Selamat membaca.Semoga Like and vote 🙏😍
Karin melangkah tenang memasuki ruang tamu rumah Hany.Ruangan dengan aksen modern klasik yang kian menambah kesan mewah.Dilengkapi aksesoris dinding berdimensi dan dilengkapi dengan pantulan koleksi lampu pijar yang semakin menyejukkan mata memandang.
Karin bergegas mengikuti Hany yang sudah selangkah di depan memasuki ruang keluarga yang terdapat beberapa dinding kaca sebagai sekat penghubung ruang dapur dan ruang multimedia menambah kesan transparan.
Ruangan keluarga yang pernah menjadi saksi persahabatan antara Karin dan Diego. Tidak banyak yang berubah di dalam ruangan itu.
Hanya beberapa aksesoris dinding yang diganti atau ditambah,dan salah satunya yang membuat Karin mendadak merinding meraba tengkuknya adalah di hadapannya terpajang sebuah foto seukuran papan reklame yang menghiasi ruang keluarga itu.
Ada foto seseorang yang ia kenal jelas di sana.Ya benar sekali foto Diego Hedy Dzul Fahmi pemilik nama lengkap yang ia kenal di zaman bocah sebagai sahabat kecilnya.
Namun di foto itu bukan sebagai bocah ataupun remaja yang ia kenal dahulu melainkan sosok pria dewasa yang penuh kharismatik,
'Wah!' batin Karin menjerit seakan meminta untuk segera berlari ke dalam dekapan pria yang ada di foto itu sepertimana yang sering mereka lakukan di zaman bocah dan awal menjelang remaja.
Ingin rasanya ia berteriak histeris dan mengatakan bahwa ia kagum dan rindu padanya.Namun Karin segera tersadar bahwa itu tidak mungkin.Siapalah dirinya di mata seorang Diego.Lagi-lagi ia mencuri waktu untuk sekedar menatap foto pemuda itu dan lagi-lagi foto itu berhasil membuat hatinya seolah-olah membeku.
Karin berusaha keras untuk membujuk hatinya sendiri.Ia melirik ke arah Hany yang masih berjalan di hadapannya,kemudian menoleh memandang sekeliling.Didapatinya di ujung sofa ada sosok Pak Fahmi dan juga mama Cyntia yang belum menyadari akan kehadiran mereka berdua.
Tidak hanya mereka berdua saja melainkan ada seorang pria lagi yang sedang duduk membelakangi mereka.
"Mamaaa....,"suara manja Hany melenting menyapa sang mama membuat semua mata menoleh ke arah mereka berdua.
Hany si gadis bertubuh tinggi langsing, bermata cokelat,berambut pirang tergerai indah,dan berkulit putih menggebu itu terlihat sedang memeluk dan mencium mama Cyntia,dilanjutkan dengan gerakan yang sama ke papa Fahmi kemudian terakhir memeluk manja pria yang sedang berdiri membelakangi Karin.
"Eh sayang,kau sudah pulang nak,"jawaban lembut keluar dari pita suara mama Cyntia,"Eh! aduh! anak bibi kemarilah!" lanjutnya yang tiba-tiba tersadar akan kehadiran Karin di belakang puterinya sambil berdiri merentangkan tangan.
Wanita paruh baya itu siap memeluk Karin.Binar mata mama Cyntia masih sama dan hangat seperti dulu.Tidak ada yang berubah dari wanita tua itu.
"Nak Karin,paman baru melihatmu pertama kali ke sini,"ucap Tuan Fahmi sambil tersenyum penuh arti melihat Karin yang agak kikuk,"jangan sungkan nak!"lanjutnya.
Karin mengangguk sambil berjabatan tangan dengan pemilik perusahaan raksasa di negera ini.
"Ya,papa benar.Puteri cantik ini terakhir kali datang untuk mengantar Diego pergi ke London.Tapi sayangnya ia tidak sempat melihat putera kita karena sudah terburu pergi,"timpal mama Cyntia mengingat dengan jelas.Membuat Karin tersipu malu.
"Karin..,"suara orang yang membelakangi tadi tidak asing dan mengejutkan Karin.
Ternyata lelaki itu adalah pak Fahri atasan Karin di perusahaan TF.Eectro Group.Karin menyambut uluran jabat tangan atasannya itu dengan senyum ramah dan santun.
Ia semakin sungkan ketika mendengar cerita Hany saat mereka mandi bersama di kolam renang bahwa Hany sengaja datang dan menjemputnya di rumah ketika papa dan mamanya sedang asyik membahas rencana pernikahannya dengan pak Fahri. Ternyata pak Fahrilah yang menjadi calon suami Hany.Dan mereka akan melangsungkan pernikahan mereka di awal tahun mendatang.
"Maaf merepotkanmu Han."Ujar Karin merasa bersalah," Seharusnya aku tidak membuatmu menunggu terlalu lama." Lanjutnya menundukkan wajahnya yang basah oleh cipratan air kolam yang dimainkan oleh tangan Hany.
"Santai saja kawan."Hany melanjutkan acara berenang bebasnya,"Bukan aku yang membahas persiapan pernikahanku bersama Fahri."Ungkapnya meyakinkan,
"Papa dan mama yang membahasnya"Lanjutnya santai.Karin manggut-manggut mengerti.
"Karin ayo kejar aku."Hany berteriak sambil berenang mendahului.
"Hey! Tunggu aku Hany! Kau curang." Balas Karin lantas ikut merentangkan lengannya.Mereka sama-sama berenang dengan asyik dan seru.Sejenak mereka larut dalam keseruan yang menyenangkan.
•••
Waktu menunjukkan pukul 16.35 waktu setempat.Kedua gadis cantik itu sama-sama terlelap di kamar Hany setelah usai melakukan aktivitas berenang di halaman belakang rumah Tuan Fahmi.
Karin masih terlelap bebas di atas ranjang.Sedang Hany yang sudah terjaga dari tadi,terlihat menyambungkan panggilan video dengan seseorang dari ponselnya.
Hallo Kak
^^^Hallo Dy^^^
^^^Apa kabar ?^^^
Baik kak,sedang apa kau kak?
^^^Habis berenang bersama Karin.^^^
Karin?? Di mana dia kak?
Lekas berikan ponselmu,Aku ingin bicara dengannya.
^^^Dia tertidur.Jangan ganggu dia.^^^
Kenapa begitu kak?Dia kan sahabatku.
^^^Tidak sekarang Dy, Dia sahabatku.^^^
^^^Jadi kau jangan macam-macam.^^^
^^^Awas saja jika kau menyakitinya.^^^
^^^Kau akan berhadapan denganku.^^^
Tut Tut Tut Tut
Hany memutuskan sambungan.
Hany menghela napas panjang.Kemudian perlahan dikeluarkan kembali dengan tatapan menerawang.Perlahan ia menoleh sambil memandang wajah Karin yang tertidur pulas di atas ranjang miliknya.Ada perasaan iba dan sayang yang muncul di dalam hatinya.
'Kalau saja Diego terang-terangan menghubungi Karin,pasti hubungan mereka akan lebih istimewa dari sekedar teman masa kecil.Aku juga wanita,dan aku tahu betul apa yang dirasakan oleh Karin.' batin Hany.
Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menyatukan kembali dua sahabat kecil yang telah lama terpisah hanya karena kesalahpahaman kecil sebelum mereka berpisah.
Tiba-tiba ucapan Karin tentang perjodohan dirinya dengan pemuda yang bernama Danang muncul dalam pikirannya.Sejenak ia menggeleng kepala dan menghela napas dalam.
'Diego_Karin_Danang' Ini tidak semulus yang kukira.' batinnya lirih.
Flashback On Persahabatan Hany dan Karin Bermula Tahun Lalu
Tuttuttuttuttut
Video panggilan Diego masuk ke ponsel dan Hany menyambungkan.
Hai Dy
^^^Hai Kak apa kabar semuanya?^^^
Baik Dy, Papa,mama,Kak David,
Kak Heny semuanya baik-baik saja
^^^Syukurlah kak^^^
Apa Kau sering melihat Karin kak?
^^^Karin anak tetangga?^^^
^^^Sering berpapasan,cukup senyum saja^^^
^^^tapi tidak akrab Dy.Dia kan sahabatmu,bukan aku.^^^
Apa kabar dia sekarang,
apa dia telah melupakanku kak?
^^^Mana Kakak tahu dek.^^^
^^^Kau tanyakan saja ke orangnya.^^^
^^^Toh nomer ponselnya juga sudah^^^
^^^kau ambil dari Danish bulan lalu kan.^^^
Aku malu kak,_
^^^Itu kesalahanmu sendiri.^^^
^^^Kau sudah tidak pamit waktu pergi.^^^
^^^Kau juga sengaja menghilang selama sembilan tahun ini.^^^
Tapi waktu itu karena dia sedang sakit kak,
mana tega aku biarkan dia menangis dalam keadaan sakit.Ya soal menghilang,itu memang kesalahan fatalku.
^^^Ya sudah,^^^
^^^besok utusan kampus mereka^^^
^^^akan melakukan kegiatan amal di^^^
^^^yayasan kita.Danish ikut di acaranya.^^^
^^^Nanti kakak coba cari tahu tentang dia lewat Danish.^^^
Memutuskan sambungan.
Serasa meluap-luap emosi sang adik di pendengaran Hany.Gadis itu turut merasakan penderitaan yang dirasakan adik bungsu kesayangannya.Diam-diam ia mencari tahu tentang Karin melalui Danish sahabat adiknya.Persis seperti yang ia dengar.
Ternyata Karin menolak bertemu dengannya ketika pertama kali Danish mengajak Karin mengikuti kegiatan amal di yayasan yatim piatu milik papanya.Padahal Karin ada waktu itu.Hany masih bersabar. Beberapa kali ia mencoba mendekatinya lagi namun tetap berbuah penolakan.
Terakhir ia berpapasan dengan Karin didekat cafe samping kampus Karin.Hany mengajak Karin makan siang bersama namun Karin beralasan untuk menghindar. Hal ini yang membuat Hany makin gencar mendekati Karin.
"Kenapa kau menolakku?"ucap Hany ketus,"Bukankah kita tetangga,"lanjutnya sembari menarik lengan Karin yang sudah pasrah dengan keadaan,"Ikutlah denganku ke cafe itu,"ucap Hany sambil mengarahkan telunjuknya ke arah cafe yang berdekatan.
Karin menurut saja dari belakang.Pasrah.
Di cafe Hany memesan dua gelas yogurt buah.Salah satunya disodorkan kepada Karin.Lalu mereka sama-sama mengambil posisi duduk di salah satu meja di dalam ruangan itu.
Bersambung.....
*****
🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
sudah ku follow kak
follback yaaa 🥰🥰
2021-04-30
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
semangat kak
2021-01-22
2
@ luisa @
cerita nya bagus banget
2021-01-06
3