Shen Lao masih terus mendesak dan memberikan luka sayatan pada sekujur tubuh Zhu Guan, Xu Hen dan Zhao Tian. Pertukaran serangan yang terjadi memang menimbulkan gelombang udara dan hembusan angin yang kencang, namun serangan lebih didominasi oleh Shen Lao.
Aura Raja Naga membuat tekanan beban pada tubuh mereka bertiga berat, sehingga sulit untuk melawan Shen Lao. Bukan itu saja, tebasan pedang tak kasat mata Shen Lao sulit dilihat bahkan setiap tebasannya semakin menajam dan gesit seiring berjalannya pertarungan.
Zhu Guan semakin kewalahan menghadapi serangan beruntun dari Shen Lao. Di sisi lain Xu Hen dan Zhao Tian memikirkan cara untuk lepas dari situasi yang tidak menguntungkan mereka.
Tetapi Xu Hen dan Zhao Tian menyadari Shen Lao tidak akan melepaskan mereka, karena jika mereka berlari maka Aura Raja Naga akan menekan pergerakan mereka.
Zhao Tian mengutuk dalam hati, ‘Kenapa dia hanya melepaskan Saudara Xiong?! Jangan-jangan Saudara Xiong menjual kami ke orang ini!’
Shen Lao tertawa dalam hati melihat raut wajah Zhao Tian berubah. Dia sengaja mengendorkan serangannya pada Zhao Tian.
Karena merasakan mendapatkan kesempatan untuk mengejar Xiong Ni, Zhao Tian menggunakan seluruh tenaga dalamnya demi membunuh Xiong Ni karena dia berpendapat bahwa Xiong Ni yang menjual Organisasi Air Hitam pada Shen Lao.
Dalam satu kali gerakan yang pasti, Zhao Tian langsung melompat ke udara dan melarikan diri mengejar Xiong Ni.
Shen Lao tertawa keras, “Inilah ketika penjahat bertemu penjahat. Rasa persaudaraan kalian hanya berdasarkan saling memanfaatkan semata.”
Xu Hen yang sudah putus asa langsung menyerang Shen Lao secara membabi buta, rantai yang berwarna hitam itu menghancurkan bangunan yang merupakan bagian dari markas Organisasi Air Hitam.
“Antara mereka berdua, kita lihat siapa yang mati.” Setelah berkata demikian, Shen Lao menangkap rantai yang dilemparkan Xu Hen dan menariknya.
Tubuh Xu Hen terhempas ke depan dan mendapatkan tebasan tepat di tangan kanannya. Suara teriakan ketika tangan kanan Xu Hen putus menggema.
“Dasar tidak punya hati! Kau harus mati disini!” Xu Hen menatap Shen Lao geram.
Shen Lao mengarahkan sepuluh pedang api yang melayang di udara untuk menjaga pergerakan Xu Hen. Sepuluh pedang api menembus setiap bagian tubuh Xu Hen.
“Bagaimana rasanya disiksa? Bukankah kalian semua yang ada disini sangat senang melakukan penyiksaan? Akan kuperlihatkan pada kalian bagaimana ketakutan yang sempurna!” Setelah membuat Xu Hen terkapar di tanah, Shen Lao langsung bergerak cepat menyerang Zhu Guan.
Zhu Guan memburuk wajahnya karena merasa tidak memiliki kesempatan melarikan diri. Seluruh anggotanya tidak dapat berbuat banyak, bahkan sudah puluhan orang mati di tangan Chi Rong.
“Kenapa kau berani bermusuhan dengan Lentera Iblis Tunggal dan Sekte Pedang Dosa? Jika mereka mengetahui Organisasi Air Hitam lenyap, maka kau tidak akan hidup dengan tenang!” Zhu Guan merasa heran dengan jalan pikiran Shen Lao. Tetapi dia bisa melihat tatapan mata Shen Lao yang menginginkan balas dendam.
“Mereka yang telah merenggut segalanya dariku di malam itu, akan kupastikan mati ditanganku! Bukan hanya mereka, sejak malam itu aku telah memutuskan! Siapapun yang mengusikku maka mereka akan mati, tidak peduli siapapun dia bahkan Dewa sekalipun!” Shen Lao melepaskan tebasan tepat membentur pisau kecil milik Zhu Guan.
Tebasan pedang yang tajam dan tak kasat mata itu menghancurkan pisau kecil Zhu Guan, lalu memotong tiga jari Zhu Guan yang memegangnya.
“Dasar bedebah! Kau sangat kejam!” Zhu Guan segera mengaliri jari-jarinya yang terputus dengan tenaga dalam guna mengurangi rasa sakit.
Mendengar perkataan Zhu Guan tentang kekejaman justru membuat Shen Lao menggelengkan kepalanya, “Ingat berapa orang yang memelas padamu dan kau tidak mendengarnya! Dan kau katakan tindakanku ini kejam!”
Shen Lao kembali menebas dua jari Zhu Guan dengan tebasan yang cepat. Telapak tangannya menghancurkan pedang tak kasat mata, kemudian dia melepaskan aura tubuhnya menciptakan rantai api yang membara di udara.
Jari-jari Shen Lao memainkan rantai api yang terbentuk dari aura dan mengikat tubuh Zhu Guan.
“Aku akan memperlihatkanmu bagaimana rasanya tersiksa dengan...”
“Tunggu! Jangan bunuh dia!” Chi Rong menyela perkataan Shen Lao dan memegang pundaknya.
Shen Lao menatap tajam Chi Rong, lalu mengalihkan pandangannya menatap pembunuh bertopeng hitam yang tersisa.
“Ilmu Pedang Tanpa Wujud ~ Memburu Mangsa!”
Sekitar dua puluh dua pedang tak kasat mata terbentuk di udara dan bergerak membunuh pembunuh bertopeng hitam yang berusaha melarikan diri.
“Peri Bunga, kenapa kau menghentikan tindakanku?” Shen Lao melampiaskan kemarahannya dengan membunuh semua pembunuh bertopeng hitam yang berusaha melarikan diri.
Selama beberapa menit, markas Organisasi Air Hitam dipenuhi teriakan keras dari pembunuh bertopeng hitam yang terkena sayatan tajam tebasan pedang tak kasat mata.
Chi Rong merasa Shen Lao cemburu padanya, “Aku memiliki dendam pada binatang ini! Dia adalah penyebab kematian adikku!”
Chi Rong mengalirkan tenaga dalam untuk membuat bilah pedangnya memancarkan energi pedang. Dalam satu kali tebasannya, dia memotong tubuh Zhu Guan menjadi dua bagian.
Setelah kematian Zhu Guan, Chi Rong juga menghabisi nyawa Xu Hen dengan pedangnya.
Setelah kedua ketua Organisasi Air Hitam tewas. Chi Rong mencoba mencari penawar Racun Siksa Abadi dari jubah Zhu Guan dan Xu Hen. Dua Cincin Ruang milik ketua Organisasi Air Hitam dia ambil dan periksa penyimpanannya.
Wajah Chi Rong tampak lesu setelah tidak mendapatkan penawar racun dari Cincin Ruang milik Zhu Guan dan Xu Hen.
“Peri Bunga, aku bisa mengantarmu pergi untuk mencari penawar racun. Menurut dia, penawar Racun Siksa Abadi berada di tangan Fu Xinghe.” Shen Lao berniat membantu Chi Rong mendapatkan penawar dari Racun Siksa Abadi sekaligus membalaskan kematian seluruh keluarganya.
Mendengar niat baik Shen Lao tentu saja Chi Rong terharu, tetapi jarak antara Hutan Kegelapan dan tempat persembunyian Lentera Iblis Tunggal sangatlah jauh.
Chi Rong menjelaskan hal tersebut pada Shen Lao, kemudian dia bercerita tentang apa yang terjadi pada adik kandungnya. Kesedihan menggenang di dalam hati Chi Rong hingga air matanya menetes membasahi pipinya.
Shen Lao untuk pertama kalinya menyeka air mata seorang wanita. Nalurinya sebagai seorang lelaki membuatnya bertindak dan mendekap tubuh Chi Rong dalam pelukannya.
“Peri Bunga...” Shen Lao hendak mengatakan sesuatu, namun setelah melihat raut wajah yang sedih itu, mulutnya terbuka tanpa suara.
Lalu Shen Lao berbisik pelan dan bercerita di telinga Chi Rong. Cerita dimana dirinya tidak dapat berbuat apapun selain menangis. Sejak malam itu, malam segala yang dimilikinya direnggut, Shen Lao telah memutuskan. Bahwa dia tidak ingin memiliki penyesalan lagi dan akan membangkitkan kembali keluarganya.
“Sejak saat itu, aku membulatkan tekadku akan membunuh siapapun yang mengusikku...” Shen Lao mengakhiri cerita dengan menyeka air mata yang menetes di pelupuk mata wanita cantik dihadapannya.
Pandangan mata Shen Lao dan Chi Rong bertemu. Keduanya saling menatap lama, mereka merasakan perasaan yang sama sehingga dapat mengetahuinya dalam satu kali menatap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
she mahrieb
kedipan
2022-11-29
0
Syaifuddin Syaifuddin
terus berkreasi membuat kita menjadi lebih baik
2022-03-28
0
Zian Contras
pokok kalau gak bagus jangan like
2021-12-19
0