"Jadi kapan istrimu dateng dari kampung ji?" rakes bertanya kepada Aji yang mukanya masih terlihat kusut.
"Semiggu lagi katanya" Aji kurang semangat dan masih belum ada jalan keluar karena dia belum tau mau di tempatkan di mana istrinya yang mau datang dari kampung karena dia sendiri sekarang saja tempat tinggalnya masih numpang sama istri keduanya.
"Letoy amat loe, sampai berapa kali semalem" tanya Rakes sambil senyum penasaran.
"Boro2 , di kasih punggung gw semaleman di colek dikit aja , berasa ngajak perang."
"Ayep dong....mana hujan deres banget lagi semalem" menginggat semalam hujan deres banget di tempat Rakes sampai dia sendiri merasa kedinginan tidur di toko.
"Sialan!!!" Aji mengumpat karena kesal di ledek Rakes.
"Biasanya bangga banget sama cucak rowo yang punya 2 sarang....sudah kamu bicarain sama istri kamu yang di sini?" selidik Rakes.
"Sudah semalam, istriku diam saja, makanya cucak rowo nggak bisa tidur semaleman."
"Sangat jarang perempuan yang mau berbagi suami, kalau mau pulang cepet sok atuh...ajak istrimu yang di sini bicara baik2" Rakes memberikan kelonggaran kepada aji agar bisa menyelesaikan masalahnya.
"Iya nanti gw pulang abis magrib ya" Aji berencana mengajak istrinya jalan2 agar tidak terlalu larut dengan masalah yang mereka hadapi.
"Sekalian telp bos, mau di kasih atau tidak yang penting sudah ada omongan" Rakes berusaha mengingatkan aji mengenai pinjaman untuk mencarikan rumah kontrakan untuk di tinggali istrinya yang mau nyusul ke Jakarta.
"Hari ini a' Arman dateng nggak ke toko pengennya ngomong langsung saja" Aji bertanya kepada Rakes mengenai bosnya kemungkinan ke toko atau tidak.
"Katanya sih tadi ke kampus, biasanya suka mampir ke toko" Rakes berusaha menjawab apa yang di ketahui.
"Kalau nanti gw ngak ketemu, tolong di bantu colekin ya Kes" untuk memuluskan pinjaman Aji meminta bantuan kepada Rakes, secara mereka kakak beradik walau jarang ngobrol mereka pasti bisa saling komunikasi dan punya alasan tersendiri.
"Ya telp dululah, kalau sudah acc baru bisa gw kasih uangnya" Rakes tidak mau gegabah asal memberikan pinjaman.
"Tolonglah sekali ini." Aji sedikit memaksa Rakes.
"Ya lihat nanti, kalau moodnya lagi enak...tapi jangan terlalu berharap ya, kalau bisa yang bersangkutan ngomong langsung."
Setelah sholat magrib Aji pulang tinggallah Rakes sendiri di toko, sambil pegang hp shay sedang apa ya.
📱: Shay sudah pulang kerja.
📲:Sudah dari tadi.
📱: Lagi ngapain.
📲: Di cafe sama melly.
📱:Waah asik dong.
📲:Biasa aja cuma minum kopi.
📱: Pulangnya jam berapa? jangan sampai malam ya.
📲: Ya tergantung temen2nya melly.
📱:Loh sama melly apa sama temen2nya melly.
📲: Sambil nunggu temen2nya melly, mereka belum dateng.
📱: Oh...jangan mlam2 pulangnya.
📲: Iya terimakasih.
"Siapa sih mba serius amat." Setelah menutup tlp melly bertanya kepada shay.
"Brondong nanyain lagi di mana" sambil menyeruput kopi di meja cafe.
"Udah sih jadiin ajah, kurang apa lagi coba mba, percaya sama gw."
"Percaya sama loe itu musyrik Mell, gw sih milih lebih percaya sama Allah SWT."
Tak lama kemudian teman2 Melly datang ber tiga mereka pelukan bergantian sambil cipika cipiki satu sama lain, kedekatan mereka terlihat jelas bener kata Melly sepertinya mereka ramah dan asik di ajak ngobrol.
"Kenalin ini temen kerja gw." mereka mengulurkan tangan satu per satu Shay menyambut uluran rangan mereka sebelum duduk.
"Niken, nurul, dadang."
"hai saya Shay."
"Kalau lengkap ber 7 mba kami, yang lain pada sibuk setelah menikah sisanya hanya ber 4 ini yang belum menyempurnakan ibadah" niken menjelaskan kelompoknya.
"Berteman sudah berapa lama?" tanya Shay penasaran.
"Niken sama mutia pas sudah SMA, kalau yang lain dari masih SMP" kata Nurul.
"Waah awet juga ya kalian, semoga persahabatan kalian sampai nanti punya cucu dan cicit hehehe... siapa tahu nanti berjodoh di jalanan"
"Nggak sih mba, pengennya sampai surga nanti...." "Aamiiiin" serentak menjawab Do'a sahabatnya.
"Mba Shay sudah lama kenal sama Melly."
"Selama bekerja di kantor saja sih ..... satu tahun lebih ya Mell?"
"Iya kita kerja selisih setahun sama mba sahay" jawab Melly.
"Dang loe diem aja, sana pesan makanan dan inuman" seloroh Nurul memberikan saran kepada dadang dari pada duduk diam hanya menunggu.
"Resiko paling ganteng ini, di suruh pesan " dadang memanggil staff restoran dengan menjentikkan jari ke arah staff tersebut, salah satu dari staff tersebut datang menghampiri Dadang.
"Wow!!! neng cantik banget boleh kenalan nggak? " Dadang mengulurkan tangan ke arah staff yang di panggilnya tadi...memang gadis itu berkilit putih mulus,hidung mancung pakai jilbab yang menutup dada.
"Maaf pak bukan mahram" gadis itu menolak secara halus sambil menelangkupkan kedua telapak tangannya.
"Jangan panggil pak dong kesannya saya tua banget, padahal seumuran mungkin" Dadang sedikit kecewa terhadap staff karen di panggil pak...saff itu hanya menjawab dengan senyum simpul.
"Mau pesan apa mba/teh" staff cafe itu sudah bersiap dengan catatan kecil yang ada di tangannya.
"Seperti biasa saja mba roti bakar coklat keju ,mie internet, paket ayam, bubur menado"
"Loe apa mba?" tanya Melly
"Nasi tugtug saja sama ayam bakar"
"Minumnya?" tanya staff lagi
"Samain saja mba, es teh manis" jawab Niken
"Dang loe mau kopi nggak? jangan pura2 sibuk" tanya Melly.
"Nggak usah, takut numbuh lebat kumis gw" rupanya Dadang masih ngambek karena sok asik dengan staff cafe malah di panggil pak, berkurang repotasinya sebagai cowok ganteng.
"Itu aja dulu mba"
"Pesanan nya saya ulang ya teh."
. roti nakar coklat keju 1.
.mie goreng internet .
.paket nasi ayam.
.bubur menado 1.
.dan nasi tugtug 1.
.minumnya esteh manis 5.
"Yes betul mba" Melly mengingat semua menu yang di pesan tadi.
"Mohon di tunggu akan kami siapkan pesanannya" staff cafe itu meninhgalkan meja yang di tempati Melly dan kawan2nya.
Sambil menunggu pesanan datang mereka bercanda ria sambil sesekali tertawa dengan kerasnya sehingga menjadi pusat perhatian para pengunjung cafe lain sampai orang2 sekeliling yang merasa sedikit terganggu dengan suara mereka yang kompak memenuhi telinga pengunjung lain,maklum mereka sangat susah di kumpulkan untuk sekedar ber haha hihi bersama. Sekalinya ketemu hingga lupa waktu pulang sampai cafe sudah mulai sepi.
"Eh saudara saudari cafe sudah sepi nieh, pada mau nginep di sini apa?" Niken mengingatkan bahwa cafe sudah mau tutup
dan tinggal beberapa meja yang masih terisi termasuk kelompok meja Melly.
"Iya nih, ngobrol nggak tau waktu kitanya nggak terasa sudah malam, mana rumah gw paling jauh lagi, loe antetin gw ya Dang pulangnya lewat mana?"
"Lewat kp.melayu bareng gw ajah dari sana banyak angkutan umum."
Akhirnya mereka berpamitan masing masing dan membubarkan diri dari kafe itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Erista SSubekti
lanjut dan terus ku baca
2021-10-13
0
Leni Mardiana
cerita nya bagus tapi tolong tulisan diperhatikan lgi ya thor 🙏
2021-03-11
2
Alberto Aldyano
thor tolong tulisanx dperhatiin
2021-01-10
0