[Chi Rong Peri Bunga] [Istana Bulan Biru] [Sumber : Pinterest]
Wanita cantik yang usianya lebih dewasa lima tahun darinya membuat Shen Lao terpana. Parasnya yang cantik dengan keanggunannya, membuat Chi Rong dikenal sebagai Peri Bunga dan memiliki reputasi besar di Kekaisaran Jia, terutama di dalam Istana Bulan Biru dia merupakan orang yang akan mewarisi posisi Matriark sekte.
Tak lama setelah Chi Rong berjalan keluar kamar. Shen Lao bergegas untuk mandi dan memikirkan cara untuk menyembuhkan Chi Rong.
Beberapa saat kemudian pelayan datang membawa hidangan yang lezat dan terlihat begitu nikmat. Di pojok kamar terdapat sebuah ruangan luar khusus makan.
Shen Lao dan Chi Rong duduk berhadapan sambil menikmati senja di Kota Qudong yang perlahan tenggelam.
“Indahnya...” Chi Rong menggumam pelan melihat senja yang terlihat begitu indah.
Shen Lao menatap raut wajah cantik itu tanpa berkedip. Dia tidak ingin kehilangan Chi Rong dan dia tidak akan membiarkan Racun Siksa Abadi merenggut nyawa wanita dihadapannya.
Setelah hari berganti malam, Shen Lao dan Chi Rong mulai menyantap hidangan yang telah disajikan oleh pelayan penginapan.
Shen Lao menceritakan sedikit tentangnya saat dirinya hanya memakan daging Hewan Buas dan Binatang Iblis selama dua belas tahun.
Chi Rong menahan napas mendengar cerita itu. Wajar saja Shen Lao mencapai pendekar bumi di usia muda. Walau cerita saat Shen Lao berlatih tanpa seorang guru di Jurang Abadi sulit diterima, namun entah mengapa Chi Rong bisa menerima ceritanya.
Senyuman dan tawa Chi Rong memudar seiring malam semakin berlalu. Tubuh Chi Rong ambruk di lantai setelah selesai makan malam dan mengobrol bersama Shen Lao.
“Jangan sentuh aku...”
Shen Lao hendak menggendong tubuh Chi Rong, namun mata Chi Rong nampak sangat sayu. Mulutnya menggumam memerintahkan agar Shen Lao tidak menyentuh tubuhnya.
“Peri Bunga, maafkan aku...” Shen Lao membaringkan tubuh Chi Rong di ranjang. Kemudian dia memberikan Buah Es dan beberapa sumber daya.
Chi Rong memakan sedikit Buah Es, “Racun di dalam tubuhku semakin menyebar. Aku sudah...” Mata Chi Rong melebar ketika seluruh tubuhnya terasa remuk dan dihancurkan.
“Aaahhhh!!!”
Shen Lao melihat Chi Rong berteriak kesakitan dan memegang perutnya.
‘Jadi ini adalah Racun Siksa Abadi...’
Tubuh Chi Rong bergetar hebat dan menggeliat di atas ranjang. Teriakannya semakin menguat ketika detik demi detik semakin berlalu.
Shen Lao mengeluarkan Air Mata Phoenix dan meminumkannya ke dalam mulut Chi Rong menggunakan gelas.
Chi Rong bisa merasakan Air Mata Phoenix dapat menekan racun yang semakin mengganas dalam tubuhnya.
“Peri Bunga. Aku sudah memutuskan...” Shen Lao menjelaskan pada Chi Rong bahwa satu-satunya cara untuk menyembuhkannya dari Racun Siksa Abadi adalah menggunakan Ilmu Badan Dewa Pengobatan.
“Aku tidak akan pernah melakukan itu... Aaaahhh!!!” Chi Rong kembali berteriak ketika Racun Siksa Abadi semakin menyebar ke seluruh tubuhnya.
Perlahan Chi Rong hanya mengerang dan menahan rasa sakit yang dialaminya. Sementara Shen Lao mulai duduk bersila dan mempelajari Ilmu Badan Dewa Pengobatan.
Tanpa disadari Shen Lao meneteskan air mata ketika terus mendengar jeritan Chi Rong.
Penjelasan tentang Ilmu Badan Dewa Pengobatan tergambar jelas di ingatan warisan Roh Dewa. Salah satu cara untuk menyembuhkan orang yang terkena racun ataupun penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan menggunakan Ilmu Badan Dewa Pengobatan adalah dengan menyalurkan aura dan tenaga dalam Tubuh Dewa Pengobatan ke tubuh lawan jenisnya dengan berhubungan badan.
Selain dapat menyembuhkan. Chi Rong juga dapat menembus Tahap Puncak Pendekar Suci.
Setelah menguasai Ilmu Badan Dewa Pengobatan, Shen Lao menjelaskan hal tersebut kepada Chi Rong.
Tentu saja Chi Rong menolaknya, namun ketika dia ingin membantah lebih jauh. Matanya yang kian sayu melihat air mata yang membasahi wajah Shen Lao.
‘Kenapa kau sampai menangis seperti itu untuk seorang wanita sepertiku?’ Chi Rong ingin mengatakan hal itu, tetapi yang keluar dari mulutnya hanyalah jeritan.
“Peri Bunga Chi Rong. Bencilah aku seumur hidupmu. Tetapi izinkan aku untuk mengatakan hal ini...” Shen Lao mencium kening Chi Rong setelah menggunakan Ilmu Badan Dewa Pengobatan, “Mulai sekarang kau adalah wanitaku dan aku akan bertanggung jawab atas hidupmu. Kumohon jangan tinggalkan aku, kau boleh membenciku, tetapi kau tahu... Tanpa sadar aku telah mencintaimu...”
Chi Rong hendak mendorong tubuh Shen Lao yang menindih tubuhnya secara perlahan, namun apadaya rasa sakit dari Racun Siksa Abadi membuat meridiannya hancur dan dia tidak bisa melakukan perlawanan.
“Tatap mataku...” Shen Lao menatap kedua bola mata yang indah dan nampak sayu itu, “Mungkin ini akan membuatmu sakit, tetapi hanya ini cara untuk menyembuhkanmu...”
Shen Lao memegang kedua bahu Chi Rong dengan lembut sebelum dia mengecup bibir mungil milik wanita itu.
Kecupan lembut Shen Lao membuat mata Chi Rong terpejam. Perlahan rasa sakit siksaan Racun Siksa Abadi menghilang dari tubuhnya ketika dia merasakan Shen Lao menyalurkan aura dan tenaga dalam padanya.
Sentuhan lembut dari telapak tangan Shen Lao dan kecupan di bibirnya membuat Chi Rong meneteskan air matanya. Sentuhan Shen Lao begitu lembut, membuat Chi Rong hanya bisa memejamkan matanya pasrah ketika gaun putih yang dia kenakan sepenuhnya terlepas dan terjatuh ke lantai.
“Jangan...”
Jari-jemari Shen Lao yang mengalirkan aura menyentuh setiap jengkal tubuhnya penuh kelembutan. Aura dan tenaga dalam masuk menembus pori-porinya. Tangan Chi Rong menyentuh dada Shen Lao dengan gemetar. Tatapannya yang sayu itu mencoba menatap wajah pemuda tampan yang juga sedang menatapnya penuh makna sayang.
Napas Shen Lao memburu melihat tatapan Chi Rong. Perlahan dia melepaskan seluruh pakaiannya dan menatap kedua bola mata yang sayu itu. Shen Lao membisikkan sesuatu di telinga Chi Rong yang mana membuat batin wanita itu semakin gelisah.
Shen Lao memandang tubuh Chi Rong dan menatap semuanya penuh makna sayang. Chi Rong seakan mengerti tatapan itu yang membuat batinnya kembali berkecamuk. Perlahan dia menggigit bibir tipisnya dan memejamkan matanya.
Shen Lao menatap mata Chi Rong yang tertutup indah, jari telunjuknya dengan lembut menyeka air matanya. Mata sayu itu terbuka secara bertahap, Shen Lao menatap dalam bibir tipis yang merekah layaknya kelopak bunga yang berwarna merah muda dan kembali mengecupnya penuh kelembutan.
Chi Rong menutup matanya erat ketika kecupan berubah menjadi ciuman dan itu berlangsung lama. Setelah itu dia menggigit bibir bawahnya. Memasrahkan apa yang akan menimpanya malam ini. Ini akan menjadi pengalaman pertamanya mengarungi malam bersama pria yang lima tahun lebih muda darinya.
Wajah Chi Rong menegang, dia mengalihkan pandangannya menatap dinding penginapan. Sementara Shen Lao mengelus lembut pipi dan sesekali menggigit kecil telinganya.
Shen Lao membisikkan sesuatu sambil membenamkan tubuhnya secara lembut sebelum menyatu sepenuhnya. Chi Rong membelalakkan matanya dengan kepala yang mendongak ke atas. Mulutnya terbuka lebar dan merintih merasakan sekujur tubuhnya yang terasa sakit seiring berjalannya waktu dan gerakan yang dilakukan Shen Lao.
Penghalang terakhirnya dipecahkan oleh Shen Lao. Upaya gelisah untuk melawan berubah menjadi suara terengah-rengah yang semakin menawan memenuhi kamar penginapan. Tanpa sadar dirinya tidak lagi melawan dan berubah menjadi penerimaan yang ramah penuh kelembutan.
Shen Lao mendekap erat tubuh Chi Rong. Sesekali Shen Lao mencium bibir Chi Rong saat wanita itu merintih kesakitan, jarinya tak henti-hentinya menyeka air matanya. Malam terasa begitu tenang, rembulan di Kota Qudong bersinar dengan penuh kelembutan.
Shen Lao memandangi wajah Chi Rong dengan napas keduanya yang kian memburu. Wajah Chi Rong menunjukkan rasa sakit yang kian menghilang, dendam dan makna sayang.
Shen Lao membisikkan sesuatu ke telinga Chi Rong, dan itu membuat wajah wanita yang terlihat begitu kelelahan menjadi bersemu merah. Dekapan Shen Lao semakin erat, Chi Rong membenamkan wajahnya ke kasur lebih dalam, namun tangan Shen Lao menahan rahangnya dan menegakkan wajahnya.
Chi Rong tak berani menatap mata Shen Lao yang menatapnya penuh kasih sayang. Selang beberapa saat badannya bergetar hebat, tak lama debaran jantungnya semakin kencang. Chi Rong hampir kehabisan napas sebelum akhirnya dia membalas pelukan Shen Lao dengan telapak tangan yang gemetaran.
Shen Lao menggenggam telapak tangan Chi Rong dan terus menatap beragam ekspresi yang tergambar milik wajah cantik wanita itu. Dia mendekap tubuh Chi Rong lebih erat dan menghujamkan tubuhnya lebih dalam sebelum dia melepaskan pelukannya.
Shen Lao menatap wajah mata Chi Rong yang terpejam, napasnya terengah-rengah. Tak lama mata sayu yang indah itu terbuka dan menatapnya dalam diam.
Detik demi detik kian berlalu. Bulan semakin terang bersinar hingga akhirnya Shen Lao dan Chi Rong tertidur pulas berdua di bawah sinar lembut rembulan yang menembus kaca penginapan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
she mahrieb
tembus
2022-11-29
0
Kerta Wijaya
🤟
2022-07-09
0
AKHMAD ZAKI
jujur MC tu ga usah ada cewe entar beban halahhh'''''
2021-12-14
0