Pagi itu Shay berangkat kerja menggunakan angkutan umum penumpangnya lumayan padat, karena badan Shay yang tergolong ramping dengan sedikit memaksakan diri bisa menyelinap ke bagian tengah bus, berdesakan dan bertukar keringat sudah makanan sehari2 buat Shay. Ini adalah perjuangan yang harus di tempuh setiap hari berharap ada peningkatan taraf hidup suatu saat nanti. Setelah sampai di kantor, Shay seperti biasa melanjutkan tugas rutinnya untuk cek pembayaran invoice dan transaksi yang sudah di lakukan kemarin, kemudian di input kedalam system database yang akan di gunakan sebagai dasar membuat laporan keuangan setiap bulannya, menjelang makan siang Hp pinjaman dari konter berbunyi.
dreet....dreet....dreet.
📲: "Mba ini sudah kena LCDnya jadi harus di ganti, karena yang ini sudah tidak bisa di gunkaan lagi."
📱 : "Nggak bisa di akalin ya Mas, yang penting bisa hidup lagi ajah itu Hp."
📲: "Nggak bisa mba, memang harus di ganti , tadi sudah di pesein untuk part itu katanya kebetulan masih tersedia di Ro**."
📱: "Oh begitu ya mas, jadi kapan bisa selesainya."
📲: "Nanti sore juga sudah bisa di ambil mba."
📱: "Hari ini saya belum bisa ambil mas karena mau langsung ke kampus."
📲: "Sesempetnya saja mba, saya hanya memberitahukan saja."
📱:" Iya mas besuk saya ambil ke toko ya."
Selesai makan siang Shay melanjutkan aktifitas di kantor seperti biasa sambil bercanda dengan temen kantornya.
setelah selesai melakukan tugas, mengurus pembayaran gaji karyawan karena kebetulan sekarang adalah akhir bulan. Sampai akhirnya
tidak terasa jam menunjukkan pukul 17.00 wib waktunya jam pulang kantor, tapi Shay kurang bersemangat mengingat jam tersebut pasti di bus akan penuh sesak, sambil nunggu waktu agak sore Shay memutuskan untuk makan di warung kaki lima sekitar kantornya untuk sekedar isi amunisi sebelum mulai belajar di kelas. Tempat itu kebetulan ada teman kantor bagian gudang yang sedang makan.
"Waah ada bu bos dateng, sekalian bayarin ya." Sambil menepuk bahu Shay yang baru masuk kedalam warung makan.
"Kebiasaan...ogah gw, rugi bandar tiap ketemu di palakin loe." Jawab Shay hanya menggoda temannya yang suka iseng itu.
"Baru juga gajian, masih penuh kali dompet mu mas tangan gw belum ilang pegelnya ngitung gaji dan bonusmu."
" Gaji gw udah masuk ke kantong orang2 untuk bayar bon di warung2 jadi nggak sempet bermalam di dompet gw, nanti kalo sholat gw do'ain biar loe cepet dpt pengganti si brengsek itu, orang kaya gitu di tangisin sampai berhari2, loe kan cantik kalau di lihat dari ujung monas pakai sedotan es" kata
temen kantornya yang suka ngeledekin.
"Kalau gw ganteng kalah pamor loe Mas, nggak ada lagi cewek yang mau loe kibulin" Shay menjawab sambil tertawa.
"Lagi cemen manusia jaman batu saja pakai di tangisi, gw sih mendingan cari yang baru, move on dong"
" Udah sih jangan di bahas nggak penting, sana pergi jangan ganggu gw lagi laper, jangan sampai gw suruh Uni cincang2 loe biar jadi soto" jawab Shay nggak mau kalah.
"Kalau gw di cincang yang megang **** gw siapa? nanti malah loe bawa pulang buat mainan" Agus mencandai Shay.
"Dasar gelo, udah sana pergi yang jauhan" sambil ngeloyor temen Shay pergi dari warung Uni untuk melanjutkan kerjanya di bagian gudang.
"Uni yang bayar bos keuangan yak"
dasar Agus apes ajah gw ketemu dia selalu ada pajaknya gerutu....selesai makan Shay sambil ngobrol denga pemilik warung yang biasa di panggil Uni, tidak terasa sudah jam 19.10 Shay pamit sama Uni."Berapa uni sama bang agus tadi." Tanya Shay kepada pemilik warung.
"Tiga puluh ribu sama minumnya"
Lumayan lama Shay menunggu di halte bus deket kantor, sambil menunggu busnya datang Shay mendengarkan siaran radio dari hp pinjaman dari toko kemarin, lumayan menghibur selama perjalanan pulang.
Akhirnya bus yang akan di tumpangi sampai datang juga untungnya sudah tidak begitu ramai yang akan naik bus tersebut dan Alhamdulillah dapat tempat duduk lumayan bisa sekalian istirahat bisa sambil tidur sepanjang jalan, kalau pulangnya ikuti jam kantor sudah pasti tidak akan kebagian jangankan tempat duduk, bisa masuk saja sudah alhamdulillah. Akan tetapi di pertengahan jalan Shay terbangun dari mimpi indahnya dan ternyata di samping tempat duduknya berdiri seorang nenek sambil membawa barang yang lumayan besar di tasnya sambil terkantuk2 mungkin karena kelelahan juga seperti yang di alami oleh Shay karena tidak tega akhirnya Shay berdiri dan mempersilahkan nenek tersebut untuk menempati tempat duduknya.
" Silahkan duduk nek, maaf saya tadi ketiduran" sambil tersenyum Shay memberikan tempat duduknya.
"Tidak apa-apa nak, nenek lihat kamu kecapekan juga, terimakasih ya nak." Nenek itu memberikan sambil duduk menggatikan bangku yang sebelumnya di tempati oleh Shay.
" Sama sama nek, kok nenek sendirian saja mau kemana memangnya? bawaannya banyak banget nggak ada yang nganter, anak dan suami nenek kemana" Shay merasa kasihan dengan nenek yang sepertinya kepayahan membawa barang bawaan seperti buntelan besar.
Saya mau pulang ke Sukabumi nak, sudah enam bulan nggak pulang kampung ini nenek bawa barang dagangan mau nenek kreditkan di kampung, lunayan hasilnya buat tambah2 beli beras."
"Wah nenek kreatif juga rupanya, ngomong2 di sini tinggal sama siapa nek?" Untuk mengusir jenuh Shay mengajak ngobrol nenek tersebut.
"Saya ngontrak di belakang pasar tiap tiga bulan sekali pulang ke Sukabumi, suami dan anak saya tinggal di Sukabumi menjual barang dagangan yang nenek bawa dari Jakarta."
Dalam hati Shay berfikir kenapa orang tuanya justru yang mencari nafkah sendirian di ibu kota seharusnya anaknya yang berjuang untuk menghidupi orang tuanya, coba kalau ada yang mendampingi setidaknya ada yang menjaga kalau kemana2 Jakarta itu kejam bagi orang yang tidak nemiliki ketrampilan dan mental baja untuk mencari rezeki.
Karena keasikan ngobrol dengan nenek itu tidak terasa akhirnya Shay sudah waktunya turun dari bus.
"Nek saya turun duluan ya, hati2 di perjalanan, salam buat keluarga dan semoga selamat sampai Sukabumi dan berkumpul keluarga." ucapan perpisahan Shay dan nenek yang baru di temuinya di bus.
"Terimakasih nak salam buat keluarga kamu juga." sambil senyum ramah nenek itu pamit dan melambaikan tangan tanda perpisahan Shay dengan nenek tersebut...semoga nanti kalau mamaku setua nenek tadi aku bisa antar jemput kemanapun mama pergi, nggak tega kalau ngembayangin mama harus naik turun kendaraan umum sendirian sambil bawa barang..ingin rasanya segera sampai di kampus untuk absen dan menyelesaikan pembayaran yang sempat tertunda dan kemudian pulang mandi dan istirahat karena badan terasa lengket gerah....keringat bercampur debu jalanan.
*Buat kalian pembaca yang senasib tetep semanagat yah dengan rutinitas debu jalanan seperti Shay....terimakasih untuk like dan komennya 🙏🙏
Salam kenal untuk kalian yang sudah berkenan membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
🌹🪴eiv🪴🌹
ringan bacaannya...belom ketemu ehemnya 😂😂😂
konflik ditunggu 🤭
2022-12-26
1
Zhie Zakina
hampir SM kyk aq nie,,,bedanya aq naik kereta,,,berasa bgt lelahnya AP LG harus berdiri mulai dr ngantri mau masuk sampe turun dr kereta
2022-04-28
0
shesya
coba mampir ah smoga seru
Like tetep terdepan 👍
2021-10-09
0