Karena hanya UAS hari ini Shay pulang cepat dari biasanya, jadi tidak bisa nebeng sama seniornya yang biasanya bisa ngirit ongkos.
"Shay gw anter sampai depan yuk , pakai sepeda." Agung yang biasa ke kampus menggunakan sepeda karena jarak kampus ke dumah hanya 5 km
"Pakai sepeda gung?..eh bujud yang ada gempor loe ngowesnya." Shay tidak ingin menyusahkan sahabatnya. "Udah gung sana duluan, gw naik angkot saja sambil nunggu yang lain keluar" Shay berusaha menolak niat baik agung, sambil berjalan beriringan keluar dari halaman kampus menuju jalan depan untuk menunggu angkot ke arah jalan raya.
"Kalau dari sini angkotnya lama, apa lagi udah jam 9 gini, kalau dari depan sana masih banyak pilihan" Agung sedikit memaksa Shay untuk mengantar sampai jalan besar yang ada angkot 24 jam.
"Ngga2k apa2 gung duluan saja, sebentar lagi yg lain jg pada keluar, gw nunggu sambil istirahat" karena Shay keluar kelas lebih dulu dari teman2nya berkat bantuan Agung jadi lebih cepat selesai. Kemudian Shay duduk di bangku tukang rokok pinggir jalan depan kampus.
Akhirnya Agung turun dari atas sepeda dan duduk di samping Shay sambil pegangin sepeda di sampingnya dengan satu.tangan
"Kapan loe main ke rumah gw lagi, nyokap nanyain mau di masakin semur jengkol sama sayur asem kesukaan loe hehehe...." bujuk Agungnpada sahabatnya yang menyukai semur jengkol buatan ibunya.
"Salam ajah buat nyokup loe, nanti kalau UAS udah kelar kita serbu rumah loe, kangen juga sayur asam buatan nyokup, semur jengkol dan ikan asin jambal roti" sambil ngembayangin Shay pernah main ke rumah Agung dan orang tuanya ramah setiap ke sana di suguhin masakan khas betawi menu makanan yang termasuk jarang di temui di meja makan Shay. orang tua Shay asli jawa akan tetapi masakanya selalu makanan khas padang yang semua menggunakan santan.
Tidak lama kemudian teman2 Shay menyusul satu per satu, dengan keluhan masing2 ketika merasakan kesulitan menjawab soal2 yang di berikan Dosen.
"Wah curang loe Shay, udah keluar duluan saja ,emang tadi beneran loe jawab semua pertanyaan di soal ujian" teman Shay yang datang lebih awal dari teman yang lain penasaran karena Shay itu termasuk orang yang jarang masuk dan tebakan temanya sudah pasti tidak ada bahan untuk belajar.
"Ah elo win, ngremehin kemampuan gw di bidang akademik, gw sih memang tidak bisa bekerja keras kaya eloe, gw cuma bisa bekerjs cerdas" tangkas Shay dengan penuh percaya diri.
"Maksud loe kerja cerdas gimana" teman Shay tang satu ini jadi penasaran
"Gw tinggal coppy saja catatan agung yang lengkap, terus gw perkecil ukuranya jadi, kalau ada waktu luang misalnya di bus bisa sambil baca kalau mood gw lagi bagus"shay menjelaskan versi kerja cerdasnya yg di maksud bukan berlaku curang dengan cara mencontek.
"Wah pinter juga loe Shay, gw nggak kepikiran kesana cuma gw fotokoppy biasa yang gw nggak bisa masuk kuliah"
"Males aja kalau musti bawa2 buku catatan atau belajar dadakan sebelum UAS bikin pusing dan pasti gw nggak bakal bisa jawab karena udah capek duluan."
"Tapi kan gw yang harus banyak berkorban untuk loe Shay" jawab Agung ingin menunjuk kan perhatiannya.
"Berkorban apa Agung, gw kan cuma pinjam catatan bukan catatanmu yang gw ambil" Shay bingung apa yang di maksud Agung berkorban.
"Korban perasaan Shay, sesekali itu coba gantian gw yang di perhatiin, biar makin semangat ke kampus walau loe nggak hadir di kampus.
Seketika itu juga Shay memperhatikan Agung
yang sedang duduk di sebelahnya, perhatian Shay terus fokus ke Agung tanpa berkedip sedikitpun dan yang di perhatikan malah menunduk untuk menghindari tatapan mata Shay yang begitu tajam.
"Kok loe ngliatin gw kaya gitu Shay kenapa? gw salah ngomong ya? jadi takut gw sama elo Shay" Agung jadi semakin ciut menghadapi sahabatnya.
"Lah katanya minta di perhatiin, gimana sih gung"
"Itu namanya di lihatin bukan di perhatiin" sahut Agung yang salah tingkah dengan sikap Shay yang kurang peka terhadap permintaan Agung.
Mereka bertiga ketawa ngakak, tidak lama kemudian temennya satu per satu mulai berdatangan dan warung rokok mejadi ramai dengan kehadiran teman2 Shay yang baru keluar kelas, akhirnya setelah semuanya selesai, mereka memutuskan untuk nyetop angkot yang langsung penuh dari kampus tersebut.
🌾
🌾
🌾
Sementara di toko hp sudah mulai sepi dari orang yang biasanya lalu lalang melewati toko Rakes mulai jenuh hanya duduk2 santai di toko.
"Kayaknya gerah banget ya ji, mau hujan lagi ini mah" Rakes mengajak Aji berbincang sambil merokok di depan toko sorot matanya memantau keadaan sekeliling yang tiba2 ada hembusan angin yang cukup kencang.
"Ya udah masuk musim hujan, lumayan kan bisa tidur nyenyak" jawab Aji
"Loe enak pulang ada bini dan anak2, tinggal pilih mau pulang ke bini yang mana" gerutu Rakes.
"Makanya buruan nikah biar kaya gw, tidur ada Yang nemenin hahaha...." jawab Aji.
"Gw masih di suruh kuliah dulu sama a' Arman" jawab Rakes lesu.
"Kakak loe ajah kuliah juga nggak kelar padahal tinggal selesaiin skripsi, kuliah mahal-mahal malah hobby jualan"
"Karena a'a dari dulu lebih suka jualan, makanya selesai lulus sma langung merantau ke Jakarta, cari uang sendiri sampai sukses kaya sekarang ini, bisa untuk kirim ke Umi dan Hasna di kampung" jawab Rakes.
"Iya juga sih, kalau nggak ada a'a adik2 gw juga paling masih pada di kampung setelah lulus sekolah, di kampung mah mau kerja apa, keahlian aja nggak punya"
Kedua adik Aji kebetulan menjadi karyawan kakanya Rakes untuk 2 cabang toko di Depok dan di dekat Pasar.
Kemudian hujan mulai turun dengan derasnya
secara tiba2, angin berhembus dengan kencang sapai atap warung kopi depan toko terngkat ke atas, terlihat orang berlari ke segala arah untuk mencari tempat berteduh tidak terkecuali toko yg di tempati Rakes.
sambil melamun membayangkan gimana orang2 di luar sana yamg masih berjibaku dengan lendaraan umum di jalan.
kemudian Rakes menyadari gimana nasib Shay di luar sana yang hujan lebat begini :
📲: "Assalamualaikum."
📱: "wa alaikumsalam."
📲: "Kamu di mana? di sini hujan lebat, kamu bawa payung dan jas hujan nggak."
📱:" Lagi di angkot, iya di sini hujan deres juga, saya selalu bawa payung kecil."
📲: "Ada temen nggak yang satu jurusan sama kamu."
📱: "Ada yang searah ada 3 orang."
📲:"Alamdulillah , ya udah hati2 ya nanti turunnya minta yang deket dari tempat berteduh saja, nanti kasih kabar ya kalau sudah sampai rumah.
📱: "Iya terimakasih."
Shay merasa aneh , belum pernah ketemu tapi perhatian banget, siapa sebenernya orang ini setiap hari selalu kirim wa untuk ingetin sholat dan makan siang tapi belum pernah sekalipun ketemu dengannya. sedangkan orang tua Shay sendiri saja tidak pernah melakukan hal ini.
Shay sudah terbiasa mandiri dari kecil jadi ketika ada yang memperhatikan merasa bahagia, tapi anehnya dia belum tau siapa orang yang selalu memperhatikan dirinya selama ini.
"Dari siapa Shay?" Tanya sahabatnya yang satu jurysan dengan Shay penasaran.
"Nggak tahu win, orang iseng aja kali." Jawab Shay karena dia sendiri juga tidak tahu siapa orang yang selama ini memperhatikannya.
"Aneh kamu itu Shay, di tlp tapi di jawab, bukannya di abaikan saja, takutnya cuma di modusin aja loe selama ini Shay."
"Awalnya juga sudah aku cuekin tapi masih aja kirom kabar tanpa henti."
"Kalau nggak loe block aja nomornya, kalau merasa terganggu."
"udah gw blok tapi pakai nomor baru lagi, makanya lama2 jadi bosen ngeblok nomor orang, toh dia juga nggak nampakin diri secara fisik, masa pengaduan ke kantor polisi yang ada hanya bikin capek saja."
"Memangnya biasa kirim apa dia Shay?"
"Paling nanya kabar atau ngingetin sholat dan makan siang setiap hari."
"Aah itu mah bagus, di lanjut aja kalau gitu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Tri Sulistyowati
segera dipertemukan dong
2021-05-18
1
Efrida
msh agak membosankan sih.....cm trs aja bc
2021-02-05
0
Uswatun
alur ceritanya bagus
2021-01-13
0