Malam itu Shay di temani rakes menunggu angkot sudah lumayan lama tapi sepertinya tidak ada tanda2 angkot putar balik...rata2 angkot yang lewat jalan raya sudah menutup pintu yang menandakan sudah tidak mau mengambil penumpang ,panggkalan ojek juga sepi.
"Sepertinya sudah tidak ada lagi angkot yang ambil penumpang shay, bagaimana kalau mampir ke tokoku mau nggak? "
"Mau ngapain ke tokomu"Shay agak curiga dengan ajakan Rakes untuk mampir ke toko
"Jalan kaki dulu sampai toko, nanti aku pinjam motor danil buat anterin kamu pulang"
"Nggak usah Kes, saya pulang jalan kaki saja.... kamu pulang ke toko saja takutnya ada yang nyariin kamu" Shay menolak halus ajakan Rakes.
"Kamu sudah gila!!! mau jalan kaki malam2 begini..."sambil menarik tangan Shay untuk mengikuti langkahnya jalan kaki lewat perumahan ke arah toko.
"Ini anak kenapa jadi pemarah banget ya, padahal sebelum makan somay bisa ngobrol santai dan nada suaranya juga lemah lembut dengan logat daerahnya, apa karena gara2 nyuruh lihat bulan....sebenernya saya paham maksudnya mau nembak, tapi saya tidak mau pacaran dulu dan masih mengagumi bosmu yang cool itu, kamu itu masih kecil menurut pendapatku...walau cara kamu menyatakan cinta itu unik dan romantis tapi saya tidak mau kamu kecewa, kamu itu masih polos dan masih banyak pilihan yang seumuran sama kamu bisa di ajak bersenang2 ke tempat hiburan seperti tempo hari...saya tidak begitu menyukai keramaian, karena di tempat seramai itupun saya merasa sendiri dan kesepian."
"Saya sudah menyatakan perasaan tapi kamu sepertinya tidak peka sih Shay, karen saya tidak bisa mengungkapkan dengan kalimat romantis sejak pertama kali kamu menagis di depanku waktu itu saya jadi kepikiran sama kamu terus menerus ingin selalu melindungi kamu, saya tidak rela melihat kamu menagis seperti itu, melihatmu menangis hatiku sakit, sebelumnya memang saya tidak kenal siapa kamu tapi feeling saya mengatakan kamu butuh sosok yang bisa menjagamu dan melindungi kamu dari laki2 tidak bertanggung jawab seperti mantanmu itu dan saya siap menggantikan posisi dia di sampingmu."
Sepanjang perjlanan Shay hanya mengikuti langkah Rakes karena tangannya di gengam erat.
"Tolong lepasin tangan saya Kes, malu di lihat banyak orang kamu kaya nuntun orang buta si jalan."
"Biarin saja, kamu lihat sendiri di jalanan itu banyak orang iseng nggak kebayang kalau malam2 jalan sendiri apa lagi kamu itu perempuan," dengan nada agak tinggi Rakes menyampaikan ucapan kekhawatiran kepada shay.
"Saya itu sudah biasa pulang malam kalau lagi kuliah, jadi sudah biasa kalau pulang nggak dpt angkot suka jalan sampai jalan raya dan selama ini aman2 saja kok" Shay berusaha menjelaskan kepada rakes yang sudah terbiasa mandiri.
"Ya bedalah kalau pulang kuliah kan ada temennya, jangan pernah jalan sendirian kalau malam2 bahaya."
Dari mall sampai toko ada satu kilo meter mereka jalan kaki dan wajah shay di penuhi buliran keringat, Rakes melihatmya tersenyum dan mengambil sapu tangan yang di simpan di kantong celana dan memberikan ke shay untuk mengelap buliran ketingat di wajahnya.
"Banyak keringat di keningmu, pakai ini" sambil menyodorkan sapu tangannya kepada Shay.
"Nggak usah Kes, nanti juga kering sendiri orang berkeringat itu tandanya dia sehat" sambil menunduk Shay menolak pemberian Rakes karena malu.
Rakes tidak sabar dan mendekat ke arah shay kemudian mengelap keringat yang ada di kening shay sambil berkata "dasar jorok!! itu nanti bikin tambah jerawat dan panu kalau tidak di bersihkan, udah muka pas pasan penuh jerawat hidup lagi."
Shay tersipu malu atas perlakuan Rakes, dia yang laki2 lebih memikirkan penampilan sedangkan Shay yang perempuan cenderung cuwek dan tidak peduli dengan penampilan.
jangankan dandan, cuci muka pakai sabun saja kalau pas mandi jadi memang mukanya tidak terawat.
"Kamu tinggu di sini saya ambil kunci toko danil di warung kopi depan" rakes berjalan meninggalkan shay yang sedang berdiri di depan toko yang sudah tutup.
Tidak lama kemudian rakes kembali menuju toko tempat shay berdiri sambil membawa kunci di tangannya.
"Kok bukan tokomu sendiri?"
"Di toko ada aji dan anak istrinya baru dateng dari kampung jadi sementara saya numpang di tempat daniel sampai aji dapat kontrakan."
"Danilnya kemana?" Shay penasaran keberadaan empunya toko, agak khawatir juga karena mereka hanya berdua di depan toko itu.
"Biasanya suka nongkrong di pos polisi depan sambil main karambol, kamu nunggu di luar saja kalau takut" Rakes meminta shay untuk menunggu di luar toko saja.
Rakes pergi meningglkan shay di depan toko elektronik yang tidak jauh dari tempat mereka betdiri, kemudian dia kembali untuk membuka toko, rakes keluar dari dalam toko dia keluar terlihat kesel karena tidak mendapatkan motor yang dia maksud.
"Motornya nggak ada di dalam, di bawa danil kedepan mungkin, kita kedepan sebentar nggak apa2 ya shay jalan lagi"
"Iyah , maaf ya kes malah jadi ngrepotin kamu" shay merasa tidak enak karena sudah merepotkan Rakes.
"Nggak repot kok, hanya nggak tega kalau kamu jalan sendirian malm2 begini" Rakes kembali mengenggam tangan Shay untuk berjalan menuju pos polisi sebrang jalan raya.
"kamu tunggu di sini dulu tidak usah ikut nyebrang, dan jangan naik angkot"
Kemudian Rakes menyebrang jalan sendiri setelah sampai di pos polisi Rakes mendekati laki2 berambut kriting kemudian melihat ke arah Shay heran kemudian tersenyum dan berjalan menyebrang jalan mendekat ke arah shay bersama Rakes.
"Shay kenalin ini danil yang tinggal di toko tadi" Shay dan danil berjabat tangan.
"Maaf ya shay motornya di pinjam temen dari sore belum balik."
"Ya sudah saya ke pangkalan ojeg aja," karena sudah merepotkan mereka shay ingin naik ojeg saja.
"Jangan, saya sama danil mau anterin kamu jalan kaki saja sampai rumah, saya tidak percaya sama ojek pangkalan sini suka nembak harga Semaunya"
"Rumah kamu di mana shay" kata danil.
"Jl.raya utut gang 9 di belakang pabrik minuman depan itu" sambil menunjuk arah pabrik yang terlihat atapnya dari mereka berdiri.
"Itu mah deket kalau jalan kaki dari sini, kalau naik angkot atau naik ojek malah muter jauh, lewat jalan dalam pabrik saja gw kenal scuritynya ayuk " Danil mengarahkan lewat jalan pintas untuk mengantarkan Shay jalan kaki melewati lingkungan pabrik.
Kemudian mereka berjalan bersama dan tiba2 danil mudur ke belakang " jalannya jangan jauh2an gitu kenapa? gandeng tangan kaya tadi , pakai malu2 segala...anggap gw nyamuk."
Shay dan rakes kompak berhenti melihat ke arah damiel yang memundurkan langkahnya, shay dan rakes tersipu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Lita Alus
heheee si daniel pengertian banget.
2021-01-12
1
😘 sweet baby😘
👍👍👍
2020-11-27
2