
Kembali Pulang
40
Menjadi Bagian Keluarga Tulus
41
Keramahan
42
Strategi
43
Keluarga Peduli
44
Rahasia Masa Lalu
45
Masa Lalu (Bertemu Sahabat)
46
Nazar Terlaksana
47
Melangkah Canggung
48
Kebahagiaan
49
Rasa yang Berbeda
50
Selamat Datang
51
Salah Paham
52
Puteri Carnelian Sanjaya
53
Bersahabat
54
Pertemuan
55
Mencari Solusi
56
Terjawab
57
Momen Penting
58
Hari H
59
Special Performance
60
Peka
61
Puding Enak
62
Kalah?
63
Pelindung yang Tegas
64
Kabar Duka dari Seberang
65
Sosok Tangguh
66
Selamat Jalan Oma
67
Suasana Baru
68
Kekhawatiran Terkuak
69
Faktor Bawaan
70
Terpana
71
Aku Ingin Semuanya
72
Jangan Gegabah
73
Selidik
74
Rencana di Luar Rencana
75
Tempat Asing
76
Tim Gerakan Satu Malam
77
Detik Penantian
78
Welcome Sang Penakluk
79
Adieka William Jesper
80
Cinta dan Pengorbanan
81
PENGUMUMAN
82
Pengumuman visual
83
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!