Pegunungan Suxue dipenuhi salju diiringi badai yang kencang. Chi Rong telah sampai di kediaman Istana Bulan Biru.
Sekte yang menempati Pegunungan Suxue bernama Istana Bulan Biru. Sekte ini menjadikan Pegunungan Suxue menjadi markas atau tempat kediaman mereka selama ratusan tahun.
Kedatangan Chi Rong kembali ke Istana Bulan Biru disambut banyak pendekar wanita. Kabar jika Chi Rong pergi berkelana untuk membalaskan kematian adiknya membuat para Tetua khawatir, terutama Matriark Istana Bulan Biru yang merupakan nenek dari Chi Rong.
Setelah sampai di Istana Bulan Biru, Chi Rong langsung tertidur karena merasakan begitu kelelahan. Ketika matanya terpejam, bayangan Shen Lao selalu muncul dibenaknya. Pemuda itu yang telah membuatnya benar-benar tidak berdaya. Belum pernah dia merasakan lelah seperti ini sebelumnya.
Bagaimanapun Chi Rong adalah salah satu dari dua wanita paling jenius di Kekaisaran Jia, tetapi Shen Lao benar-benar membuatnya tak berdaya. Beruntung dia menerima sumber daya pemberian Shen Lao untuk memulihkan tenaganya sedikit demi sedikit.
Chi Rong memegang Liontin Dewi Bunga pemberian Shen Lao. Saat dia memeriksanya dengan baik, liontin itu merupakan perhiasan yang sangat mahal jika dijual. Bahkan giok berwarna biru muda terang itu memancarkan energi yang hangat yang melindungi tubuh Chi Rong layaknya sebuah harta pusaka.
“Rong‘er, apa kau baik-baik saja? Nenek lihat tubuhmu terlihat kelelahan. Ceritakan padaku siapa orang yang membuatmu seperti ini?” Suara perempuan dari luar pintu kamar terdengar.
Chi Rong sadar Istana Bulan Biru tidak akan mampu berperang melawan Sekte Pedang Dosa ataupun Lentera Iblis Tunggal. Jika kedua kekuatan itu bergabung, maka Istana Bulan Biru akan binasa. Maka dari itu, Chi Rong memilih untuk membalaskan dendam kematian adiknya tanpa melibatkan sektenya.
Walau seluruh pendekar dari Istana Bulan Biru telah mengetahui apa yang menimpa adiknya. Chi Rong tidak ingin ada orang yang bernasib sama. Saat penyerangan balas dendam, banyak pendekar yang mati sia-sia. Dan Chi Rong lebih memilih bungkam karena dia tidak bisa menceritakan pada neneknya apa yang telah menimpanya saat mengarungi malam selama lima hari lima malam bersama Shen Lao di Penginapan Bulan Madu, Kota Qudong.
“Tidak ada apa-apa. Aku hanya kelelahan.” Chi Rong memegang perutnya sebelum tertidur pulas di atas ranjang yang hangat.
___
Setelah meninggalkan Pegunungan Suxue, Shen Lao sekarang berada di sebuah hutan belantara yang jauh dari kota.
Shen Lao membaca beberapa dokumen yang dia ambil dari markas Organisasi Air Hitam. Di Kekaisaran Jia terdapat empat keluarga bangsawan, Keluarga Jia, Keluarga Zhong, Keluarga Ling dan Keluarga Lu.
Dahulu Kekaisaran Jia memiliki lima keluarga besar yang menguasai setiap wilayah di Kekaisaran Jia. Namun seiring berjalannya waktu semenjak Keluarga Shen dibinasakan, akhirnya hanya tersisa empat keluarga besar.
Dari empat keluarga, Shen Lao baru mengetahui jika akhir-akhir ini Keluarga Bangsawan Zhong sedang mengincar harta kekayaan Keluarga Ling.
“Beruntung aku merampas semua dokumen ini. Organisasi Air Hitam membantu perebutan kepala keluarga dalam Bangsawan Ling...” Kepala Keluarga Ling yang bernama Ling Han dikurung di kediaman Bangsawan Zhong di Kota Zhongdu.
Sementara di Keluarga Ling sendiri terjadi kudeta. Ironisnya kejadian ini sudah terjadi sekitar lima tahun yang lalu. Dari dokumen yang diambil Shen Lao, tercatat bahwa Keluarga Ling yang tersisa adalah Ling Han beserta istri dan anaknya, sementara seluruh keluarganya telah dihabisi oleh Organisasi Air Hitam.
Yang lebih mengejutkan adalah orang yang bekerjasama dengan Bangsawan Zhong adalah orang yang bermarga Ling dan bernama Ling Shan.
Shen Lao menggelengkan kepalanya, “Sampai kapanpun manusia akan saling membunuh hanya karena masalah harta dan warisan.”
Dengan membaca dan mengetahui apa saja yang terjadi di Kekaisaran Jia selama beberapa tahun terakhir membuat Shen Lao terkejut.
Diantaranya adalah sebuah organisasi penyedia sumber daya terbesar di Kekaisaran Jia dengan nama Sembilan Harta Phoenix.
“Aku bisa berbisnis dengan mereka...” Shen Lao menggumam pelan sebelum melanjutkan perjalanannya menuju Ibukota Kekaisaran Jia, Ibukota Jiaran.
Tak terasa sudah tiga hari Shen Lao berlari tanpa henti. Dalam perjalanan dia hanya bertemu beberapa perampok dan Hewan Buas, setelahnya semua berjalan lancar tanpa hambatan.
Dalam Segel Ruang Tak Terbatas terdapat sumber daya dan ratusan daging Hewan Buas serta Binatang Iblis yang menggunung. Shen Lao ingin berbisnis dengan menjual semua sumber daya yang dia dapatkan di Jurang Abadi.
Dari jauh nampak bayangan kota megah yang membentang luas sejauh mata memandang. Shen Lao merasakan nostalgia karena dirinya pernah datang ke Ibukota Jiaran di masa lalu.
“Keluarga Shen masih belum musnah. Lihat saja, aku akan membangkitkan keluargaku dan mewujudkan keinginan Roh Dewa!” Shen Lao tersenyum lebar ketika melihat bayangan kota megah di depannya.
Tujuannya saat ini adalah menjalin kerjasama dengan Sembilan Harta Phoenix. Karena Shen Lao merampas dokumen penting Organisasi Air Hitam yang merupakan kelompok aliran hitam yang menjadi bagian dari aliansi Sekte Pedang Dosa dan Lentera Iblis Tunggal, maka dia menyadari jika banyak pihak yang menginginkan harta kekayaan Sembilan Harta Phoenix.
Shen Lao tak lagi terbang. Perlahan dia turun dan berjalan menuju Ibukota Jiaran yang sudah kian mendekat. Deretan antrean memasuki Ibukota Jiaran sangat panjang. Butuh waktu bagi Shen Lao yang tidak memiliki surat-surat untuk memasuki Ibukota Jiaran.
Selang beberapa saat, Shen Lao memasuki Ibukota Jiaran. Sebisa mungkin Shen Lao tidak ingin menunjukkan kekaguman yang berlebihan. Namun kemegahan Ibukota Jiaran tidak dapat membendung ketakjubannya.
Ibukota Jiaran merupakan kota yang sangat ramai karena hampir jalanan penuh sesak dengan penduduk dan pengunjung yang berlalu lalang.
Shen Lao memeriksa denah lokasi Ibukota Jiaran yang dia ambil dari markas Organisasi Air Hitam. Sesuatu yang mengejutkan terjadi karena Shen Lao tidak menduga jika cepat atau lambat akan terjadi perebutan tahta di Kekaisaran Jia.
Shen Lao mendecakkan lidahnya, “Mereka selalu saja bertindak seenaknya!” Shen Lao hendak menaruh kembali denah lokasi dan dokumen yang barusan dia baca.
Tetapi setelah melihat catatan penting yang ada di belakang kertas, mata Shen Lao melebar.
Bangsawan Zhong akan terlibat membantu salah satu pangeran dalam perebutan tahta. Ini memancing Shen Lao untuk mendalami masalah ini.
‘Bangsawan Zhong. Kalian akan kupastikan binasa dengan sangat menderita! Aku tidak akan melupakan malam itu. Malam saat kalian merenggut kehidupanku!’ Segera Shen Lao mendatangi salah satu penginapan untuk menyegarkan badannya sebelum mendatangi tempat Sembilan Harta Phoenix berada.
Tidak sulit menemukan penginapan karena sepanjang jalan utama terdapat penginapan kelas atas yang mewah. Shen Lao menginap di penginapan yang memiliki dua lantai.
Di dalam kamar penginapan, Shen Lao merasakan kehangatan mengingat saat dirinya bersama Chi Rong memandang senja tenggelam bersama.
“Aku rasa kita memandang pemandangan yang sama. Apakah kau melihat senja yang indah ini dari sana, Peri Bunga?” Shen Lao menggumam pelan sambil menatap penuh makna matahari yang kian tenggelam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
she mahrieb
matahari
2022-11-29
0
Kerta Wijaya
🤟
2022-07-09
0
Vincent Da Vinci
hahhaaha.... gaya hero punya lh ganas, tp jiwang mengalahkan mat bunga. mesti penulis ni kaki filem hindi 😂
2022-03-13
0