asisten Herman baru tiba di kantor dan langsung menuju ke ruangan Big Bos
"Lapor pak saya sudah memberikan salepnya kepada nona Riri"
"bagaimana keadaannya"
dengan ragu - ragu asisten Herman menjawab, dia takut apa yang akan dia sampaikan membuat big bos murka.
"i..itu pak saya melihat Nona Riri sedang mengompres pergelangan tangannya yang membengkak dan memerah"
"baiklah kembali ke meja mu" ucap Dimas dalam nada suaranya dia merasa tidak nyaman dengan informasi yang dia dengar barusan.
kejadian kemarin membuat Dimas merasa bersalah dia berniat untuk menemui Gadis mawarnya hari ini hanya untuk sekedar melihat keadaannya dan jika ada kesempatan dia ingin meminta maaf walaupun ini bukan gaya seorang Dimas.
saat tiba di depan toko Dimas mendapati pintunya tergembok. apa yang terjadi tumben sekali tokonya dia tutup. Dimas memutuskan untuk menghubungi Riri tapi sudah sepuluh kali Riri belum juga mengangkatnya. Dimas merasa frustasi.
"Loh Dim' kamu tidak enak badan, lemes banget begitu kelihatannya" tanya sang kakak saat melihat adiknya jalan dengan langka gontai, Dimas langsung melihat kearah ruang keluarga dan melihat sang kakak yang sedang berkunjung .
"nggak apa-apa mbak cuman banyak kerjaan tadi" jawab Dimas lesu
"Uncle Didim" teriak Isabel kepada sang paman sambil berlari menuju Dimas.
Dimas yang melihat keponakannya berlari kearahnya langsung berjongkok dan menyambut keponakannya.
"I miss u princess"
"I miss you to uncle Didim"
Dimas menggendong keponakannya sambil mengayun - ayunkanya di udara. sekejap rasa bersalahnya kepada Riri untuk sementara hilang.
"Loh mama mau kemana rapi bener" tanya Reni (Kakaknya Dimas)
"Ini mamah mau jenguk Calon adik ipar mu katanya lagi Demam gara - gara kemarin jatuh terus tangannya keseleo"
"apa Reni boleh ikut Mah'. Reni penasaran dengan calon adik ipar" ucap Reni sambil melirik sang adik yang tampak cuek.
"Bel' Bubun dan Oma akan ke rumah unti Riri, ibel di rumah saja dengan suster yah"
"oce Bubun" jawab Isabel.
Sudah satu Minggu berlalu Dimas lagi - lagi mengunjungi toko bunga Riri namun seperti kemarin - kemarin toko itu tetap tertutup, Dimas merasa cemas sebenarnya apa yang terjadi dengan Gadis itu ada apa dengannya, sedangkan mama dan kakaknya tidak membicarakan Riri sewaktu mereka pulang dan dia enggan untuk bertanya karena pasti mereka akan menggoda jika dia bertanya perihal Gadis mawarnya. Dalam kepala Dimas penuh dengan pertanyaan-pertanyaan. akhirnya Dimas memutuskan untuk kekantor dan setibanya di sana dia menyuruh sekretarisnya memesankan parsel buah dia hendak mengunjungi Riri nanti sebab rasa penasarannya melebihi egonya.
🌷🌷🌷🌷
Di sinilah Dimas di sebuah Ruang tamu yang bergaya klasik di temani dengan asisten Herman dan calon Ayah mertuanya, Dimas celingukan mencari sosok yang seminggu ini yang ingin di jumpai.
"Nak Dimas silahkan Minum, Riri sebentar lagi turun" Kata Pak Arman kepada calon menantunya
"I...iya pak" Jawab Dimas dengan gugup karena ketahuan sedang celingukan.
sedangkan asisten Herman hanya tertawa dalam hati melihat tingkah laku Big Bosnya.
tiba - tiba suara gaduh dari depan pintu membuat ketiga pria itu menoleh.
"Assalamualaikum...."
"Walaikumsalam" jawab pak Suryo sambil berdiri menghampiri sang cucu dan memeluknya
"kakek Arham bukan anak kecil lagi, jangan peluk - peluk mendadak begitu, dimana Nenek dan Ante Ri saya sangat merindukan mereka".
"Nenekmu sedang Arisan sedangkan Ante Ri mu ada dikamarnya, dimana Annisa kenapa dia tidak ikut bersammu"
"Nisa dan bunda pergi menjenguk nenek di kampung". jawab Arham sambil melirik Dua orang yang sedang menatapnya.
(Arham adalah cucu pertama dalam keluarga Riri dia berusia 10 tahun mempunyai seorang adik perempuan bernama Annisa.)
Arham melangkah menaiki tangga iya ingin bertemu dengan Tante satu - satunya sebab sang ibu anak tunggal.
Riri yang hendak turun menemui tamu yang katanya ingin bertemu dengannya melihat sang ponakan
"Aam' kapan kamu tiba" Seraya berlari menuruni tangga
"Ante Ri, kamu bukan anak kecil lagi jadi jangan berlari seperti itu karena jika kamu jatuh, pria yang ada di ruang tamu sekarang akan menertawakan mu"
Riri hanya menghela nafas melihat sifat sang kakak menurun ke keponakannya.
happy Reading
jangan lupa jempol dan komentarnya yahhh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Ria Diana Santi
Tetap semangat ya! Mari saling dukung!
2021-02-20
1