Selamat membaca 🙏😍
Karin menghempas kasar tubuhnya ke atas ranjang.Sore itu ia sengaja mendatangi rumah Diego untuk memastikan sendiri akan kabar yang ia dengar dari Danish.
Di rumah Diego yang ia temui hanya ada mama Cyntia dan para pembantu mereka.Sedangkan Kakak David,Kakak Heny dan Hany tidak terlihat ada tanda-tanda bahwa mereka ada.
Mama Cyntia yang tahu betul membaca raut wajah Karin langsung memeluk gadis remaja itu.Berusaha memberikan semangat kepada Karin agar tetap kuat.
"Bibi dulu pernah kehilangan seseorang yang sangat bibi sayang,dan bibi sangat terpukul persis seperti yang kamu rasakan saat ini nak,"ujar mama Cyntia mencoba menerawang masa lalunya.
"Lalu bagaimana,apa bibi bisa bertemu kembali dengannya atau tidak?"tanya Karin tidak sabar.
"Tidak sayang,sahabat bibi itu bukannya pergi untuk sementara melainkan pergi untuk selamanya.Bibi tidak bisa bertemu dengannya lagi hingga hari ini.Karena dia pergi menghadap sang khalik,"ucap mama Cyntia sedikit berkaca.Seolah kesedihan masa lalunya itu menyeruak kembali.
"Di situ letak perbedaannya denganmu saat ini nak.Diego itu pergi hanya untuk sementara waktu.Suatu saat akan pulang untukmu dan kau bisa menemuinya kembali sayang,"ujar mama Cyntia memberi semangat kepada Karin.
Kali ini Karin merasa mulai bisa mengontrol dirinya agar tetap terlihat baik-baik saja di mata semua orang.Ia bisa saja berbohong kepada semua orang bahwa ia telah berhasil melupakan sahabat kecilnya itu, namun tidak dengan kebenaran akan sorot matanya.
Gadis remaja yang dulunya periang dan selalu semangat itu kini terpaksa menjalani hari-harinya sendiri tanpa Diego yang pergi begitu saja.Hatinya benar-benar dirundung kesedihan mendalam. Guncangan hebat di hatinya memaksa ia harus meneteskan air mata.Menyesalkan Diego yang sampai hati pergi tanpa pamit kepadanya.
'Bahkan diam-diam kau telah menjawab semua pertanyaanku di taman waktu itu.Akhirnya aku tahu kau pergi juga meninggalkanku....' batin Karin menahan sebak di dada.
Di kota ini Karin menjalani hari-hari remajanya tanpa peduli akan hiruk-pikuk masa remaja yang layaknya dijalani oleh anak muda kebanyakan.Untuk beberapa lama setelah kepergian sahabat kecilnya Karin lebih memilih mendekam dirumah ketimbang meladeni dunia luar.
Di sini semuanya bermula.Kota subur bekas jajahan British.Kota ini telah menjadi pusat industri terbesar di wilayah timur negara Malaysia.Kecanggihan ipteknya sudah tidak diragukan lagi di mata dunia.Di bidang komersialpun masyarakat Kota Kinabalu tidak kalah ketinggalan meraih sertifikat standar internasional. Oleh karena itu,Karin memilih tetap melanjutkan sekolahnya di kota ini.
"Kariin! Bangunlah sayang,ini sudah pagi.Kau harus berangkat awal.Ini Masa Orientasi Siswa baru kelas 1 SMA."
"Hmm..Ya,mama aku siap! Hhhhuuuaappp!"
Karin berjalan ke sekolah tanpa siapapun yang menemani.Baik di rumah,sekolah maupun di tempat umum ia tetap berjalan sendirian tanpa ingin bergabung dengan siapapun.
Pernah Karin coba membujuk dirinya sendiri dengan ikut berjalan-jalan ke tempat wisata yang menjadi pos utama kesejahteraan rakyat yang hidup di lereng gunung Kinabalu yang berketinggian ±2.440m ini lengkap dengan aset alam telah melahirkan pesona bagi para wisatawan manca negara yang pada umumnya memiliki hobi traveling and hiking di gunung es.
"Karin,jalan-jalan ke lereng gunung yuk!" ajak Tama sang kakak.
"Hmm...Ayolah kakak."
Karin sudah seperti biduk tanpa awak yang hanya mengikuti kemanapun arus mengalir.
Awal yang menggembirakan akan tetapi berubah setelah kepergian Diego.Karin tetap menjalani hari-harinya seperti biasa. Apa adanya meski tanpa penyemangat seperti dahulu.Ia sadar dan tidak ingin berlama-lama mendekamkan diri.
Kini ia sengaja menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas yang positif.Seperti rekreasi ke pemandian air panas,berkunjung ke kebun binatang,ladang sapi perah dan jalan-jalan ke wisata lereng gunung es.
Semua ini tidak lepas dari dukungan keluarga terutama sang kakak Adhitama.Kesibukan demi kesibukan ia jalani namun terkadang ia merasa seolah-olah ada yang hilang di kota ini..
•
Hari minggu,mentari menyapa pagi.Seakan malu-malu menembus tirai tipis jendela kamar Karin.Jam dinding menunjukkan pukul 09.15 waktu setempat.Namun penghuni kamarnya masih belum terjaga dari lelap.
Drrrrrrtttttttt
Derit ponsel yang tergolek di atas nakas memaksa mata itu mengerjap berulang kali.Berat namun dipaksakan.Tangannya mencoba meraih objek tujuan sekedar untuk melihat pesan masuk wa yang tertera di layarnya.'Hany ! ' Batinnya.Belum sempat jemari itu mengutak-atik kalimat balasan, tiba-tiba nama Hany muncul memanggil di layar.
Hallo
^^^Hallo^^^
Karin,kau di mana?Aku ke rumahmu
tapi hanya ada bi Ira.
^^^Maaf sayang,aku masih betah di rumah opaku.^^^
Separah itu kau menghindari kenangan
masa lalumu? Please Karin.
^^^Tidak,aku hanya menemani omaku saja sayang.^^^
Bibi Ira bilang hari ini kau kemari,
benarkah itu?
^^^Iya,aku sudah janjian sama^^^
^^^bi Ira untuk makan siang di sana.^^^
Oke,Aku akan menunggumu di sini sampai kau datang.
^^^Baiklah aku akan kesana secepatnya.Tunggulah!^^^
Karin meletakkan kembali ponsel ke tempat asalnya.Sejenak menghela napas dalam lalu menghembusnya paksa.
Mendengus kecil,'Mengapa dia begitu nekad menungguku?'batinnya bingung.
Karin segera bangkit menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap-siap untuk berangkat kerumah papa mamanya. Sudah menjadi rutinitas setiap hari minggu seperti biasa Karin akan pulang ke rumah, memasak makanan enak dan mencicipi bersama keluarga,papa dan mama.
Meskipun kedua orangtuanya lebih banyak memiliki kesibukan di luar rumah.Seperti contoh saat ini,papa Haikal dan mama Nadine masih berada di kota Kuching Sarawak dalam rangka urusan pekerjaan. Namun Karin tetap tidak alpa pulang ke rumah.Karin lebih memilih tinggal bersama opa dan oma,mengingat usia kedua orang tua itu sudah tidak muda lagi.
Sedangkan kakak Karin Adhytama merupakan kebalikan daripada Karin.Ia memilih menetap di rumah orantuanya dan mengunjungi rumah opa-oma rutin seminggu sekali.Namun itu tidak mengurangi rasa hormatnya kepada kedua orang tua yang telah melahirkan mama Nadine tercinta.
Usai berdandan seadanya,Karin tampil ringkas dengan kuncir kuda di kepalanya namun tetap cantik,Karin berlari kecil menyusuri lorong penghubung antar ruangan sambil bernyanyi bebas dengan mengeluarkan kemampuan suara termerdunya.
Gadis itu berjalan menuju tangga penghubung lantai dua rumah itu, melewati kamar Adhytama yang pintunya setengah terbuka.Langkah Karin terhenti sejenak lantaran mendengar suara berisim kasak kusuk yang berasal dari dalam kamar. Gadis itu mepraktekkan kebiasaan buruknya yang tidak pantas untuk ditiru yakni menguping pembicaraan sang kakak.
"Apa kau yakin dengan cara ini kita akan berhasil?"tanya suara yang sudah diyakinip berasal dari pita suara sang kakak.
"Aku yakin kali ini papa dan mama tidak akan menolak niat baik kita,"balas suara yang berasal dari seorang wanita.
Matanya menyoroti kiri kanan ruang kamar. Mencoba menebak kira-kira siapa gerangan wanita yang berada di dalam kamar bersama sang kakak itu.
Sejenak timbul rasa ingin menjaili sang kakak.Senyum usil kian mengembang di bibir tipisnya.Perlahan ia mengendap masuk ke dalam kamar sembari merayap pelan seperti anak kucing mendekati sofa yang diduduki oleh sang kakak dan seseorang yang posisi mereka sama-sama membelakangi pintu masuk membuat gadis itu bebas melancarkan aksinya.
Belum juga sampai di balik sofa tiba-tiba terdengar lagi suara sang kakak mengangkat bicara,
"Apa hukuman bagi orang yang suka menguping,Ra?"
"Merayap!!"pekik keras kedua orang yang ternyata sudah menyadari kehadiran Karin di sana.Tiba-tiba sentakan keras mengenai telinga Karin membuatnya terperangah dalam posisi telungkup.Segera ia meraba letak jantungnya yang serasa mencuat paksa.
"Sukses kaget!"suara kakak Tama meloncat dari balik sofa seraya menjepit tubuh sang adik dengan lengannya sambil tertawa sinis.
Bersambung......
*****
🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Indah Nihayati
keren
2022-03-02
0
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
lanjuf
2021-05-23
2
Fira Ummu Arfi
lanjuttttttttt
2021-04-08
3