Tidak terasa sudah tiga bulan Ruby berkuliah. Ia juga sudah sangat dekat dengan teman-temannya di kelas walaupun belum semua. Ruby merasa tidak nyaman di hari pertamanya melaksanakan ujian tengah semester. Thomas terus menatap Ruby dan membuat Ruby tidak nyaman. Namun Thomas seakan-akan tidak peduli bahwa Ruby tidak nyaman karena ia tatap. Suasana di kelas hening padahal dosen pengawas belum masuk ke ruang ujian. Teman-teman sekelas seakan-akan mengetahui bahwa ada sesuatu yang terjadi diantara "pasangan baru" mereka. Beberapa teman yang tidak tau apa-apa berbisik satu sama lain menanyakan ada apa. Kenapa suasana kelas begitu hening dan tegang.
Dosen pengawas masuk kedalam kelas. Ujian pun dimulai. Ava memberi semangat pada Ruby,begitu juga sebaliknya.
Satu setengah jam berlalu,Thomas telah selesai mengerjakan ujiannya. Ia mengumpul lembar jawaban ke depan kelas lalu berjalan pelan di depan meja Ruby. Ia menoleh ke arah Ruby.
"Semangat," kata Thomas sambil tersenyum lebar.
Ruby tersenyum sesaat namun kemudian ia ingat kejadian kemarin yang membuatnya kembali kesal. Semua anak telah selesai mengerjakan ujian dan mahasiswa yang terlebih dahulu menyelesaikan ujian tadi dipersilahkan masuk ke kelas.
Tempat duduk di samping Ruby kosong. Thomas duduk di samping Ruby. Ia berbisik.
"Ada yang ingin aku bicarakan nanti," bisik Thomas pada Ruby.
Ruby hanya mengangguk. Thomas mengetahui bahwa mood Ruby sedang tidak terlalu bagus dan tentu saja itu semua karenanya.
***
Jam pulang kampus tiba. Ruby menunggu hingga semua teman-temannya pulang. Kemudian Thomas datang menemuinya di dalam kelas. Hanya ada mereka berdua di tempat itu.
"Kamu marah?" tanya Thomas.
"Tidak," Ruby menjawab sambil menundukkan kepalanya.
"Aku benar-benar sudah tidak tertarik dengan Evelyn," Thomas mulai mengatakan apa yang sebenarnya ingin ia katakan sedari kemarin.
"Aku panik melihatmu seperti itu kemarin," sambung Thomas.
"Kemarin? Memangnya apa yang aku lakukan kemarin sampai membuatmu panik?" tanya Ruby.
"Saat kau keluar dari kelas. Aku tau kamu marah. Jangan disembunyikan," kata Thomas.
"Kalau kau memang menyukainya ya sudah," kata Evelyn.
"Tidak!" Thomas menegaskan.
"Kau juga mengatakan suka padaku secara mendadak. Aku tidak mau hanya cinta sesaat," kata Ruby.
"Maksudku,suka sesaat.." Ruby menyambung perkataannya.
"Aku sudah bilang aku nyaman bersamamu. Kamu berbeda," kata Thomas.
"Baiklah. Sudah?"
"Apanya?" Thomas tidak mengerti dengan maksud dari pertanyaan Ruby.
"Pertanyaannya. Itu saja yang ingin kau tanyakan? Kalau begitu aku mau pulang agar bisa belajar untuk besok," kata Ruby.
"Baik. Ayo pulang," Thomas mengikuti Ruby dari belakang dan mengantarnya menuju parkiran.
***
Malam tiba. Ruby sudah menyelesaikan semua tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Ia berencana untuk beristirahat lebih awal tapi entah mengapa rasa kantuk yang ia rasakan ketika sedang mengerjakan tugas tadi tiba-tiba hilang.
Ruby mengambil ponselnya,membuka instagram dan melihat story orang-orang yang ia follow.
"Wah sungguh romantis," gumamnya.
Ia sedang melihat foto makanan,coklat dan snack yang dipasang di story temannya. Orang-orang membuat caption "semangat ujiannya".
"Beruntung sekali mereka yang mendapat support seperti ini," Ruby merasa sedikit iri.
Ia kemudian membuka pinterest nya dan mencari gambar coklat kemudian ia pasang di instagram story nya sambil tertawa.
Belum 5 menit story itu terkirim,sudah 30 orang followersnya yang melihat story itu,termasuk Thomas.
Sebuah DM masuk,tertulis "balasan dari cerita anda".
Ternyata DM itu dari Thomas,ia memberikan komentar "tunggu besok akan aku berikan."
Ruby sangat terkejut tapi juga senang. Sebenarnya Ruby tidak berniat memberi kode namun ternyata Thomas adalah pria yang peka. Dengan hati yang berbunga-bunga,Ruby memutuskan untuk tidur.
***
"Waktu habis. Kumpulkan lembar jawaban kalian!" kata dosen pengawas.
Semua mahasiswa maju ke depan untuk mengumpulkan lembar jawaban. Tapi ada juga beberapa anak yang memanfaatkan kesempatan itu untuk mencontek jawaban pada teman yang lain. Seperti biasa,Thomas selalu selesai lebih awal daripada Ruby. Kerja sama anak-anak di bangku belakang memang selalu solid,tidak seperti anak-anak yang duduk di bangku depan. Mereka bersaing untuk mendapatkan nilai terbaik dengan usaha mereka sendiri. Bisa dikatakan mereka lebih individual,termasuk Ruby.
Setelah mengumpul tugas,Ruby bergegas pergi ke toilet. Sebenarnya ia dan Thomas sudah berjanji untuk bertemu di toilet karena itu satu-satunya tempat yang aman.
Thomas sudah menunggu Ruby. Ia tampak gugup.
"Ini untukmu," Thomas menyodorkan sebatang coklat untuk Ruby.
Dengan malu-malu,Ruby mengambil coklat itu.
"Terimakasih Thomas," kata Ruby.
Setelah pertemuan singkat itu,mereka kembali ke kelas.
"Tadi kau kemana?" tanya Ava.
"Aku pergi ke toilet," jawab Ruby.
"Penelope tadi mencari mu," Ava memberitahu Ruby.
"Apa dia menitipkan pesan?"
"Tidak. Dia hanya menanyakan dimana kau berada saja," jawab Ava.
"Baiklah. Aku mau belajar dulu," kata Ruby.
Ruby mengambil bukunya lalu berusaha mempelajari ulang materi yang akan diujikan di jam kedua nanti. Waktu istirahat hanya tersisa lima menit dan ia membaca-baca ulang materi yang sudah ia pelajari tadi malam.
"Lihat anak cerdas kita," kata seseorang yang duduk di bangku belakang. Fokus Ruby tidak terganggu. Bahkan ia tidak melihat ke arah orang yang berbicara.
Ketika Ruby merasa orang-orang memperhatikannya,ia baru merasa bahwa anak cerdas yang dimaksud adalah dirinya.
Namun ia tidak menggubris perkataan itu.
Kretek..
Suara pintu terbuka. Anak-anak berhamburan ke kursi masing-masing karena mengira dosen pengawas sudah masuk kelas. Tapi ternyata itu adalah Thomas. Seisi kelas menyoraki Thomas dan ia hanya tertawa.
Thomas menyuruh Ruby menaruh bukunya karena dosen sedang menaiki tangga dan sebentar lagi sampai di kelas.
Dosen pengawas masuk kedalam kelas. Tidak seperti biasanya,Ruby tidak merasa tegang sama sekali. Ia justru merasa sangat bahagia. Teman-teman yang duduk di sebelah Ruby memperhatikan Ruby yang tersenyum-senyum sendiri. Tapi ia segera menyadari dan berusaha mengendalikan dirinya. Ujian tengah semester jam kedua dimulai.
***
Semakin hari Ruby dan Thomas semakin dekat walaupun mereka tidak mengumbarnya di depan teman-teman.
"Ruby sini," panggil Penelope.
Ruby menghampiri Penelope,Ava dan Lauren di kantin. Mereka banyak bercerita seakan-akan sudah lama berteman.
"Penelope menyukai seseorang," kata Ava.
"Apa? Siapa?" tanya Ruby.
"Ada. Nanti kalian tau sendiri," jawab Penelope sambil tertawa cekikikan.
"Mencurigakan," Lauren berusaha menerka-nerka siapa yang disukai oleh Penelope.
"Anak kampus sini?" tanya Ava.
Penelope hanya mengangguk sambil terus tertawa.
"Satu fakultas dengan kita?" Lauren mulai mendalami informasi.
Penelope kembali mengangguk.
"DI KELAS KITA?" Ruby bertanya dengan nada tinggi.
Penelope kaget tapi ia mengangguk dan tertawa lagi.
"Penelope.. Apa mungkin.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments