Berselang satu hari dari pertemuan mereka di cafe Kini mereka berdua sedang berada di salah satu toko perhiasan yang mewah untuk membeli cincin pertunangan.
"Pilih mana yang kamu suka, dan jangan memilih terlalu lama saya masih banyak pekerjaan"
"Kalau begitu mari kita pulang saja, kalau bapak punya banyak pekerjaan" kata Riri sambil berbalik ingin pergi meninggalkan Dimas sendiri di dalam toko tapi Dimas mencegahnya dengan memegang pergelangan tangan Riri.
"pilih nggak atau kita tak akan pulang dan menginap di dalam toko ini" ancam Dimas.
Riri yang mulai dongkol akhirnya memilih sebuah cincin sederhana yang bertahtakan berlian yang indah tapi Dimas tidak menyetujui pilihan Riri dia menganggap itu tidak cocok.
setelah perdebatan yang cukup panjang pada akhirnya pilihan jatuh pada Cincin emas putih bertahtakan batu blue safir berbentuk hati.
karena tiba waktu makan siang mereka berdua ditambah asisten Herman menuju sebuah restoran namun terjadi sedikit perdebatan di dalam mobil mengenai restoran yang akan di tuju Riri yang sedang ingin makan makanan khas Korea sedangkan Dimas ingin makan makanan Jepang. Herman yang melihat perdebatan Bos dan calonnya hanya memandang mereka lewat kaca di dalam mobil. sampai suara Riri mengagetkannya.
"pak Herman berhenti saya turun di sini saja, saya tidak ingin satu mobil dengan orang yang tidak mau menerima pendapat orang lain".
tapi asisten Herman Hanya melihat kearah Bosnya melalui kaca mobil meminta persetujuan dan dia mendapatkan gelengan dari sang Bos itu berarti TIDAK boleh berhenti dia terus melakukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Berhenti" teriak Riri
Dimas langsung membekap mulut Riri Dan mengatakan pada Herman untuk menuju ke restoran Korea.
"Apa Kamu puas sekarang, jadi duduklah dengan tenang" kata Dimas menekan semua kalimat yang dia ucapkan.
Riri terdiam sebab tangan Dimas masih membekap mulutnya, Dimas yang menyadari hal itu langsung menarik tangannya kembali. Riri Bergeser untuk menjaga jarak Dari Dimas karena saat tadi Dimas membekap mulutnya hatinya berdebar kencang seakan - akan ingin loncat keluar dari tempatnya.
"Pantas saja Bos selalu membuat ibu negara jengkel karena saat ibu negara sedang marah dia terlihat lucu" Batin asisten Herman sambil mengintip di Balik kemudi.
Dimas yang melihat tindakan asistennya itu langsung menegur.
"Her, perhatikan jalan di depan saya tidak mau mati konyol karena kamu lalai dalam berkendara". tapi sebenarnya Dimas hanya tidak ingin ada orang lain yang memandang wajah calon tunangannya termasuk sang asisten. Dimas berfikir hanya dia yang boleh menikmati wajah kesal orang di sampingnya karena saat kesal wajah Riri berkali lipat lucunya.
saat semua pesanan tiba mereka bertiga makan dalam diam dimana asisten Herman dudu sendiri menikmati makan siangnya sedang Riri dan Dimas duduk saling berhadapan tapi situasi itu hanya sebentar karena tiba-tiba ada seorang perempuan menghampiri meja Riri dan Dimas.
"Hai Dim, Tumben makan disini". Dimas pun menoleh kearah sumber suara sedangkan Riri hanya diam sambil menikmati makanannya tapi dalam hati bertanya - tanya siapa wanita yang sedang bermanja-manja pada calon tunangannya.
"apa ada yang salah kalau saya makan di sini" jawab Dimas sarkastik karena melihat Riri yang tenang namun tidak merasa nyaman.
"Tidak sih" langsung menarik kursi di samping Dimas dan duduk sambil bergelayut manja pada lengan Dimas.
wanita itu memperhatikan Riri dari bawa keatas sedangkan Riri yang di tatap berdiri sambil mengangkat piring makannya dan berpindah ke meja asisten Herman tanpa sepatah kata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Asma Husna
Jangan pegang2 dulu Dim, belum mahrom lho ini...
2021-03-24
1
Afseen
bcanya smbil Senyum2 aku
2020-12-15
1