Jam dinding sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Ruby masih belum tidur padahal ia harus berangkat kuliah pagi-pagi. Sebenarnya, Ruby kuliah siang tetapi di hari-hari tertentu ia mendapatkan kelas pagi.
"Apa yang baru saja aku lakukan?" ia bertanya pada bayangannya di cermin.
Ada notifikasi masuk dari Sam.
"Lupakan semua. Terimakasih untuk hari ini," isi pesan itu.
Ruby melempar ponselnya dan tidur.
Matahari sudah terbit,Ruby tidak sempat tidur 5 menit pun. Ia pergi ke kampus dengan rasa kantuk yang menyerang dirinya.
"Selamat pagi Ruby," sapa Albert.
"Oh! Selamat pagi Albert," Ruby terkejut karena tiba-tiba Albert muncul di sampingnya.
"Sepertinya kamu mengantuk," kata Albert.
Ruby tersenyum karena merasa malu.
"Aku tidak bisa tidur tadi malam," jawab Ruby.
Albert mengajak Ruby makan bersama sepulang kuliah nanti. Evelyn juga berencana untuk ikut dan mereka makan bertiga,tapi tiba-tiba ia mendapat panggilan mendesak dari rumahnya.
"Ruby,aku tau kita teman baru tapi aku ingin sedikit bercerita. Apa boleh?" tanya Albert pada Ruby.
"Tentu saja. Aku senang jika kau mau berbagi cerita denganku," jawab Ruby.
"Sebenarnya aku menyukai Evelyn," kata Albert.
"Bukankah kalian baru saling mengenal?" tanya Ruby.
"Pertama kali aku bertemu dengan Evelyn di kelas,aku merasa nyaman berbincang dengan dia. Bahkan kami saling menelepon satu sama lain," terang Albert.
"Saling menelepon? Mungkin dia juga tertarik padamu. Kalau tidak,mana mungkin dia mau merespon bahkan menelepon?"
Wajah Albert tampak sumringah. Lalu ia pergi lebih dulu.
Kylie datang menghampiri Ruby yang masih duduk di kantin.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Kylie.
"Sebenarnya tadi malam…"
"Apa?!"
"Sebenarnya itu yang pertama," jawab Ruby.
"Astaga. Kau ini bodoh atau apa," kata Kylie yang kesal dengan temannya.
"Itu semua terjadi begitu saja," jawab Ruby.
"Ceritakan secara rinci sekarang juga," tuntut Kylie.
"Tadi malam dia menanyakan letak toilet. Setelah aku mengantarnya,aku kembali ke ruang tamu. Dia datang dari toilet dan langsung memelukku. Aku berusaha melepaskan pelukannya,tapi dia malah memelukku semakin erat. Aku tidak bisa berbuat banyak dan dia menciumiku," terang Ruby.
"Sudah aku peringatkan untuk hati-hati. Sekarang apa dia masih menghubungimu?"
"Subuh tadi dia menghubungiku. Apa yang harus aku lakukan?"
"Aku tidak tau," jawab Kylie.
"Sam?!"
"Mana?"
Ruby mendapat pesan dari Sam bahwa ia ingin bertemu nanti malam.
"Kenapa harus malam?" tanya Kylie.
Ruby terkejut karena Kylie ikut membaca pesan yang dikirim oleh Sam.
"Sam kuliah malam jadi dia hanya ada waktu saat malam hari," jawab Ruby.
"Kau terus saja membelanya. Apa karena ciuman pertamamu itu?"
"Tidak. Bukan itu. Ayo kita pulang," kata Ruby sambil merogoh sakunya untuk mengambil kunci mobil.
Hari sudah malam. Seharusnya Sam sudah pulang dari kampus. Benar saja,Sam datang dengan motornya serta dengan sebuah bingkisan kecil di tangannya.
"Ini untukmu," kata Sam sambil memberikan bingkisan itu.
"Terimakasih," jawab Ruby gugup.
"Maafkan aku. Itu… Tadi malam."
"Lupakan saja. Ayo masuk," kata Ruby pada Sam.
Mereka berbincang-bincang cukup lama dan perbincangan mereka terputus saat Kylie datang ke rumah Ruby.
"Kylie. Ada apa?"
"Aku merasa dia tidak baik. Sebaiknya aku menemanimu," jawab Kylie.
"Jangan khawatir. Tidak akan terjadi sesuatu," Ruby berusaha memberi pengertian pada Kylie.
"Jika kau bisa menahan diri pasti tidak akan terjadi sesuatu. Tapi aku ragu kau bisa melakukannya," canda Kylie.
"Kylie hentikan. Aku dan Sam juga tidak menjalin hubungan khusus. Tidak mungkin aku melakukan hal-hal aneh bersamanya."
"Hal-hal aneh? Hubungan khusus? Jadi kalau kalian sampai menjalin hubungan khusus kau akan melakukan itu dengannya?"
"Melakukan apa? Kylie,bersihkan pikiranmu."
Kylie hanya tertawa dan pergi meninggalkan Ruby setelah melakukan perbincangan yang sangat singkat. Ruby kembali masuk ke ruang tamu.
"Ada apa?" tanya Sam.
"Itu temanku,dia memang anak yang aneh."
"Hubungan khusus?" tanya Sam.
"Oh! Itu… Kau mendengarnya?"
"Tadi aku keluar mengambil kunci motorku dan tidak sengaja mendengarnya."
"Lupakan saja. Dia hanya bercanda," kata Ruby.
"Baiklah. Aku datang kesini sebenarnya ingin meminta maaf dan memberikan hadiah ini."
"Sam,malam sudah laut. Apa kamu diizinkan pulang larut malam?"
"Tenang saja. Aku sudah terbiasa," jawab Sam.
Suasana hening sesaat. Sam meminta Ruby membuka hadiah yang ia berikan.
"Wah. Hairpin nya sangat cantik," seru Ruby.
Ruby memang sangat menyukai aksesoris dengan bentuk yang lucu tapi mewah.
Sam memberikan Ruby hairpin dengan berhiaskan permata imitasi.
"Sam,terimakasih. Aku sangat menyukainya."
"Sama-sama. Aku senang kau menyukainya."
Sam mengambil hairpin itu dan memakaikannya di rambut Ruby. Ruby agak terkejut tapi senang.
"Sangat cantik," kata Sam.
"Kamu pandai memilih hairpin nya," jawab Ruby.
"Bukan hairpin nya,tapi kamu."
Wajah Ruby berubah merah dan tersenyum.
"Baiklah Ruby,kau harus beristirahat karena besok ada tempat yang harus kita kunjungi," kata Sam.
"Tempat? Tempat apa?"
"Karena besok hari minggu aku mau mengajakmu pergi. Apa kamu ada waktu?"
"Oh. Kebetulan aku tidak ada acara."
"Besok aku jemput jam 8 malam. Sekarang aku pulang dulu," kata Sam berpamitan.
Sam menghidupkan motornya kemudian pergi meninggalkan Ruby sendirian di rumahnya.
***
Matahari terbit. Ruby bangun pagi lalu memasak sarapan untuk dirinya sendiri. Dua butir telur rebus setengah matang,satu buah roti gandum panggang dan saus tomat serta segelas susu menjadi menu sarapan Ruby sebelum dia pergi untuk lari pagi.
Suasana hati Ruby sangat bahagia karena nanti malam akan pergi bersama Sam.
Ia pergi berolahraga setelah membalas pesan dari Sam yang mengingatkan acara nanti malam.
Selesai olahraga,Ruby menyelesaikan semua tugas-tugas kuliahnya hingga malam lalu bersiap-siap menemui Sam.
Sam datang tepat pukul 8 malam kemudian mereka berangkat.
"Kita akan pergi kemana?"
"Ke rumah temanku."
"Untuk apa kita pergi ke rumah temanmu?" tanya Ruby yang agak terkejut.
"Sebenarnya temanku pergi ke luar kota. Dia meminta tolong padaku untuk memberi makan anjing-anjingnya. Dan aku malas di rumah bersama kakakku yang sangat cerewet jadi lebih baik kita menghabiskan waktu berdua."
"Menghabiskan waktu berdua?"
"Iya. Kita bisa melakukan banyak hal nanti," jawab Sam.
Mereka pergi dengan mengendarai motor selama 30 menit,sampai akhirnya mereka tiba di rumah teman Sam.
"Pertama,aku akan memberi makan anjing-anjing ini dulu. Kamu duduklah." ujar Sam sambil menunjuk anjing-anjing yang berada di sebuah kandang besar berwarna putih.
Ruby duduk di ruang tamu. Rumah teman Sam cukup besar dengan desain klasik tapi elegan.
"Aku sudah selesai. Ayo kita nonton," ajak Sam.
Mereka berjalan ke ruang keluarga. Di ruangan itu biasanya Sam dan temannya menonton film.
"Kamu suka film apa?" tanya Sam.
"Semua genre film aku suka," jawab Ruby.
"Baiklah. Ayo kita menonton film ini,biasanya perempuan suka," kata Sam.
Ruby hanya diam tapi penasaran dengan film yang diputar oleh Sam.
"Mereka membuatku iri," celetuk Ruby saat menonton adegan romantis dalam film itu.
"Kau pasti sangat menyukai diperlakukan seperti wanita itu."
"Tentu saja,semua wanita menyukai perhatian lebih dari prianya."
Sam memegang tangan Ruby.
"Ruby. Aku menginginkanmu."
"Menginginkan apa?"
Sam bangun dan mematikan lampu.
"Sam,aku tidak mau!"
Sam diam dan terus mendekati Ruby.
"Hentikan!"
Sam memeluk Ruby dengan erat. Ruby berusaha melepaskan diri sambil memohon agar Sam menjauhinya.
"Sebenarnya dari kemarin aku ingin mengatakan sesuatu tapi temanmu itu mengganggu," kata Sam.
"Sam tolong hentikan. Katakan saja tanpa memelukku."
"Jika aku memaksa?"
"Sam,kau tidak bisa seperti ini. Hentikan!!"
Sam menindih Ruby di sofa. Ia mulai menyentuh pundak Ruby. Ruby berkeringat dingin. Ia sangat ketakutan.
"Sam aku mohon. Jangan lakukan hal seperti ini. Kita lanjutkan saja menonton film," kata Ruby memohon sembari membujuk Sam.
"Kau sangat cantik hari ini," jawab Sam.
Ruby berusaha melepaskan tangan Sam dari rambutnya tapi Sam malah mencengkram kerah baju Ruby seakan-akan ingin menghajarnya. Ruby mendorong Sam dan berhasil melepas cengkeramannya. Namun,Sam berhasil menangkap Ruby kembali. Mereka seperti kucing dan anjing yang berlari-lari di dalan ruangan.
"Aku bisa melaporkanmu ke polisi," ancam Ruby.
Sam menarik Ruby dan membekap wajah Ruby dengan bantal.
"Berani-beraninya kau mengancamku," bentak Sam.
Sam menampar Ruby dan menjambak rambutnya kemudian kepala Ruby dibenturkan ke meja. Ruby masih sadar tapi hampir kehilangan kesadaran. Ia dalam keadaan lemas. Melihat keadaan Ruby,Sam semakin berani. Ruby tidak sadarkan diri…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Je Moeljani
Annyeong👋👋👋
✓mampir
✓2 like
Sukses dan selalu semangat ya kakak Author❤️❤️❤️
Jangan lupa dukung karyaku ya..
Gomawo🙏🙏🙏
From 'Hope for Happy Ending'
2021-02-19
1
Nia
apa2an laki2 itu....!!!!!
padahal di bab 1 masih adem ayem loh. Thor, kau berhasil mengejutkanku!
2021-02-14
1