Thomas dihantui rasa penyesalan sekaligus khawatir yang teramat sangat karena Ruby tidak kunjung datang. Hari sudah maghrib,langit mulai gelap walaupun masih ada sedikit cahaya matahari.
"Apa yang kau lakukan disana?" Ruby tiba-tiba datang sambil menenteng keranjang bambu kecil bertali.
"Sayang!!" Thomas berdiri dan langsung memeluk Ruby.
"Hahahaha kau menangis?" Ruby tertawa terbahak-bahak.
Ruby menceritakan kemana ia pergi. Ketika iseng berjalan,ia menemukan jalan setapak yang sepertinya sudah sering dilewati oleh manusia. Bahkan ada jejak roda juga,entah roda motor atau sepeda.
"Apa yang kau bawa?" Thomas membuka isi keranjang Ruby.
"Aku memetiknya di tengah hutan. Hutan ini masih sangat asri,banyak tumbuhan yang bisa kita makan disini," Ruby menunjukkan sayuran yang ia dapatkan dari tengah hutan.
"Aku mencintaimu," Thomas memeluk Ruby dengan sangat erat.
"Aku juga," Ruby tersenyum melihat tingkah laku Thomas.
Setelah mereka membicarakan masalah mereka tadi siang dengan kepala dingin,akhirnya mereka berbaikan. Hari itu untuk pertama kalinya setelah mereka berpacaran,mereka bertengkar hebat. Untungnya semua itu bisa segera terselesaikan.
"Aku akan memasak makan malam," Ruby berjalan kearah gubuk untuk mengambil bahan agar ia bisa memasak. Thomas mengikuti Ruby di belakangnya.
"Ayam ini kita habiskan saja sekarang," Ruby mulai mengolah daging ayam yang mulai tidak fresh lagi.
"Sayang,aku belum puas membicarakan masalah tadi," kata Thomas.
"Kita bicarakan nanti. Setelah memasak aku mau mandi dulu. Kenapa cuaca menjadi panas seperti ini?" Ruby merasa heran dengan perubahan cuaca yang sangat cepat.
"Baiklah," Thomas membantu Ruby menggoreng ayam. Ruby memotong tomat dan bumbu lain. Mereka membuat ayam goreng dengan sambal untuk makan malam.
"Aku merasa seperti di rumah. Tersedia bahan makanan yang lengkap,disini juga cukup nyaman. Aku tidak merasa seperti sedang diculik hahahaha," Ruby tertawa sendiri. Thomas hanya tersenyum menyaksikan tingkah Ruby karena sebenarnya di dalam hati Thomas masih banyak yang ia ingin ketahui tentang kekasihnya itu. Entah apa yang dipikirkan oleh orang yang menculik Ruby dan Thomas sehingga mereka diberi fasilitas yang cukup baik dan makanan yang enak. Walaupun hanya sebuah gubuk,namum di dalamnya terdapat kasur yang empuk serta selimut tebal yang terlihat berasal dari merk ternama.
Selesai menggoreng ayam dan membuat sambal,mereka memakan ayam goreng itu dengan nasi instan yang masih sangat banyak jumlahnya.
"Aku mandi dulu," Ruby bangkit dari tempat duduknya dan pergi ke gubuk untuk mengambil pakaian.
"Sayang,tunggu. Aku juga mau mandi," Thomas menyusul Ruby.
Karena hari sudah gelap,Thomas khawatir pada Ruby jika ia pergi seorang diri. Apalagi arus sungai yang lumayan deras malam itu,walaupun tidak sederas tadi pagi.
"Kau jangan melihatku," Ruby malu-malu.
Di pinggir sungai mereka mulai melepaskan pakaiannya masing-masing. Ruby memunggungi Thomas,begitu juga sebaliknya. Ruby menyikat giginya,mulai menggunakan sabun dan shampo pada rambutnya.
"Hm," Thomas tiba-tiba memeluk Ruby.
"Astaga sayang," Ruby terkejut dan hampir saja terjatuh.
Dengan malu-malu Ruby melepaskan pelukan Thomas.
"Aku akan membilas rambutku dulu," Ruby membuat alasan.
"Perlu aku bantu?" Thomas menawarkan bantuan untuk membilas sisa shampo di rambut Ruby.
"Tidak apa,aku bisa sendiri. Selesaikan mandinya," kata Ruby.
"Aku sudah selesai," jawab Thomas.
"Kenakan pakaianmu," Ruby berusaha mencari cara agar Thomas tidak melihatnya.
"Tidak usah malu. Lagi pula aku sudah pernah melihatnya," kata Thomas sambil tertawa.
Ruby menepuk dada Thomas karena merasa malu. Dan akhirnya Thomas membantu Ruby membilas rambutnya.
"Selesai. Ayo kenakan pakaianmu," kata Ruby. Ia berusaha berjalan keluar dari air,dengan sedikit kesakitan karena menginjak batu-batu sungai,ia sampai di tepi sungai. Tepat di sebuah batu besar mereka meletakkan pakaian masing-masing.
"Naiklah," Thomas mengulurkan tangan pada Ruby. Ia naik ke batu besar dan duduk di sana setelah memakai celananya.
"Tidak. Aku mau memakai pakaianku," kata Ruby menolak.
Thomas menarik Ruby dengan paksa. Ruby berbaring di atas batu besar itu. Thomas duduk di sampingnya dan mendekatkan kepalanya ke kepala Ruby.
"Apa yang kau lakukan? Disini sangat dingin," Ruby meraih pakaiannya dan bangun.
"Aku merindukanmu. Seharian kau pergi meninggalkanku," ujar Thomas.
Tangan Thomas mengusap-usap kepala Ruby dengan rambut yang masih basah. Sentuhan tangan Thomas ditambah udara yang dingin membuat tubuh Ruby semakin merinding.
Thomas sangat merindukan kekasihnya itu karena biasanya mereka jarang berpisah untuk waktu yang lama. Thomas terus menatap Ruby yang membuat Ruby kebingungan.
"Mau bermain game lagi?" tanya Thomas.
"Tentu saja," Ruby tidak bisa menolak tawaran Thomas.
Ruby nyaris berteriak.
Thomas menikmati suasana dimana heningnya malam yang dingin ditambah gemericik air sungai dan teriakan Ruby yang memecah malam membuat suasana hatinya bahagia. Air mengalir di kaki Ruby dan Thomas menyelesaikan permainannya.
"Sayang," Thomas mengangkat tubuh Ruby dan menggendongnya menuju gubuk.
Ruby mengeringkan rambutnya dan mengenakan pakaian tebal.
"Sayangku," Thomas mengecup pipi Ruby.
Ruby menatap Thomas dengan tatapan manja. Ia mendorong Thomas ke kasur kemudian berbaring di sampingnya.
Dengan pakaian hangatnya yang tebal,Ruby tidur di dada Thomas. Menggelitiki perut Thomas dengan jarinya yang usil membuat Thomas kegelian.
"Kenapa tidak kau selesaikan?" tanya Ruby.
"Kau mau melanjutkannya?" Thomas menatap Ruby dengan semangat.
"Tentu saja,sayangku," jawab Ruby yang merasa permainan mereka berhenti di tengah jalan.
Thomas dan Ruby berteriak sambil tertawa kencang. Mereka tidak peduli jika ada orang yang mendengar keributan yang mereka perbuat.
Sekitar 15 menit mereka bermain-main sampai akhirnya suara gemuruh langit yang cukup keras menghentikan mereka.
"Oh,hentikan," seru Ruby.
"Hujan lagi ya," kata Thomas sambil melihat jendela kayu tanpa kaca.
"Baik jika begini terus rencana kabur kita akan kacau," Ruby sangat menikmati malam itu namun sedikit was-was rencana mereka melarikan diri akan terhalang badai.
"Oh Tuhan. Thomas!" Ruby mengigit lengan Thomas.
"Aku akan menyelesaikan game yang aku mulai," bisik Thomas pada Ruby.
Ruby yang memahami maksud Thomas hanya pasrah menerima kekalahan keduanya malam itu.
"Baik,aku pemenangnya," Thomas memeluk Ruby dengan erat.
Permainan mereka pun berakhir malam itu.
Beberapa waktu berjalan dalam keheningan. Thomas dan Ruby masih saling berpelukan,menatap satu sama lain dan mengungkapkan perasaan cinta mereka masing-masing.
"Sayang. Kau khawatir?" Thomas tertawa.
"Hahahaha biarkan saja. Aman," jawab Ruby.
"Ayo kita buat kesepakatan," sambung Ruby.
"Kesepakatan tentang apa?" Thomas sangat penasaran.
"Mulai sekarang,masalah sekecil apapun yang terjadi di antara kita harus kita komunikasikan. Kita tidak boleh diam satu sama lain," terang Ruby.
"Baiklah. Aku setuju,sayang," jawab Thomas sambil memeluk Ruby dengan erat.
Hari yang penuh dengan emosi yang cukup menguras tenaga berakhir malam itu. Permainan yang mereka mainkan pada hari itu juga cukup membuat mereka lelah dan tertidur lelap ditengah badai yang kembali melanda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments