Dimas sudah Berada di depan toko Riri, asisten Herman dengan sigap membukakan pintu mobil untuk Dimas. saat Dimas ingin melangkah turun dari mobil Riri sudah melangkah keluar dari toko bersama Dinda.
"Ri' sepertinya saya pernah melihat orang itu deh ? " tunjuk Dinda
"Itu asistennya Big Bos" ucap Riri sambil jalan menghampiri mobil Dimas.
"silahkan Nona" ucap asisten Herman saat melihat Riri.
"Ayo Naik, Waktu saya tidak banyak"
"kalau bapak tidak keberatan boleh saya mengajak sahabat saya juga ? " tanya Riri tanpa menghiraukan ucapan Dimas
"Tidak masalah" jawab Dimas singkat
dalam perjalanan semua diam, Adinda yang biasanya cerewet jadi mati kutu, Riri hanya asik melihat pemandangan dari jendela mobil, asisten Herman fokus mengemudi dan sesekali melirik kebelakang melihat tingkah laku sang Bos sedangkan Dimas sibuk memandangi tabletnya Walau itu hanya modus karena sedari tadi dia melirik Riri yang duduk di sampingnya.
sebenarnya Riri hanya pura - pura tidak tau bahwa Dimas sedari tadi meliriknya. dia hanya menyembunyikan suara detak jantungnya yang tidak berdetak normal, dia mencoba mengalihkan pikirannya dengan melihat ke luar jendela.
setelah sedikit perdebatan yang menurut Dinda itu adalah perdebatan yang manis di sinilah mereka berempat duduk satu meja walau ada satu orang yang tidak ikhlas siapa lagi kalau bukan Dimas yang hanya ingin duduk berdua dengan Riri namun sayangnya Itu tidak terjadi mereka makan dengan suasana hening hanya suara sendok dan garpu yang saling beradu.
saat menunggu hidangan penutup Dinda memberi Riri kode dengan kedipan mata agar sang sahabat berbicara supaya suasana tidak mencekam serta di penuhi aura dingin, Riri yang menyadari kedipan Dinda mengerti sedangkan asisten Herman hanya diam melihat interaksi antara Riri dan dinda sambil melirik kearah Dimas yang sedari tadi mengeluarkan aura dingin
"ehem" Riri berdehem sambil berusaha tersenyum manis kearah Dinda agar suasana tidak menjadi canggung
"Apa cuman perasaan ku saja yah Suhu Ac Di ruangan ini dingin sekali" ucap Riri sambil melirik ke Dimas.
"Iya dingin sekali beda waktu pas kita datang" timpal dinda
Dimas Hanya melihat interaksi Riri dan Dinda yang saling melirik . saat melihat Riri tersenyum manis kearah sahabatnya jantung Dimas seperti ingin melompat keluar dari tempatnya walau begitu aura dingin yang dia keluarkan tidak berubah.
"Dari mana asal sahabatnya ini berani - beraninya memonopoli tunangan ku. hei jangan tersenyum disini ada si Herman bisa - bisa dia terpesona pada mu" Batin Dimas
Asisten Herman hanya bergumam dalam hati sambil melihat interaksi lucu antara Riri dan Dinda.
"Nona bukan Acnya yang terlalu dingin tapi aura orang yang duduk di samping anda".
setelah acara makan siang yang sunyi senyap walau mereka ada empat orang dan di penuhi dengan drama mulai dari tempat duduk dimana Dimas ingin duduk berdua dengan Riri tapi sang tunangan menolak karena tidak enak dengan Dinda dan Asisten Herman, menu makanan serta Riri yang ingin pulang naik taksi saja. akhirnya Riri dan Dinda sampai di toko bunga milik Riri.
"ampun deh baru kali ini makan siang sama kamu kayak makan di tengah hutan yang nggak ada orang sama sekali padahal ada empat orang manusia , sayang ku besok - besok kalau ngajak makan siang nggak usah bawa - bawa AC berjalan yah soalnya di restoran atau cafe udah ada pendingin ruangannya".
Riri hanya menanggapi ocehan Dinda dengan tersenyum sambil masuk kedalam Ruangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Wanti
😂😂😂😂dimas AC berjalan wkwwkkwk
2020-12-26
2