Lauren mencubit lengan Ruby karena dosen memperhatikan mereka yang asik mengobrol sedari tadi.
"Kita bicarakan nanti," jawab Lauren.
Kelas usai,Ruby makan di kantin dengan teman-teman barunya. Lauren menghampiri Ruby.
"Akan aku jelaskan nanti tentang apa yang aku katakan," kata Lauren sambil berlalu.
Ruby kebingungan,ia bertanya-tanya kenapa Lauren mengetahui tentang dia dan Sam.
***
Hari sudah sore,Ruby bersiap-siap pergi ke rumah Kylie. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi karena hampir terlambat menjemput Kylie. Sekitar 15 menit,Ruby sampai di rumah Kylie. Kylie sudah menunggu di depan gerbang.
"Kau tertidur lagi?" tanya Kylie.
"Sebenarnya aku sedang memikirkan sesuatu sambil mengerjakan tugas. Tapi tiba-tiba aku tertidur di meja," jawab Ruby.
Mereka berangkat ke cafe,disana Kylie mengisi event dengan bernyanyi.
Kylie menaiki panggung setelah menyelesaikan persiapan. Ia mulai bernyanyi. I'll Always Love You adalah lagu yang ia pilih untuk dinyanyikan pada hari itu.
"Lagu yang indah," kata Ruby pada dirinya sendiri sambil menghela nafas panjang.
"Lebih indah lagi kalau dinyanyikan oleh orang yang spesial,kan?" tanya seseorang di belakang Ruby.
Ruby terkejut dan sedikit gugup. Lalu ia tersenyum.
"Aku tidak menyangka kita akan bertemu disini," kata Thomas.
"Ah,iya. Kamu datang dengan siapa?"
"Sendiri. Aku sendiri," jawab Thomas.
"Oh,itu. Baiklah." Ruby langsung memalingkan wajah.
Thomas hanya tersenyum melihat sikap Ruby.
"Hey,Ruby. Boleh aku duduk di sampingmu?" tanya Thomas.
"Hm. Aku harus pergi," Ruby bangun dan bergegas pergi.
Malam semakin larut,Kylie sudah menyelesaikan penampilannya di atas panggung.
"Bagaimana penampilanku tadi?"
"Bagus,tentu saja. Suaramu sangat indah," puji Ruby.
"Kamu tidak menonton seluruh penampilanku. Ada apa?"
"Tadi aku bertemu Thomas," jawab Ruby.
"Lalu?"
"Dia ingin duduk di sampingku?"
"Apa ada masalah?" tanya Kylie.
"Entah kenapa aku merasa gugup tiap kali berhadapan dengan pria. Aku takut," jawab Ruby.
"Apa yang kamu takutkan?"
"Aku takut kejadian bodoh seperti dulu terulang," Ruby menghela nafas.
"Tenangkan dirimu. Kamu hanya perlu belajar dari kesalahan kemarin. Jangan terburu-buru," saran Kylie.
Ruby kemudian mengantar Kylie pulang.
***
Sudah seminggu Ruby menjalani hidup sebagai seorang mahasiswa. Ia sangat bersemangat mengikuti setiap perkuliahan dan mengerjakan tugas. Ia juga memiliki banyak teman-teman baru dan makin akrab dengan mahasiswa di kelasnya.
"Ruby,pulang kuliah ayo kita makan bersama," ajak Ava.
"Baiklah. Ajak teman-teman yang lain juga ya," jawab Ruby.
Mereka makan bersama di kantin. Ada Ava,Lauren,Dapnhe,Penelope dan Rosa. Mereka semakin hari semakin akrab.
"Hai,boleh aku bergabung?" tanya Albert yang tiba-tiba datang tanpa mereka sadari.
"Tentu saja," jawab Lauren.
Albert memesan makanan lalu duduk dengan mereka.
"Bagaimana hubunganmu dengan Ruby?" tanya Penelope sambil tersenyum lebar.
"Hubungan apa?" tanya Ruby dengan nada tinggi.
"Kenapa kau tampak begitu terkejut?" tanya Lauren.
Dapnhe,Ava dan Albert hanya tertawa kecil.
"Kami teman baik seperti yang kalian lihat," kata Albert.
"Aku ragu kalian hanya berteman. Sepertinya lebih dari itu,selesai kelas kau pasti menghampiri Ruby dan mengabaikan teman-teman yang lain," kata Rosa.
Ruby dan Albert saling menatap dan terdiam.
"Ayo habiskan makanan kalian," kata Ruby.
Mereka saling menatap dan tersenyum kemudian menghabiskan makanan mereka.
"Baiklah kami pulang dulu,kalian lanjutkan saja kencannya," ledek Ava.
"Siapa yang kencan? Aku sedang menunggu jemputan," jawab Ruby.
Mereka kemudian pulang,kecuali Ava.
"Kenapa kamu tidak pulang bersama mereka?" tanya Ruby.
"Aku akan menemanimu hingga jemputan mu datang," jawab Ava.
"Tidak perlu. Aku saja yang menemani Ruby," sahut Albert yang datang dengan motornya.
Ruby dan Ava saling bertatapan lalu Ava tertawa.
"Ternyata benar rumor yang beredar," kata Ava yang tidak bisa menghentikan tawanya.
"Rumor apa?" tanya Albert.
"Rumor yang mengatakan kalian berkencan."
"Kencan apa,kami pergi bersama saja tidak pernah," saut Ruby.
"Kau yakin?" Ava kemudian tersenyum.
Albert duduk diantara Ruby dan Ava.
"Hey kau,tutup mulut lah."
"Tutup mulut untuk apa?" tanya Ava.
"Jangan menyebarkan rumor," jawab Albert.
"Aku tidak menyebarkan rumor. Tapi begitulah yang beredar di kelas," bantah Ava.
"Beredar di kelas? Anak-anak di kelas mempercayai rumor tidak berdasar ini?" tanya Ruby.
"Ya,begitulah. Dari awal kalian tampak dekat," jawab Ava.
Ava pergi meninggalkan Ruby dan Albert di pos satpam.
"Maaf kalau rumor ini membuatmu tidak nyaman. Aku harap hal ini tidak mempengaruhi hubungan kita," kata Albert.
"Apa yang kamu katakan? Aku tidak terpengaruh dengan rumor-rumor seperti ini jadi santai saja. Faktanya kita hanya berteman baik kan," kata Ruby.
"Sepertinya di kelas memang benar ada yang menyukaimu," kata Albert.
"Entahlah. Saat ini aku tidak tertarik dengan urusan cinta," jawab Ruby.
Tentang rumor yang beredar antara Ruby dan Sam hanya diketahui oleh beberapa orang di kelas dan justru karena rumor itu mereka menjadi akrab. Sehari setelah kejadian yang hampir saja menodai Ruby,beberapa orang mengetahui apa yang terjadi antara Ruby dan Sam. Hal itu memang hanya diketahui oleh sedikit teman Ruby,tapi teman-teman Sam hampir semua mengetahuinya. Sayangnya,kejadian itu ditambah-tambah dengan rumor yang tidak pernah terjadi dan tentu saja mencoreng nama Ruby karena dikatakan Ruby mengajak Sam ke rumah itu berdua. Hal itu membuat Ruby sempat down dan Sam juga sempat menghubungi Ruby kembali. Namun,entah apa yang dikatakan Albert pada Sam,Sam tidak pernah menghubungi Ruby lagi sejak saat itu.
"Ruby. Aku ingin mengatakan sesuatu. Setelah ini kau boleh membenciku," kata Albert.
"Ada apa,Albert?
"Saat aku pergi ke tempat dimana kamu dan Sam berada,aku mengajak temanku. Aku tidak bisa mengungkapkan identitasnya kepadamu tapi dialah sumber dari rumor yang beredar," terang Albert.
"Maksudmu? Rumor antara aku dan Sam?"
"Iya. Untuk itu aku sangat meminta maaf padamu. Aku sudah menyuruhnya berhenti menyebarkan rumor tidak berdasar itu dan dia juga meminta maaf. Tapi dia tidak berani bertemu denganmu secara langsung."
"Hah! Setelah menuduhku melakukan sesuatu yang tidak pernah aku lakukan sekarang dia tidak berani bertemu denganku? Ada masalah apa dia denganku?" Ruby tampak emosi.
"Maafkan aku,Ruby. Aku sungguh meminta maaf," jawab Albert.
"Albert,aku tidak marah. Ini bukan salahmu jadi berhentilah menyalahkan diri sendiri," jawab Ruby.
"Aku akan berusaha meyakinkannya untuk meminta maaf secara langsung padamu."
"Baiklah. Aku ingin bertemu dengannya. Aku tidak akan bertindak macam-macam. Aku hanya ingin tau apa yang dia inginkan sehingga menyebarkan rumor yang mencoreng namaku. Memangnya aku wanita macam apa,mengajak pria tidur berdua."
"Maafkan aku."
"Albert,berhentilah minta maaf!"
"Baiklah,mana jemputan mu?"
"Entahlah. Mungkin macet," jawab Ruby.
"Ayo,aku antar kamu pulang," Albert bergegas mengambil motornya.
"Tapi,helmnya..."
Albert tersenyum dan mengambil helm entah milik siapa.
"Aku pinjam ini,nanti aku kembalikan."
Albert mengantar Ruby pulang ke rumahnya dengan motor dan helm yang entah milik siapa. Sebenarnya Ruby bisa saja pulang dengan berjalan kaki,namun karena kakak sepupunya yang tidak lain adalah ibu dari Amy menawarkan jemputan,maka Ruby tetap menunggu. Sebelum pulang dengan Albert,Ruby menghubungi kakak sepupunya itu lebih dulu.
***
"Kak,nanti akan ada tamu," kata Amy.
"Tamu? Tamu apa?"
"Tamu ibuku,mereka akan datang kemari," jawab Amy.
Ruby memang anak yang anti sosial. Dia tidak terlalu suka bergaul dan sangat pemalu. Dia paling tidak suka menerima tamu dari keluarganya,kecuali tamunya sendiri.
"Aku harus melarikan diri," kata Ruby pada dirinya sendiri.
Ruby bergegas mandi dan siap-siap untuk pergi tanpa tujuan. Yang terpenting baginya,dia keluar rumah dan tidak bertemu dengan tamu-tamu kakak sepupunya.
"Amy aku harus pergi. Ada urusan yang sangat mendesak," kata Ruby pada Amy. Ia mengambil helmnya dan berjalan menuju jalan raya. Ia hanya mondar mandir di pinggir jalan.
"Ah. Kenapa aku melupakan Albert?"
Ruby menelepon Albert dan mengajaknya pergi ke toko buku. Albert dengan senang hati mau menemani Ruby.
Tin.. Tin...
Albert datang menghampiri Ruby yang berjongkok di pinggir jalan.
"Ruby.. Astaga Ruby," Albert tertawa terbahak-bahak.
Ruby langsung naik ke motor Albert dan mereka pergi ke toko buku bersama.
"Ada apa? Tumben kamu mengajak aku pergi bersama," tanya Albert.
"Sebenarnya di rumahku ada tamu dan aku malas meladeni jadi aku memilih kabur."
"Kalau tidak ada tamu kamu tidak akan mengajakku pergi?"
"Tentu saja kita tetap pergi. Sebenarnya ada tempat yang ingin aku datangi bersamamu," jawab Ruby.
"Bisa kita pergi ke tempat itu sekarang?"
"Nanti setelah datang dari toko buku saja," sahut Ruby.
Mereka akhirnya sampai di toko buku. Buku-buku bergenre misteri pertama kali menarik perhatian Ruby. Ia memang salah satu penggemar misteri baik dari film hingga novel.
"Wah,Agatha Christie. Penulis favoritku," kata Ruby pada Albert.
"Kamu sangat menyukai misteri,ya?"
"Haha iya. Genre misteri baik di novel ataupun film membuatku berpikir keras memecahkan teka-teki yang ada di dalamnya," jawab Ruby.
Ruby membeli salah satu dari dua buku yang sangat ia inginkan.
"Kamu akan aku beli bulan depan ya,kalau sekarang bisa-bisa aku tidak punya uang jajan lagi," kata Ruby yang berbicara pada salah satu novel yang ia inginkan. Albert hanya tertawa melihat tingkah Ruby lalu mereka pergi.
"Sebaiknya kita makan dulu," ajak Albert.
"Baiklah. Aku traktir," jawab Ruby.
"Tidak. Aku yang traktir."
"Tapi aku yang mengajakmu pergi. Jadi aku yang traktir."
"Tapi aku yang mengajakmu makan,jadi aku yang traktir," Albert tersenyum dan memesan makanan di salah satu gerai yang letaknya dekat dengan toko buku.
"Ruby,tunggu disini. Aku mau ke ATM sebentar," Albert berlalu meninggalkan Ruby.
Sekitar 15 menit menunggu,makanan akhirnya datang tapi Albert tidak kunjung datang. Ruby tentu saja tidak mau makan tanpa adanya Albert.
"Ruby,kenapa tidak makan?" Albert datang dengan nafas terengah-engah.
"Ada apa? Kenapa lama sekali?"
"Tadi aku langsung ke toilet. Ayo makan," Albert mengambil makanannya. Mereka kemudian makan bersama.
"Tempat apa yang ingin kamu kunjungi bersamaku?" tanya Albert.
"Ayo kita ke pantai," ajak Ruby.
"Pantai? Tentu saja!"
Albert memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Ruby ketakutan dan memeluk pinggang Albert.
"Albert jangan ngebut!!" seru Ruby sambil tertawa.
Tapi Albert tetap ngebut hingga sampai di tujuan mereka. Mereka turun dan mulai berjalan di jalan setapak tepi pantai. Di pinggir pantau banyak kafe dengan gaya yang berbeda-beda.
"Kamu suka pantai?" tanya Albert.
"Sangat suka," jawab Ruby sambil tersenyum.
"Ayo duduk disana," ajak Albert sambil menggandeng Ruby ke pinggir pantai.
Mereka duduk disana,saling bercerita tentang kesulitan yang mereka alami. Semakin lama mereka semakin akrab bahkan seperti orang yang sudah kenal lama.
"Ruby,ini untukmu," kata Albert sambil memberikan Ruby sesuatu yang dibungkus dengan paper bag berwarna biru.
"Apa ini? Terimakasih ya."
Ruby membuka bingkisan itu. Isinya adalah novel yang sangat ia inginkan tadi,namun belum ia beli.
"Albert,ini. Ini harganya lumayan. Albert,terimakasih."
Ruby tidak bisa berkata-kata karena sangat senang.
"Ruby,aku menyukaimu..."
Bayangan itu kembali muncul di benak Ruby. Trauma itu.
"Albert,jangan.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Nia
gara2 si sam ini mah, kasian Ruby
2021-02-14
2